Pengujian Hipotesis 1, 2 dan 3 Metode Penelitian

AKPM-12 20

B. Pengujian Hipotesis 1, 2 dan 3

B.1. Hasil pengujian dengan menggunakan model C.1 model interaksi Tabel 1: Hasil regresi hubungan antara financial leverage dengan beta Panel A: dimoderasi oleh size; panel B: dimoderasi oleh operating leverage; dan panel C: dimoderasi oleh industri Variabel Koefisien Standard Error t-ratio Significant level Prediksi Arah Tanda PANEL A: Hubungan financial leverage dengan beta yang dimoderasi size Intercept lnDER DSIZE lnDERDSIZE DERDSIZE Adj-R 2 F-Test P-Value 0,976 -0,00265 -0,02918 0,00550 -0,020 0,428 0,733 0,031 0,024 0,037 0,008 31,507 -0,109 -0,432 0,714 0,000 0,913 0,432 0,477 ? + - + Panel B: Hubungan financial leverage dengan beta yang dimoderasi operating leverage Intercept lnDER DDOL lnDERDDOL DERDDOL Adj-R 2 F-Test P-Value 0,964 0,00737 -0,04834 0,00747 -0,015 0,573 0,635 0,019 0,016 0,047 0,011 51,311 0,473 -1,034 0,702 0,000 0,637 0,304 0,484 ? + -+ -+ Panel C: Hubungan financial leverage dengan beta yang dimoderasi oleh industri Intercept lnDER IND1 IND2 lnDERIND1 lnDERIND2 Adj-R 2 F-Test P-Value 0,99647 -0,02957 0,00564 -0,11029 0,00070 0,03627 0,069 2,317 0,051 0,032 0,024 0,044 0,048 0,008 0,012 30,852 -1,253 0,129 -2,299 0,086 2,965 0,000 0,214 0,898 0,024 0,932 0,004 ? + ? ? + + Keterangan: Signifikan pada level 5 Signifikan pada level 10 Dari tabel di atas, panel A menunjukkan hasil pengujian hipotesis 1 secara terpisah, yaitu bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi secara negatif hubungan antara AKPM-12 21 financial leverage dengan beta. Hasinya menunjukkan bahwa variabel independen tidak signifikan menjelaskan besarnya beta p-value= 0,733. Ini juga berarti bahwa model ini tidak berhasil mendukung hipotesis sebgaimana yang ditemukan Francis 1986, Elton dan Gruber 1995: 149, yaitu bahwa perusahaan yang size-nya besar akan menghadapi risiko lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki size kecil. Perusahaan yang berskala besar lebih mudah mengakses ke pasar modal sedangkan perusahaan berskala kecil lebih sulit untuk akses ke pasar modal. Panel B menunjukkan hasil regresi hubungan antara financial leverage dengan beta ketika ada moderasi dari operating leverage. Hasilnya juga menunjukkan bahwa model pengujian ini tidak berhasil mendukung hipotesis 3 karena dari nilai p-value, yaitu 0,635, maka model ini tidak signifikan dalam mendukung hipotesis, meskipun tanda koefisien interaksi menunjukkan arah yang sama dengan hipotesis 3a. Sebagian literatur empiris menunjukkan bahwa korelasi operating leverage dengan financial leverage adalah negatif, sedangkan operating leverage dengan risiko sistematis menunjukkan korelasi positif. Operating leverage yang tinggi akan menyababkan financial leverage menjadi menurun lihat Ferri and Jones, 1979, namun sebaliknya akan menaikkan risiko sistematis lihat Lev, 1974; Mandelker and Rhee, 1984 dan operating leverage yang rendah akan menaikkan financial leverage