pusaran dan aliran vertikal menuju ke dasar saluran. Akan tetapi laju aliran ini terhenti oleh adanya chasing yang menyelubungi pilar, sehingga aliran vertikal
yang seharusnya membentur dasar saluran tertahan. Pada posisi hilir pilar, terjadi pusaran akibat loncatan aliran yang tertahan oleh chasing dan bertemu dengan
sistem vortek dari samping pilar.
4.3 Pemilihan
Diameter Pilar
Pemilihan diameter pilar pada penelitian ini berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang tentang gerusan lokal pada pilar tunggal
dengan variasi diameter. Perbandingan kedalaman gerusan dengan variasi diameter pilar tunggal di tampilkan pada grafik 4.2 berikut :
.
Gambar 4.2 Perbandingan Kedalaman Gerusan terhadap Waktu pada Variasi Diameter Pilar
5 10
15 20
25
2 4
6 8
10 20
30 40
60 85
11 5
145 17
5 205
waktu t ked
al am
an g
er u
sa n
d s
21,95 26,25
32,95 41,75
47,5
Pilar dengan diameter 32.95 sengaja dipilih untuk sekaligus mengetahui berapa besar pengaruh lebar pilar terhadap pola gerusan. Dengan pemakaian pilar
32.95 dan chasing berdiameter 2d pilar, maka dimungkinkan untuk diketahui akibat dari boundary tersebut. Adapun hasil pembacaan kedalaman gerusan pada
pilar tunggal terdapat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Kedalaman Gerusan Lokal di Sekitar Pilar Tunggal Diameter
32,95
Kedalaman Gerusan
Ds mm
Menit 1 2 3 4 5
0 0 0 0 0 0 1 2 3 2 1 2
2 3 3 2 1 4 3 5 3 2 2 4
4 5 4 3 2 4 5 5 4 3 2 4
6 5 4 4 2 3 7 5 5 4 2 4
8 5 6 4 2 4 9 5 6 4 2 4
10 7 6 4 3 7 15 8 7 4 6 8
20 8 7 5 6 9 25 9 7 5 6 9
30 10 7 6 7 9 35 10 7 6 8 9
40 10 7 7 8 9 50 10 7 7 8 9
60 10 8 7 8 9 70 10 8 7 9 9
85 10 9 8 9 9
100 10 9 8 9 9
115 10 10 8 9 9 130 10 10 8 9 9
145 10 10 8 9 9 160 10 10 8 9 9
175 10 10 8 9 9 190 10 10 8 9 9
205 10 10 8 9 9 210 10 10 8 9 9
1 5
2 3
4 Arah aliran
Gambar 4.3 Grafik Kedalaman Gerusan Pilar Diameter 32.95 mm
Gambar 4.4 Kontur Gerusan Pilar Diameter 32.95 mm
2 4
6 80
10 1
20 14
160 18
2 00
20 40
60 80
10 12
14 16
2 4
6 8
10 12
2 4
6 8
10 20
30 40
60 85
115 145
17 5
20 5
t menit Ds
m m
1 2
3 4
5
`
Gambar 4.5 Isometri Gerusan Pilar Diameter 32.95
4.4 Pengaruh
Pemasangan Chasing dengan Variasi Ketinggian
Pengaruh pemasangan
chasing dengan ketinggian 4 cm dari dasar saluran sangat besar terhadap karakteristik gerusan. Diperoleh hasil bahwa pemasangan
chasing yang tinggi mampu mengakibatkan pusaran yang jauh lebih besar dari pusaran yang dihasilkan pilar itu sendiri. Sebab dengan pemasangan yang tinggi
berarti penampang air yang terhalang chasing juga besar, sehingga mengakibatkan vortek system yang terjadi di samping pilar . Disamping itu penampang aliran juga
mengecil sehingga terjadi gerusan karena penyempitan penampang saluran. Dari pengujian juga diperoleh bahwa chasing yang dipasang pada
ketinggian 0 cm dari dasar saluran mampu meredam gerusan, karena vortek hanya terjadi pada pilar, sedangkan chasing tidak membentur aliran sama sekali,
dan penampang aliran praktis lebih lebar dari sebelumnya ketika chasing masih terlihat di atas saluran.
Hasil pengujian karakteristik aliran dengan variasi ketinggian pemasangan chasing dari dasar saluran, dapat di lihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Karakteristik Aliran dengan Variasi Ketinggian Chasing
tinggi muka
air cm diameter
pilarmm diameter
chasing mm
variasi chasing
cm lebar
flum cm
debit airltd
kecepatan aliran md
32,95 65,9 0 21 9 3,64 0.1925 32,95 65,9 1 21 9 3,64 0.1925
32,95 65,9 2 21 9 3,64 0.1625 32,95 65,9 3 21 9 3,64 0.1925
32,95 65,9 4 21 9 3,64 0.1925
Sumber hasil penelitian
Keterangan: Variasi
Chasing adalah ketinggian terhadap dasar saluran
4.5 Perkembangan