Sudut Pandang Pengarang Berbahasa Indonesia dengan Efektif Kelas 11 Erwan Juhara Eriyandi Budiman Rita Rochayati 2009
138 138
Berbahasa Indonesia dengan Efektif untuk Kelas XI Program Bahasa
diketahui dari kosakata ataupun struktur kalimat yang digunakan tokoh- tokoh yang bersangkutan.
Untuk lebih jelasnya. Bacalah penggalan novel berikut. Perhatikan penggunaan gaya bahasanya.
Pagi itu udara cerah. Ketika sembahyang subuh, kurasakan kedinginan yang menghunjam.
Di kota kecil seperti Purwodadi pastilah orang dapat melihat pohon-pohon mangga yang
lebat berbunga. Masa-masa peralihan dari mu sim kemarau ke musim hujan dinamakan
bediding di daerah kami. Dan karena pada waktu demikian udara selalu dingin, apabila
orang mengatakan Ini sedang bediding, berarti bahwa itulah musim dingin. Di kala itu
cabang-cabang mempelam sarat oleh warna kembangnya. Belum tentu semuanya akan
menjadi buah. Kedatangan hujan semakin tidak menentu di zaman sekarang. Menurut
kebiasaan, hujan musim baru mulai akhir bu lan Agustus atau per
mula an September. Itu adalah perhitungan yang paling dini. Tetapi
sejak bertahun-tahun belakang an ini, musim tidak lagi teratur. Dalam hal demikian, maka
buah mangga merupakan dagangan mahal di pasar. Yang memiliki pohon pun tidak memetik
hasil banyak karena bunga nya rontok tertimpa air dari langit.
Hari itu kami naik becak ke sekolah. Anakku yang kedua masih meneruskan
minum obat pemberian dokter perusahaan. Dia tidak mau kutinggal di rumah. Badannya
tidak panas lagi, ingusnya sudah berhenti meng alir. Sebab itu kami memutuskan mem-
bawanya masuk sekolah. Jam sepuluh dia akan di jemput pembantu. Kini dia duduk di pang ku-
an ku, kedengaran penuh gairah menanya kan berbagai hal yang kami lihat di jalan. Merasa-
kan nya begitu gembira di dalam pelukanku, aku berharap mudah-mudahan dokter muda
di kantor suami ku keliru dengan kecurigaan yang di
tunjuk kannya. Mudah-mudahan anak- ku tidak perlu di
bawa ke mana pun untuk pemeriksaan lebih lanjut. Lalu pikiran me-
ngenai penyakit itu pun kuhalau jauh-jauh. Ber sama anak sulungku, kami berlomba men-
cari pohon mangga yang tumbuh di se panjang jalan. Halaman rumah orang kota besar jarang
ditanami buah-buahan. Barangkali karena kami tinggal jauh dari pusat kami masih menemukan
lebih dari lima pohon. Kemudian kami menerka jenis mangga apa. Warna bunga nya pun ber-
lainan. Ada yang kuning jernih. Ada yang agak ke merah an atau cokelat muda. Anak ku mem-
bandingkan tempat tinggal kami yang sekarang dengan Purwodadi.
Di sana lebih banyak pohon buah ya, Bu, kata sulungku.
Karena kebanyakan rumah di sana punya pekarangan, sahutku.
Di rumah kita malahan ada tiga macam: golek, lalijiwo, lalu apa Bu, satunya lagi?
Gadung, jawabku, dan kuteruskan, Di tempat Kakek lebih banyak lagi. Hampir
semua jenis mangga, ada.
Waskito
Karya Nh. Dini Ah, seperti kemarin saja masa kanak-kanak dirasakan Bu Antana;
di zaman yang tidak pernah ada perang dan revolusi.
Sumber: Novel Burung-Burung Manyar, karya Y B. Mangunwijaya
Bacalah penggalan novel Pertemuan Dua Hati berikut.
139 139
Menelaah Teks Drama
Mampukah Anda menulis puisi? Siapa pun pasti mampu melakukannya. Untuk itu diperlukan langkah-langkah yang mem-
bantu penulisan puisi. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.