Umum Konsep Dasar DWDM Dense Wavelength Division Multiplexing

BAB III JARINGAN SERAT OPTIK DWDM

3.1 Umum

Perkembangan teknologi optik DWDM Dense Wavelength Division Multiplexing yang didorong oleh kebutuhan akan kapasitas transmisi yang sangat besar telah mengakibatkan perubahan yang sangat cepat dalam penyediaan kapasitas bandwith yang besar dalam jaringan. Sistem transport kanal dalam domain panjang gelombang ini memberikan fleksibilitas yang tinggi bagi penyelenggara jaringan dalam memenuhi kebutuhan yang ada baik masa kini maupun masa yang akan datang[11]. Teknologi DWDM menyediakan jaringan jarak jauh dengan peningkatan kapasitas yang luar biasa. DWDM adalah bagian penting infrastruktur untuk membawa suara, data, aliran video, dan audio yang berkecepatan tinggi. Teknologi multiplexing lah yang membuat serat tunggal dari serat mampu membawa banyak kanal suara dan data[12]. DWDM Dense Wavelength Division Multiplexing merupakan pengembangan dari teknologi WDM Wavelength Division Multiplexing yang memiliki prinsip kerja yang sama. Sistem WDM konvensional bekerja pada dua daerah panjang gelombang yaitu 1310 nm dan 1550 nm. Dengan mengirimkan isyarat optik pada panjang gelombang yang berbeda memungkinkan dapat menampung beberapa panjang gelombang sehingga kapasitas informasi yang dikirimkan sangat besar. Universitas Sumatera Utara

3.2 Konsep Dasar DWDM Dense Wavelength Division Multiplexing

DWDM Dense Wavelength Division Multiplexing adalah suatu teknik transmisi yang yang memanfaatkan cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda sebagai kanal-kanal informasi, sehingga setelah dilakukan proses multiplexing seluruh panjang gelombang tersebut dapat ditransmisikan melalui sebuah serat optik. Prinsip kerja dari teknologi DWDM menggunakan media transmisi berupa fiber optik, dimana semua sumber sinyal informasi λ1-λn dari transmiter akan dimultipleksikan ke dalam satu fiber, setelah itu sinyal informasi tersebut ditransmisikan kemudian masuk ke perangkat demultiplekser untuk disebarkan kembali sesuai tujuan masing-masing sinyal yang akan diterima oleh receiver. Gambar 3.1 menunjukkan konsep dasar sistem DWDM dengan penguat[13]. Optical Transmitter Optical Receiver Detector λ1 λ2 EDFA Connector Optical splice Fiber λn Multiplex Demultiplex DWDM DWDM Gambar 3.1 Konsep Dasar Sistem DWDM dengan Penguat Source 1 Source 1 Source N Receiver 1 Receiver 2 Receiver N Universitas Sumatera Utara Yang menjadi fungsi dari masing-masing bagian di atas sebagai berikut : 1. Optical Transmitter Laser Masukan sistem DWDM berupa trafik yang memiliki format data dan laju bit yang berbeda dihubungkan dengan laser DWDM. Laser tersebut akan mengubah masing-masing sinyal informasi dan memancarkan dalam panjang gelombang yang berbeda-beda λ 1, λ 2, λ 3,..λ n. Sistem DWDM menggunakan resolusi yang tinggi atau band yang sempit dan laser mengirimkan pada band panjang gelombang 1550 nm dengan 2 keuntungan yaitu : a. Memperkecil kehilangan daya optik, selama perjalanan sinyal pada kabel serat optik dari pengirim ke penerima. b. Memungkinkan digunakannya penguat optik untuk memperbesar daya optik pada jarak tempuh yang lebih jauh lagi. 2. DWDM Multiplexer DWDM Multiplexer berfungsi untuk menggabungkan sinyal-sinyal transmit yang mempunyai panjang gelombang berbeda-beda menjadi satu, untuk kemudian diteruskan ke satu satu optical fiber. Beberapa multiplex dibuat dari completely passive devices artinya tidak memerlukan catuan listrik. Multiplex optical pasif bekerja sebagaimana prisma dengan presisi yang sangat tinggi untuk menggabungkan beberapa sinyal individual. Multiplex ada yang mempunyai kemampuan untuk transmit dan receive pada satu single fiber, yang dikenal dengan be-directional transmission. 3. Optical Cable Berfungsi untuk menyalurkan sinyal gabungan beberapa panjang gelombang, yang datang dari DWDM Multiplexer. Universitas Sumatera Utara 4. Optical Amplifier Berfungsi untuk menguatkan sinyal optik yang sudah mulai melemah karena redaman sepanjang dalam perjalanan di dalam kabel serat optik. Satu optical amplifier dapat menguatkan beberapa sinyal optik secara bersamaan[13].

3.3 Channel Spacing Spasi Kanal

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Topologi Jaringan Ring pada Synchronous Digital Hierarchy (SDH) dan Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) di PT. TELKOM MEDAN (Aplikasi Ring 1 (NEC) dan Ring 2 (SIEMENS) JASUKA)

7 77 85

Studi Perbandingan DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) Dan CWDM (Coarse Wavelength Division Multiplexing) Pada Sistem Komunikasi Serat Optik

8 66 87

PERENCANAAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI DWDM (DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING) PADA LINK PADANG-PEKANBARU.

0 0 6

Analisis pengaruh crosstalk pada sistem komunikasi Serat optik terhadap jaringan dense wavelength Division multiplexing (dwdm)

0 0 12

Analisis pengaruh crosstalk pada sistem komunikasi Serat optik terhadap jaringan dense wavelength Division multiplexing (dwdm)

1 1 1

Analisis pengaruh crosstalk pada sistem komunikasi Serat optik terhadap jaringan dense wavelength Division multiplexing (dwdm)

0 0 4

Analisis pengaruh crosstalk pada sistem komunikasi Serat optik terhadap jaringan dense wavelength Division multiplexing (dwdm)

0 0 26

Analisis pengaruh crosstalk pada sistem komunikasi Serat optik terhadap jaringan dense wavelength Division multiplexing (dwdm) Chapter III V

1 0 20

Analisis pengaruh crosstalk pada sistem komunikasi Serat optik terhadap jaringan dense wavelength Division multiplexing (dwdm)

0 0 1

ANALISIS DAN SIMULASI EFEK NON LINIER THREE WAVE MIXING PADA LINK DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (DWDM) SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK ANALYSIS AND SIMULATION OF NON LINEAR EFFECT THREE WAVE MIXING IN DENSE WAVELENGHT DIVISION MULTIPLEXING (DWDM) L

1 2 8