Rotifera Brachionus sp. Pengaruh Rotifera yang Diperkaya dengan Beberapa Jenis Sumber Lemak Terhadap Kelangsungan Hidup Larva Udang Vannamei Litopenaeus Vannamei

Cumi-cumi mempunyai prosentase relatif kandungan asam lemak n-3 paling potensial, sebesar 41 Tabel 3. Ini disebabkan karena cumi-cumi berasal dari kelas moluska dengan kandungan lemak cukup tinggi dan kebanyakan dari lipidnya berupa phospholipid Setiabudi, 1993 dalam Herlijoso, 1994. Kandungan asam lemak tak jenuh jamak tersebut yang terdapat dalam daging cumi-cumi yang utama paling bermanfaat adalah asam lemak n-3 nya Sudjoko, 1988 dalam Marlina, 1998. Tabel 3. Kandungan asam lemak minyak cumi Jenis asam lemak Jumlah dari total asam lemak C14:0 3,21 1 - 2 C14:1 - - C16:0 27,79 13,4 -16,9 C16:1 1,51 5,0 - 6,6 C18:0 6,89 2,3 - 2,6 C18:1 6,51 15,5 - 16,4 C18:2 - 1,0 - 1,1 C18:3 - 0,8 - 0,9 C20:1 - 8,4 - 9,2 C20:4 5,98 3,0 - 3,4 C20:5 9,29 13,4 - 17,4 C22:0 - 0,9 - 1,4 C22:6 32,02 12,8 - 15,6 Sumber : 1 Sudjoko, 1988 dalam Marlina, 1998. 2 Watanabe, 1988 DHA Selco merupakan sumber pengkaya yang sangat baik untuk rotifera karena mempunyai kandungan HUFA yang tinggi. Kandungan lemak dari DHA Selco sebesar 18 dengan kandungan EPA dan DHA sebesar 16,9 mgg dan 26,7 mgg.

2.3 Rotifera Brachionus sp.

Pasokan pakan yang nutriennya cukup merupakan faktor penting bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva sampai menjadi benih. Makanan alami merupakan makanan utama dan pertama yang harus diberikan kepada larva dalam suatu kegiatan pembenihan. Salah satu pakan alami yang sering diberikan dalam pembenihan udang adalah rotifera. Salah satu rotifera yang berasal dari laut, Brachionus sp. telah digunakan secara luas sebagai pakan larva udang dan ikan laut dan telah dikultur secara masal sebagai pakan udang pada stadia mysis dan akhir dari stadia zoea Elovaara, 2001. Beberapa karakter yang membuat rotifera menjadi pakan alami yang menarik dalam budidaya laut adalah ukurannya relatif kecil, gerakannya lambat dengan gerak mempertahankan posisi dalam kolom air, dapat dibudidayakan dalam kepadatan yang tinggi dapat berkembang baik dengan cepat sehingga dalam waktu yang relatif singkat dapat tersedia dalam jumlah yang banyak, dan dapat diperkaya dengan asam lemak atau antibiotik yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva Lubzens et al, 1989 dalam Lesmana, 2000. Agar rotifera yang diberikan pada larva dapat memberikan pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang optimal, ukuran rotifera, distribusi dan konsentrasi rotifera dalam tangki pemeliharaan, serta kualitas nutrisi rotifera harus diperhatikan. Rotifera dapat dibudidayakan dengan menggunakan micro alga sebagai pakannya. Kandungan dari EPA dan DHA yang tinggi seperti pada Nannochloropsis yang kaya akan EPA dan Isochrysis yang kaya akan DHA menjadikan alga tersebut sebagai sumber pakan yang baik untuk kultur Rotifera Dhert, 1996. Untuk menjaga kultur Rotifera tetap stabil, harus dijaga kondisi air supaya tetap hijau. Oleh karena itu kepadatan Nannochloropsis atau Isochrysis harus tetap dijaga ± 0,2 x 10 6 selml. Sebagai alternatif pakan rotifera yang cukup praktis dapat digunakan ragi roti yang mempunyai ukuran 5-7 µ m Dhert, 1996. Berikut adalah kandungan asam lemak rotifera yang diberi ragi dan diperkaya minyak cumi Tabel 4: Tabel 4. Kandungan asam lemak rotifera yang diberi ragi dan yang diperkaya minyak cumi Asam Lemak Jumlah dari total asam lemak Ragi Minyak Cumi 16:0 6-7 10-12 16:n-7 26-27 10-11 18:0 3-4 2-3 18:n-9 26-30 22-24 18:n-6 7-9 2-4 18:n-3 - 0.7-0.8 20:1 3-4 8-10 20:3n-3 - - 20:4n-6 1-2 3-4 20:5n-3 1-2 9-12 22:5n-3 tr-0.4 2-3 22:6n-3 - 7-9 Sumber : Watanabe, 1988 Pengkayaan dengan DHA Selco dan minyak cumi akan meningkatkan kandungan asam lemak dari rotifera, terutama kandungan EPA dan DHA. Berikut adalah kandungan EPA dan DHA dari rotifera yang diberi pakan Nannochloropsis dan yang diperkaya dengan DHA Selco, minyak cumi dan minyak ikan Tabel 5: Tabel 5. Kandungan asam lemak rotifera yang diperkaya dengan minyak ikan, minyak cumi dan DHA Selco dan yang diberi Nannochloropsis Sumber Lemak Kandungan Asam Lemak EPA DHA Nannochloropsis 1 7,3 2,2 DHA Selco 1 4,14 6,8 Minyak ikan 2 2 6,7 7,6 5,3 6,3 minyak cumi 3 4 11,2 11,9 11,2 10,9 Ragi 3 0,7 tr Sumber : 1 Dhert, 1996 Ket: 1 dalam bobot kering 2 Ando et al, 2004 2 dalam mol 3 Kitajima et al, 1980 3,4 dalam dari total asam lemak 4 Kitajima et al, 1990 III. BAHAN DAN METODA

3.1 Pemeliharaan Benur