BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan penghasil minyak atsiri terbesar di dunia. Diperkirakan permintaan minyak atsiri akan tetap prospektif dimasa yang akan
datang. Penyebabnya karena makin berkembangnya industri pemakai yang sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pendapatan per kapita, dan kesadaran
penduduk untuk menggunakan minyak atsiri alami seiring dengan gerakan “kembali ke alam” back to nature yang resikonya lebih aman dibandingkan
minyak tiruan yang diproduksi secara sintetis Lutony, 1994. Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari tanaman dan
mempunyai sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi. Minyak atsiri didefinisikan sebagai produk hasil penyulingan
dengan uap dari bagian-bagian suatu tumbuhan Gunawan, 2001. Salah satu sentra minyak atsiri adalah di Banda dan Maluku. Sebagian besar
minyak atsiri yang dihasilkan adalah minyak pala. Pala merupakan salah satu komoditas ekspor penting karena Indonesia merupakan negara penghasil biji pala
terbesar, yaitu memasok sekitar 70 - 75 kebutuhan dunia. Biji pala digunakan sebagai rempah-rempah dan di kirim ke dunia Barat yang sudah berlangsung
beratus-ratus tahun Rismunandar, 1992. Pala banyak digunakan dalam industri obat-obatan, minuman dan makanan.
Minyak atsiri pala terdiri atas miristisin dan monopeten yang dapat menimbulkan
Universitas Sumatera Utara
rasa kantuk. Minyak atsiri pala dapat diperoleh dari penyulingan biji pala Sunanto, 1993.
Dan untuk melakukan penetapan kadar minyak atsiri pada pala metode destilasi adalah metode yang paling tepat, karena metode ini dapat digunakan
untuk bahan yang kebanyakan dapat rusak akibat panas dan kering Gunawan, 2010.
Berdasarkan uaraian diatas penulis berkeinginan melakukan penetapan kadar minyak atsiri biji pala yang diperoleh melalui metode destilasi uap dengan
berdasarkan SNI 01-0006-1987.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penetapan kadar minyak atsiri biji pala adalah untuk mengetahui kadar minyak atsiri biji pala dengan menggunakan metode destilasi uap.
1.3 Manfaat