naik, namun akan menurunkan risiko sistematis. Sedangkan Panel C menunjukkan hasil regresi hubungan antara financial leverage dengan beta ketika ada moderasi dari faktor industri. Hasilnya juga menunjukkan bahwa model pengujian ini berhasil mendukung hipotesis 2 secara marginal pada level 0,05 atau signifikan pada level 0,1 p-value=0,051. Ini berarti AKPM-12 22 bahwa pengaruh interaksi faktor industri tingkat homogenitas yang dibedakan antara industri Industri Barang Konsumtif Aneka Industri dan lainnya dengan besarnya financial leverage sangat berpengaruh terhadap variasi beta. Koefisien interaksi faktor industri yang membedakan antara Industri Barang Konsumtif Aneka Industri dan lainnya dengan financial leverage sangat signifikan pada level 0,05 yaitu 0,004. Namun ketika industri dibedakan antara industri jasa, perdagangan dan real estate dengan lainnya, maka hasilnya tidak signifikan. Dengan demikian, hasil ini konsisten dengan temuan Martakinen 1993 yang menunjukkan hasil yang berbeda ketika tingkat homogenitas sampelnya berbeda, meskipun arah tanda koefisien berbeda untuk variabel interaksi, yaitu positif. Tabel 2: Hasil regresi hubungan antara financial leverage dengan beta dimoderasi oleh size, operating leverage, dan industri Variabel Koefisien Standard Error t-ratio Significant level Prediksi Arah Tanda Intercept lnDER DSIZE DDOL IND1 IND2 lnDERDSIZE lnDERDDOL lnDERIND1 inDERIND2 Adj-R 2 F-Test P-Value 2,914 -0,207 -0,142 -0,266 -0,01505 -0,407 0,02969 0,04893 0,00043 0,125 0,107 2,189 0,031 0,119 0,086 0,102 0,132 0,131 0,138 0,021 0,029 0,023 0,034 24,493 -2,402 -1,386 -2,016 -0,115 -2,961 1,395 1,699 0,019 3,660 0,000 0,019 0,170 0,047 0,909 0,004 0,167 0,093 0,985 0,000 ? + - -+ ? ? + + + + Keterangan: Signifikan pada level 5 Signifikan pada level 10 AKPM-12 23 Dari tabel di atas, ditunjukkan bahwa pengujian hipotesis 1, 2, dan 3 dilakukan secara serentak dalam satu model, yaitu memasukkan seluruh variabel independen yaitu size, operating leverage dan faktor industri dan interaksinya dengan financial leverage. Hasilnya menunjukkan bahwa model ini signifikan pada level signifikansi 0,05 p-value=0,031. Dua variabel interaksi, yaitu interaksi antara operating leverage dengan financial leverage dan industri yang membedakan antara Industri Barang Konsumtif Aneka Industri dan lainnya dengan financial leverage mampu menjelaskan variasi beta atau risiko sistematis dengan tingkat signifikansi secara berturut-turut sebesar 0,093 dan 0,000. Hasil ini berarti mendukung hipotesis 2 dan hipotesis 3, sementara hipotesis 1 tidak terdukung B.2. Hasil pengujian dengan menggunakan model C.2 blocking sampel Dari pengolahan statistik yang telah dilakukan dengan SPSS, maka berikut akan disajikan ringkasan hasil uji beberapa hipotesa 1, 2, dan 3 yang telah disusun di atas. 1. Uji Hubungan : Beta-Adjusted dengan Financial Leverage Debt to Total Asset dengan kondisi blocking sampel yang berbeda. Tabel 3 Hasil Regresi dari 46 sampel untuk masing-masing