228 228
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
a. Periode 1945
Pengarang yang ikut memperjuangkan Indonesia merdeka pada waktu itu adalah Chairil Anwar, Idrus, Asrul Sani, Usmar
Ismail dan masih banyak lagi. Rosihan Anwar memberikan nama kepada mereka sebagai pengarang Angkatan ‘45 yang dimuat dalam
majalah Siasat yang menjadi pelopor dalam bidang puisi Chairil Anwar, seniman dalam bidang prosa adalah Idrus.
Karya sastra Angkatan ‘45 mempunyai ciri-ciri tertentu, misalnya bentuknya agak bebas dan isinya bercorak realitas.
Pujangga yang menjadi penghubung dalam masa ini kalau dilihat dari karyanya adalah Armijn Pane dan El Hakim.
Karya-karya Angkatan ‘45 dipengaruhi pujangga-pujangga Belanda dan dunia, misalnya Rusia, Italia, Prancis, dan Amerika.
Karya-karya mereka berupa sajak, novel, drama, dan cerpen. Sajak yang dihasilkan berisi akibat peperangan dan perjuangan gerilya,
dan isi cerpennya menggambarkan peri kehidupan manusia.
Karya sastra dan pengarangnya pada masa Angkatan ‘45, di antaranya:
1 Chairil Anwar
karyanya Kerikil Tajam,
dan Deru Campur Debu.
2 Idrus karyanya
Surabaya dan Dari Ave Maria ke Jalan Lain
ke Roma. 3 Asrul Sani karyanya Tiga Menguak Takdir, bentuk cerpennya:
Panen , Bola Lampu; Museum; Perumahan bagi Fadrija
Navari, Si Penyair Belum Pulang, Sahabat Saya Cordiza, Beri Aku Rumah, Surat dari Ibu, Elang Laut, dan Orang
dalam Perahu. 4 Usmar Ismail karyanya Permintaan Terakhir cerpen, Asoka
Mala Dewi cerpen, Puntung Berasap kumpulan sajak,
Sedih dan Gembira kumpulan drama, Mutiara dari Nusa
Laut drama, Tempat yang Kosong, Mekar Melati, Pesanku
sandiwara radio, dan Ayahku Pulang sandiwara saduran.
b. Periode 1950
Periode ini hanya kelanjutan dari Angkatan ‘45 dengan ciri- ciri sebagai berikut.
1 Pusat kegiatan sastra telah meluas ke seluruh pelosok Indonesia tidak hanya terpusat di Jakarta atau Yogyakarta.
2 Kebudayaan daerah lebih banyak diungkapkan demi mencapai perwujudan sastra nasional Indonesia.
3 Penilaian keindahan dalam sastra tidak lagi didasarkan pada kekuasaan asing, tetapi kepada peleburan antara ilmu
dan pengetahuan asing berdasarkan perasaan dan ukuran nasional.
Salah Asuhan, salah satu novel karya Abdoel Moeis.
Gambar 16.4 Gambar 16.4
Sumber: Sampul novel Salah Asuhan
229 229
Memahami Drama
Pengarang yang dimasukkan ke dalam periode ini, yakni: 1 Toto Sudarto Bachtiar karyanya Suara kumpulan sajak
1950–1955 dan Etsa 1958; 2 Ajip Rosidi karyanya Tahun-Tahun Kematian 1955, Di
Tengah Keluarga 1956, Sebuah Rumah buat Hari Tua
1957, Perjalanan Penganten 1958, Pesta kumpulan sajak 1956, Ketemu di Jalan 1956, Cari Muatan 1959,
dan Tinjauan tentang Cerita Pendek Indonesia 1959; 3 Trisnoyuwono
karyanya Laki-laki dan Mesiu
1959 serta Angin Laut
1958; 4 Nugroho
Notosusanto karyanya
Hujan Kepagian 1958 dan
Tiga Kota 1959;
5 Nh. Dini karyanya Dua Dunia 1958; 6 Subagio Sastrawardoyo karyanya Simponi kumpulan puisi
1957; 7 A.A. Navis karyanya Robohnya Surau Kami 1956.
c. Periode 1966
Peristiwa yang penting di Indonesia ada dua, yakni peristiwa 1945 dan peristiwa 1966. Peristiwa 1945 momentum nya
kemerdekaan, sebagaimana dilontarkan penyair Chairil Anwar yang berontak terhadap penjajahan Jepang pada 1943 dengan aku
ini binatang jalang, dari kumpulannya terbuang. Adapun peristiwa 1966 momentumnya menegakkan keadilan dengan kejadian itu para
penyairpengarang dan para cendekiawan timbul suatu ledakan pemberontakan karena telah sekian lamanya dijajah jiwanya oleh
semboyan-semboyan dan slogan-slogan yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Beberapa pengarang Angkatan ‘66 dan karyanya perlu diketahui dengan baik, di antaranya:
1 Ajip Rosidi karyanya Tahun-Tahun Kematian; Di Tengah Keluarga; Sebuah Rumah buat Hari Tua;
dan Perjalanan Penganten;
2 Mohamad Ali karyanya 58 Tragedi; Siksa dan Bayangan; Persetujuan dengan Iblis; Kubur Tak Bertanda;
serta Hitam atas Putih;
3 Toto Sudarto Bahtiar karyanya Suara dan Etsa; 4 Nh. Dini karyanya Dua Dunia; Hati yang Damai; dan Pada
Sebuah Kapal; 6 Trisnoyuwono karyanya Angin Laut serta Laki-Laki dan
Mesiu; 8 A.A. Navis karyanya Robohnya Surau Kami; Bianglala;
Hujan Panas; Kemarau; dan Gerhana;
9 Sapardi Djoko Damono karyanya Sajak Orang Gila; Dingin Benar Malam Ini;
dan Doa di Tengah-Tengah Masa;
Hujan Kepagian, salah satu karya sastra karya Nugroho Notosusanto
Gambar16.5 Gambar16.5
Sumber: Sampul buku Hujan Kepagian,