6
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan fenomena masalah yang telah diuraikan dalam latar belakang, maka identifikasi masalah kajian dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana prospek pengembangan koperasi di Indonesia ditinjau dari
perspektif ilmu manajemen yang meliputi fungsi dan proses perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, sistem penggajian renumerasi, sistem
karier, analisis positioning koperasi dan non koperasi dan efisiensi usaha. 2.
Bagaimana rumusan rekomendasi tentang pendekatan pemberdayaan koperasi dalam lingkungan yang berubah ditinjau dari perpektif ilmu
manajemen.
1.3.Maksud dan Tujuan
Kajian ini dimaksudkan untuk memperoleh atau mengumpulkan data dan informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dikaji, sedangkan
tujuannya adalah untuk : 1.
Mengetahui prospek pengembagangan koperasi di Indonesia ditinjau dari perspektif ilmu manajemen.
2. Menyusun rekomendasi tentang pendekatan pemberdayaan koperasi dalam
lingkungan yang berubah dengan mempertimbangkan dimensi manajemen.
1.4. Manfaat Kajian
Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa: 1.
Bahan masukan dalam perumusan kebijakan pemberdayaan koperasi. 2.
Bahan masukan bagi gerakan koperasi dalam mengantisipasi perubahan yang komopleks masyarakat dan lingkungan bisnis.
7
1.5.Output
Output dari kegiatan ini adalah tersusunnya buku hasil kajian prospek pengembangan koperasi dari perspektif manajemen bisnis dan rekomendasi
pemberdayaan koperasi.
1.6. Sasaran
Sasaran kualitatif dari kajian ini adsalah tersusunnya hasil kajian tentang keberadaan koperasi ditinjau dari disiplin ilmu manajemen. Adapun sasaran
kuantitatif adalah terdapatnya informasi mengenai keberadaan koperasi yang meliputi 30 koperasi pada enam provinsi.
1.7.Ruang Lingkup Kajian 1.7.1.
Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan dari kajian ini akan ditinjau dari pendekatan disiplin ilmu manajemen yang meliputi variabel antara lain:
1. fungsi dan proses manajmen yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, dan pengendalian sebagai variabel utam 2.
sistem penggajian dan sistem karier personalia, sebagai variabel pelengkap
yang merupakan
dimensi dari
variabel pengorganisasian
3. efisiensi usaha koperasi efisiensi finansial sebagai salah satu
variabel kinerja dari fungsi dan proses manajemen 4.
Positioning koperasi dalam lingkungan yang berubah
1.7.2. Lingkup Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Kajian ini dilakukan dengan menggunakan metoda exsplorative study melalui studi literatur, telaah hasil kesimpulan dari studi yang relevan
yang pernah dilakukan di berbagai perguruan tinggi, serta observasi lapangan yang dilakukan di 6 enam propinsi yaitu Sulawesi Utara,
Kalimantan Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara dan
8 Lampung. Disamping itu diselenggarakan seminar di 4 empat
perguruan tinggi yang mempunyai kajian-kajian tentang koperasi dan ekonomi rakyat. Adapun waktu pelaksanaan dari kegiatan ini
dijadwalkan selama 1 satu tahun anggaran tahun 2007.
1.7.3. Tahapan Kajian
Kajian ini dilakukan dengan langkah-langkah: 1.
Pembahasan dan penyempurnaan TOR. 2.
Penyusunan dan pembahasan riset disain. 3.
Inventarisasi peta perkoperasian dari aspek kualitas dan kuantitas. 4.
Inventarisasi perubahan lingkungan internal dan eksternal koperasi.
5. Observasi Lapangan.
6. Kajian referensi koperasi baik referensi dari dalam negeri maupun
dari luar negeri. 7.
Pengumpulan pendapat melalui pelaksanaan seminar di beberapa kampus.
8. Diskusi dan perumusan pola pemberdayaan koperasi dari
perpektif ilmu manajemen.