kategori: Size Besar dan kecil, Operating leverage tinggi dan rendah, Industri 00: Industri Kimia Dasar; 10: Industri Jasa, Perdagangan Real Estate; 01: Industri Barng Konsumtif Aneka Industri Model: ln βsi = a + b ln DTA + μ Koefisien Blocking Sample a b Adj-R 2 F Statistik Kecil 0,997 37,894 0,00 0,05933 1,239 0,222 0,012 1,536 0,222 SIZE Besar 0,950 30,241 0,00 -0,0378 -0,508 0,614 -0,017 0,259 0,614 Op. Rendah 0,987 40,608 0,00 0,04098 0,885 0,381 -0,005 0,783 0,381 AKPM-12 24 Leverage Tinggi 1,031 2,097 0,042 -0,00325 -0,133 0,895 -0,022 0,018 0,895 00 0,964 21,31 0,00 -0,00104 -0,009 0,993 -0,040 0,993 0,993 10 0,945 32,799 0,00 -0,0802 -1,102 0,282 0,009 1,214 0,282 Industri 01 1,001 30,674 0,00 0,06939 1,267 0,213 0,015 1,604 0,213 Semua Industri 0,959 8,379 0,00 0,0004762 0,078 0,938 -0,011 0,006 0,938 Keterangan: 00: Industri Kimia Dasar 10: Industri Jasa, Perdagangan Real Estate 01: Industri Barng Konsumtif Aneka Industri Angka dalam kurung menunjukkan t statistik p-value terletak dibawah t-statistik Signifikan pada tingkat 5 Dari table di atas, maka bisa disimpulkan bahwa hasil uji parsial hubungan antara financial leverage dengan beta ternyata tidak berhasil menerima Ha1 bahwa hubungan antara financial leverage dengan risiko sistematis akan lebih kuat ketika size prusahaan relatif lebih besar dari pada perusahaan lain. Hal ini terlihat dari perbandingan nilai F yang sama-sama tidak signifikan; yaitu pada pada perusahaan dengan size rendah taraf signifikansinya 0,222 dan pada size yang tinggi justru lebih besar, yaitu 0,614. Bahkan hubungan antara financial leverage dengan adjusted-beta juga terlihat tidak signifikan. Untuk melihat sensitifitas hubungan antara financial leverage dengan beta ketika dilihat dalam perspektif kondisi operating leverage DOL yang berbeda, maka table di atas menunjukkan bahwa hasil uji parsial hubungan antara financial AKPM-12 25 leverage dengan beta ternyata tidak berhasil menerima Ha3 bahwa hubungan antara financial leverage dengan risiko sistematis akan lebih kuat ketika operating leverage prusahaan relatif menurun dari pada perusahaan lain. Hal ini terlihat dari perbandingan nilai F yang sama-sama tidak signifikan; yaitu pada pada perusahaan dengan size rendah taraf signifikansinya 0,381 dan pada size yang tinggi justru lebih besar, yaitu 0,895. Bahkan hubungan antara financial leverage dengan adjusted-beta juga terlihat tidak signifikan. Sedangkan untuk melihat sensitifitas hubungan antara financial leverage dengan beta ketika dilihat dalam perspektif homogenitas perusahaan dengan tiga klasifikasi sampel, yaitu, 00: Industri Kimia Dasar; 10: Industri Jasa, Perdagangan Real Estate; dan 01: Industri Barang Konsumsi Aneka Industri, maka table di atas menunjukkan bahwa hasil uji parsial hubungan antara financial leverage dengan beta ternyata juga tidak berhasil menerima Ha4 bahwa hubungan antara financial leverage dengan risiko sistematis akan lebih kuat ketika ada homogenitas perusahaan; dan