PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PENCAMPURAN SARI BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP PERUBAHAN MUTU MINYAK JELANTAH DARI PEDAGANG GORENGAN (Dikembangkan Menjadi Modul Pengelolaan Limbah untuk Pembelajaran Siswa Biologi Kelas X SMA)

(1)

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PENCAMPURAN

SARI BELIMBING WULUH (

Averrhoa bilimbi

L.) TERHADAP

PERUBAHAN MUTU MINYAK JELANTAH DARI

PEDAGANG GORENGAN

(Dikembangkan Menjadi Modul Pengelolaan Limbah untuk Pembelajaran Siswa Biologi Kelas X SMA)

SKRIPSI

DISUSUN OLEH : ADELIA KANDARI

201110070311033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(2)

ii

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PENCAMPURAN

SARI BELIMBING WULUH (

Averrhoa bilimbi

L.) TERHADAP

PERUBAHAN MUTU MINYAK JELANTAH DARI

PEDAGANG GORENGAN

(Dikembangkan Menjadi Modul Pengelolaan Limbah untuk Pembelajaran Siswa Biologi Kelas X SMA)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

DISUSUN OLEH : ADELIA KANDARI

201110070311033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Adelia Kandari Nim : 201110070311033 Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Konsentrasi dan Lama Pencampuran Sari Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Perubahan Mutu Minyak Jelantah dari Pedagang Gorengan (Dikembangkan Menjadi Modul Pengelolaan Limbah untuk Pembelajaran Siswa Biologi Kelas X SMA)

Diajukan untuk dipertanggungjawabkan dihadapan Dewan Penguji Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang


(4)

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Nama : Adelia Kandari

Tempat/Tgl. Lahir : Pamekasan, 10 April 1993 NIM : 201110070311033

Fakultas/Jurusan : KIP/Pendidikan Biologi

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Konsentrasi dan Lama Pencampuran Sari Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Perubahan Mutu Minyak Jelantah dari Pedagang Gorengan (Dikembangkan Menjadi Modul Pengelolaan Limbah untuk Pembelajaran Siswa Biologi Kelas X SMA)” adalah bukan skripsi orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pertanyaan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademis.


(5)

HALAMAN PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang dan diterima untuk memenuhi

Sebagian dari Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Biologi

Mengesahkan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang


(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

…Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang

dikerjakannya… (QS. Al-Baqarah: 286)

Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.

Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan

(QS. Alam Nasyroh : 5-6)

Dan apabila kamu sekalian menghitung nikmat Allah Subhanahu wa

ta’ala, maka tidaklah bisa menghitungnya (QS. Ibrahim : 34 )

Maka nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang engkau dustakan? (QS.

Ar-Rahman : 13)

Kupersembahkan karya yang telah ku perjuangkan dengan penuh kesabaran, keikhlasan, hingga tetesan air mata ini untuk :

Bapak Sukandar dan Ibu Tutik Erfatmawati Adikku Bagus Maulana

Terimakasih atas segala doa, kasih sayang, nasehat dan motivasinya yang tak henti tercurah untukku

Para sahabat dan orang-orang terkasih,dan teman-teman yang dengan tidak mengurangi apresiasi saya yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu.

Terima kasih untuk semua dukungan dan bantuannya selama ini., hanya Allah yang dapat membalas semua kebaikan kalian di kemudian


(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan juga inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan Judul “Pengaruh Konsentrasi dan Lama Pencampuran Sari Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Perubahan Mutu Minyak Jelantah dari Pedagang Gorengan (Dikembangkan Menjadi Modul Pengelolaan Limbah untuk Pembelajaran Siswa Biologi Kelas X SMA)”.

Penulisan skipsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan tenaga, informasi, bimbingan dan juga bantuan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Terutama pada:

1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, MM, M.Pd selaku ketua jurusan Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Drs. Samsun Hadi, M.Si selaku pembimbing I yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Dr. Ainur Rofieq, M.Kes selaku pembimbing II yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Dr. Nurul Mahmudati, M.Kes selaku kepala Laboratorium Kimia yang telah memberikan izin penelitian serta dukungan moril.

6. Orang tuaku bapak Sukandar dan ibu Tutik Erfatmawati tercinta serta adikku Bagus Maulana terima kasih atas kasih sayang dan bantuan moril maupun spiritual yang selama ini telah diberikan.


(8)

viii

7. Segenap instruktur, asisten angkatan 2013, dan karyawan Laboratorium Kimia yang telah menjadi keluarga selama di Malang.

8. Teman-teman biologi angkatan 2011 terutama sahabat-sahabat tercinta di Ohana Biology A yang telah berbagi cerita suka dan duka selama kuliah. Khususnya untuk Aulia dan Retno yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Mas Yahya yang memberi dukungan, motivasi, dan rival dalam menyelesaikan skripsi ini serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas do’a dan dukungannya.

Semoga Allah senantiasa membalas amal baik yang telah diberikan, Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL LUAR ... i

LEMBAR SAMPUL DALAM ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Batasan Masalah ... 8

1.6 Definisi Istilah ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Minyak Goreng ... 11

2.1.1 Pengertian Minyak Goreng ... 11


(10)

x

2.1.3 Sifat Minyak Goreng ... 17

2.1.4 Mutu Minyak Goreng ... 24

2.1.5 Penggunaan Minyak Goreng oleh Pedagang Gorengan ... 25

2.1.6 Minyak Jelantah ... 26

2.2 Perubahan-perubahan Kimia dan Fisika Minyak menjadi Minyak Jelantah ... 27

2.2.1 Perubahan Kimia ... 28

2.2.2 Perubahan Fisika ... 34

2.3 Kandungan Minyak Jelantah ... 34

2.3.1 Akibat Penggunaan Minyak Jelantah bagi Kesehatan ... 35

2.3.2 Upaya Meningkatkan Mutu Minyak Jelantah ... 36

2.4 Belimbing Wuluh ... 37

2.4.1 Pengertian Belimbing Wuluh ... 37

2.4.2 Klasifikasi dan Morfologi Belimbing Wuluh ... 38

2.4.3 Kandungan Kimia Belimbing Wuluh ... 39

2.4.4 Biokimia Belimbing Wuluh sebagai Absorben Minyak Jelantah ... 40

2.5 Hubungan Konsentrasi dan Lama Pencampuran Sari Belimbing Wuluh terhadap Perubahan Mutu Minyak Jelantah ... 41

2.6 Media Pembelajaran ... 43

2.6.1 Dasar Pemilihan Media ... 43

2.6.2 Kriteria Pemilihan Media ... 46

2.6.3 Dasar Pemilihan Modul ... 50

2.6.4 Pemanfaatan Modul dalam Pembelajaran Pengelolaan Limbah ... 51

2.7 Kerangka Konseptual ... 58

2.8 Hipotesis ... 59


(11)