9
BAB II. PENDEKATAN MASALAH
Sebelum kita melakukan kajian dan melakukan analisis tentang prospek koperasi ditinjau dari perspektif ilmu manajemen, maka terlebih dahulu harus memahami
sifat dan karakteristik perubahan lingkungan bisnis eksternal yang yang dinamis baik di tingkat nasional maupun internasional sebagai dampak dari gobalisasi. Perubahan
lingkungan eksternal organisasi bisnis global ini telah merubah paradigma baru manajemen dan organisasi bisnis di seluruh belahan dunia untuk mengatasi
persaingan yang semakin terbuka dan semakin kompleks. Landasan teori manajemen dalam paradigma baru ini akan dijadikan sebagai pisau analisis untuk memotret atau
memetakan koperasi dalam rangka menjawab 6 enam pertanyaan kunci yang telah diuraikan dalam latar belakang.
Globalisasi dan Manajemen
Globalisasi manajemen adalah sebuah fakta kehidupan yang tidak dapat kita hindari lagi. Surat kabar dan media elektronik seperti siaran televisi dan radio setiap hari
memberitakan tentang situasi bisnis global seperti perkembangan fluktuasi nilai tukar berbagai mata uang, indeks harga saham, iklim investasi, merger dan akuisisi
perusahaan, perkembangan neraca perdaganagn internasional dan lain sebagainya. Jepang memasuki pasar Amerika, atau sebaliknya. Bagaimana Cina dengan
keunggulan kompetitifnya mulai ditakuti oleh negara-negara industri maju dan negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia yang ditandai dengan
gelombang masuknya produk Cina dengan harga yang lebih murah mulai mengancam kehidupan UKM kita.
Bukan hanya perusahaan besar saja yang mempunyai fokus global. Semakin banyak bisnis kecil yang sekarang berorientasi global. Sebuah pengumpulan pendapat yang
telah dilakukan pada tahun 1993 lalu oleh majalah INC. 500 perusahaan Amerika yang menjadi responden menunjukkan bahwa 48 persen perusahaan melakukan
bisnis secara global, dengan rata-rata 15 persen penjualan dari negara lain. Tempat
10 perdagangan yang paling populer adalah Kanada dan Meksiko. Walaupun 25
perusahaan melakukan bisnis di Amerika Latin, 115 perusahaan di Eropa, 73 perusahaan di Asia dan 30 perusahaan di Australia. Lebih lanjut menurut U.S.
Department of Commerce, menyatakan bahwa kebanyakan perusahaan Amerika
pengekspor adalah perusahaan yang tidak terlalu besar bahkan perusahaan kecil yang memperkerjakan 20 orang atau lebih sedikit telah menyumbangkan US 30 miliar
atau 12 persen dari ekspor A.S. pada tahun 1987 Stoner, James at. All 1996. Hal serupa juga terjadi di Indonesia, Usaha-usaha Kecil dari berbagai sentra produksi
seperti sentra kerajian mebel Jepara dan klaten, kerjinan anyaman Rajapolah- Tasikmalaya, Bordir, Kerajinan dari kulit merupakan andalan ekspor non migas
Indonesia. Lebih lanjut Stoner dan kawan-kawan 1996 menyimpulkan bahwa globalisasi
memberikan 3 fenomena yang saling berkaitan yaitu- faktor kedekatan, lokasi dan sikap. Kalau diambil bersama-sama, ketiga faktor tersebut menekankan susunan dan
kompleksitas yang belum pernah terjadi sebelumnya dari hubungan yang dihadapi oleh para manajer organisasi bisnis.
