PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING DENGAN MULTIMEDIA DAN LINGKUNGAN RIIL DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEMAMPUAN AWAL

(1)

PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING DENGAN

MULTIMEDIA DAN LINGKUNGAN RIIL DITINJAU DARI

MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEMAMPUAN AWAL

(Studi Kasus Materi Pokok Ekositem Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sambungmacan pada Tahun Ajaran 2009/2010)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains

Oleh :

Rizhal Hendi Ristanto S. 830 809 015

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

r Belakang Masalah eru hn dn perkemngn ilmu pengethun dn teknologi yng semkin pes

t mk perlu di ikuti oleh kinerj pendidikn yng profesional dan bermutu

tinggi. Lembaga pendidikan adalah salah satu harapan besar bagi negeri ini agar bisa bangkit dari keterpurukan kualitas pendidik dalam semua aspek dan jenjang pendidikan. Kualitas pendidikan tersebut sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan terampil agar bisa bersaing secara terbuka di era global. Pendidikan menuntut adanya pembenahan dan penyempurnaan terhadap aspek subtansif yang mendukungnya, yaitu kurikulum dan tenaga profesional yang melaksanakan kurikulum tersebut yaitu guru.

Kurikulum pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Kurikulum yang digunakan untuk saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau biasa disingkat dengan KTSP. Selain adanya perubahan kurikulum, juga perlu diterapkan strategi, model, teknik, pendekatan, dan metode pembelajaran yang sesuai dengan konsep yang diajarkan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Selain hal-hal tersebut ternyata siswa juga mempunyai peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, yaitu dengan merubah pola belajar siswa, misalnya siswa yang semula pasif saat ini harus dituntut lebih aktif dalam mengikuti pelajaran, materi pelajaran yang diterima tidak hanya berasal dari guru, tetapi siswa juga harus mengembangkannya dari


(3)

2

berbagai referensi yang ada seperti buku-buku lain di perpustakaan, media cetak, maupun media elektronik.

Pembelajaran adalah sistem interaksi peserta didik dengan pendidik pada suatu lingkungan belajar pada suatu lingkungan belajar, hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003. Jadi bisa dikatakan bahwa pembelajaran adalah hubungan timbal balik antara guru dengan siswa untuk melaksanakan suatu proses belajar mengajar yang kreaktif, dan berpikir yang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan berpikir peserta didik, maka guru dituntut dapat memahami hakikat materi pelajaran yang dapat prestasi belajar siswa.

Pembelajaran biologi akan berlangsung dengan baik jika guru dalam sebuah prosesnya memiliki dua kompetensi utama yaitu; 1. kompetensi substansi pembelajaran; 2. kopetensi metodologi pembelajaran. Selain menguasai materi yang akan disampaikan maka guru juga diharuskan menguasai metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan materi ajar yaitu mengacu pada prinsip pedagogik, antara lain memahami berbagai macam karakteristik siswa. Jika metode pembelajaran tidak menarik, maka transfer ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa juga menjadi tidak maksimal.

Guru yang memiliki kompetensi akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menarik, menyenangkan, dan lebih mampu mengelola kelas, sehingga materi yang dipelajari dapat dipahami secara optimal. Salah satu kompetensi guru yang menunjang keberhasilan proses belajar mengajar adalah memahami berbagai model pembelajaran dan mampu menggunakannya dengan baik.


(4)

3

Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan disesuaikan dengan standar kompetensi yang ingin dicapai, dengan demikian diharapkan akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik. Suatu model pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran biologi belum tentu sesuai untuk setiap kompetensi dasar, sehingga guru seharusnya memilih model pembelajaran yang tepat dengan materi pembelajaran yang disajikan, agar terjadi proses pembelajaran yang komunikatif antara guru dan siswa sebagaimana yang dikehendaki, sehingga diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan, fasilitas, karakteristik siswa, guru dan materi pelajaran.

