Perebusan Sterilizer Pemipilan Thresher

Gambar 2.3. Lori

4. Perebusan Sterilizer

Proses perebusan buah merupakan faktor yang paling vital dalam pengolahan TBS karena sangat menentukan hasil olah pada tahapan proses selanjutnya baik losses kerugian yang timbul dan juga kualitas produksinya. Perebusan terlalu lama dapat mengakibatkan losses minyak dalam kondensat meningkat dan kualitas CPO dihasilkan memberikan warna lebih gelap tua. Bila perebusan terlalu singkat, maka akan mengakibatkan jumlah berondolan dalam tandan kosong serta jumlah katekopen meningkat, proses pelumatan di unit digester kurang sempurna dan proses pemecahan biji kurang sempurna. Adapun tujuan dari perebusan adalah: a. Memudahkan berondolan lepas dari janjangan. b. Melunakkan buah sehingga mudah diaduk dalam digester. c. Mematikan enzim yang dapat menaikkan ALB. d. Melekangkan inti supaya mudah lepas dari cangkang. Perebusan sterilizer yang ada pada PT. Asam Jawa dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 2.4. Sterilizer Pengoperasian rebusan sterilizer diatas sesuai kebutuhan dengan memperhitungkan: a. Kualitas kematangann TBS yang akan diolah, makin tinggi derajat kematangan TBS maka waktu merebus dioperasikan lebih singkat dan sebaliknya. b. Kapasitas screw press yang dioperasikan. c. Kebutuhan bahan bakar boiler yang dioperasikan. Tahapan perebusan TBS di PT. Asam Jawa terdiri dari 3 puncak, dan untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4.Tahapan Proses Perebusan 3 Puncak TAHAP PROSES WAKTU TEKANAN menit Kgcm² I Deaerasi Menguras udara 6 0 - 0,5 II Menaikkan tekanan uap I pertama 5 1,5 - 2,0 III Menurunkan takanan uap I pertama 3 buang udara dan kondensat : Afblas I IV Menaikkan tekanan uap II dua 7 2 - 2,5 V Menurunkan takanan uap II dua 3 0,5 – 0 buang udara dan kondensat : Afblas II VI Menaikkan tekanan uap III tiga 8 2,8 VII Penahanan tekanan uap 50 2,8 - 3,0 VIII Buang uap dan kondensat : 8 Afblas terakhir : Siklus merebus : 90 Mengeluarkan dan memasukkan lori buah 7 Total waktu proses merebus 97 Sumber :PKS PT. Asam Jawa

5. Pemipilan Thresher

Sebelum TBS sampai ke bagian pemipilan Thresher dari perebusan, alat yang membantu pemindahan TBS adalah Kapstan, Hosting Crane dan Auto Feeder. Kegunaan dari masing-masing alat-alat tersebut adalah: a. Kapstan untuk menarik lori berisi TBS masak yang sudah keluar dari rebusan hingga ke posisi Hosting Crane. b. Hosting Crane untuk mengangkat dan menuangkan lori TBS yang sudah direbus kedalam hoper thresher. c. Auto Feeder untuk mengatur masuknya buah yang sudah direbus ke thresher secara kontinu dan merata sehingga proses perontokan brondolan dapat berlangsung maksimal. Kecepatan auto feeder diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kapasitas olah. Pada thresher, dilakukan pelepasanperontokan brondolan dari janjangan. Proses perontokan brondolan berlangsung akibat adanya bantingan tandan buah didalam alat thresher yang berputar dengan kecepatan ± 23 rpm, semakin berat janjang rata-rata BJR semakin besar rpm nya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian thresher adalah : a. Saat tandan buah berputar dalam thresher harus dapat mencapai ketinggian maksimal, baru jatuh dan terbanting pada As Thresher. b. Pengaturan buah yang masuk dari auto feeder ke thresher disesuaikan dengan kapasitas thresher, sehingga buah tidak terlalu banyak menumpuk dalam thresher yang dapat mengakibatkan proses perontokan tidak sempurna dan juga sebaliknya tidak sempat kosong sama sekali. Penuangan buah dengan hosting crane ke thresher dengan interal waktu yang tetap. Brondolan hasil dari thresher diangkut dengan timba-timba buah fruit elevator ke ularan conveyor digester. Apabila jumlah brondolan kontinu, akibat pemasangan dengan interval tetap maka yang diterima timba buah fruit elevator relatif sama dan hal ini akan memperpanjang umur teknis rantai chain timba buah. Gambar 2.5. Stasiun Penebahan

6. Pengadukan Digester