Faktor kedekatan mendorong menejer sekarang bekerja dalam kedekatan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya dalam berhubungan dengan pelanggan,
pesaing, pemasok dan pemerintah yang jauh lebih banyak dan jauh lebih beragam. Kedekatan ini merupakan fungsi dari menysutnya dunia karena kemajuan teknologi
yang mampu mengatasi masalah jarak dan waktu Dengan teknologi yang ada sekarang memungkinkan orang di seluruh dunia mengirimkan suara, video, data dan
informasi dalam waktu hanya beberapa menit bahkan detik saja. Kemampuan teknologi dan manajerial yang semakin bertambah mendorong para menejer untuk
saling bersaing bahkan bekerja sama dengan pemain bisnis global yang baru dalam rangka mempertahankan eksistensi bisnisnya.
Kedua, faktor lokasi telah mendorong perilaku organisasi bisnis. Fenomena lokasi dan integrasi dari organisasi yang beroperasi melewati beberapa batas internasional.
11 Misalnya, perusahaan telepon Amerika Serikat ATT dan komputer untuk
memindahkan telepon telephone swiching computer didisain di Amerika Serikat, dibuat di Singapura dan Amerika Serikat, dan dijual diseluruh dunia kepada
pelanggan yang menggunakan peralatan tersebut untuk dihubungkan dengan jasa ATT jarak jauh yang menjangkau seluruh pelosok dunia. Pada tahun 1990,
perusahaan yang berkantor di Amerika Serikat memperkerjakan 2,8 juta orang di Eropa Barat, 1,8 juta orang di Asia, dan 1,3 juta orang di Amerika Latin. Kenyataan
ini juga merupakan dampak dari globalisasi bahwa antara satu negara dengan negara lainnya menjadi tidak ada batas, dunia diibaratkan sebagai desa besar global vilage
yang dicirikan dengan kebebasan dari arus informasi, arus uang, arus tenaga kerja, serta arus barang dan jasa yang merupakan tantangan baru bagi para manajer yang
ingin memasuki pasar global. Ketiga, globalisasi mendorong sikap baru, terbuka dalam mempraktekkan
manajemen secara internasional. Sikap ini menggabungkan keingintahuan mengenai dunia diluar batas-batas nasional dengan kemauan untuk mengembangkan
kemampuan guna berpartisipasi dalam ekonomi global. Ohmae, menjelaskan masalah ini dengan pernyataan yang sederhana ” sekarang tidak ada luar negeri lagi”.
Sikap berubah seiring dengan berjalannya waktu. Dari perspektif waktu bahwa globalisasi telah muncul pada pertengahan tahun 1990-an dan kini memasuki abad
ke 21 telah memasuki globalisasi dengan pasar bebas Global free trade dalam kerangka APEC, AFTA, NAFTA dan sebagainya yang ditandai dengan kesepakatan
liberalisasi perdagangan dengan meniadakan sistem tarif border dan non tarif border digantikan dengan efisiensi dan keunngulan ompetisi yang dianggap akan lebih
mampu untuk mensejahterakan dunia win-win solution. Implikasi dari globalisasi terhadap konsepsi, pemikiran dan praktek-praktek
manajemen pada berbagai organisasi khususnya pada organisasi bisnis menjadi tidak dapat dihindari. Konsepsi, pemikiran dan praktek manajemen yang semula memadai
dan cocok diterapkan pada situasi budaya lama menjadi tidak cocok lagi dengan munculnya globalisasi dengan pasar bebas. Dalam organisasi bisnis saat ini hanya
12 yang paling adaptif yang akan mampu bertahan. Perusahaan atau organisasi bisnis
yang mempertahankan cara-cara lama dan tidak menyesuaikan dan terus belajar akan menghadapi kesulitan besar.
Hal penting lainnya adalah terdapat kaitan yang erat antara bisnis dengan perusahaan sehingga berbicara tentang bisnis identik dengan berbicara tentang
perusahaan. Dengan demikian untuk memahami seluk beluk tentang bisnis diperlukan pengetahuan, pemahaman dan penguasaan ilmu manajemen perusahaan
serta konsep-konsep pokoknya.
