Latar Belakang Studi Pemahaman Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU Terhadap Tugas Dan Fungsi Bank Indonesia Pasca UU No.23 Tahun 1999

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dilihat dari sejarah berdirinya Bank Indonesia pada tahun 1960-an dimana pada masa itu Bank Indonesia difokuskan sebagai sarana untuk pemulihan perekonomian dengan tugas untuk menstabilkan dan merehabilitasi perekonomian yang berkonsentrasi pada pengendalian inflasi, penertiban bank swasta nasional dengan sasaran untuk mengurangi jumlah bank swasta nasional yang pada saat itu sangat banyak dan lemah serta memperkuat bank yang ingin melanjutkan kegiatannya, meningkatkan mobilisasi dana masyarakat guna menopang pembiayaan pembangunan, sekaligus mengurangi beban pemerintah dengan memperkenalkan program Tabungan Pembangunan Nasional TABANAS dan Tabungan Asuransi Berjangka TASKA. Keberhasilan Bank Indonesia pada tahun 1960-an sampai tahun 1990-an dalam mengatasi berbagai masalah ekonomi, dimana Bank Indonesia melakukan berbagai macam kegiatan seperti pemberian izin membuka dan menutup bank- bank yang diatur oleh menteri keuangan setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia, menunjuk bank swasta nasional yang memenuhi syarat menjadi bank devisa, mendorong pelaksanaan merger antar bank dengan berbagai insentif, pemberian kredit likuiditas darurat umum kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas sebagai akibat perubahan mendadak diluar kekuasaan bank- bank yang bersangkutan, meningkatkan permodalan bank-bank melalui penjualan saham kepada masyarakat, mengeluarkan kebijaksanaan pemberian subsidi kredit secara selektif subsidized selective credit policy guna mempercepat Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pertumbuhan kredit perbankan dalam rangka mendorong pembangunan dan pemerataan melalui pengembangan usaha kecil. Pada masa itu kegiatan Bank Indonesia semuanya diatur oleh pemerintah, kekuasaan pemerintah terhadap Bank Indonesia sangatlah absolute dimana Bank Indonesia berperan sebagai pembantu pemerintah UU No 131968 sehingga segala kinerja Bank Indonesia harus disetujui oleh pemerintah terlebih dahulu baru bisa dijalankan. Pada tahun 1998 terjadi gejolak ekonomi yang cukup signifikan dimana dengan lengsernya Presiden Soeharto, kerusuhan Mei 1998, kemelut politik yang tidak jelas di tubuh pemerintahan Indonesia mengakibatkan inflasi yang tinggi, kehancuran perekonomian, serta krisis keuangan yang parah. Dalam hal ini, Bank Indonesia dinilai terlambat mengambil tindakan untuk mengatasi gejolak tersebut, hal ini kemudian ditinjau oleh pemerintahan yang baru dan dari hasil tinjauan tersebut, penyebab Bank Indonesia terlambat dalam mengambil langkah penanggulangan krisis ekonomi adalah tidak adanya independensi di tubuh Bank Indonesia tersebut. Karena selama ini Bank Indonesia diatur oleh pemerintah sehingga pada saat terjadi gejolak di tubuh pemerintahan maka otomatis pengambilan keputusan di dalam Bank Indonesia juga mengalami masalah. Maka dari kondisi tersebut diadakan pembahasan mengenai independensi Bank Indonesia dan dari hasil pembahasan tersebut menghasilkan keputusan UU No. 231999 mengenai Tugas dan Fungsi Bank Indonesia secara independen. Melalui UU No. 231999 maka Tugas dan Fungsi Bank Indonesia bukan lagi sebagai pembantu pemerintahan seperti yang ditetapkan di UU No. 13 tahun 1968 melainkan menjadi sebuah bank sentral yang independen bebas dari campur Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara tangan pemerintah danatau pihak-pihak lainnya kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam UU No.231999 pasal 4. Dengan menjadi sebuah lembaga yang independen maka Bank Indonesia memiliki otonomi penuh dalam melaksanakan tugasnya. Dalam rangka untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah pasca menjadi sebuah lembaga independensi maka Bank Indonesia menetapkan 3 tiga pilar yang merupakan 3 tiga bidang utama tugas dari Bank Indonesia yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank. Namun sejak berdirinya Bank Indonesia sampai sekarang, tugas dan fungsi Bank Indonesia belum dipahami masyarakat. Masih banyak masyarakat yang belum mengerti apa tujuan yang ingin dicapai Bank Indonesia dan apa fungsi dari Bank Indonesia. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari mantan Gunernur Bank Indonesia, Miranda S Goeltom. Beliau mengatakan bahwa, Hampir setengah abad sejak berdirinya BI masih banyak masyarakat luas yang belum paham fungsi dan tugas BI. Pemicu dari permasalahan tersebut adalah belum memadainya tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan tugas dan fungsi Bank Indonesia. Masyarakat belum mengetahui secara spesifik keberadaan dari Bank Indonesia. Peneliti Ekonomi Madya Kantor BI Medan, Elly Tjan mengatakan, “Masyarakat beranggapan BI serupa dengan BCA Bank Central Asia atau dengan bank-bank komersil lainnya. Padahal kedua bank tersebut sangat jauh berbeda fungsi dan tujuannya,” Dari uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa Bank Indonesia berbeda Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dengan bank-bank komersial atau lembaga keuangan lainnya. Masyarakat tidak dapat menyimpan uang, meminta kredit atau mentransfer uang di Bank Indonesia. Pada dasarnya Bank Indonesia tidak mencari keuntungan, akan tetapi Bank Indonesia dibentuk untuk mencapai suatu tujuan sosial ekonomi tertentu yang menyangkut kepentingan nasional atau kesejahteraan umum, seperti stabilitas harga dan perkembangan ekonomi. Kurangnya pemahaman masyarakat akan tugas dan fungsi BI disebabkan karena keterbatasan informasi dan akses yang diperoleh masyarakat. Maka dari itu, untuk menanggulangi masalah tersebut, mahasiswa fakultas ekonomi diharapkan dapat membantu BI dalam hal penyampaian informasi tentang tugas dan fungsi dari BI kepada masyarakat. Atas dasar pertimbangan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang seberapa besar pemahaman mahasiswa fakultas ekonomi terhadap tugas dan fungsi BI dan menuangkannya di dalam penulisan skripsi yang berjudul “ Studi Pemahaman Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU terhadap Tugas dan Fungsi BI pasca UU No.231999 ”

1.2. Perumusan Masalah