Notasi Sigma Teorema Sifat-sifat notasi sigma Matriks dan Determinan Definisi 2.1 Kesamaan dua matriks

1 I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah determinan diperkenalkan pertama kali oleh Gauss dalam Disquisitiones Arithmeticae 1801 ketika membahas bentuk kuadratik. Tapi, pengertian determinan menurut sudut pandang modern baru diberikan oleh Cauchy pada tahun 1812. [http:www-groups.dcs.st-and.ac.uk~history HistTopicsMatrices_and_determinants.html] Evaluasi determinan sebagai sebuah kajian tersendiri baru dimulai ketika George Andrews berhasil memecahkan masalah enumerasi yang sulit pada partisi bidang. Sampai saat ini sudah banyak metode yang efektif dan praktis untuk mengevaluasi determinan suatu matriks, di antaranya: reduksi ke dalam matriks segitiga melalui operasi baris atau kolom , ekspansi Laplace, determinan Vandermonde , faktorisasi LU, kondensasi , identifikasi faktor, dan lain-lain. [Krattenthaler, 1991] Dalam karya ilmiah ini, determinan matriks A yang unsur-unsurnya didefinisikan secara rekursif sebagai , 1, 1 1, i j i j i j a a a − − − = + , akan dievaluasi melalui faktorisasi LB. Kemudian, beberapa kasus khusus dianalisis dengan memilih unsur-unsur baris dan kolom pertama matriks tersebut berpadanan dengan suku-suku barisan bilangan bulat tertentu sebagai syarat awal untuk persamaan rekursif yang diberikan. Semua bahasan itu direkonstruksi dari tulisan A. R. Moghaddamfar dan kawan-kawan yang berjudul More calculations on determinant evaluations .

1.2 Metode dan Sistematika Penulisan

Karya ilmiah ini disusun dengan menggunakan metode studi literatur. Adapun sistematika penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut. Pada bab kedua diberikan landasan teori yang menjadi tumpuan dasar dalam analisis masalah. Pada bab ketiga diberikan pembahasan mengenai evaluasi determinan matriks rekursif dan penyelesaian setiap detail kasus yang ada. Pada bab keempat diberikan kesimpulan dan saran yang mengakhiri karya ilmiah ini.

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengevaluasi determinan suatu matriks rekursif berukuran n dengan beberapa pilihan unsur pada baris dan kolom pertamanya. II LANDASAN TEORI Di dalam bab ini akan dibahas sejumlah definisi dan teorema yang menjadi landasan untuk pembahasan di bab III, di antaranya: notasi sigma, matriks dan determinan, persamaan beda, serta teori bilangan. 2.1 Notasi Sigma Teorema 2.1 Sifat-sifat notasi sigma Misalkan i a dan i b adalah suku ke-i dari dua barisan dengan n suku, serta k adalah suatu konstanta, maka 2 a 1 1 n n i i i i ka k a = = = ⋅ b 1 1 1 n n n i i i i i i i a b a b = = = + = + c 1 1 n p n i i p i i p a a + − = = + =