akan lemah terjadi sebaliknya. Hal ini terlihat dari perbandingan nilai F yang sama-sama tidak signifikan; yaitu pada pada perusahaan dengan pada industri 00 rendah taraf signifikansinya 0,993 dan pada industri 10 pada taraf 0,282 dan 0,213 pada industri 01. Selain itu, dari perbandingan kedua table di tas, tidak terlihat ada perbedaan kekuatan hubungan antara financial leverage dengan beta karena klasifikasi industri homogenitas dan yang tidak ada klasifikasi. Ini bisa dilihat juga pada nilai adjusted R 2 pada kedua table di atas. Bahkan hubungan antara financial leverage dengan adjusted-beta juga terlihat tidak signifikan. 2. Uji Variabel Gabungan AKPM-12 26 Uji Hubungan: Financial Leverage Debt to Total Asset, DOL, size dan Industri terhadap Beta-AdjustedNon-Adjusted Tabel 4 Hasil Regresi dari variable gabungan: financial leverage, operating leverage DOL, ukuran perusahaan, dan perbedaan industri dengan membedakan antara beta disesuaikan dan tidak disesuaikan Model: ln βsi = a + b ln DTA + c ln DOL +d ln SIZE + eIND1 + fIND2 Koefisien Jenis Beta a b c d e f Adj-R 2 F Statistik p value Beta-Non- Adjusted -2,634 -2,567 0,013 0,877 2,541 0,014 -0,0559 -0,846 0,401 0,104 1,924 0,059 -0,245 -0,971 0,336 -,297 -1,309 0,196 0,122 2,757 0,027 Beta- Adjusted 1,022 7,027 0,00 0,0479 0,941 0,350 -0,0036 -0,390 0,698 -0,0019 -0,245 0,807 0,0028 0,056 0,956 0,014 0,422 0,674 -0,055 0,218 0,954 Keterangan: Angka dalam kurung pada kolom 2 sd 7 menunjukkan t statistik; sedangkan pada kolom 9 p-value p-value terletak dibawah t-statistik pada kolom 2 sd 7 Signifikan pada tingkat 5 Signifikan pada tingkat 10 Dari uji keseluruhan variable pada satu model, terlihat bahwa ternyata ukuran perusahaan dan financial leverage secara bersama-sama secara signifikan mempengaruhi beta risiko sistematis jika beta yang ada belum disesuaikan, yang ditunjukkan dengan taraf signifikansi 0,014 untuk financial leverage dan 0,059 untuk ukuran perusahaan, sedangkan DOL dan efek industri tidak signifikan. Namun demikian secara keseluruhan model ini signifikan dengan nilai Adj-R 2 0,122; atau 12,2 model ini mampu menjelaskan besarnya beta risiko sistematis. AKPM-12 27 Namun yang perlu dicatat adalah bahwa untuk risiko sistematis yang diukur dengan beta yang disesuikan ternyata sangat tidak signifikan. Hasil ini menunjukkan secara tajam bahwa pengukuran beta yang ada masih menjadi persoalan. Dengan demikian, keseluruhan model C.2 dengan menggunakan blocking sampel tidak berhasil menunukkan bukti yang mendukung hipotesis 1, hipotesis 2 dan hipotesis 3. Hampir semua model tidak signifikan, kecuali pada model gabungan. Namun, dalam model gabungan ini, namun penafsiran perlu dilakukan secara hati-hati karena betanya adalah non-adjusted sehingga validitas hasil ini belum bisa meyakinkan karena adanya error-variable yang ada proksi risiko sistematis. B.3. Hasil Estimasi Secara Temporal dengan menggunakan Model C. 3 Untuk menguji estimasi kausalitas, langkah-langkah yang akan