BAB III METODE PENELITIAN ... 60

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 60

3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 60

3.3 Penelitian Tahap I ... 60

3.4 Populasi dan Teknik Sampling... 63

3.4.1 Populasi Penelitian ... 63

3.4.2 Teknik Sampling ... 63

3.5 Jenis dan Definisi Operasional Variabel ... 65

3.5.1 Jenis Variabel ... 65

3.5.2 Definisi Operasional Variabel ... 65

3.6 Teknik Pengumpulan Data Penelitian Tahap I... 68

3.7 Prosedur Penelitian Tahap I ... 69

3.7.1 Persiapan Penelitian ... 69

3.7.2 Pelaksanaan Penelitian Tahap I... 71

3.8 Teknik Analisis Data ... 75

3.9 Penelitian Tahap II ... 78

3.10 Metode Pengambilan Data Penelitian Tahap II ... 80

3.11Prosedur Penelitian Tahap II ... 80

3.11.1 Persiapan Penelitian ... 80

3.11.2 Pelaksanaan Penelitian Tahap II ... 80

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 84

4.1 Hasil Penelitian ... 84

4.2 Hasil Analisis Data ... 86


(12)

xii

4.2.2 Hasil Anova Dua Faktor ... 88

4.2.3 Hasil Uji Beda Jarak Nyata Duncan (BJND) ... 89

4.3 Pembahasan ... 91

4.3.1 Pengaruh Konsentrasi Sari Belimbing Wuluh terhadap Perubahan Mutu Minyak Jelantah dari Pedagang Gorengan ... 91

4.3.2 Pengaruh Lama Pencampuran Sari Belimbing Wuluh terhadap Perubahan Mutu Minyak Jelantah dari Pedagang Gorengan... 94

4.3.3 Pengaruh Konsentrasi dan Lama Pencampuran Sari Belimbing Wuluh terhadap Perubahan Mutu Minyak Jelantah dari Pedagang Gorengan ... 95

4.3.4 Pengembangan Hasil Penelitian Menjadi Modul Pengelolaan Limbah untuk Pembelajaran Biologi Kelas X SMA ... 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 117

5.1 Kesimpulan ... 117

5.2 Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 119

LAMPIRAN ... 128


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Syarat Mutu Minyak Goreng ... 24

Tabel 2.2 Kandungan Asam Organik Belimbing Wuluh ... 40

Tabel 2.3 Komposisi Buah Belimbing Wuluh ... 40

Tabel 2.4 Kriteria Pemilihan Media ... 48

Tabel 3.1 Factorial Design ... 61

Tabel 3.2 Denah Rancangan Acak Lengkap Faktorial... 63

Tabel 4.1 Data Statistik Rerata Hasil Pengukuran Perubahan Mutu Minyak Jelantah dari Pedagang Gorengan pada Setiap Perlakuan ... 85

Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Uji Asumsi ... 88

Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Anova Dua Faktor... 88

Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji BJND ... 89


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme Hidrolisis Triasilgliserol Oleh Lipase ... 28

Gambar 2.2 Reaksi Hidrolisa Minyak Hingga Menghasilkan Asam Lemak Bebas dan Gliserol serta Terbentuknya Senyawa Precursor Lakton ... 29

Gambar 2.3 Mekanisme Autooksidasi Lipida ... 30

Gambar 2.4 Mekanisme Fotooksidasi Tipe-I ... 31

Gambar 2.5 Reaksi Langsung antara Oksigen dengan Molekul Lipida... 32

Gambar 2.6 Reaksi yang Diawali dengan Perubahan Oksigen Triplet ke Oksigen Singlet ... 33

Gambar 2.7 Jalur Oksidasi yang Dikatalisasi oleh Lipoksigenase yang Meliputi Reaksi Aerob dan Anaerob ... 33

Gambar 2.8 Skema Proses Terbentuknya Akrolin ... 36

Gambar 2.9 Buah Belimbing Wuluh ... 38

Gambar 2.8 Kerangka Konsep Pengaruh Sari Belimbing Wuluh terhadap Perubahan Mutu Minyak Jelantah dari Pedagang Gorengan ... 58

Gambar 3.1 Skema Desain Cluster Random Sampling ... 64

Gambar 3.2 Bagan Prosedur Kerja Tahap I ... 75

Gambar 3.3 Desain Studi Pengembangan Menggunakan Learning Cycle 3E ... 79

Gambar 3.4 Bagan Prosedur Kerja Tahap I dan Tahap II ... 83

Gambar 4.1 Denah Rancangan Acak Lengkap ... 84

Gambar 4.2 Perbandingan Bilangan Asam Antar Minyak Jelantah pada Setiap Perlakuan ... 98

Gambar 4.3 Perbandingan Bilangan Penyabunan Antar Minyak Jelantah pada Setiap Perlakuan ... 101


(15)

Gambar 4.4 Perbandingan Bilangan Peroksida Antar Minyak Jelantah pada Setiap Perlakuan ... 103 Gambar 4.5 Perbandingan Kadar FFA Antar Minyak Jelantah pada Setiap


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Penelitian Sesungguhnya ... 128 Lampiran 2. Hasil Analisis Data ... 132 Lampiran 3. Foto Kegiatan Penelitian ... 143 Lampiran 4. Modul Pengelolaan Limbah untuk Pembelajaran Siswa Kelas X

SMA ... 147 Lampiran 5. Silabus Biologi Kelas X SMA Semester II ... 175


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Afriani, A. 2014. Lipid. (Online). Tersedia : http://astiepd.blogspot.com/2014/05/lipid.html. Diakses : 9 November 2014. Agoes, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI. Jakarta. Amarowicz, R., M. Naczk & Shahidi, F,. (2000). Antioxidant Activity of Crude

Tannins of Canola and Rapeseed Hulls. JAOCS Vol. 77 (9): 957-961

Aminah, S. 2010. Bilangan Peroksida Minyak Goreng Curah dan Sifat Organoleptik Tempe pada Pengulangan Penggorengan. Jurnal Pangan Gizi Vol.01. Hal 7-13.

Anggono, B.G. 1996. Perbaikan Kualitas Minyak Jelantah Secara Adsorbsi dengan Tanah Pemucat dan Arang Aktif. Skripsi. FTP-UGM. Tidak dipublikasikan.

Anggraini, A. 2007. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Antioksidan terhadap Ketahanan Oksidasi Biodiesel dari Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). IPB. Bogor.

Aria, P. 2013. Indonesia Bebas Minyak Goreng Curah 2015. (Online). Tersedia : http://www.tempo.co/read/news/2013/11/14/090529701/Indonesia-Bebas-Minyak-Goreng-Curah-2015. Diakses : 5 November 2014.

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 2013. Standar Mutu Minyak Goreng. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Bakri T.K, 2011. Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit. USU. Sumatra.

Balai Pengembangan Tekhnologi Pendidikan. 2004. Pedoman dan Kerangka Penulisan Modul. BPTP. Jakarta.

Batubara, I.R. 2010. Chapter II. (Online). Tersedia : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18535/3/Chapter%20II.pdf. Diakses : 14 Februari 2015.

Belitz, H.D,. & Grosch, W,. 1987. Food Chemistry. Springer-Verlag Berlin, Heidelberg, Germany.

Bonar, H. & Koasih, H.A. 1987. Konsumsi Minyak Sawit. Sasaran No. 12, Th.II. Buckle, K.A., Edward, R.A,. Fleet, G.H,. & Wootton, M. 1987. Ilmu Pangan

(edisi terjemahan). UI Press. Jakarta.

Budiyanto, M.A.K,. 2002. Dasar-dasar Ilmu Gizi. UMM Press. Malang.

Cahya, V.W.B., Endang & Yusrin. 2011. Penurunan Bilangan Peroksida pada Minyak Jelantah Menggunakan Nanas (Ananas Comosus) dengan Variasi Konsentrasi. Abstrak. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Semarang. Tidak dipublikasikan. Cahyani, I.D. 2014. Penetapan Bilangan Asam. (Online). Tersedia :

http://kimiaterpadusmakma20143b10.blogspot.com/2014/09/judul-asam-kadar-asam-lemak-bebas.html. Diakses : 16 Agustus 2015.

Capelli, B,. & Cysewski, G,. 2007. Natural Astaxanthin: Kingdom of The Carotenoid. Nature 78: 7.