Mata pelajaran biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung maka sudah semestinya memposisikan siswa sebagai pusat perhatian utama tetapi keebanyakan orang masih berpendapat pelajaran biologi sebagian besar berupa pemahaman dan hafalan dengan istilah-istilah asing dan ada beberapa materi yang harus menggunakan rumus. Peran utama guru adalah memberikan pengalaman dan memperkaya pengetahuan siswa dengan mengeksplorasi lingkungan dengan proses pembelajaran yang sesuai. Penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu sangat membantu proses pembelajaran, pada mata pelajaran biologi yang sering digunakan sebagai media adalah multimedia berbasis komputer, torso, charta, dan lingkungan riil. Penggunaan media tersebut harus disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran yang disampaikan, sebagai contoh adalah materi ekologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang ekosistem. Pada kurikulum KTSP di SMA kelas X materi pokok ekosistem yang mempelajari tentang interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan disekitarnya.


(5)

4

Berdasarkan karakteristik materi ekosistem, akan lebih tepat bila siswa mempunyai gambaran yang jelas terhadap pelajaran. Pemahaman terhadap materi oleh siswa akan lebih bermakna bila menggunakan media dan pembelajarannya

menerapkan siswa sebagai pusat belajar melalui model pembelajaran Cooperative

learning, Problem based learning, atau inkuiri terbimbing. Masing-masing model pembelajaran tersebut mempunyai karakteristik dengan kelebihan masing-masing, namun yang paling sesuai adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kubicek (2005:1) bahwa pembelajaran berbasis inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan melibatkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran secara aktif, sehingga konsep yang dicapai lebih baik. Penelitian lain yang senada juga diungkapkan oleh Bilgin (2009:1038) juga menyebutkan bahwa siswa dengan kelompok inkuiri terbimbing yang belajar secara kooperatif mempunyai pemahaman yang lebih baik terhadap penguasaan konsep materi pelajaran dan menunjukkan sikap yang positif. Model pembelajaran inkuiri terbimbing memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif menggunakan proses fisik dalam menemukan sendiri beberapa konsep dan prinsip materi yang sedang dipelajari dengan bimbingan dari guru sehingga materi pelajaran tidak hanya sebagai materi saja tetapi juga membangun moral siswa. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran alternatif yang dipilih dalam proses kegiatan belajar mengajar, mengingat dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu bentuk kegiatan yang dapat mengubah siswa untuk dapat menemukan suatu konsep melalui kreativitas secara langsung sehingga model pembelajaran inkuiri terbimbing diharapkan dapat terjadi komunikasi aktif secara langsung antara guru


(6)

5

dengan siswa, jadi perkembangan siswa dapat menuju ke arah yang diharapkan, maka perlu ditumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan untuk menggunakan keterampilan proses antara lain mengajukan pertanyaan, menduga jawabannya, merancang penyelidikan, melakukan percobaan, mengolah data, mengevaluasi hasil, dan mengkomunikasikan temuannya kepada orang lain dengan berbagai cara.

Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal salah satunya adalah model pembelajaran yang digunakan, sedangkan salah satu faktor internal salah satunya adalah motivasi berprestasi dalam diri siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa salah satu cirinya adalah pembelajaran yang dirancang guru dengan menciptakan situasi pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa, sehingga siswa memperoleh banyak pengalaman dari hasil temuannya sendiri maka dapat berakibat ingatan siswa mengenai apa yang dipelajarinya akan bertahan lebih lama dan pengetahuan akan lebih luas, di samping itu juga menumbuhkan sifat kreatif pada diri siswa. hal tersebut juga disesuaikan dengan materi yang dipelajari dalam biologi yang bersifat berkesinambungan, pembelajaran akan lebih cepat dipahami apabila siswa sudah mempunyai bekal sebelum mengikuti pelajaran, sehingga tingkat kemampuan awal siswa akan mempengaruhi proses pembelajaran.

