namun menggambarkan kemiripan ciri dari setiap kegiatan yang tergolong di dalamnya.
Khusus untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia, berdasarkan pengalaman PKBM, seluruh kegiatan PKBM dapat dikelompokkan dalam tiga
bidang kegiatan, yaitu bidang kegiatan pembelajaran learning activities, bidang kegiatan usaha ekonomi produktif business activities dan bidang kegiatan
pengembangan masyarakat community development activities.
2.4.4 Pengertian Program Kursus
Progam-program pendidikan luar sekolah dirancang berdasarkan jalur, satuan, jenis, dan lingkup pendidikan luar sekolah. Yang dimaksud pendidikan
luar sekolah disini adalah pendidikan yang mencakup dan mengkaji pendidikan nonformal dan informal. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan terstruktur dan
berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Berdasarkan kedua jalur tersebut maka satuan-satuan pendidikan luar sekolah
terdiri atas keluarga, kelompok belajar, lembaga kursus dan pelatihan, majelis ta’lim, PKBM, dan lembaga penyelenggara sejenis.
Lingkup pendidikan luar sekolah meliputi pertama, pendidikan anak usia dini yang dilakukan melalui kelompok bermain dan taman penitipan anak. Kedua,
pendidikan keaksaraan yang merupakan garapan utama keaksaraan fungsional. Ketiga, pendidikan kesetaraan yang dilakukan melaui program Paket A setara SD,
paket B setara SLTP, dan paket C setara SMU. Keempat, pendidikan kecakapan
hidup yang menjadi garapan program kelompok belajar usaha KBU, kursus- kursus, pelatihan keterampilan, magang, sanggar, padepokan, dan sebagainya.
Kelima, pendidikan kepemudaan. Keenam, Pendidikanpemberdayaan perempuan. Ketujuh, pendidikan orang usia lanjut.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ada beberapa ayat yang mengatur tentang kursus, khususnya
pada pasal 26 ayat 4 dan ayat 5. Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memperlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan
hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, danatau melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Kursus dan pelatihan dapat diselenggarakan oleh satuan pendidikan nonformal, yaitu: Lembaga Kursus dan Pelatihan LKP, PKBM, Sanggar
Kegiatan Belajar SKB, Penyelenggaraan Lembaga pemerintah desa, dan
Lembaga lain yang sejenis. Bekal keterampilan yang ditawarkan oleh berbagai lembaga tersebut diharapkan dapat menambah dan memperkuat kompetensi
masyarakat, sehingga dapat mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. Kursus dan pelatihan dapat menjadi salah satu solusi yang realistis untuk
membantu masyarakat
mendapatkan pekerjaan.
Kursus, masyarakat
bisa mendapatkan kompetensi yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan dunia kerja
atau bahkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendirimelalui wirausaha Mulyana, 2011:15
2.4.4.1 Ciri-ciri program kursus
Ciri-ciri program kursus pada pusat kegiatan pembelajaran masyarakat Tim Ikatan Penilik Indonesia, diakses pada 15-03-2013 dalam http:penilikkorwi
l3.blogspot.com201111karakteristik-program-pendidikan-kursus.html: 1 Isi dan tujuan pendidikannya selalu berorientasi langsung pada hal-hal
yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat, untuk mengembangkan minat dan bakat, pekerjaan, potensi, usaha mandiri, karier, mempersiapkan diri di masa
depan, memperkuat kegiatan pendidikan dan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2 Metode penyajian yang digunakan sesuai dengan kondisi warga belajar dan situasi setempat.
3 Program dan
isi pendidikannya
berkaitan dengan
pengetahuan keterampilan fungsional, keprofresian yang diperlukan untuk hidup dalam
masyarakat untuk pembentukan dan pengembangan pribadi, dan untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja, serta untuk persiapan memasuki masa depan.
