Proses Pengadaan Jasa Pembuatan Tanaman

B. Proses Pengadaan Jasa Pembuatan Tanaman

1. Umum Pengadaan jasa pembuatan tanaman meliputi pengadaan jasa konsultansi pembuatan rancangan dan jasa pemborongan pembuatan tanaman. Kegiatan tersebut dilaksanakan mengacu kepada Keppres No. 80 tahun 2003 beserta perubahannya. Pengadaan jasa pemborongan pembuatan tanaman merupakan satu paket kegiatan yang meliputi pengadaan bibit, penanaman dan pemeliharaan dengan sistem kontrak tahun jamak multiyears sesuai dengan Surat Menteri Keuangan Nomor S-140 MK.02 2007 tanggal 29 Maret 2007. Pengadaan jasa konsultansi untuk penyusunan rancangan dapat menggunakan metode seleksi umum, sedangkan untuk pengadaan jasa pemborongan dapat menggunakan metode Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi. Agar keunggulan teknis sepadan dengan harganya, evaluasi penilaian jasa pemborongan dapat menggunakan Sistem Nilai Merit Point System. 2. Persiapan a. Pemaketan Pekerjaan Pembuatan paket pekerjaan pembuatan tanaman dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen PPK bersama dengan Panitia Pengadaan. Pemaketan pekerjaan adalah seluas + 300 ha 1 blok per paket dalam satu hamparan satu blok terdiri dari 12 petak tanaman dengan memperhatikan: 1 Wilayah Administrasi, 2 Kondisi fisik penutupan vegetasi dan sosek masyarakat, 3 Jenis kegiatan. Pemaketan didasarkan atas salah satu dan atau kombinasi dari ketiga dasar tersebut diatas. b. Biaya Pengadaan Pejabat Pembuat Komitmen PPK wajib menyediakan biaya yang diperlukan untuk proses pengadaan, antara lain untuk biaya : 1 Honor Panitia. 2 Pengumuman lelang. 3 Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri HPS. 4 Penyusunan Dokumen Lelang. 5 Peninjauan ke lapangan. 6 Rapat penilaian. c. Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri Harga perkiraan Sendiri HPS disusun oleh Panitia Pejabat Pengadaan Barang Jasa dan ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Penyusunannya mengacu pasal 13 Keppres 80 tahun 2003 beserta penjelasan dan lampirannya. 3. Pelelangan Umum a. Persyaratan Kualifikasi Dalam pelelangan umum pelaksanaan Gerhan 2007, persyaratan kualifikasi mengacu pada aturan dalam Keppres Nomor 80 tahun 2003 Lampiran 1 Bab I I , 1, b, 1 dengan tambahan penjelasan mengenai spesifikasi teknis sebagai berikut: 1 Memiliki surat ijin usaha SI UP yang masih berlaku pada bidang usaha yang sesuai pembuatan tanaman yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Kota. 2 Selama 4 empat tahun terakhir pernah memiliki pengalaman di bidang pembuatan tanaman pengadaan bibit penanaman baik di lingkungan pemerintah atau swasta termasuk pengalaman sub kontrak baik di lingkungan pemerintah atau swasta, kecuali penyedia barang jasa yang baru berdiri kurang dari 3 tiga tahun. 3 Dalam rangka menjamin keberhasilan tanaman, pelaksana pembuatan tanaman harus menggunakan bibit yang berkualitas, baik dari aspek mutu genetik maupun kualitas bibitnya. 4 Dalam rangka pemberdayaan potensi lokal, Pengada barang jasa diharapkan melakukan kerjasama kemitraan dengan koperasi atau kelompok tani setempat. b. Evaluasi penawaran dengan Sistem Nilai Merit Point System Evaluasi penawaran Pengadaan jasa pemborongan pembuatan tanaman dapat menggunakan Sistem Nilai Merit Point System. Evaluasi ini dilakukan dengan cara memberikan nilai angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia barang jasa. Penentuan pemenang dilakukan dengan cara membandingkan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya. Urutan proses penilaian dengan sistem ini adalah sebagai berikut : 1 Evaluasi Administrasi a Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen penawaran yang masuk dan dievaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi pada tahap ini harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen pengadaan tidak dikurangi atau ditambah. b Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi syarat administrasi atau tidak memenuhi syarat administrasi. 2 Evaluasi Teknis dan Harga a Sistem nilai Merit Point System menggunakan pendekatan metode kuantitatif, yaitu dengan memberikan nilai angka terhadap unsur-unsur teknis dan harga yang dinilai sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan. b Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap penawaran- penawaran yang dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, dengan memberikan penilaian skor terhadap unsur-unsur teknis dan atau harga penawaran. Bobot unsur teknis T dan harga H dapat menggunakan perbandingan T: H = 70: 30. c Unsur teknis yang dinilai: 1 Persiapan Kegiatan Rencana penyiapan lahan, Kesesuaian pola tanam dengan rancangan, metodologi dan tata waktu pembuatan bibit, rencana penanaman, rencana pemeliharaan, rencana anggaran biaya 2 Kapasitas manajemen perusahaan struktur organisasi, sumberdaya manusia, kemitraan, bonafiditas perusahaan, sarana prasarana 3 Pengalaman dan kinerja Perusahaan jumlah pengalaman Gerhan, jumlah pengalaman sejenis di luar Gerhan, konsistensi usaha di pembuatan tanaman, riwayat kinerja, nilai proyek tertinggi d Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, panitia pejabat pengadaan membuat daftar urutan penawaran, yang dimulai dari urutan penawaran yang memiliki jumlah nilai skor tertinggi. e Bila menggunakan nilai ambang batas lulus passing grade, hal ini harus dicantumkan dalam dokumen pengadaan. Panitia membuat daftar urutan yang dimulai dari penawaran harga terendah untuk semua penawaran yang memperoleh nilai atas atau sama dengan nilai ambang batas lulus passing grade. Rasionalisasi atas masing-masing unsur teknis yang dinilai dan contoh perhitungan evaluasi penawaran dengan sistim nilai merit point system Pengadaan bibit sebagaimana terlampir. 3 Kontrak Dalam kontrak pengadaan bibit memuat antara lain: a Jenis pekerjaan: pembuatan atau pembelian bibit dengan mengacu pada pedoman teknis yang berlaku b Jangka waktu pelaksanaan pekerjaaan c Besarnya harga kontrak cara pembayaran d Kesepakatan lain pertentangan perselisihan, addendum

C. Sistem Pembayaran