Dari hasil wawancara dengan guru biologi yang mengajar di SMA Negeri 1 Sambungmacan dijelaskan bahwa prestasi belajar di kelas tersebut dapat dikatakan masih kurang maksimal. Kendala yang yang dihadapi yaitu kurangnya motivasi untuk berprestasi dari siswa terhadap hasil yang dicapai dari proses pembelajaran dan masih rendahnya kesadaran siswa terhadap materi yang disampaikan. Hal tersebut terlihat


(7)

6

pada beberapa hal yaitu: 1. Sebagian siswa kurang memperhatikan penjelasan guru; 2. Konsentrasi siswa masih kurang terfokus; 3. Materi yang disampaikan masih kurang dipahami oleh siswa, hal tersebut tampak pada hasil ulangan dari sebagian siswa yang memiliki nilai jauh dibawah rata-rata; 4. Siswa masih pasif dalam pembelajaran dan kurang berinisiatif dalam pembelajaran; 5. Kurangnya persiapan siswa dalam mengikuti pelajaran biologi.

Karena pada hakikatnya mata pelajaran biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan kehidupan didalamnya. Disatu sisi, perkembangan teknologi merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari lagi. Sebagai gambaran, guru masa kini dituntut menguasai komputer dengan baik, internet, dan berbagai media baru sedangkan media tersebut sudah sedemikian akrab dikalangan para siswa. Sedangkan Agus Suheri (2006:1) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa Animasi multimedia memberikan kesan menyenangkan dan membantu proses pembelajaran dalam memahami materi yang disampaikan. Hal senada juga diungkapkan oleh Meita Istianda dan Darmanto (2009:2) bahwa multimedia merupakan sarana untuk menyampaikan ilmu pengetahuan yang cukup efektif, karena dapat menyajikan informasi berupa audio, visual, video, teks grafik dan animasi dalam kesatuan tampilan. Namun dikalangan guru biologi, minimnya media yang digunakan pada proses pembelajaran biologi disinyalir sebagai salah satu penyebab belajar biologi menjadi terasa abstrak, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang telah disampaikan, maka alternatifnya adalah pemanfaatan perkembangan teknologi sebagai media untuk memperkukuh dan memaksimalkan prestasi belajar siswa dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotor siswa atau dengan


(8)

7

memanfaatkan kreativitas guru dengan memanfaatkan alam sebagai wahana dalam bereksplorasi dan proses penemuan yang mendukung prestasi belajar biologi siswa. Penggunaan lingkungan riil sebagi media belajar biologi yaitu memanfaatkan sawah, lapangan, sungai, hutan dan hal-hal yang bersifat langsung dengan obyek pembelajaran.

Berdasarkan pada pertimbangan di atas, maka diperlukan adanya upaya guru secara terus-menerus dan sistematis untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran biologi di SMA Negeri 1 Sambungmacan terutama

kelas X. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memilih dan

menerapkannya model pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat memberikan kesempatan secara luas kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat di identifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan proses belajar mengajar biologi masih didominasi oleh guru, akibatnya siswa menjadi kurang kreatif dalam bereksplorasi. Pembelajaran yang demikian membuat siswa hanya mampu menghafal materi yang telah disampaikan oleh guru saja tanpa pemahaman yang bisa membuat proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.

2. Model pembelajaran biologi, khususnya materi ekosistem yang diterapkan selama ini masih monoton. Siswa hanya duduk, diam, mendengarkan, dan


(9)

8

mencatat dari ceramah guru.

3. Kurangnya variasi dalam proses pembelajaran biologi menjadikan iklim kelas menjadi kurang menarik, sehingga mempengaruhi prestasi siswa dalam belajar biologi.

4. Ekologi mencakup ekosistem dan pencemaran lingkungan. Materi ekosistem mempelajari interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Model pembelajaran

yang sesuai adalah cooperatif learning, problem based learning, contextual

teaching and learningdan inkuiri terbimbing.

5. Materi yang telah disampaikan masih kurang dikuasai oleh siswa, sedangkan dalam belajar biologi hubungan materi satu dengan yang lain sangat erat. Maka kemampuan awal siswa akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

6. Kurangnya pengetahuan guru tentang model pembelajaran inkuiri terbimbing maupun tentang pentingnya memotivasi siswa untuk terus meningkatkan prestasi belajarnya.

7. Kreativitas guru dalam merancang model pembelajaran, penggunaan media atau alat peraga seperti multimedi, charta, torso dan lingkungan riil masih kurang, sehingga pelajaran biologi yang seharusnya menyenangkan oleh siswa menjadi terasa abstrak dan membosankan, karena siswa hanya menganggap biologi sebagai mata pelajaran yang penuh dengan hafalan.

