2. Derajat Keasaman pH Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada
umumnya disebabkan gas oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada
penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa
senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat menggangu kesehatan 3. Kesadahan
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya Ion Kalsium Ca dan Magnesium Mg dalam bentuk garam
karbonat. Air sadah juga merupakan air yang memiliki kadar mineral yang tinggi. Air dengan kesadahan yang tinggi memerlukan sabun lebih
banyak sebelum terbentuk busa Mestati, 2007
Tabel 2.4. Kesadahan air No.
Kelas 1
2 3
4 1.
Kesadahan mglt 0-55
56-100 101-200
201-500 2.
Derajat kesadahan Lunak
Sedikit sadah
Moderat sadah
Sangat sadah
Sumber : Suripin, 2001
2.3. Kuantitas Air
Kuantitas air secara umum di muka bumi relatif tidak berubah hanya mengalami perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Keadaan geografis yang berbeda,
intensitas hujan tidak merata, maka ketersediaan air di suatu tempat berbeda dengan tempat yang lain.
Secara keseluruhan, jumlah air di bumi sebesar 1.360.000.000 km
3
, tersebar di laut sebesar 97,2 , air permukaan hanya sekitar 2,15, dan air yang
ada di bawah tanah sebesar kurang dari 1. Besarnya air laut tersebut tidak dapat langsung dipergunakan oleh manusia, namun meskipun demikian pada dasarnya
Universitas Sumatera Utara
manusia dapat menggunakan teknologi untuk memaksimalkan potensi-potensi air yang ada.
2.4. Kebutuhan
Menurut kodoatie 2005:150 kebutuhan air adalah kebutuhan air yang digunakan untuk menunjang segala kegiatan manusia, meliputi air bersih domestik dan non
domestik, air irigasi baik pertanian maupun perikanan, dan air untuk penggelontoran kota. Air bersih digunakan untuk memenuhi kebutuhan :
a Air Domestik yaitu air untuk rumah tangga yang ditentukan oleh jumlah penduduk dan konsumsi per kapita.
b Air Non Domestik yaitu air yang digunakan untuk industri, pariwisata, tempat ibadah, tempat sosial, serta tempat-tempat komersial atau tempat umum
lainnya. Menurut Gleick Arsyad, 1989:163, pemakaian air oleh manusia
digolongkan dalam tiga golongan utama yaitu : 1 pemakaian domestik, 2 pemakaian Industri, dan 3 pemakaian pertanian.
Kebutuhan air domestik sangat ditentukan oleh jumlah penduduk, dan konsumsi air perkapita. Kecendrungan populasi dan sejarah populasi dipakai
sebagai dasar perhitungan kebutuhan air domestik terutama dalam penentuan kecendrungan laju pertumbuhan
Growth Rate Trends.
Selain pertumbuhan penduduk, estimasi populasi untuk masa yang akan datang juga merupakan salah
satu parameter utama dalam penentuan kebutuhan air domestik. Jumlah penduduk yang terus berkembang pada suatu wilayah tertentu akan
mengakibatkan peningkatan akan ruang untuk hidup. Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, semakin sempit pula lahan untuk mendukung penduduk
tersebut. Semakin sempit lahan, semakin sempit pula infiltrasi peresapan air ke dalam tanah yang terjadi karena tertutup oleh bangunan-bangunan. Selain itu
pertambahan penduduk akan pula meningkatkan kebutuhan akan air, pada akhirnya, akan berpengaruh terhadap daya dukung lahan untuk menyediakan air.
Universitas Sumatera Utara
Salim 1991:188 menerangkan bahwa : “Permintaan terhadap penggunaan air semakin meningkat, jumlah penduduk yang memerlukan air terus bertambah,
sedangkan penyediaan air dan kemampuan alam untuk menahan air semakin berkurang. Hal tersebut berhubungan dengan kemampuan alam untuk menahan air
semakin berkurang. Hal tersebut berhubungan dengan kemampuan sejumlah air untuk mendukung terhadap kehidupan manusia atau dikenal dengan daya dukung
air”. Menurut Direktorat Penyehatan, Dirjen Cipta Karya DPU, Tahun 1982
mengenai standar kebutuhan air rata-rata perorang untuk kota di Indonesia dapat dilihat pada tabel 2.7 Tabel standar kebutuhan air rata-rata perorangan untuk
kota-kota di Indonesia Tabel 2.5 Standar Kebutuhan Air Rata-rata Perorangan untuk kota-kota di
Indonesia Kategori Kota
Jumlah Penduduk jiwa
Standar literoranghari
Metropolitan 1.000.000
120 Kota Besar
500.000-1.000.000 100
Kota Sedang 100.000-500.000
90 Kota Kecil
20.000-100.0000 60
Semi Urban 3.000-20.000
45 Sumber : Ditjen Cipta Karya 1982
2.5. Intrusi air laut ke akifer air tanah