38
Kelas VII SMP
A. Pengertian Susila
Kata susila terdiri dari kata su dan sila. Kata “su” artinya baik, dan “sila” artinya perbuatan. Jadi, kata susila berarti perbuatan yang baik.
Untuk menilai perbuatan baik dan buruk, manusia diukur dengan norma- norma yang berlaku di masyarakat. Norma-norma tersebut antara lain
norma agama yang berasal dari wahyu Tuhan, norma kesopanan yang bersumber dari hati nurani, norma kesusilaan yang bersumber dari tata
pergaulan di masyarakat dan norma hukum yang dibuat oleh pejabat yang berwenang. Walaupun umat manusia telah diatur dengan banyak norma,
kenyataannya kejahatan masih tetap saja terjadi di masyarakat.
Secara nyata, terkadang manusia dikuasai oleh naluri ingin mengalahkan pihak lain yang tidak disenanginya homo homonilupus, artinya manusia
mempunyai kecenderungan untuk menghancurkan musuh-musuhnya. Oleh karena itu, Brahma dalam sakti-Nya sebagai Saraswati menurunkan
Veda sebagai pedoman yang paling sempurna untuk menata kehidupan umat manusia agar mencapai kesejahteraan lahir batin, baik semasa hidup
maupun setelah ajal.
Secara umum, membunuh dan menghancurkan sangat dilarang oleh semua agama di dunia. Semua tata nilai yang hidup di masyarakat juga
melarang pembunuhan dan penghancuran. Sejarah peradaban umat manusia juga banyak memberikan bukti agar tidak terjadi pembunuhan
dan penghancuran. Sistem budaya masyarakat yang dibangun pada hakikatnya untuk menghindari pembunuhan dan penghancuran. Semua
sistem nilai yang dibangun mengharapkan kehidupan yang penuh dengan rasa wulas asih, saling melindungi, dan saling menjaga. Pada hakikatnya,
semua masyarakat sangat anti dengan kekerasan. Ketika ada masalah yang muncul, hendaknya diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai
mufakat.
Walaupun semua masyarakat anti kekerasan apalagi yang sampai menyebabkan kematian, ternyata pembunuhan, konlik dan kekerasan selalu
ada di masyarakat. Agama Hindu memperbolehkan adanya pembunuhan yang disebut sebagai Pati Kawenang untuk alasan, sebagai berikut:
1. membela diri, hal ini terjadi apabila sudah terdesak dan nyawa kita
terancam. Dalam situasi seperti ini, maka membunuh karena membela diri dibenarkan;
2. upacara Yajña, membunuh dalam Yajña bukan semata-mata menghilangkan nyawa mahluk lain, tetapi mempunyai fungsi panyupatan,
atau mengangkat derajat kemuliaan hewan atau tumbuhan yang dikorbankan untuk kepentingan Yajña;
3. percobaan ilmu pengetahuan; 4. kesehatan tubuh kita; dan
39
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
5. menjaga keseimbangan populasi hewan. Hal ini dilakukan agar populasi hewan tidak banyak sehingga tidak membahayakan keselamatan
manusia.
B. Pengertian Sad Atatayi