Periode 1993 Pujangga Baru Pada masa ini, Belanda banyak mengeluarkan peraturan

228 228 Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa

a. Periode 1945

Pengarang yang ikut memperjuangkan Indonesia merdeka pada waktu itu adalah Chairil Anwar, Idrus, Asrul Sani, Usmar Ismail dan masih banyak lagi. Rosihan Anwar memberikan nama kepada mereka sebagai pengarang Angkatan ‘45 yang dimuat dalam majalah Siasat yang menjadi pelopor dalam bidang puisi Chairil Anwar, seniman dalam bidang prosa adalah Idrus. Karya sastra Angkatan ‘45 mempunyai ciri-ciri tertentu, misalnya bentuknya agak bebas dan isinya bercorak realitas. Pujangga yang menjadi penghubung dalam masa ini kalau dilihat dari karyanya adalah Armijn Pane dan El Hakim. Karya-karya Angkatan ‘45 dipengaruhi pujangga-pujangga Belanda dan dunia, misalnya Rusia, Italia, Prancis, dan Amerika. Karya-karya mereka berupa sajak, novel, drama, dan cerpen. Sajak yang dihasilkan berisi akibat peperangan dan perjuangan gerilya, dan isi cerpennya menggambarkan peri kehidupan manusia. Karya sastra dan pengarangnya pada masa Angkatan ‘45, di antaranya: 1 Chairil Anwar karyanya Kerikil Tajam, dan Deru Campur Debu. 2 Idrus karyanya Surabaya dan Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. 3 Asrul Sani karyanya Tiga Menguak Takdir, bentuk cerpennya: Panen , Bola Lampu; Museum; Perumahan bagi Fadrija Navari, Si Penyair Belum Pulang, Sahabat Saya Cordiza, Beri Aku Rumah, Surat dari Ibu, Elang Laut, dan Orang dalam Perahu. 4 Usmar Ismail karyanya Permintaan Terakhir cerpen, Asoka Mala Dewi cerpen, Puntung Berasap kumpulan sajak, Sedih dan Gembira kumpulan drama, Mutiara dari Nusa Laut drama, Tempat yang Kosong, Mekar Melati, Pesanku sandiwara radio, dan Ayahku Pulang sandiwara saduran.

b. Periode 1950

Periode ini hanya kelanjutan dari Angkatan ‘45 dengan ciri- ciri sebagai berikut. 1 Pusat kegiatan sastra telah meluas ke seluruh pelosok Indonesia tidak hanya terpusat di Jakarta atau Yogyakarta. 2 Kebudayaan daerah lebih banyak diungkapkan demi mencapai perwujudan sastra nasional Indonesia. 3 Penilaian keindahan dalam sastra tidak lagi didasarkan pada kekuasaan asing, tetapi kepada peleburan antara ilmu dan pengetahuan asing berdasarkan perasaan dan ukuran nasional. Salah Asuhan, salah satu novel karya Abdoel Moeis. Gambar 16.4 Gambar 16.4 Sumber: Sampul novel Salah Asuhan 229 229 Memahami Drama Pengarang yang dimasukkan ke dalam periode ini, yakni: 1 Toto Sudarto Bachtiar karyanya Suara kumpulan sajak 1950–1955 dan Etsa 1958; 2 Ajip Rosidi karyanya Tahun-Tahun Kematian 1955, Di Tengah Keluarga 1956, Sebuah Rumah buat Hari Tua 1957, Perjalanan Penganten 1958, Pesta kumpulan sajak 1956, Ketemu di Jalan 1956, Cari Muatan 1959, dan Tinjauan tentang Cerita Pendek Indonesia 1959; 3 Trisnoyuwono karyanya Laki-laki dan Mesiu 1959 serta Angin Laut 1958; 4 Nugroho Notosusanto karyanya Hujan Kepagian 1958 dan Tiga Kota 1959; 5 Nh. Dini karyanya Dua Dunia 1958; 6 Subagio Sastrawardoyo karyanya Simponi kumpulan puisi 1957; 7 A.A. Navis karyanya Robohnya Surau Kami 1956.

c. Periode 1966

Peristiwa yang penting di Indonesia ada dua, yakni peristiwa 1945 dan peristiwa 1966. Peristiwa 1945 momentum nya kemerdekaan, sebagaimana dilontarkan penyair Chairil Anwar yang berontak terhadap penjajahan Jepang pada 1943 dengan aku ini binatang jalang, dari kumpulannya terbuang. Adapun peristiwa 1966 momentumnya menegakkan keadilan dengan kejadian itu para penyairpengarang dan para cendekiawan timbul suatu ledakan pemberontakan karena telah sekian lamanya dijajah jiwanya oleh semboyan-semboyan dan slogan-slogan yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Beberapa pengarang Angkatan ‘66 dan karyanya perlu diketahui dengan baik, di antaranya: 1 Ajip Rosidi karyanya Tahun-Tahun Kematian; Di Tengah Keluarga; Sebuah Rumah buat Hari Tua; dan Perjalanan Penganten; 2 Mohamad Ali karyanya 58 Tragedi; Siksa dan Bayangan; Persetujuan dengan Iblis; Kubur Tak Bertanda; serta Hitam atas Putih; 3 Toto Sudarto Bahtiar karyanya Suara dan Etsa; 4 Nh. Dini karyanya Dua Dunia; Hati yang Damai; dan Pada Sebuah Kapal; 6 Trisnoyuwono karyanya Angin Laut serta Laki-Laki dan Mesiu; 8 A.A. Navis karyanya Robohnya Surau Kami; Bianglala; Hujan Panas; Kemarau; dan Gerhana; 9 Sapardi Djoko Damono karyanya Sajak Orang Gila; Dingin Benar Malam Ini; dan Doa di Tengah-Tengah Masa; Hujan Kepagian, salah satu karya sastra karya Nugroho Notosusanto Gambar16.5 Gambar16.5 Sumber: Sampul buku Hujan Kepagian,