b. Pola pergerakan menyebabkan perubahan dalam selang waktu dan sistem
kegiatan, melalui pola pelayanan lalu lintas dan melalui sumber yang dikonsumsi untuk pelayanan tersebut;
c. Pola pergerakan langsung menyebabkan perubahan dalam sistem
transportasi.
2.5 Sirkulasi Kendaran
Sirkulasi kendaraan adalah suatu hal yang menggambarkan sebuah pola pergerakan disekitar tapak yang dapat mempengaruhi sirkulasi kendaraan terhadap
lamanya dan beban puncak bagi lalu lintas. Sifat konfigurasi ialah mempengaruhi dan dipengaruhi pola organisasi ruang – ruang yang menghidupkannya. Konfigurasi
sebuah jalan yang dapat memperkuat organisasi ruang dengan mensejajarkan polanya.
Bentuk-bentuk sirkulasi yang biasa terjadi diperkotaan Ching, 1985 adalah: a.
Linier Semua jalan adalah linier, jalan yang lurus dapat menjadi unsure
pembentuk untuk satu deretan ruang - ruang. b.
Radial Bentuk radial memiliki jalan yang berkembang dari atau berhenti pada
sebuah pusat, tidak sama. c.
Spiral Sebuah bentuk spiral adalah sesuatu jalan yang menerus dan berasal dari
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
titik pusat, berputar mengelilinginya dan bergerak menjauhi titik pusat tersebut.
d. Grid
Bentuk grid terdiri dari dua set jalan-jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan-
kawasan ruang yang berbentuk segi empat. e.
Net Work Suatu bentuk jaringan yang terdiri dari beberapa jalan yang
menghubungkan titik – titik tertentu dalam ruang. f.
Campuran Pada kenyataannya, sebuah bangunan umumnya mempunyai suatu
kombinas dari pola - pola tersebut.
2.6 Pemilihan Rute
Jaringan jalan di kota besar sering menghadapi permasalahan lalu lintas terutama pada saat jam – jam sibuk yang pada umumnya pada jam pagi, siang, dan
sore. Kemacetan lalu lintas yang dihadapi di kota besar dapat mencapai tingkat yang sangat kritis. Kemacetan lalu lintas yang terjadi disebabkan oleh tingginya tingkat
pergerakan kendaraan dari luar kota menuju pusat perkotaan. Selain itu penyebab kemacetan lalu lintas disebabkan oleh tingginya pertumbuhan ekonomi, tingginya
aktivitas sosial di perkotaan dan tingginya jumlah pemilik kendaraan, serta berbaurnya peranan fungsi jalan arteri, kolektor dan lokal sehingga jaringan jalan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tidak dapat berfungsi secara efisien. Ketidak lancaran arus lalu lintas ini menimbulkan tundaan kemacetan yang cukup tinggi. Untuk dapat menghindari
kemacetan yang cukup tinggi diperlukan suatu pemilihan rute yang tepat dalam melakukan perjalanan dari asal tempat ke tempat tujuan, sehingga waktu tempuh
yang diperlukan seminimal mungkin. Empat faktor yang mempengaruhi pemilihan rute Warpani, 1990:
1. Waktu perjalanan
2. Biaya perjalanan
3. Kenyamanan
4. Tingkat pelayanan
Rute terbaik bagi pemakai jalan dapat diartikan sebagai rute tercepat dalam mencapai tempat tujuan dan membutuhkan biaya yang tidak terlalu mahal.
Menurut Hutchinson, 1974 menyatakan bahwa hambatan perjalanan adalah sebagai faktor utama yang berpengaruh dalam pemilihan rute. Semakin tinggi hambatan yang
terjadi di suatu ruas jalan mengakibatkan semakin sedikit jumlah lalu lintas kendaraan yang menggunakan ruas jalan tersebut dan sebaliknya, apabila hambatan
yang terjadi di suatu ruas jalan yang cukup rendah maka semakin banyak jumlah lalu lintas yang menggunakan ruas jalan tersebut. Perjalanan biasanya dinyatakan dalam
ukuran kuantitatif yang terdiri dari waktu perjalanan, jarak perjalanan, kecepatan perjalanan serta biaya perjalanan. Dari keempat ukuran kuantitatif tersebut, hambatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
perjalanan dan waktu perjalanan yang merupakan ukuran yang sangat mempengaruhi Warpani, 1990. Pembebanan lalu lintas adalah suatu proses dimana permintaan
perjalanan yang didapat dari tahap distribusi dibebankan ke rute jaringan jalan yang terdiri dari kumpulan ruas-ruas jalan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III METODE PENELITIAN