LATAR BELAKANG Kesimpulan dan Saran 69

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Air merupakan kebutuhan pokok bagi kelangsungan hidup mahluk hidup. Tanpa air kelangsungan hidup hanya beberapa hari saja. Air adalah unsur kehidupan yang sangat mendasar mencakup semua aktifitas manusia. Tidak semua air didunia dapat dimanfaatkan langsung oleh manusia karena pada kondisi dan keadaan tertentu air baku harus terlebih dahulu diolah atau diproses menjadi air bersih yang sesuai dengan standart kesehatan. Air tanah merupakan suatu sumber daya alam yang bersifat terbaharui renewable . Tetapi meskipun sifatnya demikian waktu pembarahuan tersebut relatif tergantung dari pengimbuhan recharge yang dapat berlangsung dalam ukuran detik hingga jutaan tahun. Penggunaan air tanah sebagai sarana kehidupan semakin meningkat didaerah Sumatera Utara baik untuk kehidupan rumah tangga maupun kebutuhan industri. Peningkatan pemanfaatan air ini dapat kita jumpai pada daerah-daerah yang padat penduduk dan daerah industri. Kecamatan Medan Marelan merupakan salah satu daerah pemukiman, perumahan dan industri yang berkembang dengan pesat yang tercermin dari laju pembangunannya. Sebagai konsekuensinya perlu ditingkatkan sarana maupun prasarana seperti halnya pengadaan air bersih sebagai komuditi ekonomi yang mempunyai peranan penting. Sumber air bersih ini berasal dari air sungai, mata air dan air bawah tanah, salah satu pengadaan air adalah dari air bawah tanah, karena air tersebut dapat digunakan secara mudah dan ekonomis, diambil dengan cara pemboran ataupun penggalian tanah. Universitas Sumatera Utara Kecamatan Medan Marelan adalah termasuk daerah dekat pantai yang merupakan kota yang sangat cepat perkembangannya. Secara geografis kecamatan Medan Marelan terletak pada posisi 3 o 43’25 11” lintang utara dan 98 o 39’ 12 18” bujur timur dengan luas 44,47 km 2 dengan ketinggian 5 m dari permukaan laut. Kecamatan Medan Marelan dihuni oleh 125.487 orang penduduk dimana penduduk terbanyak berada dikelurahan Rengas Pulau yakni sebanyak 57.692 orang. Jumlah penduduk terkecil dikelurahan Paya Pasir yakni sebanyak 10.363 orang. Peningkatan pemanfaatan air tanah ini dapat kita jumpai pada daerah- daerah dekat pantai dan daerah dimana sarana Perusahaan Daerah Air Minum PDAM yang sangat terbatas sehingga masyarakat banyak menggunakan air dari sumur gali dan sumur bor untuk memenuhi kebutuhannya yang harganya jauh lebih murah. Terjadinya penyedotan air tanah yang terus menerus tanpa memperhitungkan daya dukung lingkungannya dapat menyebabkan permukaan air tanah melebihi daya produksi dari suatu akifer lapisan pembawa air yang dapat menimbulkan pengaruh negatif terhadap sumber air bawah tanah serta menyebabkan penurunan lapisan tanah dipermukaan. Penyedotan air bawah tanah yang berlebihan dibeberapa tempat yang berakibat menurunnya permukaan air tanah setempat secara menyolok dapat kita lihat misalnya di Jakarta, permukaan air tanah turun sampai 25 meter dibawah permukaan air laut dan di Bandung sampai 20 meter dipermukaan air tanah setempat, disamping itu untuk beberapa kota yang terletak ditepi pantai seperti Medan, Jakarta, Semarang terjadi penyusupan air laut kedalam lapisan tanah yang mengandung air tawar akibat penurunan permukaan air tanah tersebut. Di Jakarta penyedotan air tanah telah sedemikian menurunkan permukaan air tanah sehingga air laut telah menyusup sejauh 15 km ke daratan dan seluruh air tanah dipesisir telah menjadi payau Soekardi, 1990. Universitas Sumatera Utara Sehubungan dengan hal di atas maka perlu diadakan penelitian khusus mengenai ANALISIS INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI DAN SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK DI KECAMATAN MEDAN MARELAN dalam upaya untuk mengetahui sampai sejauh mana intrusi air laut akibat penyedotan air bawah tanah oleh manusia dan industri dan upaya sedini mungkin dalam pemakaianpenyedotan air bawah tanah tidak dilakukan secara berlebihan, serta dalam pembuatan sumur bor yang tidak memperdulikan kondisi setempat.

1.2. PERUMUSAN MASALAH