8. Guru mata pelajaran biologi belum banyak yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing bahkan guru belum memiliki pengetahuan tentang hakikat dan manfaat penggunaan multimedia dan lingkungan riil sebagai media dalam pembelajaran.


(10)

9

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian lebih terfokus dan terarah, maka penelitian dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut:

1. Multimedia: dibatasi pada penggunaan teknologi komputer dengan memanfaatkan aplikasi yang mendukung proses pembelajaran dikelas.

2. Lingkungan riil: dibatasi pada pemanfaatan lingkungan alam disekitar sekolah SMA Negeri 1 Sambungmacan sebagai media pembelajaran.

3. Materi pembelajaran yang digunakan dibatasi pada pembelajaran ekosistem. 4. Prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Sambungmacan kelas X dibatasi pada

kemampuan kognitif siswa dalam mengerjakan soal-soal biologi pada materi ekosistem.

5. Motivasi berprestasi siswa SMA Negeri 1 Sambungmacan dibatasi pada motivasi siswa kelas X untuk mencapai prestasi yang diharapkan.

6. Kemampuan awal siswa SMA Negeri 1 Sambungmacan dibatasi pada hasil test materi pra syarat siswa pada materi ekosistem.

D. Perumusan Masalah:

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dengan multimedia dan lingkungan riil terhadap prestasi belajar biologi?

2. Adakah perbedaan antara siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah terhadap prestasi belajar biologi?


(11)

10

3. Adakah perbedaan antara siswa yang memilki kemampuan awal tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar biologi? 4. Adakah interaksi antara media pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa

terhadap prestasi belajar biologi?

5. Adakah interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar biologi?

6. Adakah interaksi antara motivasi berprestasi dengan kemampuan awal siwa terhadap prestasi belajar biologi?

7. Adakah interaksi antara motivasi berprestasi dan kemampuan awal dengan media pembelajaran multimedia dan lingkungan riil dengan siswa tehadap prestasi belajar biologi?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Perbedaan pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dengan multimedia dan

lingkungan riil terhadap prestasi belajar biologi.

2. Perbedaan antara motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar biologi.

3. Perbedaan antara kemampuan awal tinggi dengan kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar biologi.

4. Interaksi antara penggunaan media pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar biologi.

5. Interaksi antara media pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar biologi.


(12)

11

6. Interaksi antara motivasi berprestasi dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar biologi.

7. Interaksi antara motivasi berprestasi dan kemampuan awal dengan media pembelajaran multimedia dan lingkungan riil terhadap prestasi belajar biologi. F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberi gambaran yang jelas guna menjawab permasalahan yang ada. Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak. Dalam penelitian ini ada dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut :

a. Bahan kajian bagi Kepala Sekolah mengenai pengembangan teknologi pembelajaran yang terkait dengan desain instruksional/pembelajaran di SMA. b. Memberikan bahan kajian kepada guru di SMA akan pentingnya memahami

karakteristik dan kemampuan awal siswa dalam proses pembelajaran di SMA khususnya memotivasi siswa untuk berprestasi.

c. Pengembangan ilmu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut, khususnya dalam mendesain model pembelajaran di SMA.

d. Sebagai khasanah pengetahuan bagi pembaca dan bahan referensi bagi penelitian lain yang melakukan penelitian sejenis atau lanjutan.


(13)

12

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:

a. Sekolah, untuk memberi masukan kepada guru-guru perlunya perancangan model pembelajaran yang lebih efektif, khususnya pembelajaran mata pelajaran biologi di SMA dalam rangka peningkatan motivasi dan prestasi belajar. b. Guru biologi, agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan untuk

mengembangkan program-program pembelajaran yang lain.

c. Siswa, agar lebih meningkatkan prestasi belajar biologi dengan meningkatkan motivasi berprestasi dan kemampuan awal dalam belajar biologi dengan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dengan multimedia dan lingkungan riil.


(14)

A

A A A !"!