2.2 Matriks dan Determinan Definisi 2.1 Kesamaan dua matriks

Dua buah matriks , i j a = A dan , i j b = B yang masing-masing berukuran m n × dikatakan sama, notasi: = A B , jika , , i j i j a b = untuk setiap i dan j. [Leon, 2001] Definisi 2.2 Perkalian matriks Jika , i j a = A adalah matriks m n × dan , i j b = B adalah matriks n r × , maka hasilkali , i j c = AB adalah matriks m n × yang unsur-unsurnya didefinisikan oleh , , , 1 n i j i k k j k c a b = = untuk setiap i dan j. [Leon, 2001] Definisi 2.3 Fungsi delta Kronecker Fungsi delta Kronecker , i j δ didefinisikan sebagai , 1, jika 0, jika i j i j i j δ = = ≠ [Lipschutz et al., 2002] Definisi 2.4 Matriks identitas Matriks identitas adalah matriks segi , i j δ = I . [Leon, 2001] Definisi 2.5 Matriks nol Matriks nol O adalah matriks yang semua unsurnya bernilai nol. [Anton Rorres, 2004] Definisi 2.6 Matriks , i j e adalah matriks segi yang bernilai 1 pada baris ke-i dan kolom ke-j serta bernilai 0 untuk selainnya. [Moghaddamfar et al., 2007] Definisi 2.7 Submatriks baris dan submatriks kolom Misalkan A adalah matriks segi berukuran n . Submatriks baris i R A adalah matriks 1 n × yang unsur-unsurnya adalah unsur- unsur baris ke-i matriks A. Sedangkan, submatriks kolom j C A adalah matriks 1 n × yang unsur-unsurnya adalah unsur-unsur kolom ke-j matriks A. [Moghaddamfar et al., 2007] Untuk selanjutnya, matriks berukuran n berarti matriks segi berukuran n. Teorema 2.2 Misalkan A adalah matriks berukuran n, maka a , , , , i j k l j k i l δ = e e e , b , i j e A adalah matriks yang unsur-unsur pada baris ke-i-nya adalah unsur-unsur baris ke-j matriks A, sedangkan unsur- unsur baris lainnya bernilai nol, c , i j Ae adalah matriks yang unsur-unsur pada kolom ke-j-nya adalah unsur-unsur kolom ke-i matriks A, sedangkan unsur- unsur kolom lainnya bernilai nol, 3 d , , k i j k i j R R δ = e A A , e , , k i j k j i C C δ = Ae A . [Moghaddamfar et al., 2007] Bukti: Lihat Lampiran 1. Definisi 2.8 Determinan matriks berukuran 1 Misalkan a = A adalah matriks berukuran 1. Determinan matriks A, notasi: det A atau A , didefinisikan sebagai det a = = A A . [Leon, 2001] Definisi 2.9 Ekspansi kofaktor Misalkan , i j a = A adalah matriks berukuran n. Minor dari , i j a adalah determinan dari submatriks berukuran 1 n − yang diperoleh dengan menghilangkan baris ke-i dan kolom ke-j matriks A, notasi: , i j M . Bilangan , , 1 i j i j i j C M + = − disebut kofaktor dari , i j a . Determinan matriks A didefinisikan sebagai , , 1 det n i j i j j a C = = A untuk suatu 1, 2, , i n = . [Noble, 1969] Teorema 2.3 Determinan matriks transpos Misalkan T A adalah transpos dari matriks A yang berukuran n, maka det det T = A A . [Leon, 2001] Bukti: Lihat [Leon, 2001] halaman 85. Definisi 2.10 Matriks segitiga dan matriks diagonal Matriks segi yang semua unsur di atas diagonal utamanya adalah nol disebut matriks segitiga bawah dan matriks segi yang semua unsur di bawah diagonal utamanya adalah nol disebut matriks segitiga atas. Suatu matriks, baik segitiga bawah maupun segitiga atas disebut matriks segitiga. Matriks segi yang semua unsur di atas dan di bawah diagonal utamanya bernilai nol disebut matriks diagonal. [Anton Rorres, 2004] Teorema 2.4 Determinan matriks segitiga dan matriks diagonal Jika A adalah suatu matriks segitiga atau matriks diagonal berukuran n, maka determinan A sama dengan hasilkali unsur- unsur diagonal utama dari A, yaitu: 1,1 2,2 , det n n a a a = A . [Anton Rorres, 2004] Teorema 2.5 Misalkan A adalah matriks berukuran n. Jika A memiliki sebuah baris yang semua unsurnya nol, maka det = A . [Leon, 2001] Definisi 2.11 Operasi baris elementer Misalkan A adalah matriks dengan baris- baris 1 2 , , , m R R R . Operasi-operasi pada A berikut ini disebut operasi baris elementer. a Mempertukarkan baris i R dengan baris j R , notasi: i j R R ↔ . 