BAB 5 PRINSIP DESAIN INTERIOR
Dalam mempelajari desain interior diperlukan penguasaan sejumlah pengetahuan yang berkait dengan aspek kebutuhan manusia didalam ruang sebagai makhluk
individual maupun sosial. Pengetahuan yang dimaksud mencakup : sejarah desain, psikologi, sosiologi, ergonomi, konstruksi bangunan, fisika teknik,metodologi dan
estetika. Selain pemahaman terhadap pengetahuan yang mendukung diperlukan juga penguasaan keterampilan dalam proses perancangan desain interior antara
lain kemampuan membuat program, kemampuan membuat presentasi desain, kemampuan komunikasi dan sebagainya.Sumber : Wikipedia.org
Desain interior adalah ilmu yang mempelajari perancangan suatu karya seni yang ada di dalam suatu bangunan dan digunakan untuk memecahkan masalah manusia.
Perancangan interior rumah meliputi bidang arsitektur yang memiliki ruang lingkup bagian dalam suatu bangunan. Dalam merancang, atau mendesain, ada beberapa
prinsip dasar yang menjadi acuan dalam desain, yang akan dijelaskan sebagaimana berikut ini.
5.1 UNITY AND HARMONY Yaitu suatu ruangan dianggap sebagai suatu kesatuan dimana semua elemen yang
ada saling melengkapi dan berkesinambungan satu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan komposisi yang seimbang.
Ketika memulai sebuah desain, desainer interior perlu memikirkan rumah sebagai suatu totalitas, serangkaian ruang dihubungkan oleh ruang dan tangga. Oleh karena
itu tepat bahwa gaya umum dan tema berlaku untuk semua ruangan. Ini bukan untuk mengatakan bahwa semua elemen desain interior harus sama tetapi mereka harus
bekerja sama dan saling melengkapi satu sama lain untuk memperkuat seluruh komposisi.
5.2 KESEIMBANGAN BALANCE Sesuai dengan judulnya, Keseimbangan berarti tidak “berat” sebelah. Tidak terlalu
condong ke sisi sebelah kanan atau kiri atau atas dsb. Aksen pun harus memiliki keseimbangan dengan lingkungan sekitarnya.
Style keseimbangan terbagi 3 yaitu: simetris, asimetris, dan radial.
KESEIMBANGAN SIMETRIS: Keseimbangan simetris terjadi apabila berat visual dari elemen-elemen desain
terbagi secara merata baik dari segi horizontal maupun vertikal. Gaya ini mengandalkan keseimbangan berupa dua elemen yang mirip dari dua sisi yang
berbeda. Kondisi pada keseimbangan simetris adalah gaya umum yang sering digunakan untuk mencapai suatu keseimbangan dalam desain. Meskipun mudah
untuk diterapkan, keseimbangan simetris sulit untuk membangkitkan emosi dari pembaca visual karena terkesan “terlalu direncanakan”. Kesimbangan simetris juga
biasa disebut dengan keseimbangan formal.
Gambar 5. 1 Contoh Interior Ruang yang Simetris
KESEIMBANGAN ASIMETRIS: Keseimbangan asimetris terjadi ketika berat visual dari elemen desain tidak merata
di poros tengah halaman. Gaya ini mengandalkan permainan visual seperti skala, kontras, warna untuk mencapai keseimbangan dengan tidak beraturan. Seringkali
kita melihat sebuah desain dengan gambar yang begitu besar diimbangi dengan teks yang kecil namun terlihat seimbang karena permainan kontras, warna, dsb.
Keseimbangan asimetris lebih mungkin untuk menggugah emosi pembaca visual karena ketegangan visual dan yang dihasilkannya. Ketegangan asimetris juga biasa
disebut dengan keseimbangan informal.
Gambar 5. 2 Contoh Interior Ruang yang Asimetris
KESEIMBANGAN RADIAL: Adalah ketika semua element desain tersusun dan berpusat di tengah. Misalnya:
Tangga berbentuk spiral.
5.3 FOCAL POINT Focal point disini maksudnya adalah aksen yang menjadi daya tarik ruangan. Bisa
satu atau lebih, tapi jangan semua. Misalnya focal point pada ruangan adalah jendela besar yang ada di ruangan, perapian atau bisa juga lukisan.
5.4 RITME Dalam desain interior, ritme adalah semua pola pengulangan tentang visual. Ritme
didefinisikan sebagai kontinuitas atau pergerakan terorganisir.
Gambar 5. 3 Efek visual yang diberikan wallpaper memberikan nuansa yang berbeda.
Gambar 5. 4 Contoh Ritme pada bookshelves
Gambar 5. 5 Contoh ritme pada pembuatan tangga
5.5 DETAILS Detail disini mulai dari pemilihan sakelar, tata cahaya, letak pot bunga dsb. Detail
biasanya tidak jelas tetapi mereka harus benar sehingga meningkatkan nuansa keseluruhan ruangan.
5.6 SKALA DAN PROPORSI Kedua prinsip desain yang berjalan beriringan, karena keduanya berhubungan
dengan ukuran dan bentuk. Sebenarnya masih berhubungan dengan konsep keseimbangan dan aksen yang telah dipaparkan sebelumnya saya rasa, namun kali
ini lebih kepada ukuran. Misalnya ukuran kursi tamu dan meja tamu yang seimbang. Apabila mejanya terlalu tinggi, maka pengguna kursi akan merasa tidak terlalu
nyaman dengan desain meja tersebut.
5.7 WARNA Unsur ini salah satu yang memegang peranan penting dalam menghasilkan nuansa
dan mood suatu ruangan.
Gambar 5. 6 Contoh komposisi warna model 1
Gambar 5. 7 Contoh komposisi warna minimalis
Gambar 5. 8 Contoh komposisi warna interior kamar tidur dominan hitam dan putih
Gambar 5. 9 Contoh komposisi warna pada interior anak remaja
Gambar 5. 10 Contoh komposisi warna interior kamar tidur
Gambar 5. 11 Contoh komposisi warna pada interior kamar tidur anak lelaki
Gambar 5. 12 Contoh komposisi warna pada interior kamar tidur anak perempuan
Analisis : Apakah kamarmu memenuhi prinsip desain interior? Jelaskan untuk
setiap kriterianya
BAB 6 ELEMEN UTAMA INTERIOR