Dimensi bisnis dari sebuah organisasi bisnis pada hakekatnya dapat mencakup berbagai aspek yang luas seperti aspek perencanaan lokasi bisnis, produksi, finansial,
marketing barang dan jasa yang dihasilkan sampai kepada komunikasi dan memelihara hubungan dengan konsumen. Jadi manajemen bisnis mencakup
organisasi, finansial, operasi, pemasaran serta bidang manajemen lain yang sangat menunjang seperti manajemen transportasi, risiko, sumber daya manusia, sumber
daya alam, kompensasi dan lain sebagainya.
Konsep lain yang dikemukakan oleh Vincent Gaspersz 1997 merumuskan pengertian manajemen bisnis total adalah suatu disiplin ilmu manajemen bisnis yang
mengintegrasikan manajemen biaya total, manajemen sumber daya total, manajemen produktivitas total, manajemen kualitas total dan manajemen teknologi total melalui
sumber daya manusia yang andal agar memperoleh hasil-hasil terbaik untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
Dari konsep ini menekankan bahwa kepuasan pelanggan anggota dalam organisasi koperasi merupakan tujuan akhir dari manajemen bisnis modern, karena dengan
kepuasan pelanggan maka dalam jangka panjang sebuah organisasi bisnis akan dapat bertahan. Organisasi bisnis modern berlomba-lomba untuk menerapkan
konsep kualitas dalam manajemen bisnis total. Lebih lanjut, Vincent mengajukan 7 elemen untuk memperbaiki kualitas produkpelayanan, yaitu:
13
1. Visionary transformation
2. Infrastructure
3. Need for Improvement
4. Customer focus
5. Empowerment
6. New views of quality
7. Top managemen commitment
Perusahaan-perusahaan yang ingin masuk kedalam persaingan bisnis global para manajernya berusaha untuk mengadopsi sistem kualitas yang telah berlaku
internasional seperti ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003 dan ISO 9004. ISO 9001 merupakan model sistem jaminan kualitas dalam disain pengembangan, produksi,
instalasi, dan pelayanan. ISO 9002 merupakan model sistem jaminan kualitas dalam produksi dan instalasi. Sedangkan ISO 9003 merupakan model sistem jaminan
kualitas dalam inspeksi dan pengujian akhir. ISO 9004 adalah model jaminan kualitas untuk industri jasa. Pertanyaannya sekarang apakah koperasi dalam
menjalankan bisnisnya juga sudah sadar akan jaminan kualitas dalam memberikan pelayanan kepada anggotanya? Hal ini juga merupakan salah satu aspek penting
yang kita perlu amati di lapangan. Dimensi atau variabel lain yang sangat menentukan berhasil tidaknya sebuah bisnis
adalah variabel lingkungan eksternal bisnis seperti politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, etika dan hukum bisnis termasuk juga informasi. Para pakar dan praktisi
bisnis menyadari betul bahwa perubahan lingkungan eksternal bisnis amatlah cepat, terkadang sangat cepat dan sering tak bisa dimengertimisterius Rheinald Kasali,
2005. Karenanya organisasi bisnis haruslah tanggap dan adaptif terhadap perubahan. Taruhannya hanya ada dua pilihan ” berubah” atau ”diubah”. Dengan
mau berubah, organisasi bisnis menjadi tidak terasing dari dunia luar, atau bahkan tidak akan tersingkir dari persaingan pasar. Siapapun yang masih melakukan dan
mempertahankan cara-cara lama dalam berbisnis pasti tidak akan bertahan. Berikut
14 ini disajikan cara-cara lama dan cara-cara baru dalam berusaha yang menjadi
tuntutan perubahan organisasi bisnis.