dilakukan mengacu prosedur estimasi standar, yang meliputi dua langkah penilaian. Pertama melakukan pengujian stasioneritas dan derajat integrasi untuk masing-masih variabel: BETA2 BETA KOREKSI, BETA1 BETAMENTAH, ASETTOTAL DAN UMTOTAL FINANCIAL LEVERAGE. Uji stasioneritas dilakukan untuk menilaia apakah seri atau deretan variabel-variabel yang diikutkan dalam model beta, total aset [size], financial leverage, dan operating leverage stasioner. Stasioneritas ini merupakan persyaratan untuk melakukan analisis runtun waktu sehingga penggunaan OLS y6ang dipergunakan untuk mengestimasi variabel tidak spurious lancung. Uji stationeritas. Seri dikatakan terintegrasi dalam derajat d atau Id, jika d yang merupakan jumlah waktu seri harus didefensiasi untuk mencapai stationeritas. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menggunakan uji DF dickey-Fuller dan ADF Augmented Dickey-Fuller test. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel berikut. AKPM-12 28 Tabel 5: Uji DF dan ADF Variabel DF ADF Beta1 -1,075 -1,077 Dbeta1 -4,142 -4,508 Beta2 -4,130 -4,37 AsetTotal -2,006 -1,746 DAsetTotal -4,749 -4,756 DOLTOT -3,699 -3,640 DDOLTOT -5,93 -5,84 UMTOTAL -4,35 -4,257 Keterangan: Signifikan pada 1 Signifikan pada 5 Signifikan pada 10 Model hasil penyesuaian melalui proses differencing, yaitu first difference untuk variabel BETA1 DAN ASETTOTAL yang akan diuji dapat dilihat sebagai berikut. AKPM-12 29 Tabel 6 Hasil Estimasi untuk Model 13, 14, 15, dan 16 Beta dihitung dengan koreksi Dependent Variable BETA2 UMTOTAL Model Model 16 Model 17 Model 18 Model 19 LAGLEAD ∝ Ind Var t-1 t-1; t-2 t-1; t+1 t-1; t-2 t+1;t+2 t-1 t-1; t-2 t-1; t+1 t-1; t-2 t+1;t+2 C DOLTOT ΔASETTOTAL UMTOTAL -1 UMTOTAL -2 UMTOTAL +1 UMTOTAL +2 BETA2-1 BETA2-2 BETA2+1 BETA2+2 2,55 -0,02 -0,007 0,034 2,54 -0,02 0,03 0,03 0,01 2,41 -0,01 -0,01 0,06 0,08 2,41 -0,09 -0,48 0,05 0,05 0,10 -0,01 -9,12 -0,38 0,02 4,11 -5,48 -0,558 -1,84 5,55 -2,79 - 14,61 -0,35 0,03 4,14 2,05 -10,45 -0,47 -1,60 5,37 -2,78 1,6 0,2 R2 Adj-R2 F-Stat Prob 0,06 -0,02 0,74 0,53 0,07 -0,05 0,55 0,69 0,45 0,37 5,97 0,001 0,59 0,49 6,006 0,000 0,31 0,25 4,85 0,006 0,43 0,36 5,69 0,001 0,39 0,31 4,73 0,004 0,6 0,51 6,47 0,000 AKPM-12 30 D-W Stat 1,34 1,33 1,87 2,38 1,26 1,7 1,49 2,3 AIC SCHWARZ WALD-TEST: C2: C3: 0,65 0,83 0,91 0,91 0,74 0,97 0,89 0,89 0,22 0,44 0,86 0,86 0,129 0,450 0,43 0,42 4,4 4,58 0,61 0,61 4,30 4,5 0,50 0,50 4,33 4,55 0,62 0,62 3,86 4,18 0,47 0,46 Keterangan: ∝ LagLead hanya sebagai perbandingan, bukan titik optimal. Signifikan pada level 1 Signifikan pada level 5 Signifikan pada level 10 Dari tabel 6 di atas, ditunjukkan bahwa Ho:cj=0 untuk j=1, 2, 3, ...l dan Ho:c’j=0 untuk j=1, 2,..n kedua-duanya berhasil ditotak. Hal ini terlihat nilai koefisien untuk variabel lag maupun lead baik model 17 maupun model 19 yang signifikan. Ini berarti kausalitas yang terjadi sesuai dengan kriteria ketiga, yaitu hubungan kausalitas yang terjadi antara systematic risk beta dengan adalah