Dalimartha, S. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 5. Pustaka Bunda. Jakarta.

Damoko, D.S. 2003. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit dan Produk Turunannya. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.


(18)

xviii

deMan, M.J, 1999. Principles of Food Chemistry Third Edition. Aspen Publicher, Inc. Gaithersburg. Maryland.

Depdiknas. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dekmenum. Depdiknas. Jakarta.

Dharma, S. 2008. Penulisan Modul. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Djarkasi, G.S.S., 2014. Teknologi Pengolahan Minyak Kenari. Tropical Plant

Project Sam Ratulangi University.

E-learning. 2009. Pengantar Kimia. (Online). Tersedia : http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_kimia/Bab_1.pdf. Diakses : 12 Februari 2015.

E-learning. 2011. Ilmu Alamiah Dasar. (Online). Tersedia : http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_alamiah_dasar/bab3-materi_dan_energi.pdf. Diakses : 12 Februari 2015.

Fadliyah, R. 2015. Media Pembelajaran. (Online). Tersedia : http://www.academia.edu/6222502/Media_Pembelajaran. Diakses : 4 Februari 2015.

Faiyatun, I.U., TM. Endang & Yusrin. 2015. Penurunan Bilangan Peroksida Pada Minyak Jelantah Dengan Variasi Konsentrasi Mengkudu (Morindra citrifolia linn). UMS. Semarang

Fajaroh & Dasna. 2004. Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar. Universitas Negeri Malang. Malang.

Fitriani, S. 2008. Pengaruh Suhu Dan Lama Pengeringan Terhadap Beberapa Mutu Manisan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Kering. SAGU Vol. 7 No. 1 : 32-37.

Frankel, E.N., 1998. Lipid Oxidation. The Oily Press Ltd. Dundee. Scotland. Fransiska, E. 2010. Asam Lemak pada Minyak. (Online). Tersedia :

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20973/4/Chapter%20II.pdf. Diakses : 12 Februari 2015.

Gea, A. 2008. Penentuan Kadar Asam Lemak dan Bilangan Iodin dalam Minyak Hasil Ekstraksi Biji Jagung dengan Pelarut n-Hexan. USU. Sumatra.

Ghiselli, A,. Nardini, M,. Baldi, A,. & Scaccini, C,. 1998. Antioxidant Activity of Different Phenolic Fractions Separed from an Italian Red Wine. J. Agri. Food Chem. 46, 361D367.

Gill, A. M., Bradstock, R.A,. & Williams, J.E,. 2002. Fire Regimes and Biodiversity : Legacy And Vision. in : Flammable Australia : The Fire Regimes and Biodiversity of a Continent (eds. R. Bradstock, J.E. Williams, A. Malcolm Gill): 429-446.

Gordon, M.H., 2001. The Development of Oxidative Rancidity in Foods. In: Pokorny, J., N. Yanishlieva, and M. Gordon, Ed. Antioxidants in Food Practical Applications. CRC Press, Boca, Raton, Boston, New York, Washington.

Gulo, W. 2002. Metodelogi Penelitian. Grasindo. Jakarta.

Hadadi, A.A. 2008. Studi Komparasi Antara Sistem Pembelajaran Modul dengan Sistem Pembelajaran Klasikal Terhadapa Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Airfame. Skripsi. UPI. Bandung. Tidak dipublikasikan.

Hambali, E. Mudjalipah, S. Tambunan, A.S., Pattiwiri, A. W & Hendroko, H. 2008. Teknologi Bioenergi. Agro Media Pustaka. Tanggerang.


(19)

Hamilton, R.J., 1989. The Chemistry of Rancidity in Foods. In: Allen, J.C and R.J. Hamilton. Ed. Rancidity in Foods. Elsevier Applied Science, London and New York.

Handoko, D.S.P,. Narsito, T,. & Dwi. T,. 2009. Peningkatan Kualitas Minyak Jelantah Menggunakan Absorben H5-NZA dalam Reaktor Sistem Fluida Fixed Bed. Jurnal Ilmu Dasar Vol. 10 No. 2, Juli 2009 : 121-132

Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia. Terbitan ke-II. Penerbit ITB. Bandung Hasanah, P.A. 2014. Penentuan Bilangan Asam, Bilangan Penyabunan, dan

Bilangan Peroksida. (Online). Tersedia :

http://putriaswantihsn.blogspot.com/2014/05/biokimia-penentuan-bilangan-asam.html. Diakses : 16 Agustus 2015.

Hernani & Raharjo, M. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Penebar Swadya. Jakarta.

Hidayat, E.B,. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. ITB. Bandung.

Hildayani, T. 2013. Kandungan Zat Gizi Makro dan Pengaruh Bumbu Terhadap Asam Lemak Bebas Per-Porsi Coto Makassar. Undergraduate. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Hirawan, I.K.A. 2009. Model Siklus Belajar (Learning Cycle). (Online). Tersedia : http://16315603-model-siklus-belajar.pdf. Diakses : 8 Februari 2015. Hutajulu, T.F., Azizah, E,. & Suherman, A. 2009. Pemanfaatan Alfa Hidroksi

Karboksilat (AHA) dari Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) untuk Skin Care. Jurnal Riset Industri Vol. III No. 1: 64-74.

Ika, D. 2013. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di

Indonesia. (Online). Tersedia :

http://www.kompasiana.com/kjhgfdsa/pengelolaan-limbah-bahan-berbahaya-dan-beracun-b3-di-indonesia_551b91e58133110a0a9de774. Diakses : 7 Juli 2015.

Irwan, M,. Thahir, R,. & Kubro, B.S. 2010. Regenerasi Minyak Jelantah (Waste Cooking Oil) Dengan Penambahan Sari Mengkudu. Media Perspektifl Vol. 10 Nomor 1, Juni 2010.

Istriyani, Y.Y., 2011. Pengujian Kualitas Minyak Kemiri dengan Mengukur Putaran Optik Menggunakan Polarimeter. Tugas Akhir. Program Studi Diploma III Teknik Kimia. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Semarang. Tidak dipublikasikan.

Jadhav, S.J., Nimbalkar, S.S,. Kulkarni, A.D,. & Madhavi, D.L,. 1996. Lipid Oxidation in Biological and Food Systems, In : Madhavi, D.L., S.S. Deshpande, and D.K. Salunkhe, Ed., Food Antioxidants : Technological, Toxicological, and Health Perspectives. Marcel Dekker, Inc. New York, Basel, Hongkong.

Jamal, A. 2006. Pintar Kimia Untuk SMA Kelas 1, 2, 3. Gitamedia Press. Surabaya.

James, J,. Baker, C & Swain, H. 2008. Prinsip-prinsip untuk Keperawatan. Terjemahan oleh : Indah Retno Wardhani. Erlangga. Jakarta.

Kartawiguna, E. 1998. Vitamin Yang Dapat Berfungsi sebagai Antioksidan. Majalah Fakultas Kedokteran USAKTI No 1 (17) : Hal 17-24.

Kemas, A. 1995. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.


(20)

xx

Ketaren, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Press. Jakarta.

Khasanah, U. 2013. Pengertian Mutu Menurut Para Ahli dan Pakar. (Online). Tersedia : http://www.mediapusat.com/2013/12/pengertian-mutu-menurut-para-ahli-dan.html. Diakses : 9 Januari 2015.

Khotimah, K. Darius & Sasmito, B.B. 2013. Uji Aktivitas Senyawa Aktif Alga Coklat (Sargassum fillipedulla) sebagai Antioksidan pada Minyak Ikan Lemuru (Sardinella longiceps). THPi Student Journal Vol. 1 No. 1 pp 10-20 Universitas Brawijaya. Malang.

