Testosteron Estradiol 17β E2 Hormon

16 asam amino. Banyak asam amino diperlukan untuk pematangan gonad diambil dari cadangan yang ada di otot putih dan tersedia sebagai hasil degradasi protein.

3. Temperatur

Suhu air yang ideal untuk kegiatan budidaya ikan lele adalah 22 -32 C. Selain untuk membantu dalam pertumbuhan juga sebagai laju metabolisme ikan dan nafsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air Khairuman dan Amri, 2008. Menurut Affandi 2002, perubahan temperatur dapat merangsang tingkah laku pemijahan pada ikan. Temperatur secara langsung dapat menstimulasi kelenjar endokrin untuk mengarahkan ovulasi.

D. Hormon

1. Testosteron

Kondisi ikan di dalam kolam budidaya menyebabkan rangsangan lingkungan yang dibutuhkan tersebut menjadi sangat langka dan ini mengakibatkan hambatan fisiologi bagi terjadinya proses-proses reproduksi. Pada kondisi demikian pemberian hormon menjadi sangat penting untuk menerobos hambatan itu, lebih spesifik lagi dalam proses pematangan gonad. Hormon testosteron merupakan hormon yang paling maksimal dalam proses pematangan gonad dengan rumus kimia C 19 H 27 O 2. Testis merupakan sumber hormon testosteron yang potensial. Pada testis terdapat sel leydig yang berfungsi sebagai sel yang mensintesis hormon testosteron, sedangkan pada ovarium, hormon testosteron dihasilkan oleh sel teka Effendie, 1997. Implan hormon testosteron berdosis 100 µgkg pada kakap memberikan umpan balik positif terhadap hipotalamus atau hipofisis yang ditunjukkan oleh adanya perkembangan 17 gonad dan spermatogenesis Zanuy et al , 1999. Implan hormon 17α- metiltestosteron 5 µgkg ikan sangat efektif untuk pematangan testis dan spermiasi ikan belanak Mugil sp Lee et al, 1992.

2. Estradiol 17β E2

Hormon estradiol merupakan hormon hasil sisntesis dari testosteron yang telah diaromatase oleh bantuan enzim. Hormon ini umumnya ada pada induk ikan betina pada proses vitelogenesis, semakin meningkatnya ukuran oosit maka semakin tinggi kadar hormon estradiol ikan tersebut. Adanya peningkatan konsentrasi estradiol dalam darah akan memacu hati melakukan proses vitelogenesis dan selanjutnya akan mempercepat proses pematangan gonad. Oleh, karena itu kadar steroid plasma dapat digunakan sebagai indikator dari pematangan gonad Zairin et al., 1992. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi estradiol akan meningkatkan konsentrasi Vg darah dan konsentrasi estradiol yang tinggi dijumpai pada saat vitelogenesis Hassin et al., 1991. Sintesis Vg di hati sangat dipengaruhi oleh estradiol yang merupakan stimulator dalam biosintesis Vg. Selain itu, dipengaruhi juga oleh androgen seperti testosteron yang ada dalam tubuh ikan dan mungkin karena perubahan dari androgen menjadi estrogen oleh enzim aromatase folikel Yaron, 1995. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan GtH dapat meningkatkan estradiol, dan pola kadar estradiol seiring dengan perkembangan telur Yaron, 1995; Tang-Ferming et al., 2000.

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 bertempat di Balai Benih Ikan Sentral BBIS Probolinggo, Lampung Timur dan analisis sampel darah dilakukan pada bulan September 20011 bertempat di Balai Penelitian Ternak BALITNAK Ciawi, Jawa Barat.

B. Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah kolam dengan ukuran 30x15x1m 3 untuk pemeliharaan induk, hapa dengan ukuran 1x1x1m 3 , alat suntik , tabung polietilen, mikroskop olympus cx 21, kamera digital Canon, sprayer, timbangan digital dengan tingkat ketelitian 0,01 gr, gelas ukur, penggaris, dan alat ukur kualitas air termometer dengan tingkat ketelitian 0,1 C, DO meter dengan tingkat 0,1 mgl , dan pH meter dengan tingkat ketelitian 0,1. Bahan yang digunakan adalah ikan lele betina dengan ukuran 300 gr sebanyak 45 ekor, Ekstrak Testis Sapi ETS, alkohol 70, larutan formalin 40, larutan EDTA, minyak cengkeh, antibiotik, dan pakan komersial.