bidirectional. Dengan demikian, hasil ini sekaligus mendukung hipotesis 4a. Sedangkan untuk menjawab hipotesis 4b, hasil uji wald-test menunjukkan bahwa dua variabel kondisional operating leverage dan size tidak signifikan dalam mempengaruhi hubungan kausal antara kedua variabel, yaitu financial leverage dan beta. Untuk semua model yang ada pada tabel 2, nilai p-value uji wald-test semuanya tidak signifikan. Ini berarti kedua variabel kondisional operating leverage dan size sebenarnya bisa dihilangkan karena secara struktural tidak memiliki pengaruh di dalam model. Dari hasil ini, maka kausalitas bidirectional seharusnya digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi dan pembuatan kebijakan dimana hubungan antara beta dan financial leverage adalah saling melengkapi. Sementara itu, untuk melengkapi pengujian, berikut adalah estimasi dengan menggunakan model yang sama, namun ada sedikit perbedaan yang terletak pada variabel beta. Beta yang digunakan untuk estimasi pada tabel 6 merupakan beta yang sudah dikoreksi, namun beta yang digunakan untuk tabel 7 adalah beta yang belum dikoreksi. Berikut adalah hasil estimasinya. AKPM-12 31 Tabel 7 Hasil Estimasi untuk Model 17, 18, 19, dan 20 Beta dihitung tidak dengan koreksiMentah Dependent Variable ΔBETA1 UMTOTAL Model 20 Model 21 Model 22 Model 23 LAGLEAD ∝ Ind Var t-1 t-1; t-2 t-1; t+1 t-1; t-2 t+1;t+2 t-1 t-1; t-2 t-1; t+1 t-1; t-2 t+1;t+2 C DOLTOT ΔASETTOTAL UMTOTAL -1 UMTOTAL -2 UMTOTAL +1 UMTOTAL +2 ΔBETA1-1 ΔBETA1-2 ΔBETA1+1 ΔBETA1+2 -0,05 -0,006 0,007 0,027 -0,08 0,036 0,42 0,03 -0,002 -0,03 -0,01 0,009 0,03 -0,01 -0,035 0,054 0,457 0,03 -0,01 -0,003 -0,023 1,59 -0,53 -0,87 -3,20 1,43 -0,36 -0,76 -3,507 -6,07 1,43 -0,25 0,63 -2,97 5,05 1,47 -0,36 -0,68 -2,78 -4,63 4,51 3,84 R2 Adj-R2 F-Stat Prob 0,15 0,069 1,84 0,15 0,21 0,106 1,98 0,12 0,207 0,09 1,89 0,13 0,357 0,203 2,32 0,06 0,07 -0,01 0,85 0,47 0,25 0,15 2,41 0,07 0,20 0,09 1,8 0,14 0,31 0,14 1,8 0,13 AKPM-12 32 D-W Stat 2,4 2,3 2,6 2,17 1,16 0,95 1,45 1,68 AIC SCHWARZ WALD-TEST: C2: C3: -0,68 -0,511 0,92 0,92 -0,67 -0,44 0,30 0,29 -0,66 -0,43 0,85 0,85 -0,67 -0,35 0,30 0,28 4,74 4,9 0,61 0,60 4,62 4,8 0,78 0,78 4,64 4,86 0,75 0,75 4,46 4,79 0,74 0,73 Keterangan: ∝ LagLead hanya sebagai perbandingan, bukan titik optimal. Signifikan pada level 1 Signifikan pada level 5 Signifikan pada level 10 Dari tabel 7 di atas, ternyata hampir seluruh model tidak signifikan, yang ditunjukkan dengan F-test yang sangat tinggi. Hasil ini selain memberikan gambaran bahwa pemilihan model harus didasarkan diagnosis yang kuat, namun di sisi lain pemilihan variabel yang dapat dioperasionalisasikan secara valid dan reliabel juga sangat mempengaruhi hasil estimasi. Selain itu, dari uji wald-test, ternyata dua variabel kondisional operating leverage dan size juga tidak signifikan dalam mempengaruhi hubungan kausal antara kedua variabel, yaitu financial leverage dan beta. Hasil ini ditunjukkan tidak hanya ditabel 6 tapi juga ditabel 7.

VIII. Diskusi Hasil