Cara-cara lama Cara-cara baru
1. Lingkungan Tertibnstabil, teratur dan
predictable Berubah-ubah, setiap
bagian dari organisasi dapat bergerak sendiri
2. Lokasi usaha Berpusat di pusat-pusat
kota Tersebar keseluruh
pelosok wilayah 3.Sikap terhada
persaingan Statis, terkendali, reaktif,
lari kepada pengambil keputusan birokrat
Proaktif, memimpin inovasi, menciptakan
cara-cara baru 4. Struktur organisasi
Birokrasi, prosedural Dinamis, team work,
jejaring 5. Kultur organisasi
Keteraturan dan social harmony, formal
Kompetitif, informal 6. Bentuk perusahaan
Besar, konglomerasi, integrasi vertkal
Kecil-kecil,outsourching, berorientasi pada
kompetensi inti 7. Manusia SDM
Tenang, birokratik, profesional
Dinamis, entrepreneurial, mengedepankan suasana
kerja yang menyenangkan.
8. Pemimpin Otoriter, satu arah,
manajer doing things right
Demokratis, change leader doing the right
thing 9. Produk
Monoton, product lifecycle panjang
Dinamis, product lifecyclediperpendek
sendiri 10.
Sikap terhadap
hukum Minta dukungan
pemerintah Harus berani menghadapi
kasus-kasus hukum 11. Komunikasi
Tidak penting, reaktif Angat penting, pro aktif
Sumber : Rheinald Kasali, 2005. Sejalan dengan Reynald Kasali, para pakar lainnya seperti M. Fuad dan kawan-
kawannya, tahun 2000, telah mengemukakan bahwa perubahan lingkungan bisnis global Globalisasi dan perubahan teknologi telah mendorong seleksi alamiah yang
mengarah kepada ” yang terkuat yang bertahan”. Keberhasilan perusahaan dalam berbisnis di pasar akan didapat oleh perusahaan yang mampu menyesuaikan diri
dengan persyaratan lingkungan saat ini, yaitu mereka yang mampu memberikan pelayananmenawarkan barang dan jasa yang siap dibeli pasar. Konsekuensinya baik
individu, perusahaan, koperasi, pemerintah pusat, pemerintah daerah harus
15 menemukan cara menghasilkan nilai yang dapat dipasrkan sesuai dengan tuntutan
kebutuhan pasar yang dinamis. Sebagai dampak globalisasi dan perubahan teknoligi, situasi pasar saat ini didorong
kearah keadaan yang berbeda jauh dibandingkan dengan situasi pasar milenium sebelumnya. Perubahan-perubahan tersebut tampak pada berbagai fenomena, antara
lain: M.Fuad, at all, 2000 •
Kekuasaan saat ini sudah beralih kepada tangan konsumen demand driven
• Sekala produksi yang besar bukan lagi merupakan suatu keharusan.
• Batasan-batasan negara dan wilayah tidak lagi menjadi kendala.
• Teknologi dengan cepat dapat dikuasai dan ditiru.
• Setiap saat akan muncul pesaing-pesaing dengan biaya yang lebih murah.
• Meningkatnya kepekaan konsumen terhadap harga dan nilai.
Situasi dan kondisi demikian menjadi motivasi bagi setiap pelaku bisnis agar senantiasa mampu mengantisipasi pasar secara berkesinambungan. Untuk itu, para
pelaku bisnis termasuk koperasi perlu selalu menganalisis pasar, mengenali peluang, memformulasikan strategi pemasaran, mengembangkan taktik dan tindakan spesifik
serta menyusun anggaran dan laporan kinerja. Perusahaan harus mampu memberikan pelayanan yang konsisten dengan visi, misi dan tujuannya yang telah
ditetapkan. Dari uraian diatas sementara dapat disimpulkan bahwa paradigma baru manajemen
bisnis pada organisasi usaha agar mampu berkembang dan berumur panjang adalah menerapkan manajemen perubahan. Charles Darwin dalam Reinald Kasali 2005
mengatakan ”bukan yang terkuat yang mampu berumur panjang melainkan yang paling adaftif ”. Yaitu mereka yang selalu menyesuaiakan diri terhadap perubahan.