Kochhar, S.P,. & Rossel, S.B. 1990. Detection, Estimation, and Evaluation of Antioxidant in Food System. Food Antioxidant. Elsevier Sci Publ Ltd. London, New York.

Kusnandar, F. 2010. Kimia Pangan Komponen Makro. Dian Rakyat. Jakarta. Kusumastuti. 2004. Kinerja Zeolit dalam Memperbaiki Mutu Minyak Goreng

Bekas. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. XV, No. 2 Th. 2004. Lingga, P. 1990. Bertanam Belimbing. Penebar Swadaya. Jakarta.

Lutfi, 2006. IPA Kimia SMP dan MTs untuk Kelas VII. ESIS. Jakarta.

Mahmudatussa'adah, A. 2013. Daur Ulang Minyak Goreng Bekas Pakai

(Jelantah). (Online). Tersedia :

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KEL

UARGA/197807162006042-AI_MAHMUDATUSSA%27ADAH/modul_minyak.pdf. Diakses : 7 November 2014.

Masyhuri, M & Zainuddin. 2008. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Refika Aditama. Bandung.

Matz, S.A. 1984. Snack Food Technology. The AVI Publishing. Co. Westport, Connecticut.

Maulana, I. 2010. Teknik Pencampuran. (Online). Tersedia : http://irham89maulana.files.wordpress.com/2010/09/tanki-pencampuran-tp.pdf. Diakses : 8 Januari 2015.

Muchtadi, D. 2009. Pengantar Ilmu Gizi. Alfabeta. Bandung.

Muhammad, F. 2014. Perancangan Pengaduk (Mixer) Zat Kimia Penjernih Air Kebutuhan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bukittinggi. (Online). Tersedia : http://jurnal.umsb.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/MUHAMMAD-FITRAH.pdf. Diakses : 1 Maret 2015.

Mulyadi. 2012. Minyak Goreng Sawit Murah. (Online). Tersedia : http://www.iklanpariwara.com/lain-lain/minyak-goreng-sawit-murah.html. Diakses : 10 Maret 2015.

Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.

Mulyatiningsih, E. 2011. Riset Terapan. UNY Press. Yogyakarta. Munadi, Y. 2010. Media Pembelajaran. Gaung Persada Press. Jakarta. Nadesul, H. 2008. Sehat Itu Murah. Gramedia. Jakarta.

Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Nawar, W.W. 1985. Lipids. In : Fennema, O.R., Ed. Food Chemistry as a Second Edition. Revised and Expanded. Marcel Dekker, Inc. New York and Basel.


(21)

Nichols, D.S,. & Sanderson, K. 2003. The Nomenclature, Structure, and Properties of Food Lipids. In: Sikorski, Z.E and A. Kolakowska, Ed. Chemical and Functional Properties of Food Lipids. CRC Press Washington.

Noviyani. 2011. Pemanfaatan Proses Upgraded Brown Coal (UBC) untuk Pemasakan Briket di Rumah Tangga. Skripsi. Program Ekstensi Teknik Kimia Universitas Indonesia. Jakarta. Tidak dipublikasikan.

Nurdianto, A. 2011. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Filtrat Daun Teh Hijau (Camelia sinenis L.) terhadap Diameter Zona Hambat Bakteri Aeromonas hydrophila Secara In Vitro. Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. Tidak dipublikasikan.

Nurjannah, S. 2012. Improving Students Learning Activity In Biology Learning at SMA Negeri Karangpandan by Team Quiz Strategy Accompany With Modul. Thesis. Surakarta: Biology Education Department of Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta. Surakarta. Tidak dipublikasikan

Padyaningrum, R.T., 2008. Pelatihan Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Kimia berdasarkan KTSP bagi Guru SMK/MAK DIY. Prosiding. Kimia FMIPA UNY. Yogyakarta.

Pakpahan, J.F,. Tambunan, T,. Harimby, A,. & Ritonga, M,Y. 2013. Pengurangan FFA dan Warna dari Minyak Jelantah dengan Absorben Serabut Kelapa dan Jerami. Jurnal Teknik Kimia USU Vol. 2, No, 1 (2013).

Peraturan Pemerintah Nomor 74. 2001. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18. 1999. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Jakarta.

Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. DIVA Press. Yogyakarta.

Prawoto, H. 2011. Minyak dan Lemak. (Online). Tersedia : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27741/3/Chapter%20II.pdf. Diakses : 12 Februari 2015.

Pringodigdo, 2008. Ensiklopedia Umum. Kanisius Yogyakarta.

Purba, F.O. 2010. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) dan Air dalam Crude Palm Oil (CPO) pada Tangki Timbun di PTPN III PKS Sei Mangkei Perdagangan. USU. Sumatra.

Purwaningsih, E., 2007. Cara Pembuatan Tahu dan Manfaat Kedelai. Ganeca Exact. Bekasi.

Purwaningsih, E., 2007. Multiguna Belimbing Wuluh. Ganeca Exact. Bekasi. Putra, A,. Mahrdania, S,. Dewi, A,. & Saptia, S. 2012. Recovery Minyak Jelantah

Menggunakan Mengkudu Sebagai Absorben. Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2012.

Raharjo, S., 2006. Kerusakan Oksidatif pada Makanan. UGM Press. Yogyakarta. Rahayu, L.H. 2007. Studi Awal Penggunaan Kitosan dari Cangkang Rajungan

untuk Menurunkan Kadar FFA dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Minyak Goreng Bekas. Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol. 4 (2) : 94-100.

Rahayu, L.H. Purnavita, S & Sriyana H.Y. 2014. Potensi Sabut dan Tempurung Kelapa Sebagai Absorben Untuk Meregenerasi Miyak Jelantah. Jurnal 123


(22)

xxii

Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang Vol. 10, No. 1, April 2014, Hal. 47-53.

Rahayu, P. 2013. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Pertumbuhan Candida albicans. Skripsi. Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Hasanudin. Makassar. Tidak dipublikasikan.

Rakhma, Ningtyas, L.M., & Aulia, Y., .2010. Pabrik Asam Lemak dari Biji Bunga Matahari dengan Proses Hidrolisis Continuous Countercurrent. Tugas Akhir. ITS. Surabaya. Tidak dipublikasikan.

Ratih, U. 2013. Penentuan Bilangan Asam pada Minyak atau Lemak. (Online). Tersedia : http://organiksmakma3b30.blogspot.com/2013/03/penentuan-bilangan-asam-pada-minyaklemak.html. Diakses : 16 Agustus 2015.

Robards, K., A.F. Kerr, and E. Patsalides, 1988. Rancidity and Its Measurement In Edible Oils and Snack Food. Rev. Analyst. 113 (2) : 213-225.

Rofieq, A. 2001. Metodologi Penelitian. UMM Press. Malang.

Rohdiana, D. 2001. Aktivitas Daya Tangkap Radikal Polifenol dalam Daun Teh. Majalah Jurnal Indonesia 12, (1), 53-58.

Rohman, A & Riyanto, S. 2008. Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kemuning (Murraya paniculata L.) Jack Secara In Vitro. Majalah Farmasi Indonesia 16 (3), hal. 136-140.

Roy, A,. Gretha, R.V,. & Laksmit, T. 2011. Averrhoa bilimbi Linn-Nature’s Drug Store-A Pharmacological Review. International Journal of Drug Development & Reserch Vol. 3. Juli-September.

