4 Memeriksa teknis dan nautis kapal perikanan dan memeriksa alat penangkapan ikan, dan alat bantu penangkapan ikan
5 Memeriksa dan mengesahkan perjanjian kerja laut 6 Memeriksa log book penangkapan dan pengangkutan ikan
7 Mengatur olah gerak dan lalu lintas kapal perikanan di pelabuhan perikanan 8 Mengawasi pemanduan
9 Mengawasi pengisian bahan bakar 10 Mengawasi kegiatan pembangunan fasilititas pelabuhan perikanan
11 Melaksanakan bantuan pencarian dan penyelamatan 12 Memimpin penanggulangan pencemaran dan pemadaman kebakaran di
pelabuhan perikanan 13 Mengawasi pelaksanaan perlindungan lingkungan maritim
14 Memeriksa pemenuhan persyaratan pengawakan kapal perikanan 15 Menerbitkan Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan dan Keberangkatan
Kapal Perikanan, dan 16 Memeriksa sertifikat ikan hasil tangkapan
2.1.2 Klasifikasi Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan perikanan diklasifikasikan Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 16 tahun 2006 Tentang Pelabuhan Perikanan menjadi empat
tipe pelabuhan perikanan yaitu 1 Pelabuhan Perikanan Samudera, 2 Pelabuhan Perikanan Nusantara, 3 Pelabuhan Perikanan Pantai, dan 4 Pangkalan
Pendaratan Ikan. Pelabuhan Perikanan Samudera mempunyai ciri-ciri teknis sebagai berikut:
1 Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, dan laut lepas;
2 Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang- kurangnya 60 GT;
3 Panjang dermaga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3 m;
4 Mampu menampung sekurang-kurangnya 100 kapal perikanan atau jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 6.000 GT kapal perikanan sekaligus;
5 Ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor; 6 Terdapat industri perikanan.
Pelabuhan Perikanan Nusantara mempunyai ciri-ciri teknis sebagai berikut: 1 Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di laut
teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia; 2 Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-
kurangnya 30 GT; 3 Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 m, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 3 m; 4 Mampu menampung sekurang-kurangnya 75 kapal perikanan atau jumlah
keseluruhan sekurang-kurangnya 2.250 GT kapal perikanan sekaligus; 5 Terdapat industri perikanan.
Pelabuhan Perikanan Pantai mempunyai ciri-ciri teknis sebagai berikut : 1 Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan
pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial; 2 Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-
kurangnya 10 GT; 3 Panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 m, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 2 m; 4 Mampu menampung sekurang-kurangnya 30 kapal perikanan atau jumlah
keseluruhan sekurang-kurangnya 300 GT kapal perikanan sekaligus. Sedangkan Pangkalan Pendaratan Ikan PPI mempunyai ciri-ciri teknis
sebagai berikut : 1 Melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di perairan
pedalaman dan perairan kepulauan; 2 Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-
kurangnya 3 GT; 3 Panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m, dengan kedalaman kolam
minus 2 m; 4 Mampu menampung sekurang-kurangnya 20 kapal perikanan atau jumlah
keseluruhan sekurang-kurangnya 60 GT kapal perikanan sekaligus.
Berdasarkan Peraturan
Menteri Kelautan
dan Perikanan
No. PER16MEN2006 ini setiap pelabuhan bisa ditingkatkan klas nya berdasarkan
kriteria teknis yang ada. Peningkatan klas pelabuhan perikanan yang dibangun oleh Pemerintah diusulkan oleh Direktur Jenderal kepada Menteri setelah
mendapat rekomendasi dari BupatiWalikota.
2.2 Konsep Dasar Sistem