I.4.2 Manfaat Penelitian 1.
Secara teoritis dan akademis, peneliti dapat menerapkan ilmu yang didapat selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi USU sekaligus menambah
khasanah wawasan khususnya mengenai media dan penelitian analisis wacana.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca
agar lebih kritis terhadap informasi yang disajikan media.
I.5. KERANGKA TEORI
Setiap penelitian memerlukan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti sebuah masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka
teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan diri dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti Nawawi, 1995: 39-40. Menurut
Kerlinger, teori adalah himpunan konstruk konsep, definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di
antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2002 :6. Dalam penelitian ini, beberapa teori yang digunakan antara lain adalah:
I.5.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi
yang dilakukan melalui atau dengan menggunakan media massa mass media of communication. Komunikasi massa menyiarkan informasi, pendapat-pendapat,
Universitas Sumatera Utara
nilai-nilai kepada komunikan yang beraneka ragam dan dalam jumlah yang banyak dan sekaligus menggunakan media massa.
Adapun yang menjadi ciri-ciri utama dari komunikasi massa adalah: 1.
Sumber komunikasi massa bukan hanya satu orang. Biasanya yang menjadi sumber informasi dari komunikasi massa bukan individu
perorangan melainkan suatu organisasi yang bersifat formal dan pengirimnya seringkali merupakan komunikator professional.
2. Pesannya tidak unik dan beranekaragam. Pesan yang disampaikan
komunikasi massa biasanya bersifat sesuatu yang umum, kompleks, mudah dicerna dan diingat oleh audiencenya. Hubungan yang terjalin
anatara pengirim dan penerima juga bersifat satu arah dan jarang sekali terjadi interaksi bukan hubungan yang sifatnya khusus.
3. Komunikasi massa memiliki cakupan kontak yang sifatnya luas. Kontak
terdapat dalam komunikasi massa bukan bersifat khusus, atau bersifat hubungan interpersonal. Hubungan yang terjalin dalam komunikasi
massa adalah kontak secara serentak antara satu pengirim dengan banyak penerima. Tujuan dari kontak ini adalah untuk menciptakan pengaruh
yang luas dalam waktu yang singkat dan respon seketika dari banyak orang secara serentak Quail, 1994: 33-34.
I.5.2 Analisis Isi.
Analisis isi content analysis adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru replicable, dan sahih data dengan
Universitas Sumatera Utara
memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu
berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbal maupun nonverbal. Sejauh itu makna komunikasi menjadi amat dominan dalam setiap
peristiwa komunikasi. Sebenarnya analisis isi komunikasi amat tua umurnya, setua umur manusia
namun penggunaan teknik ini diintroduksikan di bawah analisis isi content analysis. Dalam metode penelitian tidak setua umur penggunaan istilah tersebut.
Tuanya umur penggunaan analisis isi dalam praktik kehidupan manusia, disebabkan sejak adanya manusia di dunia, manusia saling menganalisis makna
komunikasi yang dilakukan antara satu dengan lainnya. Gagasan untuk menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian muncul
dari Bernard Berelson. Ia telah menaruh banyak perhatian pada analisis isi. Berelson mendefinisikan analisis isi dengan; Content Analysis is a research
technique for the objective, systematic and quantitive of the manifest content of communication Bungin, 2003:173. Tekanan Berelson pada menjadikan analisis
isi sebagai teknik penelitian yang objektif, sistematis, dan deskripsi kuantitatif dari apa yang tampak dalam komunikasi. Salah satu tekanan Berelson dalam
analisis isi yaitu deskripsi kuantitatif. Hal ini menunjukkan pada analisis isi adalah teknik yang bersisi ganda. Dapat digunakan pada teknik kuantitatif, maupun
kualitatif, tergantung pada sisi mana peneliti memanfaatkannya. Dalam penelitian kualitatif, analisis isi ditekankan pada bagaimana peneliti
memaknakan isi komunikasi secara kualitatif, membaca simbol-simbol,
Universitas Sumatera Utara
memaknakan isi interaksi simbolik yang terjadi dalam komunikasi Bungin, 2003:174. Menurut McQuail dalam buku Mass Communication Theory
Kriyantono, 2006: 229 mengatakan bahwa tujuan dilakukan analisis terhadap isi pesan komunikasi adalah:
1. Mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media.
2. Membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial.
3. Isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan budaya serta sistem
kepercayaan masyarakat. 4.