Rukmini, A. 2007. Regenerasi Minyak Goreng Bekas dengan Arang Sekam Menekan Kerusakan Organ Tubuh. Prosiding Seminar Nasional Teknologi. Yogyakarta.

Sadiman, A. 1996. Media Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sadiman, A.S et al. 2011. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Samosir, B.G.I & Aulia, F. 2011. Pengaruh Katalis Asam (H2SO4) dan Suhu Reaksi dalam Pembuatan Biodiesel dari Limbah Minyak Ikan. Jurusan Teknik Kimia. Universitas Diponegoro. Semarang.

Santyasa, I.W. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul. Makalah Disajikan dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung. Universitas Pendidikan Ganesha. Bali.

Saputri, D,. Fitriani, V.Y,. & Masruhim, M.A,. 2013. Stabilitas Fisik dan Minyak Biji Ketapang (Terminalia catappaL.) Selama Penyimpanan. Journal Tropical Pharmacy. Chemistry Vol 2. No 3.

Septiyani, 2012. Perbandingan Penguasaan Konsep Laju Reaksi Antara Penerapan Pembelajara Learning Cycle 5 Fase dengan Pembelajaran Learning Cycle 3 Fase (Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA 13 Bandar Lampung TP 2011-2012). Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak dipublikasikan.

Setiawan, E. 2015. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Online). Tersedia : http://kbbi.web.id/belimbing-2. Diakses : 4 September 2015.


(23)

Setiawan, I. 2010. Larutan dan Konsentrasi. (Online). Tersedia : http://www.slideshare.net/zulfi3101/larutan-dan-konsentrasi. Diakses : 1 Maret. 2015.

Setyawardhani, D.A., Distantina, S., Sulistyo, H., & Rahayu, S.S,. 2007. Pemisahan Asam Lemak Tak Jenuh dalam Minyak Nabati Dengan Ekstraksi Pelarut dan Hidrolisa Multistage. EKUILIBRIUM Vol. 6 No. 2 Juli 2007: 59-60.

Sipayung, A.N. 2013. Analisis Keberadaan Asam Lemak Bebas pada Minyak Goreng Jenis Curah Berdasarkan Waktu Pemakaiannya pada Pedagang Gorengan Kaki Lima di Kelurahan Padang Bulan Medan. USU. Sumatra. Siswantika, P.H., Wibowo, N.A., Shanti, M.A,. & Setiawan, A. 2013. Pengaruh

Campuran Minyak Goreng Murni dan Jelantah Terhadap Kandungan

Energi. Prosiding

Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII UKSW. Salatiga.

Siswati, N.D,. Juni, S.U,. & Junaini. 2013. Pemanfaatan Antioksidan Alami Flavonol untuk Mencegah Proses Ketengikan Minyak Kelapa. FTI UPN. Surabaya.

Sitepoe, M. 2008. Corat-Coret Anak Desa Berprofesi Ganda. KPG. Jakarta. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. UI-Press. Jakarta.

Somantri, A & Muhidin, S.A. 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Pustaka Setia. Bandung

Stier, R. 2003. Finding Functionalityin Fat and Oil. (Online). Tersedia : www.preparedFood.com. Diakses : 20 Agustus 2015.

Subhadrabandhu, S. 2001. Under_utilized Tropical Fruits of Thailand. (Online). Tersedia : http://www.fao.org/3/a-ab777e.pdf. Diakses : 27 Desember 2014. Sudarmono, F.M. 2014. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas. (Online). Tersedia

: http://smakmakassar3a11.blogspot.com/2014/09/penentuan-kadar-asam-lemak-bebas.html. Diakses 7 Maret 2015.

Sudjana, N & Rivai, A. 2005. Media Pengajaran. Sinar Baru Algensindo. Bandung.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta. Bandung.

Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Studi Strata I Fakultas Bioeksakta. EGC. Jakarta Surjadibroto, W. 2003. Bahaya Radikal Bebas dalam Makanan Kita. Majalah

GizMindo. 2003;2:5-17.

Suruh, H. 2012. Materi dan Perubahannya. (Online). Tersedia : http://hartatisuruh.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_9983.html. Diakses : 12 Februari 2015.

Susetyarini, RR. Eko. Zaenab, S. Ariesandy, M. 2006. Diktat Penuntun Praktikum Fitofarmaka. UMM Press. Malang.

Susila, R & Riyana, C. 2008. Media Pembelajaran. UPI. Bandung.

Susilana, R & Cepi, R. 2009. Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian). Wacana Prima. Bandung.

Suyatno, Purwadi, A,. Widayanto, H,. & Kuncoro. 2007. Kimia SMA/MA Kelas XI (Diknas). Grasindo. Jakarta.

Suyatno. 2007. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Grasindo. Jakarta.


(24)

xxiv

Syabanu, A.A & Cahyaratri, F. 2009. Pemanfaatan Asam Sitrat Sebagai Adsorben Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Minyak Goreng Bekas Melalui Proses

Adsorpsi. (Online). Tersedia :

http://eprints.undip.ac.id/3743/1/makalah_fix,,_Arfiani.pdf. Diakses : 4 November 2014.

Tahir, A. 2014. Pengelolaan Limbah Kota. FIKP dan PPLH UNHAS. Makassar. Tahir, I,. Wijaya, K,. & Widianingsih, D. 2003. Terapan Analisis Hansch Untuk

Aktivitas Antioksidan Senyawa Turunan Flavon/Flavonol. Seminar on Chemometrics-Chemistry. UGM. Yogyakarta.

Tanaka, T., Kohno, H., & Mori, H. 2001. Chemoprevention of Colon Carcinogenesis by Dietary Non-Nutritive Compounds. Asian Pasific Journal of Cancer Prevention Vol. 2 (3): 165-177.

Tim IAD Unair. 2012. Limbah. Universitas Airlangga. Surabaya.

Tindaon, Y.A. 2012. Pengertian Pengaruh. (Online). Tersedia : http://yosiabdiantindaon.blogspot.com/2012/11/pengertian-pengaruh.html. Diakses : 7 November 2014.

Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Tjitrosoepomo, G. 1996. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). UGM Press. Yogyakarta.

Togatorop, E. 2014. Analisa Asam Lemak Bebas. Fakultas Pertanian. Universitas Hasanudin. Makassar.

Trisnaningrum, Y.F. 2014. Penggunaan Chitosan cangkang Keong Mas (Pomacea canaiculata) untuk Bahan Pengawet Alami dalam Mempertahankan Mutu Buah Selama Proses Penyimpanan sebagai Media Audio Visual Pembelajaran Bioteknologi. Skripsi. UMM. Malang. Tidak dipublikasikan. Trubusagrisarana. 2005. Mengolah Minyak Goreng Bekas. Perpustakaan Nasional

RI. Surabaya.

Vindrahapsari, T.R,. Yusrin & Maharani, E.T,. 2006. Penurunan Bilangan Peroksida pada Minyak Jelantah Menggunakan Nanas (Ananas comosus) dengan Variasi Lama Perendaman. Abstrak. Program Studi DIII Analisis Kesehatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Semarang. Tidak diterbitkan.

Waluya, B. 2011. Teknik Pemilihan Media. (Online). Tersedia : http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/1972102420

01121-BAGJA_WALUYA/MEDIA_PEMBEL.GEOGRAFI/Teknik_pemilihan_M edia_Pembelajaran.pdf. Diakses : 27 Februari 2015.

Waluya, B. 2012. Hakikat dalam Pembelajaran. (Online). Tersedia : http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/1972102420

01121-BAGJA_WALUYA/MEDIA_PEMBEL.GEOGRAFI/Hakikat_Media_dala m_Pembelajaran.pdf. Diakses : 27 Februari 2015.