A#$nd$s$n eori %# !em&$el$jr$n iologi

' () *s + ,rup(- (* su(tu - ,.utu/ (* y(* 0 s,1 (1u 2) 3(r) o1,/ + (*us)( - (r,* ( + ,+ . ,r)-(* su(tu 3 (r( . ,rp)-)r s,. ( 0() su(tu stru-tur p,* 0 ,t(/u(* y(*0 utu/4

' ,3(r( - /usus5 s ()*s +,* 0 0u* (- (* su(tu p,* 2 ,- (t(* ,+)pr)s u*tu- + ,*3 (r) p

,*6,1 (s(* (1(+) t,*t(* 0 7,*o+ ,* ( y(*0 2)(+ (t) 2) (1 (+ s,+,st(4 8,s-)pu* p

,+. ,1 (6(r

(* t,*t(* 0 s()*s 2)p,3(/

+,*6(2)

. ,.,(rp(2)s)p1)*5 ()ytu + (t,+(t) - ( 2 ( * 9: ; <. )o1o0) 5 -) +)( 2 (* 7)s)-( = * (+u* )*t) 2 (r) +(s) * 0 >+(s) *0*(y t,r1,t(- p(2 ( + ,to2 , 2 (* + ,+p,rt(*y(-(* / (s)1*(y s,3(r( .,r- ,s) * (+.u* 0 (*4 8,* 2)2 ) - +,1(1)u

s

() *s 2 (* + ,* 2) 2)- 2 (1(+ s()*s +,rup(-(* su(tu ? (/(* ( 2 (1(+ +,+p,) (rsp- (*

(* 0 0ot( + (sy(r(- (t ( 0(r 2 (p(t . ,(rprt)s)p()s 2 (1 (+ + ,+ ,*u/) - ,.utu/(* 2 (* + ,* ,*tu- (*(r(/ p,* ,r(p(* *y(4

@)o1o0) + ,*6(2) ? (/ (* ( u*tu- + ,*) * 0- (- (*t p,* 0 ,t(/u(*5 - ,t,r(+p) 1 (*5 s

) - (p5 2 (* *) 1 () s,rt( t(* 0 0u* 06((.w s,. (0 () s,or(* 0 ? (r0 ( * , 0 (r( y(* 0 . ,rt(* 0 0u* 06(w(.- ,p(2 (1 ) * 0-u* 0(*5 + (sy(r(- (t5. (* 0s(5* , 0(r( y(* 0. ,r) + (*2 (*

. ,rt(-?( - ,p(2 ( Au/ (* Yang Maha Esa. Mata pelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk


(15)

D EDpEFGHGrIJII Kr Gy sEK J IrIJGKG FGD sELItGrKG My

NEDOEFGH GGKr OIoFoPI DEK ELGK LGK pG J G pEDOErI GK pEKPG FGD GK sEQGrG FGKPsuKPM RGrEK G ItuS sIsTG pErFu JIOGKtu uKtuL DEKPEDOGKPLG K sEHuD FGU L EtErGDpI FGK prosEs supGGyDErEL GD GDpu DEK HE FGHG UIJGKDEDG U GDIGFG D sELItGrM REtErGDpIFGK prosEs I K I DEFIputI L EEtrGDIFGKp DEKPGD GtI J EKPGK sEFuruU IK J ErGS

D EKPGHuLGK UIpotEIssS DEKP PuK G LGK G FGt JGK OG UGK sEQGrG OEK Gr J EKPGK sEF G Fu D EDpErtIDOGKPL GK L EsEFGD GtGK L ErH G S DEKPGHuLGK pErtGKGGK Sy DEKP PoFoKPLGKS

D EK GVsIrLGK J GtG J GK DEKPLoDuK ILGILGKs UGsIF tEDuGK sEQGrG OErGPGDS D EKP PG FI

JGK D ED I FGU IK VorDGsI V G LtuG F yG KP rEFEvGK uKtuL DEKPuHI PGPGsGK WPGPGsGK GtGu D EDEQG U L GK