Mengetahui fungsi dan efek media. 5.
Mengevaluasi media performance. 6.
Mengetahui apakah ada bias media. I.5.3 Analisis Wacana
Lubis dalam Sobur menyatakan bahwa analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun belakangan ini. Aliran-aliran linguistik selama
ini membatasi penganalisisannya hanya kepada soal kalimat dan barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa memalingkan perhatiannya kepada
penganalisisan wacana Sobur, 2004:47. Istilah analisis wacana adalah istilah umum yang dipakai dalam banyak
disiplin ilmu dan dengan berbagai pengertian. Meskipun ada gradasi yang besar dari berbagai defenisi, titik singgungnya adalah analisis wacana berhubungan
dengan studi mengenai bahasa pemakaian bahasa Eriyanto, 2001 :3-4.
Universitas Sumatera Utara
Analisis wacana secara teoritis memiliki prinsip yang hampir sama dengan beberapa pendekatan metodologis, seperti analisis struktural, pendekatan
dekonstruksionisme, interaksi simbolik dan hermeneutik, yang semuanya lebih menekankan pada pengungkapan makna yang tersembunyi Bungin, 2003: 152-
153. Seperti yang banyak dilakukan dalam penelitian mengenai organisasi
pemberitaan selama dan sesudah tahun 1960-an, analisis wacana menekankan pada bagaimana signifikasi ideologis berita merupakan bagian dan menjadi paket
metode yang digunakan untuk memproses media How the ideological significance of news is part of the methods used to process news Sobur,
2004:48. Analisis wacana dikatakan sebagai alternatif dari analisis isi, tentu saja hal
itu bukan berarti analisis wacana lebih baik dari analisis isi kuantitatif. Kata alternatif digunakan untuk menunjukkan bahwa analisis wacana dapat melengkapi
dan menutupi kelemahan dari analisis isi kuantitatif. Perbandingan di sini bukan dimaksudkan untuk mengatakan metode yang satu lebih baik dibandingkan
metode yang lain, tetapi untuk menjelaskan setiap metode mempunyai karakter tersendiri, kelebihan dan kekurangan sendiri. Analisis wacana berbeda dengan apa
yang dilakukan oleh analisis isi kuantitatif yaitu : pertama, analisis wacana dalam analisisnya lebih bersifat kualitatif dibandingkan dengan analisis isi yang
umumnya kuantitatif. Analisis wacana lebih memperhitungkan pemaknaan teks dari pada penjumlahan unit kategori seperti dalam analisis isi. Dasar dari analisis
wacana adalah interpretasi, karena analisis wacana merupakan bagian dari metode interpretatif yang mengandalkan interpretasi dan penafsiran peneliti. Isi dipandang
Universitas Sumatera Utara
bukan sebagai sesuatu yang mempunyai arti yang tepat, setiap teks pada dasarnya bisa dimaknai secara berbeda, dapat ditafsirkan secara beraneka ragam.
Kedua, analisis isi kuantitatif pada umumnya hanya dapat digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat nyata manifest, sedangkan
analisis wacana justru memfokuskan pada pesan yang tersembunyi latent. Makna suatu pesan dengan demikian tidak dapat hanya ditafsirkan sebagai apa
yang tampak nyata dalam teks, tetapi harus dianalisis dari makna yang tersembunyi. Ketiga, analisis kuantitatif hanya dapat mempertimbangkan “apa
yang dikatakan” what, tetapi tidak dapat menyelidiki “bagaimana ia mengatakan” how. Dalam pendekatan ini, pengandaian yang digunakan untuk
memeriksa makna tersembunyi yang dimiliki wacana juga dapat dipelajari dan dibedah.
Selain itu juga dapat dilihat bagaimana suatu peristiwa dapat digambarkan dengan sedikit atau banyak detil dalam teks. Intinya, semua elemen yang
membentuk teks baik yang terlihat secara eksplisit maupun tersamar dapat dibedakan dengan analisis wacana. Keempat, analisis wacana tidak berpretensi
melakukan generalisasi dengan beberapa asumsi. Salah satunya yaitu setiap peristiwa pada dasarnya selalu bersifat unik, karena itu tidak dapat diperlakukan
prosedur yang sama yang diterapkan untuk isu dan kasus yang berbeda Eriyanto, 2001: 337-340.
I.5.4 Analisis Wacana versi Theo Van Leeuwen