Wardiyah, S,. Pratiwi, B.E,. Karunia, R,. Febriyanti, E,. Noviany, F,. Halawiyah, A,. Sutar & Suci, R.P,. 2014. Analisa Bilangan Peroksida Minyak Goreng. Program Studi Farmasi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.


(25)

Whitaker, J.R., 1991. Lipoxygenases, In: Robinson, D.S. and N.A.M. Eskin, Ed. Oxidative Enzymes in Foods, Elsevier Applied Science, New York. Pp. 175-215.

Widjajanti, E. 2009. Penanganan Limbah Laboratorium Kimia. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY. Yogyakarta.

Widodo, Chomsin, S., dan Jasmadi. 2008. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Gramedia. Jakarta.

Wijana, S. Arif, H & Nur, H. 2005. Teknologi Pangan: Mengolah Minyak Goreng Bekas. Trubus Agrisarana. Surabaya.

Wijayakusuma, H & Dalimartha. 1998. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah Tinggi. Pustaka Kartini. Jakarta.

Wijayakusuma, H. 2006. Atasi Asam Urat & Rematik Ala Hembing. Puspa Swara. Jakarta.

Wijayanti, F.E., 2008. Pemanfaatan Minyak. FMIPA UI. Jakarta.

Wijayanti, H,. Nora, H & Amelia, R. 2012. Pemanfaatan Arang Aktif Dari Serbuk Gergaji Kayu Ulin Untuk Meningkatkan Kualitas Minyak Goreng Bekas. Fakultas Teknik. Universitas Lambung.

Winarno, E.G. 1999. Minyak Goreng. Balai Pustaka. Jakarta. Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.

Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Kanisius. Yogyakarta. Winarsunu, T. 1996. Statistik. UMM Press. Malang.

Wolke, R.L., 1997. Einstein Aja Nggk Tau (Penjelasan Ilmiah Tentang Peristiwa Sehari-hari). Terjemahan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wulandari, A. 2012. Bilangan Saponifikasi (Bilangan Penyabunan). (Online). Tersedia : asri77.blogspot.com/2012/12/bilangan-saponifikasi-angka-penyabunan_15.html?m=1. Diakses : 17 Agustus 2015.

Wulyoadi, S. & Kaseno. 2004. Pemurnian Minyak Goreng Bekas dengan Menggunakan Filter Membran. Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses 2004.

Yuliana. et al,. 2005. Penggunaan Adsorben untuk Mengurangi Kadar Free Fatty Acid, Peroxide Value dan Warna Minyak Goreng Bekas. Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 4(2): 212-218.

Yusuf, Y,. Arifin, B,. Tetra, O.N,. & Imelda. 2010. Penyuluhan dan Pelatihan Pemanfaatan Limbah Minyak Goreng (Minyak Jelantah) sebagai Bahan Baku Pembuatan Sabun Cair. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Andalas. Sumatra.

Zuhra, C.F,. 2006. Flavor (Cita Rasa). Departemen Kimia. USU. Sumatra Utara. 127


(26)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai bahan pengolah bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih dan penambah nilai kalori bahan pangan yang dapat berasal dari hewan maupun tumbuhan (Winarno, 1992). Fungsi minyak goreng tersebut sangat vital bagi masyarakat, khususnya pada industri kecil seperti industri kripik dan industri makanan lain yang menggunakan minyak goreng untuk mengolah produksinya (Syabanu & Cahyaratri, 2009).

Seiring dengan pertambahan jumlah industri makanan yang menggunakan minyak goreng, kebutuhan minyak goreng pun menjadi semakin meningkat. Selain itu, harga minyak goreng yang semakin mahal hingga mencapai Rp14.000,00/Kg (2007) akan mempengaruhi biaya produksi (Syabanu & Cahyaratri, 2009). Berdasarkan data Susenas (2012) dalam Aria (2013), konsumsi minyak goreng per kapita pada 2011 sebesar 8,24 liter per kapita per tahun dan meningkat menjadi sebesar 9,33 liter per kapita per tahun pada 2012.

Konsumsi minyak goreng di masyarakat yang cukup tinggi disebabkan karena makanan yang digoreng cenderung lebih disukai dibandingkan direbus karena mempunyai rasa lebih gurih dan renyah (Aminah, 2010). Penggunaan minyak goreng yang cukup tinggi ini tidak didukung dengan harga yang terjangkau bagi para pedagang gorengan, sehingga para pedagang cenderung menggunakan minyak goreng secara terus menerus dalam jangka waktu sangat lama tanpa


(27)

2

pernah diganti dan hanya menambah sejumlah minyak goreng baru ke dalam minyak lama (Rukmini, 2007). Banyak pedagang gorengan kaki lima yang menggunakan minyak goreng berulangkali sehingga mengalami penurunan mutu gizi dan kurang aman untuk digunakan (Sipayung, 2013).

Umumnya minyak goreng yang sudah digunakan tidak dibuang, tetapi digunakan lagi sampai berulang kali. Selama proses menggoreng, akan terjadi perubahan sifat dari makanan yang digoreng maupun minyak gorengnya (Kusumastuti, 2004). Perubahan sifat kimia dan fisika minyak goreng terjadi setelah beberapa lama digunakan untuk menggoreng pada temperatur tinggi (Belitz & Grosch, 1999 dalam Handoko et al,. 2009). Minyak yang telah digunakan untuk menggoreng akan mengalami kerusakan karena terjadi proses oksidasi, hidrolisis dan reaksi pencoklatan (Kusumastuti, 2004).

Minyak jelantah adalah minyak goreng yang sudah digunakan beberapa kali pemakaian oleh konsumen (Pakpahan et al,. 2013). Minyak jelantah merupakan limbah dan apabila ditinjau dari komposisi kimianya (bilangan asam dan peroksidanya meningkat), minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik (Yusuf et al,. 2010). Pemanasan pada suhu tinggi dan pemakaian minyak goreng yang berulang akan menyebabkan terbentuknya ikatan rangkap pada asam lemak sehingga akan mengalami kerusakan dan membentuk senyawa yang bersifat racun dan sebagai radikal bebas atau yang dikenal sebagai “Spesies Oksigen Reaktif” (Surjadibroto, 2003). Oleh karena itu, perlu penanganan yang tepat agar limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan (Yusuf et al,. 2010).


(28)

3

Fungsi utama antioksidan digunakan sebagai upaya untuk memperkecil terjadinya proses oksidasi dari lemak dan minyak, memperkecil terjadinya proses kerusakan makanan, memperpanjang masa pemakaian dalam industri makanan, meningkatkan stabilitas lemak yang terkandung dalam makanan serta mencegah hilangnya kualitas sensori dan nutrisi. Lipid peroksidasi merupakan salah satu faktor yang cukup berperan dalam kerusakan selama proses penyimpanan dan pengolahan makanan (Hernani & Raharjo, 2005).

Antioksidan tidak hanya digunakan dalam industri farmasi, tetapi juga digunakan secara luas dalam industri makanan, industri petroleum, industri karet dan sebagainya (Tahir et al,. 2003). Antioksidan alami maupun sintetis dapat menghambat oksidasi lipid, mencegah kerusakan, perubahan dan degradasi komponen organik dalam bahan makanan sehingga dapat memperpanjang umur simpan. Akan tetapi, pemakaian antioksidan sintetis dalam bahan makanan harus lebih berhati-hati karena banyak di antaranya yang dapat menyebabkan keracunan pada dosis tertentu (Rohdiana, 2001).

Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluena (BHT), Propylgallate (PG), dan Tertiary Butyl Hydroquinone (TBHQ) merupakan senyawa antioksidan sintetis yang sudah dipergunakan secara luas oleh masyarakat dunia, tetapi hasil penelitian Amarowicz et al,. (2000) menyatakan bahwa penggunaan antioksidan sintetis ini dapat meningkatkan resiko penyakit karsinogenesis. Sementara itu beberapa studi epidemiologi menunjukkan adanya peningkatan konsumsi antioksidan alami yang terdapat dalam buah, daun, bunga, rimpang dan bagian-bagaian lain dari tanaman untuk menghindari penyakit-penyakit degeneratif (Ghiselli et al., 1998).


(29)

4

Adanya beberapa mikronutrien pada tumbuhan seperti vitamin A, C, E, asam folat, karotenoid, antosianin dan polifenol yang memiliki kemampuan menangkap radikal bebas sehingga dapat dijadikan pengganti penggunaan antioksidan sintetis (Gill et al., 2002). Averrhoa bilimbi L. (belimbing wuluh) mempunyai rasa yang asam, sehingga kurang disukai untuk dimakan langsung sebagai buah seperti halnya belimbing manis. Pada saat ini belimbing wuluh belum banyak dimanfaatkan dan biasanya digunakan sebagai penambah rasa pada masakan lauk, seperti asam pedas dan acar (Fitriani, 2008). Walaupun belum dibudidayakan secara khusus, belimbing wuluh sangat mudah didapat karena merupakan salah satu tanaman tropis yang berbuah sepanjang tahun (Rahayu, 2013).

Belimbing wuluh mempunyai khasiat yang sangat bermanfaat untuk kesehatan, berbagai penelitian telah dilakukan untuk menggali khasiat dari belimbing wuluh. Belimbing wuluh mengandung senyawa kimia sebagai berikut: flavonoid, terpenoid, glikosida, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin B1, vitamin C, vitamin A, saponin, tanin, glukosid (Wijayakusuma & Dalimartha, 2006). Terpenoid dan vitamin A merupakan antioksidan larut dalam minyak, sehingga dapat digunakan untuk mengabsorbsi radikal bebas yang terdapat dalam minyak jelantah (Harborne, 1996 : Sumardjo, 2009).

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Cahya et.al,. (2011), konsentrasi nanas yang paling baik digunakan untuk menurunkan bilangan peroksida adalah 25% v/v. Sedangkan menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Vindrahapsari (2006) lama pencampuran nanas yang paling baik adalah 60 menit. Antioksidan yang terdapat pada buah belimbing wuluh diperkirakan dapat meningkatkan mutu minyak jelantah. Hasil penelitian akan dijelaskan berdasarkan pada perlakuan


(30)

5

yang dilakukan di Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang yang kemudian akan dikembangkan menjadi modul siswa biologi SMA kelas X.

Pembelajaran dengan menggunakan modul dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Hadadi, 2008). Hal ini dikarenakan kegiatan belajar dengan modul banyak melibatkan karakteristik dan pengoptimalan potensi yang ada pada setiap siswa. Modul merupakan paket pembelajaran mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar. Melalui penggunaan modul, siswa dapat mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dibahas di kelas dengan membaca modul yang disediakan dan melakukan diskusi dengan teman mengenai materi yang dibahas di bawah bimbingan guru (Nurjanah, 2012).

Permasalahan dalam pembelajaran ini berkaitan dengan konsep biologi yang diajarkan pada siswa SMA kelas X semester II, materi pembelajaran yang menjelaskan pengelolaan limbah pada kompetensi dasar 4.4 membuat produk daur ulang limbah. Tema tersebut membutuhkan sumber belajar yang dapat mendukung guru dan siswa untuk melakukan pembelajaran tentang pengelolaan limbah. Penggunaan modul ini dapat membantu kegiatan belajar mengajar siswa sehingga dapat berjalan dengan kondusif dan efektif(Nurjanah, 2012).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Konsentrasi dan Lama Pencampuran Sari Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Perubahan Mutu Minyak Jelantah dari Pedagang Gorengan (Dikembangkan Menjadi Modul Pengelolaan Limbah untuk Pembelajaran Siswa Biologi Kelas X SMA)”.


(31)

6

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka pokok permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah penambahan berbagai konsentrasi sari belimbing wuluh mempengaruhi perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan dilihat dari bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida dan kadar free fatty acids (FFA)?

2. Apakah lama pencampuran sari belimbing wuluh ke dalam minyak jelantah dari pedagang gorengan mempengaruhi perubahan mutu dilihat dari bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida dan kadar FFA?

3. Adakah interaksi antara pemberian berbagai konsentrasi dan lama pencampuran sari belimbing wuluh terhadap perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan dilihat dari bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida dan kadar FFA?

4. Bagaimana hasil penelitian pengaruh konsentrasi dan lama pencampuran sari belimbing wuluh terhadap perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan dijadikan sebagai modul materi pengelolaan limbah untuk siswa kelas X SMA?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis berbagai konsentrasi sari belimbing wuluh terhadap perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan dilihat dari bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida dan kadar FFA.


(32)

7

2. Menganalisis lama pencampuran sari belimbing wuluh ke dalam minyak jelantah dari pedagang gorengan terhadap perubahan mutu dilihat dari bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida dan kadar FFA. 3. Menganalisis pengaruh pemberian interaksi berbagai konsentrasi dan lama

pencampuran sari belimbing wuluh terhadap perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan dilihat dari bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida dan kadar FFA.

4. Mengembangkan hasil penelitian pengaruh konsentrasi dan lama pencampuran sari belimbing wuluh terhadap perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan sebagai modul materi pengelolaan limbah untuk pembelajaran siswa biologi kelas X SMA.

1.4Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini diantaranya adalah : 1. Secara teoritis

a. Mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama pencampuran sari belimbing wuluh terhadap perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan. b. Menambah ilmu bagi peneliti pada pengetahuan tentang konsentrasi dan

lama pencampuran sari belimbing wuluh terhadap perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan serta dapat mempertajam keilmuan peneliti dalam materipengetahuan lingkungan.


(33)

8

2. Secara praktis

a. Memberikan tambahan sumber belajar yang dikembangkan dari hasil penelitian pengaruh konsentrasi dan lama pencampuran sari belimbing wuluh terhadap perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan pada materi pengelolaan limbah untuk pembelajaran siswa biologi kelas X SMA.

b. Pada aspek pendidikan, guru dan siswa dapat memanfaatkan modul ini sebagai sumber belajar yang dikembangkan dari hasil penelitian pengaruh konsentrasi dan lama pencampuran sari belimbing wuluh terhadap perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan pada materi pengelolaan limbah untuk pembelajaran siswa biologi kelas X SMA.

1.5Batasan Masalah

Dalam penelitian ini banyak fakor-faktor yang mempengaruhi, oleh sebab itu penelitian ini dibatasi :

1. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah belimbing wuluh segar.

2. Konsentrasi sari belimbing wuluh yang digunakan dalam penelitian ini adalah 25% v/v, 35% v/v, dan 45% v/v.

3. Lama pencampuran minyak jelantah dengan sari belimbing wuluh yang digunakan adalah 60 menit, 90 menit, dan 120 menit.

4. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida dan kadar FFA.


(34)

9

5. Minyak jelantah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minyak jelantah yang diperoleh dari pedagang gorengan di Kelurahan Sukoharjo Kota Malang. 6. Hasil data dari penelitian ini digunakan untuk menyusun sumber belajar

biologi berupa modul.