DGsG FG U sEUGIr WU Gr

IM X G JI pGJG JGsGrKG Sy pEFGHGrGK

OIo Fo

PI OErup GyG u

KtuLDEDOELGFI sIT Gs J EKPGKOErOGPGIL EDGDpuGK tEKtGKPQGrG DEKPEtGUuI JGK QGrG DEKPErHG LGK G KPy JGpGt D EDOGKtu sIT Gs uKtuL DED G UGD I G FGD sELItGr

s EQGr

GD EK JG FGD M Y Z [engertiY n \elYjYr

RGGt OEF GHGr suJ GU sGKPGt V GDIFI Gr J GFGD L EU IJupGK sEUGIr WUGrIS OGI L JI FI KPLuKPGK L EFuGrPG D GupuK DGGsyrG L GtS sEOGPGI QoKtoUKyG G JG FG U OGIy yGKP

s

EJGKP DEK IruLGK uQGpGK F ETGt PErGL OIOIr IOuKyG S sEorG KP GK GL yGKP sEJ GKP

D EKoKtoK V IFD L EGsGKPGK Ky Gy JI ]V, seseorang anak yang sedang belajar naik sepeda, dan masih banyak lagi. Sebenarnya hal tersebut merupakan tindakan proses belajar dari tidak bisa menjadi bisa. Walaupun hal tersebut tidak bisa dideteksi secara langsung proses yang terjadi dari kegiatan orang yang melakuakan proses belajar tersebut.


(16)

`ab cd cr e arupcf cg f ahictcg ycg h eaeib if i prosas j cg kabcdcr cjcbcl ugsur y

cg h scg h ct pagtigh mug j ceagtcb j cb ce sati cp pagyabcg hh crccg d agis j cg d ag d cg h p

ag jijif cgn o cb i gi karcrti kclp c karl csib ctcu h ch cb gcy pag q cpci cg tuducg p

ag jijif cg itu scgh ct karhcgtug h pcj c prosas kabcdcr yc g h jicb cei sis p cr

k ci f ji s

afob cl ctcupug ji big h fugh cg ruecl gyc sag jiri n scf cr pae cl cecg ycgh k ag cr eagh agci crti k abcd cr j agh cg sahcbc cspafr k agtuf j cg ecgimastcsigyc eutb cf

jiparbuf cg obal pcrc pag ji ji f c f lgususcy pcrc huru n taf ab irucg ctcu f ati j cf b ag hf cpcg parsapsi ycg h jiei bi fi tarl cj cp prosas k ab cdcr jcg l cb u l cb ycg h y

cg hkarf citcgjag h cg gcycf cgk arcf ik ct furcg h gycl csib paek ab cd crcg yc ghji qcpci o

b al sisp cn

scgusi c j agh c g sah cbc f aecepucg ycg h jiei bi f i gcy tagtu cf cg sabcbu eagq cri f ak ag crcg jcg qcrc e agudu f acrcl ycg h b ak i l k ci f n vrosas pagq cricg igi j cpct e abcbui jiri sag jiri ctcu j ag h cg kcgtucg orcg h bcign

scgus

i c kab cdcr j ag h cg

eabil ct f adcji cgcbce saf itcrgcny scgicus j cpct e aek cgtu ecgusic ycg hbcigj cbce eae cl cei f adcjicg magoeag c cb ce sa li gh h c tardcji prosas k abcdcr j cg p

aek ab cdcrcgn

wak chicg orcg h karc ghh cpcg k clwc k ab c d cr cjcbcl saectc usa e ctc eaghuepubf cg ctcu ea gh l cmcbf cg mcftc umcfct ycgh tarscdi j cb ce kagtuf igm ore csi ctcu e ctair pabcd crcgn

xis

cepi gh itu r

cjc pub c sak chicg orcg h ycg h e ae cg jcg h k abcdcr sakch ci bcti l cg k ab cf c saparti ycg h tarb i l ct pcj c bcti l cg eaek cq c j cg

eagub isn `cgcfy j ami gisi ycg h jik aif cgr tagtcg h k ab cdcr n sagurut yzlcr y{sycj | } ~ ~  €^  “belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara


(17)

s

„s„or…† ‡ˆ„ † ‡ … †‰ Š †‡‹u†‡…† †y…”. Jadi belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja tanpa harus secara formal dilingkungan sekolah.