4 Usia warga belajar tidak dibatasi atau tidak perlu sama pada suatu jenis atau jenjang pendidikan.
5 Jenis kelamin warga belajar tidak dibedakan untuk suatu jenis dan jenjang pendidikan, kecuali bila kemampuan fisik, mental, dan tradisi atau sikapnya dan
lingkaungan sosial tidak mengizinkan. 6 Dalam penerimaan warga belajar bersifat terbuka, fleksibel, dan langsung.
7 Jumlah warga belajar dalam satu kelas disesuaikan dengan kebutuhan proses belajar mengajar yang efektif.
8 Syarat dan ratio minimal fasilitastenaga pendidik dan struktur disesuaikan dengan jenis dan tingkat kursus.Dapat diberikan secara lisan atau secara tertulis.
9 Hasil pendidikannya langsung dapat dimanfaatkan di dalam kehidupan sehari-hari.
10 Dapat diikuti oleh setiap orang yang merasa perlu. Kursus merupakan suatu bentuk layanan pendidikan nonformal yang
diselenggarakan dan dilaksanakan di tengah-tengah masyarakat. Zaenudin Arif 1986:51, kursus adalah suatu format belajar yang tradisional dalam lembaga
pendidikan yang berupa suatu kelompok peserta, yang pertemuannya dilakukan dalam waktu tertentu dengan lama waktu tertentu pula dalam rangka untuk
mempelajari suatu bidang studi yang terbatas di bawah bimbingan seorang instruktur. Dengan demikian kursus dibangun dan diselenggarakan sejajar dengan
kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat baik untuk menambah keterampilan, usaha sosial ekonomi, pengisi waktu luang, dan upaya pengembangan diri.
Kursus merupakan pendidikan yang efektif dalam membina pengetahuan serta meningkatkan kesiapan dalam memasuki lapangan pekerjaan yang dapat
memberikan income generating maupun employment generating. Lebih lanjut mengemukakan bahwa kursus masih merupakan salah satu kegiatan belajar yang
paling efisien dan paling dapat diterima serta merupakan alat yang dinamis dan fleksibel dalam membantu belajar.
Kursus pada mulanya dikembangkan untuk mengembangkan keterampilan praktis bagi warga masyarakat yang membutuhkannya, dan hasilnya langsung
digunakan untuk mencari nafkah. Namun, sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kursus yang semula berorientasi pada penyajian keterampilan peserta didik, kemudian berkembang bukan saja berorientasi pada
keterampilan vocational skills melainkan juga pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Adanya perkembangan orientasi tersebut, pada akhirnya kursus sebagai
salah satu satuan pendidikan nonformal yang diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memperlukan bekal untuk mengembangkan diri, bekerja mencari
nafkah, danatau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Di dalam lembaga PKBM kursus sifatnya progam bukan lembaga. Demikian pula progam kursus
diselenggarakan secara berjenjang dan berkesinambungan. Penjenjangan itu ada yang menyebutkan sebagai tingkatan dasar, terampil dan mahir. Ada yang
menyebutkan dengan istilah tingkatan muda, madya, dan pratama. Ada lagi yang menyebutkan dengan istilah tingkat elementary, intermediate, dan advance.
Walaupun ada sebagian program kursus yang tidak berjenjang sama sekali. Berdasarkan subject matter muatan materikompetensi dan pemanfaatan
hasil belajar, klasifikasi kursus dapat dibedakan menjadi tiga kelompok. Pertama, adalah kursus yang berfungsi meningkatkan kemampuan belajar melalui pelajaran
tambahan untuk bidang-bidang tertentu. Kursus semacam ini disebut bimbingan belajar, seperti IPA, matematika, bahasa inggris. Kedua, adalah kursus yang
berfungsi berfungsi memberikan atau meningkatkan keterampilan. Kursus semacam ini disebut pendidikan keterampilan vokasional, seperti menjahit, setir
mobil, sablon, kecantikan, dan lainnya. Ketiga, kursus untuk pengembangan profesi, seperti kursus sekretaris, akuntan, dan sebagainya.
2.5. Model CIPP