1.6Definisi Istilah

Definisi istilah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Konsentrasi adalah massa suatu zat terlarut dalam 1 liter zat pelarut (Nurdianto, 2011).

2. Lama pencampuran adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengurangi ketidaksamaan komposisi, suhu atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan (Maulana, 2010).

3. Sari adalah cairan hasil perasan dari sejumlah bahan segar (Susetyarini et al,. 2006).

4. Belimbing wuluh adalah belimbing yang buahnya kecil-kecil dan mempunyai rasa yang asam (Setiawan, 2015)

5. Mutu adalah kesesuaian dengan apa yang disyaratkan. Sebuah produk dapat memiliki mutu atau kualitas apabila sesuai dengan standarisasi yang telah ditentukan, standarisasi mutu tersebut mencakup bahan baku sebuah produk dan mutu setelah menjadi barang jadi (Crosby, 1990 dalam Khasanah, 2013). 6. Minyak jelantah adalah minyak goreng yang sudah digunakan beberapa kali


(35)

10

7. Pedagang gorengan adalah profesi usaha atau bisnis yang digeluti oleh orang-orang dengan modal yang relatif kecil dan tidak memerlukan keahlian khusus (Mulyadi, 2012).

8. Modul adalah suatu paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu dan didesain sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa (Susila, 2008).


(1)

yang dilakukan di Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang yang kemudian akan dikembangkan menjadi modul siswa biologi SMA kelas X.

Pembelajaran dengan menggunakan modul dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Hadadi, 2008). Hal ini dikarenakan kegiatan belajar dengan modul banyak melibatkan karakteristik dan pengoptimalan potensi yang ada pada setiap siswa. Modul merupakan paket pembelajaran mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar. Melalui penggunaan modul, siswa dapat mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dibahas di kelas dengan membaca modul yang disediakan dan melakukan diskusi dengan teman mengenai materi yang dibahas di bawah bimbingan guru (Nurjanah, 2012).

Permasalahan dalam pembelajaran ini berkaitan dengan konsep biologi yang diajarkan pada siswa SMA kelas X semester II, materi pembelajaran yang menjelaskan pengelolaan limbah pada kompetensi dasar 4.4 membuat produk daur ulang limbah. Tema tersebut membutuhkan sumber belajar yang dapat mendukung guru dan siswa untuk melakukan pembelajaran tentang pengelolaan limbah. Penggunaan modul ini dapat membantu kegiatan belajar mengajar siswa sehingga dapat berjalan dengan kondusif dan efektif (Nurjanah, 2012).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Konsentrasi dan Lama Pencampuran Sari Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Perubahan Mutu Minyak Jelantah dari Pedagang Gorengan (Dikembangkan Menjadi Modul Pengelolaan Limbah untuk Pembelajaran Siswa Biologi Kelas X SMA)”.


(2)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka pokok permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah penambahan berbagai konsentrasi sari belimbing wuluh mempengaruhi perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan dilihat dari bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida dan kadar free fatty acids (FFA)?

2. Apakah lama pencampuran sari belimbing wuluh ke dalam minyak jelantah dari pedagang gorengan mempengaruhi perubahan mutu dilihat dari bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida dan kadar FFA?

3. Adakah interaksi antara pemberian berbagai konsentrasi dan lama pencampuran sari belimbing wuluh terhadap perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan dilihat dari bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida dan kadar FFA?

4. Bagaimana hasil penelitian pengaruh konsentrasi dan lama pencampuran sari belimbing wuluh terhadap perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan dijadikan sebagai modul materi pengelolaan limbah untuk siswa kelas X SMA?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis berbagai konsentrasi sari belimbing wuluh terhadap perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan dilihat dari bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida dan kadar FFA.


(3)

2. Menganalisis lama pencampuran sari belimbing wuluh ke dalam minyak jelantah dari pedagang gorengan terhadap perubahan mutu dilihat dari bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida dan kadar FFA. 3. Menganalisis pengaruh pemberian interaksi berbagai konsentrasi dan lama

pencampuran sari belimbing wuluh terhadap perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan dilihat dari bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida dan kadar FFA.

4. Mengembangkan hasil penelitian pengaruh konsentrasi dan lama pencampuran sari belimbing wuluh terhadap perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan sebagai modul materi pengelolaan limbah untuk pembelajaran siswa biologi kelas X SMA.

1.4Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini diantaranya adalah : 1. Secara teoritis

a. Mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama pencampuran sari belimbing wuluh terhadap perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan. b. Menambah ilmu bagi peneliti pada pengetahuan tentang konsentrasi dan

lama pencampuran sari belimbing wuluh terhadap perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan serta dapat mempertajam keilmuan peneliti dalam materi pengetahuan lingkungan.


(4)

2. Secara praktis

a. Memberikan tambahan sumber belajar yang dikembangkan dari hasil penelitian pengaruh konsentrasi dan lama pencampuran sari belimbing wuluh terhadap perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan pada materi pengelolaan limbah untuk pembelajaran siswa biologi kelas X SMA.

b. Pada aspek pendidikan, guru dan siswa dapat memanfaatkan modul ini sebagai sumber belajar yang dikembangkan dari hasil penelitian pengaruh konsentrasi dan lama pencampuran sari belimbing wuluh terhadap perubahan mutu minyak jelantah dari pedagang gorengan pada materi pengelolaan limbah untuk pembelajaran siswa biologi kelas X SMA.

1.5Batasan Masalah

Dalam penelitian ini banyak fakor-faktor yang mempengaruhi, oleh sebab itu penelitian ini dibatasi :

1. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah belimbing wuluh segar.

2. Konsentrasi sari belimbing wuluh yang digunakan dalam penelitian ini adalah 25% v/v, 35% v/v, dan 45% v/v.

3. Lama pencampuran minyak jelantah dengan sari belimbing wuluh yang digunakan adalah 60 menit, 90 menit, dan 120 menit.

4. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan peroksida dan kadar FFA.


(5)

5. Minyak jelantah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah minyak jelantah yang diperoleh dari pedagang gorengan di Kelurahan Sukoharjo Kota Malang. 6. Hasil data dari penelitian ini digunakan untuk menyusun sumber belajar

biologi berupa modul.

1.6Definisi Istilah

Definisi istilah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Konsentrasi adalah massa suatu zat terlarut dalam 1 liter zat pelarut (Nurdianto, 2011).

2. Lama pencampuran adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengurangi ketidaksamaan komposisi, suhu atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan (Maulana, 2010).

3. Sari adalah cairan hasil perasan dari sejumlah bahan segar (Susetyarini et al,. 2006).

4. Belimbing wuluh adalah belimbing yang buahnya kecil-kecil dan mempunyai rasa yang asam (Setiawan, 2015)

5. Mutu adalah kesesuaian dengan apa yang disyaratkan. Sebuah produk dapat memiliki mutu atau kualitas apabila sesuai dengan standarisasi yang telah ditentukan, standarisasi mutu tersebut mencakup bahan baku sebuah produk dan mutu setelah menjadi barang jadi (Crosby, 1990 dalam Khasanah, 2013). 6. Minyak jelantah adalah minyak goreng yang sudah digunakan beberapa kali


(6)

7. Pedagang gorengan adalah profesi usaha atau bisnis yang digeluti oleh orang-orang dengan modal yang relatif kecil dan tidak memerlukan keahlian khusus (Mulyadi, 2012).

8. Modul adalah suatu paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu dan didesain sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa (Susila, 2008).