Sedangkan belajar menurut Gagne (1984) dalam Ratna Wilis (1989:11) “belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Jadi belajar menyangkut perubahan dalam suatu makhluk hidup yang membutuhkan waktu sebagai bentuk proses. Untuk mengukur belajar, kita amati perilaku makhluk hidup sebelum dan sesudah diberi suatu perlakuan atau pengalaman tertentu. Jika ada perubahan perilaku, berarti makhluk hidup tersebut itu telah belajar.

Menurut Hilgard dan Bower (1975) dalam Ngalim Purwanto (1994:84), bahwa: Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).

Pengalaman yang dialami secara terus menerus secara otomatis manusia akan mempelajarinya sehingga perubahan terjadi pada diri seseorang tersebut, dan perubahan itu tidak dapat dijelaskan secara pasti bisa jadi pengalaman yang sama atau hampir sama dialami oleh beberapa orang tetapi perubahan tingkah laku yang terjadi menjadi berbeda pada masing-masing orang.

Hamzah B. Uno (2008:17) berpendapat bahwa “belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah memperoleh informasi yang disengaja.” Informasi tersebut berasal dari lingkungan seseorang. Jadi, dalam pandangan Hamzah, penerimaan informasi yang disengaja akan berakibat pada perubahan tingkah laku baik itu menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.


(18)

Žurut ‘ ’“us susu ’ Reber dalam Muhibbin Syah (2006:91), kamus yang

tergolong modern,Dictionary of Psychologymembatasi belajar dengan dua macam: Pertama, belajar adalah the process of acquiring knowlegde, yakni proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah A relatively permanent change in respons potentiality which ocurs as a result of reinforced practise, yaitu suatu perubahan kemampuan beraksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.

Jadi, perubahan yang bersifat sementara seperti lelah, jenuh atau bosan bukan termasuk dalam definisi belajar. Hasil-hasil belajar mendapat pengakuan terhadap perbedaan yang terjadi dan proses belajar itu membutuhkan latihan yang berulang-ulang untuk mendapatkan hasil terbaik yang bersifat tetap.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dikemukakan beberapa unsur penting yang menjadi ciri atas pengertian belajar, yaitu: (1) belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu mengarah ke tingkah laku yang lebih baik; (2) belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar; (3) untuk bisa disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Seberapa lama periode waktu itu berlangsung, sulit ditentukan dengan pasti, namun perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, ataupun bertahun-tahun. Ini berarti kita harus mengenyampingkan perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang hanya berlangsung sementara; (4) tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut aspek-aspek kepribadian, baik


(19)

– —s—˜ ™ šupu› ps—˜ —sœ sprt—ž pruŸ š  š› ¡ š¢š™ p› £rt— š›œ p™ ¤ š  š› suštu ™ šsš¢ š ¥Ÿ rp—˜ —rœ˜ trš™p—¢ š›œ˜ ¤ š˜ špš›œ˜ Ÿ — šsšš›œštšupu› s—˜ šp¦ § ¨ ©eori -©eori ªel«j«r

¬) ©eo ri ­onst ruktivisme

®or— ˜o›stru˜t—v—s™  sš› £št Ÿ rp › £ šru  ¡ š¢ š™ p™Ÿ ¢š¯šrš› Ÿ —o¢o£—¦ ®or— Ÿ ¢š¯šr ™  ›urut pš›¡ š › £š› °± ›stru˜t——v™œs ™ ›yštš˜š› Ÿ š  ² š š› š˜ t—¡ š˜

™ ›r—™š Ÿ £—tu sš¯š p › £tš uš› ¡ šr— orš›£ ¢š—›œ ttšp— š› š˜ s ¤ šrš š˜t—– ™™ Ÿ š› £u› p› £tš uš › ›yš yš› £ sŸ ¢u™›yšš › š˜ su¡ š  ™ ™pu›yš— ˜ ™š™puš› šwš¢¦ ³ ›urut ´¢šv—› µ ¶ · ·•ž” ¸ ¹ ®or— Ÿ ¢š¯šr ˜o›˜strut—v—s —› — ™  ›yštš˜š› Ÿ š ² š

“siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasi informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai”. Dalam proses belajar seorang siswa harus berusaha mendapatkan pengetahuan sendiri. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus belajar bekerja memecahkan masalah, dan menemukan segala sesuatu untuk dirinya.

