3. Bentuk Penyajian Tari Hudoq
Jecqueline Smith dalam Ben Suharto 1985:34 menyatakan bahwa tari bertujuan untuk mengkomunikasikan gagasan dan oleh karena itu begitu
banyak hal terdapat dalam tari itu lebih dari hanya sekedar rangkaian gerak. Tari memiliki bentuk, wujud keseluruhan sistem, kesatuan ciri atau mode.
Apa yang nampak sebagai perangkaian ini terdiri dari komponen – komponen.
Adapun komponen yang terdapat dalam tari Hudoq yang terdiri dari : tema, gerak, penari, iringan, kelengkapan penari, properti, desain lantai, tempat
pertunjukan, dan waktu pertunjukan.
f. Tema
Dalam sebuah tari, apa saja dapat dijadikan tema misalnya kejadian sehari
– hari, pengalaman hidup yang sederhana, perangai binatang, cerita rakyat, cerita kepahlawanan, legenda, upacara agama dan lain
– lain dapat menjadi sumber tema Soedarsono dalam Rini, 1995:57-58.
Tema dalam tari Hudoq sangat jelas terlihat tentang penggambaran karakteristik binatang seperti burung dan babi yang kehadirannya bertujuan
untuk mengusir hama perusak tanaman padi, mengandung makna tentang kesuburan yang diharapkan oleh masyarakat Tumbit Dayak.
g. Gerak
Gerakan tari Hudoq pada dasarnya mengikuti ketukan – ketukan irama
yang mengiringinya. Segala gerak yang ditampilkan merupakan bentuk eksplorasi dan interpretasi penari tentang simbol karakter dari topeng dan
berkaitan dengan fungsi tarian ini. Maka dari itu gerakan tari Hudoq
didominasi pada gerakan kaki, kibasan tangan dan gerakan kepala. Pada umumnya tidak ada teknik
– teknik dasar tari melalui proses penghalusan, tetapi tari ini tetap terpola dalam tatanan ritmis.
Gerak kepala seperti mengangguk dan patah - patah merupakan ekspresi sesuai karakter topeng, khususnya topeng berkepala burung.
Begitu pula dengan gerakan tangan dan kaki, penari di tuntut untuk bergerak tegas pada gerakan kibasan tangan serta gerakan kaki. Terdapat lima macam
gerakan dalam tari Hudoq yang terdiri dari Jiak, Jiak Lut, Glek Halu, Kuwai, dan Jiak Dong. Gerakan yang ada dalam tari Hudoq mengikuti suara musik
terutama pukulan gendang. Jika pemusik merubah pukulan, maka secara otomatis penari juga harus merubah gerakannya wawancara dengan Bapak
Lucas Tengah, 21-8-2014. Gerakan Jiak, Jiak Lut, dan Jiak Dong lebih menekankan pada gerakan
kaki. Pertama maju sambil mengentakkan kaki, disusul dengan gerakan menghentakkan kaki dengan tumit. Gerakan ini bermakna untuk mengusir
hama penyakit agar tidak menyerang tanaman padi serta bermakna pengharapan kepada roh
– roh penghuni tanah memberi kesuburan pada ladang agar hasil panen berlimpah.
Gerakan Kuwai merupakan gerakan yang paling rumit dengan mengkombinasikan gerakan kaki dan tangan. Geraknya berulang
– ulang dan berayun
– ayun ke atas dan ke bawah. Gerakan tangan diayunkan sejajar bahu dengan suatu kekuatan ke arah sudut yang berlawanan dengan gerak
melangkah. Gerakan tangan pada saat penari menghentakkan kaki adalah
menggelantung mengikuti arah putaran badan. Gerak Kuwai sangat rumit, Bapak Lucas Tengah 21-8-2014 menyatakan bahwa saat ini hanya pelatih
tari saja yang mengerti gerakan tari Hudoq secara utuh, untuk seumuran beliau ini tidak menguasai semua gerakan di tambah lagi tidak pernah ada
latihan, makanya sangat sayangkan dan menjadi sebuah perhatian masyarakat Dayak
Ga’ay ini jika pelatih – pelatih tari ini sudah meninggal maka tidak ada pengkaderan dan tari tersebut bisa hilang.
Gerak tari Hudoq yang umum dan berkembang saat ini pada masyarakat Tumbit Dayak adalah gerak Jiak, karena gerakannya yang mudah. Gerak ini
dilakukan secara berulang – ulang, pertama gerakan kaki maju menggunakan
kaki kanan terlebih dahulu dan gerakan menengadahkan tangan kanan dibarengi tumit kaki kanan dan dilakukan bergantian dengan tangan kiri
dibarengi tumit kaki kiri. Makna gerak Jiak adalah permohonan, tergambar dari gerakan kaki yang selalu dimulai dari kaki kanan yang bermakna dalam
bekerja harus diawali dengan niat yang baik berharap sebuah keberkahan, gerakan menengadahkan tangan seperti meminta ini menggambarkan
permohonan kepada Sang Pencipta agar diberi keselamatan pada tanaman padi dan warga kampung Tumbit Dayak
c. Penari