Identifikasi Kecerdasan Emosi dan Keterampilan Sosial Peserta Didik

Modul Pelatihan SD Kelas Awal 69 F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Lakukanlah uji diri seperti dijelaskan pada pembelajaran ke-1. Sebaiknya Anda banyak berlatih dengan menggunakan kasus kelas yang diampu sebagai subjek latihan. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan sebaiknya mempelajari metodologi pembelajaran dan cara mengembangkan iklim belajar yang kondusif untuk mengembangkan kecerdasan emosi dan perkembangan keterampilan sosial. G. Kunci Jawaban 1. Beberapa alasan mengapa anak-anak perlu dibimbing untuk belajar mengendalikan emosi, diantaranya yaitu berkaitan dengan penerimaan sosial bahwa setiap kelompok sosial mengharapkan anak dapat mengendalikan emosi dan semakin dini anak belajar mengendalikan emosi maka semakin mudah anak untuk mengendalikan emosi. 2. Banyak penelitian menjelaskan bahwa penolakan oleh teman pada masa kanak-kanak menjadi salah satu penyebab buruknya prestasi belajar, munculnya masalah emosi, dan meningkatnya risiko kenakalan remaja. Oleh karena itu guru harus peduli terhadap perkembangan emosi dan sosial peserta didik dan penting sekali mengajarkan kecerdasan emosi dan keterampilan sosial melalui contoh, pembiasaan, dan bimbingan . 3. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan Bu Nabila. a. Identifikasi fenomena dan masalah: anak asuh Bu Nabila mudah marah, cengeng, kurang tekun saat mengerjakan tugas, dan mau menang sendiri. Mereka berasal dari keluarga yang terlalu memanjakan dan selalu memenuhi kemauan anak. Anak-anak ini memiliki masalah dalam perkembangan emosinya. b. Persiapan: lakukan seperti yang dijelaskan pada pembelajaran ke-1. c. Saat pembelajaran: 1 menempatkan peserta yang sedang didampingi di dekat guru dan teman-teman yang sudah lebih matang emosinya yang dapat menjadi tutor sebaya; 2 memberi perhatian lebih dengan memantau Kegiatan Pemebalajaran 5 70 sikap peserta didik selama pembelajaran, memberi dukungan agar mereka lebih mudah menguasai emosinya termasuk memotivasi untuk tetap tekun bekerja saat menghadapi kesulitan; 3 menjelaskan cara bagaimana sebaiknya bersikap jika ada hal yang tidak disukai; cara berbagi, cara mengasah empati; 4 membangun iklim belajar yang kondusif mengenai perilaku yang dapat dan tidak dapat diterima dengan konsekuensi edukatif untuk perilaku yang tidak dapat diterima; 5 guru perlu memberi contoh cara mengingatkan dan menerima peringatan teman secara santun; d. Di luar pembelajaran: 1 memberi dukungan lebih untuk menguatkan pemahaman peserta didik agar lebih empati, tidak cengeng, lebih tekun; e. Bekerja sama dengan orangtua: 1 memfasilitasi orangtua mengenai pentingnya peserta didik memiliki kecerdasan emosi dan keterampilan sosial untuk kesukesan pencapaian target belajar mereka, studi lanjut, dan kehidupan sehari-hari, serta cara mengembangkannya terutama untuk kendala yang sedang dihadapi oleh puteri masing-masing; 2 agar mendampingi puterai nya untuk mengembangkan kecerdasan emosi dan keterampilan sosial yang baik, terutama untuk perilaku yang sedang ditangani; 3 meminta untuk terus mendukung peserta didik agar kecerdasan emosi dan keterampilan sosial betul-betul terkembangkan dengan baik; 4 berbagi informasi tentang perkembangan pencapaian peserta didik agar bisa segera diindaklanjuti melalui pembelajaran, kegiatan lain di sekolah, dan kegiatan di rumah sesuai arahan guru. f. Bekerja sama dengan sejawat: 1 untuk menginformasikan jika menemukan peserta didik binaannya menunjukkan perilaku yang menunjukkan emosi dan keterampilan sosial yang kurang baik, terutama perilaku yang sedang ditangani, sehingga bisa segera ditindaklanjuti. 71 Kegiatan Pembelajaran 6: Perkembangan Moral dan Kecerdasan Spiritual Perilaku moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep-konsep moral –peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya. Konsep-konsep moral menentukan pola perilaku yang diharapkan oleh masyarakat. Memahami nilai-nilai yang dapat mengontrol perilaku dalam suatu masyarakat dan mengatur perilaku seseorang secara benar merupakan bagian yang penting dari perkembangan konsep benar dan salah, hal itu berubah sejalan dengan tumbuh dewasa. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan fitrah sebagai hambaNya untuk beribadah kepadaNya. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya God-Spot pada otak manusia. Pada God-Spot itulah terdapat fitrah manusia yang terdalam. A. Tujuan Setelah melaksanakan pembelajaran, peserta diklat diharapkan dapat memahami konsep perkembangan aspek moral dan kecerdasan spiritual; identifikasi ciri-ciri moral dan kecerdasan spiritual peserta didik; dan implementasinya dalam pembelajaran.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mendeskripsikan tahapan perkembangan aspek moral peserta didik 2. Membedakan ciri-ciri moral peserta didik yang tinggi dan rendah 3. Mengidentifikasi moral peserta didik 4. Mendeskripsikan tahapan perkembangan kecerdasan spiritual peserta didik 5. Membedakan ciri-ciri perilaku peserta didik yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi dan rendah 6. Mengidentifikasi kecerdasan spiritual peserta didik 7. Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi perkembangan aspek moral dan kecerdasan spiritual peserta didik