Network Topology Topologi Jaringan Serat Optik

4.4 Network Topology Topologi Jaringan Serat Optik

Topologi jaringan merupakan bentuk jalur pengkabelan yang diimplementasikan pada jaringan. Topologi jaringan serat optik yang menghubungkan kota Medan dengan Aceh dapat dilihat pada Gambar 4.2[14]. Gambar 4.2 Topologi Jaringan Serat Optik DWDM Medan - Aceh Dari Gambar 4.2 dapat terlihat secara keseluruhan jaringan serat optik DWDM link Medan – Aceh melalui jalur timur dan jalur barat Sumatera. Secara topologi Medan – Aceh membentuk konfigurasi ring. Topologi ring merupakan topologi umum yang digunakan dalam jaringan SDH yang memiliki tingkat Universitas Sumatera Utara kehandalan yang tinggi yang dapat diimplementasikan dalam memenuhi kebutuhan akan proteksi pada level yang diinginkan. Jalur timur Sumatera melalui kota Medan - Binjai – Stabat – Tanjung Pura – P.Brandan – Kuala Simpang – Langsa. Terminal 1 berada di kota Medan dan terminal 2 di Langsa. Di setiap terminal masing-masing memiliki 2 konektor sebagai junction penghubung fiber optik. Jumlah konektor yang digunakan pada perancangan ini ada 14 konektor dan 57 splice sambungan. Apabila pada jalur timur mengalami gangguan akibat putusnya kabel serat optik maka akan dilakukan penyambungan splicing atau pemindahan ke jalur lain. Untuk topologi jaringan serat optik DWDM Link Medan – Langsa melalui jalur timur Gambar 4.3. 22.8 Km 22.9 Km 22.6 Km 22.7 Km 50.5 Km 40.5 Km Gambar 4.3 Topologi Jaringan Serat Optik DWDM Link Medan –Langsa Perangkat multiplexer – demultiplexer berada di kota Medan dan Langsa. Penempatan repeater di Pangkalan Brandan dan sublink lainnya adalah sebagai link penghubung antara terminal yaitu Binjai, Stabat, Tanjung Pura dan Kuala Simpang. Dalam perancangan jaringan serat optik DWDM antara Link Medan – Medan Binjai Stabat Tanjung Pura P.Brandan Kuala Simpang Langsa Universitas Sumatera Utara Langsa tidak secara langsung namun melalui beberapa terminal kota. Repeater penguat sinyal optik diletakkan di Pangkalan Brandan yang berjarak 22.7 Km dari Tanjung Pura. Dari Pangkalan Brandan akan terhubung dengan jalur serat optik di Kuala Simpang dan Langsa. Konfigurasi eksisting link Medan – Langsa secara topologi membentuk topologi ring melalui jalur Timur dengan menggunakan STM-64 dan sistem proteksi MSP Ring, dimana proyek perancangan jaringan serat optik DWDM link Medan – Langsa menggunakan Optix OSN 6800 Software.

4.5 Data Pengukuran Daya Optical Power DWDM Ring 1 Medan – Langsa

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Topologi Jaringan Ring pada Synchronous Digital Hierarchy (SDH) dan Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) di PT. TELKOM MEDAN (Aplikasi Ring 1 (NEC) dan Ring 2 (SIEMENS) JASUKA)

7 77 85

Studi Perbandingan DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) Dan CWDM (Coarse Wavelength Division Multiplexing) Pada Sistem Komunikasi Serat Optik

8 66 87

PERENCANAAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI DWDM (DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING) PADA LINK PADANG-PEKANBARU.

0 0 6

Analisis pengaruh crosstalk pada sistem komunikasi Serat optik terhadap jaringan dense wavelength Division multiplexing (dwdm)

0 0 12

Analisis pengaruh crosstalk pada sistem komunikasi Serat optik terhadap jaringan dense wavelength Division multiplexing (dwdm)

1 1 1

Analisis pengaruh crosstalk pada sistem komunikasi Serat optik terhadap jaringan dense wavelength Division multiplexing (dwdm)

0 0 4

Analisis pengaruh crosstalk pada sistem komunikasi Serat optik terhadap jaringan dense wavelength Division multiplexing (dwdm)

0 0 26

Analisis pengaruh crosstalk pada sistem komunikasi Serat optik terhadap jaringan dense wavelength Division multiplexing (dwdm) Chapter III V

1 0 20

Analisis pengaruh crosstalk pada sistem komunikasi Serat optik terhadap jaringan dense wavelength Division multiplexing (dwdm)

0 0 1

ANALISIS DAN SIMULASI EFEK NON LINIER THREE WAVE MIXING PADA LINK DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (DWDM) SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK ANALYSIS AND SIMULATION OF NON LINEAR EFFECT THREE WAVE MIXING IN DENSE WAVELENGHT DIVISION MULTIPLEXING (DWDM) L

1 2 8