Kesiapsiagaan Pencegahan Kebakaran Apel Siaga Penanggulangan Kebakaran Operasional Brigade Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 1

9 digabungkan dengan pengadaan sarana produksi lainnya.

f. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh satker pelaksana kegiatan selama kegiatan berlangsung.

g. Laporan

1 Laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan disampaikan oleh satker pelaksana kegiatan sesuai dengan jadual dan form Pedoman SIMONEV. 2 Laporan akhir kegiatan disampai kan oleh satker pelaksana kegiatan ke pusat paling lambat 2 dua minggu setelah kegiatan selesai dan tidak melewati bulan Desember 2016.

2. Prinsip Pendekatan Teknis

a. Kesiapsiagaan Pencegahan Kebakaran

Lahan dan Kebun 1 Fasilitasi Pemantauan Kebakaran, Dampak Perubahan Iklim, dan Bencana Alam Kegiatan dilaksanakan pada Provinsi sentra tanaman perkebunan dengan kriteria sebagai berikut: a Provinsi rawan kebakaran, dampak 10 perubahan iklim dan bencana alam.

b. Apel Siaga Penanggulangan Kebakaran

Lahan dan Kebun 1 Kegiatan dilaksanakan di Provinsi sentra tanaman perkebunan pada daerah rawan kebakaran dan kekeringan. 2 Arahan yang disampaikan kepada pelaku usaha perkebunan meliputi kebijakan pencegahan kebakaran pada lahan dan kebun serta penanganan dampak perubahan iklim; kesiapan dalam menghadapi kebakaran lahan dan kebun; penerapan teknologi PLTB; koordinasi penanganan kebakaran lahan dan kebun serta penandatanganan kesepakatan pelaku usaha perkebunan dalam mengendalikan kebakaran lahan dan kebun. 3 Peserta apel siaga adalah pejabat dinas provinsi kabupaten kota, regu pengendalian kebakaran lahan dan kebun yang dimiliki perusahaan perkebunan, Manggala Agni, Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD, Regu Pemadam Kebakaran Damkar, Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun serta Kelompok Tani Peduli Api. 4 Waktu pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan pada awal musim kemarau. 11

c. Operasional Brigade

Kegiatan dilaksanakan pada Provinsi KabupatenKota sentra tanaman perkebunan dengan kriteria sebagai berikut: 1 Rawan kebakaran, dampak perubahan iklim dan bencana alam. 2 Sudah membentuk brigade pengendalian kebakaran lahan dan kebun

b. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 1

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun a Kegiatan dilaksanakan pada KabupatenKota sentra Penerapan tanaman perkebunan provinsi rawan kebakaran. b Sasaran pemberdayaan adalah melalui pendekatan kepada kelompok petanipekebun yang berada pada lokasi rawan kebakaran. c Waktu pelaksanaan menjelang awal musim kemarau. d Sosialisasi dengan cara paparan, praktek lapangan simulasi dan diskusi. 12 2 Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim 1 Lokasi demplot pada kelompok tanipekebun di daerah sentra perkebunan rakyat rawan kekeringan. 2 Calon petani peserta tergabung dalam kelompok tani yang aktif. 3 Sosialisasi kepada petani dan pihak terkait lainnya dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan. 4 Sosialisasi dilakukan setelah penetapan CPCL. 5 Teknologi yang diterapkan berupa irigasi tetes, pembuatan biopori dan rorak dilaksanakan awal musim kemarau, untuk menghindari cekaman lingkungan. 6 Demplot dilaksanakan pada komoditas perkebunan yang peka terhadap kekeringan kopi, kakao, jambu mete kelapa, karet dan lain-lain dan berada di lokasi rawan kekeringan. 3 Penerapan Model Perkebunan Rendah Emisi Karbon pada Perkebunan Kopi Rakyat 1 Kegiatan dilaksanakan pada daerah sentra perkebunan kopi rakyat. 2 Dilakukan Pada kelompok yang diikuti oleh 25 orang petani dengan luas areal masing-masing 0,5 hektar 13 3 Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara pendekatan kelompok. 4 Sosialisasi dilakukan setelah penetapan CPCL kepada petani dan pihak terkait lainnya dan dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan. 5 Pupuk kompos dibuat dari hasil limbah kebun kopi, sisa pakan ternak dan kotoran ternak yang dibuat dengan cara sistem tertutup untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca. 6 Hasil pengolahan pupuk kompos diutamakan untuk aplikasi pemupukan lahan perkebunan kopi rakyat yang tergabung dalam kelompok tani.

3. Tindak Lanjut