Perusahaan yang menjalankan bisnis dianalogkan sama dengan mahluk hidup. Mahluk hidup berevolusi untuk terus bertahan dan meneruskan keturunan. Dalam
evolusi itu kadang mahluk hidup harus menoleh ke belakang untuk memaknai kehidupan di hari esok. Tetapi sekarang diketahui, perusahaan-perusahaan masa kini
16 bukan Cuma harus belajar dari masa lalu, melainkan juga pada masa depan.
Kehidupan baru di masa depan seakan-akan telah terputus dengan masa lalu sehingga mereka harus mulai menggambarkannya kembali pada selembar kertas
yang masih polos dan menata masa depan yang benar-benar baru.
Di atas kertas polos itulah sebuah masa depan baru digambarkan oleh para pelaku bisnis masa depan. Mereka mengarungi sebuah kawasan baru yang belum bertuan,
bahkan belum ada aturannya sama sekali. Karena mereka yang pertama ada di sana maka merekalah yang menentukan aturan-aturan baru itu. Mereka mengubah wajah
dunia itu secara bertahap dan menciptakan standar baru sehingga yang lain pun harus mengikuti ddunia baru yang mereka ciptakan.
Bagaimana dengan pelaku-pelaku bisnis lain termasuk koperasi yang tidak dapat mengikuti standar baru yang mereka ciptakan ? mereka akan menjadi tampak tua,
hidup dengan berbagai kesulitan, dan tetu saja mati. Berbagai cara perusahaan menghadapi perubahan. Ada perusahaan yang menciptakan masa depan dengan
melakukan perubahan antisipatif. Sebagian yang lain harus berjaga-jaga dan melakukan perubahan secara reaktif. Atau banyak yang lainnya melakukan
perubahan setelah mengalami masa krisis. Begitulah kehidupan perusahaan termasuk koperasi, berubah atau diubah,
mempengaruhi tau dipengaruhi. Semuanya melewati masa pasang surut mengikuti
kurva ”S” Sigmoid curve. Sebagai contoh, di Indonesia perusahaan-perusahaan
besar seperti Astra International, Garuda Indonesia, BNI, Gudang Garam dan Jamu cap Potren Nyonya Menir melewati masa pasang surut mewati masa-masa sulit dan
senang berganti-ganti. Di Luar negeri, ribuan perusahaan terkemuka juga bertarung dengan perubahan. Kalau tidak segera diselamatkan oleh Lee Iacocca, Crysler,
perusahaan otomotif ke 3 yang masih bertahan di Detroit, Amerika Serikat tentu sudah tutup seperti layaknya perusahaan penerbangan Amerika PAN AM. Demikian
pula dengan General elektric, yang dulu didirikan oleh Thomas Alfa Edison, yang beruntung diselamatkan oleh Jack Welch. Xerox, Apple computer, IBM, Mitsubishi,
17 Canon, Harley Davidson dan perusahaan-perusahaan lainnya pernah mengalami
nasib yang sama. Mereka mengalami pasang surut, naik turun menelusuri ”kurva S”. Lebih
lanjut, untuk
menganalisis apakah
koperasi dalam
melakukan adaptasipenyesuaian terhadap perubahan linkungan bisnis yang begitu cepat dan
dinamis telah menerapkan disiplin ilmu manajemen modern guna mempertahankan eksistensinya dan mencapai tujuannya secara efektif dan efisien? Berikut ini akan
diuraikan konsepsi manajemen, perkembangan teori manajemen serta dimesnsi- dimensi manajemen bisnis modern yang menjadi landasan teoritis dari ruang lingkup
kegiatan kajian.
2.2. Pemahaman Konseptual
Dalam literatur-literatur manajemen sumberdaya manusia, pemahaman konseptual seseorang terhadap suatu ilmu merupakan dasar bagi kompetensi seseorang.
Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menjalankan sebuah pekerjaan atau bagian dari sebuah pekerjaan secara baik. Syaiful F. Prihadi
2004; 84 menegaskan ada dua penggunaan istilah kompetensi yaitu: 1. Digunakan untuk merujuk pada area pekerjaan atau peranan yang mampu
dilakukan oleh seseorang dengan kompeten training design, competency model development
, manajemen proyek, manajemen keuanganm, dan sebagainya.
2. Digunakan untuk merujuk pada dimensi-dimensi perilaku yang terletak di balik kinerja yang kompeten efficiency orientation, result driven, dan
sebagainya. Kedua makna kompetensi diatas timbul dan sangat cocok untuk kalangan peneliti
dan konsultan yang berkecimpung dan mengambil spesialisasi pada upaya-upaya peningkatan efektivitas manajerial mengenai prilaku, sikap, dan karakteristik orang
dalam melakukan berbagai tugas pekerjaan untuk menghasilkan output jabatan yang efektif.
18
2.3. . Konsepsi Manajemen
Pemahaman konsep manajemen tidak dapat dipisahkan dari pemahaman konsep organisasi. Dalam konsep yang sederhana organisasi adalah tempat orang-orang
yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi sasaran atau tjuan merupakan elemen yang mendasar dalam organisasi apapun. Organisasi juga harus
memiliki dan mengalokasikan sumber daya manusia, modal, fisik, uang untuk mencapai sasaran. Bagaimana organisasi mengelola dan mengalokasikan sumber
daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuannya adalah masalah pokok manajemen.
Stoner dan kawan-kawan 1996 mendefinisikan manajemen adalah kebiasaan yang dilakukan secara sadar dan terus menerus dalam membentuk dan menjalankan
organisasi. Semua organisasi mempunyai orang yang bertanggung jawab terhadap oreganisasi untuk mencapai sasarannya, orang tersebut adalah manajer. Memperkuat
pendapat Stoner, Gibson dan kawan-kawan 1996 mendefinisikan manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu atau lebih individu untuk
mengkoordinasikan berbagai aktivitas untuk mencapai hasil-hasil yang lebih baik yang tidak dapat dicapai apabila individu bertindak sendiri-sendiri. Lebih jauh Peter
Drucker percaya bahwa pekerjaan manajemen adalah untuk membuat manusia lebih produktif. Drucker mengkaitkannya pentingnya manajemen dalam kaitannya dengan
persaingan global. Drucker menyatakan ” Manajemen, kecakapan, integritas, dan kinerja akan menentukan negara-negara di dunia mencapai keunggulannya dalam
dekade yang akan datang.
Definisi manajemen yang mengarah kepada fungsi dan proses manajemen dikemukakan oleh Andrew F. Sikula dalam Malayu Hasibuan 2005 ”
Management in general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating and decision making activities performed by
any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring and efficient creation of some product or services.”
Pendapat lainnya
19 dikemukakan oleh Harold dan Cyril O. Donnel mengungkapkan bahwa manajemen
adalah usaha mencapai tujuan tertentu suatu organisasi melalui kegiatan orang lain yang dilakukan oleh manajer melalui proses perencanaan, pengorganisasian,
penempatan, pengarahan dan pengendalian.
Dari berbagai definisi manajemen diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen selalu berhubungan dengan institusi dan fungsi sebuah organisasi. Manajemen
sebagai suatu fungsi dan proses menyangkut sejumlah tugas-tugas yang kompleks di dalam kerangka menjamin tercapainya suatu tujuan. Sedangkan manajemen sebagai
suatu institusi menggambarkan sejumlah orang-orang untuk mengisi tugas-tugas yang diatur oleh organisasi tersebut. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Karena itu kajian ini akan membuktikan apakah pengurus koperasi beserta perangkat-perangkatnya yang dimiliki dan dikuasainya melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan koperasinya?
2.4. Perkembangan Teori Manajemen