4 b Mengganti baris i R dengan kelipatan taknol i kR dari baris itu sendiri, notasi: i i kR R → . c Mengganti baris j R dengan jumlah kelipatan i kR dari baris i R dan baris itu sendiri, notasi: i j j kR R R + → . [Lipschutz et al., 2002] Definisi 2.12 Matriks elementer Suatu matriks yang diperoleh dari matriks I dengan melakukan suatu operasi baris elementer disebut matriks elementer. Terdapat tiga jenis matriks elementer yang berkorespondensi dengan ketiga jenis operasi baris elementer. a Matriks elementer jenis I adalah matriks yang diperoleh dengan mempertukarkan dua baris dari matriks I. b Matriks elementer jenis II adalah matriks yang diperoleh dengan mengalikan suatu baris dari matriks I dengan konstanta taknol k. c Matriks elementer jenis III adalah matriks yang diperoleh dari matriks I dengan menjumlahkan kelipatan suatu baris pada baris yang lain. [Leon, 2001] Definisi 2.13 Ekuivalensi baris Matriks B dikatakan ekuivalen baris dengan matriks A jika terdapat matriks- matriks elementer 1 2 , , , k E E E sehingga 1 1 k k − = B E E E A . [Leon, 2001] Teorema 2.6 Determinan matriks elementer Misalkan E adalah matriks elementer berukuran n, maka a jika E adalah matriks elementer jenis I, maka det 1 = − E , b jika E adalah matriks elementer jenis II, maka det k = E , c jika E adalah matriks elementer jenis III, maka det 1 = E . [Anton Rorres, 2004] Lema 2.7 Jika B suatu matriks berukuran n dan E suatu matriks elementer berukuran n, maka det det det = EB E B . [Anton Rorres, 2004] Bukti: Lihat [Anton Rorres, 2004] halaman 107. Teorema 2.8 Jika A dan B adalah matriks-matriks berukuran n, maka det det det = AB A B . [Anton Rorres, 2004] Bukti: Lihat [Anton Rorres, 2004] halaman 108−109. Definisi 2.14 Matriks blok Matriks A dapat dipartisi menjadi matriks- matriks yang lebih kecil dengan cara menggambar garis-garis horizontal di antara baris-baris dan garis-garis vertikal di antara kolom-kolom. Matriks-matriks yang lebih kecil tersebut disebut blok. [Leon, 2001] 5 Definisi 2.15 Matriks blok segi Misalkan M adalah sebuah matriks blok. Matriks M disebut matriks blok segi jika a M adalah sebuah matriks segi, b blok-bloknya membentuk matriks segi, c blok-blok diagonalnya juga merupakan matriks-matriks segi. [Lipschutz et al., 2002] Definisi 2.16 Matriks blok segitiga atas Matriks A adalah matriks blok segitiga atas jika A adalah matriks blok segi dengan blok-blok di bawah diagonalnya adalah blok nol. [Lipschutz et al., 2002] Teorema 2.9 Determinan matriks blok segitiga atas Misalkan M adalah matriks blok segitiga atas dengan blok-blok diagonal 1 2 , , , n A A A , maka 1 2 det det det det n = A A A A . [Lipschutz et al., 2002] Teorema 2.10 Aturan Cramer Jika = Ax b adalah suatu sistem dari n persamaan linear dengan n variabel sedemikian rupa sehingga det ≠ A , maka sistem ini memiliki solusi yang unik. Solusinya adalah 1 2 1 2 det det det , , , det det det n n x x x = = = A A A A A A dengan j A adalah matriks yang diperoleh dengan mengganti unsur-unsur kolom ke-j dari A dengan unsur-unsur pada matriks b. [Anton Rorres, 2004] Bukti: Lihat [Anton Rorres, 2004] halaman 123−124.

2.3 Persamaan Beda Definisi 2.17