Menurut teori kontruktivis untuk membangun suatu pengetahuan baru, peserta didik akan menyesuaikan informasi baru atau pengalaman yang dimilikinya melalui berinteraksi dengan peserta didik lain atau dengan gurunya. Melalui model pembelajaran penemuan terbimbing siswa bisa dibagi menjadi kelompok kecil atau perorangan. Sehingga siswa bisa berdiskusi dan menyampaikan pendapatnya dalam proses penemuan konsep.


(20)

¾ru¿ Àr Á À¿  ÀÁuà Äà Ŀ tÀorÅ Æ ÀÇÄÈ Är pÀ¿ÀÁuÄ¿ ÉÄÇ ÄÁ Ratna Wilis (1989:9 8) Inti dari belajar adalah ”bagaimana orang memilih, mempertahankan dan mentransformasi informasi secara aktif”. Dalam belajar siswa diharapkan memusatkan perhatiannya pada masalah apa yang dilakukan dengan informasi yang diterima dan apa yang dilakukannya sesudah memperoleh informasi untuk mencapai pemahaman yang diberikan. Dalam transformasi pengetahuan seseorang memperlakukan pengetahuan agar cocok atau sesuai dengan tugas baru. Jadi, transformasi menyangkut cara kita memperlakukan pengetahuan dengan mengubah kebentuk lain. Kita menguji relevansi dan ketetapkan pengetahuan dengan menilai apakah cara kita memperlakukan pengetahuan itu cocok dengan tugas yang ada.

Dari uraian di atas dapat dikatakan dalam meningkatkan prestasi belajar bagaimana kita metransformasi pelajaran kepada siswa. Seperti pada pembelajaran inkuiri terbimbing dengan multimedia dan lingkungan riil pada materi ekosistem transformasi ilmu kepada siswa sehingga dalam memahami apa yang ditransformasi yang sifatnya baru dapat bertahan lama dan terinspirasi yang dituangkan melalui multimedia dan lingkungan riil, dari proses pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media tersebut siswa menemukan konsep-konsep yang dipelajari.

Ê) ËÌelÌjr ÍÎnurut ÏiÌget

Teori belajar kognitif yang terkenal adalah teori Piaget. Teori ini menjelaskan bagaimana proses pengetahuan seseorang dalam perkembangan intelektual. Manusia tumbuh, beradaptasi dan berubah melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan sosio-emosional, perkembangan kognitif (berpikir), dan perkembangan bahasa. Menurut Piaget, struktur intektual terbentuk pada waktu ia


(21)

Ò ÓrÔÕtÓrÖ×sÔØ ÓÕ ÙÖÕÚ ÔÕ Ù×uÕ ÙÖÕ ÕyÖÛÜÓÕ ÙÖÕ×ÖtÖÚÖÔÕ pÓr×ÓÝÒ Ö ÙÖÕ×oÙÕ ÔtÔÞ sÓÒ Ö ÙÔÖÕ Ò ÓsÖr Ò ÓrÙÖÕtuÕ Ù pÖØ Ö sÓÒ ÓrÖpÖ ßÖàu ÖÕ Ö × Ý ÓÝ ÖÕ ÔpuÚÖsÔ ØÖÕ Ö×ÔÞt Ò ÓrÔÕtÓrÖ ×sÔ Ø ÓÕ ÙÖÕ Ú ÔÕ Ù×uÕ ÙÖÕ ÕÖÛy á Ó ÚÖ ÔÕ Ôtu ÝÓÕurut pÖÕ Ø ÖÕ ÙÖÕ âÔÖ ÙÓt pÓr×ÓÝÒ ÖÕ ÙÖÕ ÔÕtÓ ÚÓ×tuÖ Ú Ø ÔØ ÖsÖr×ÖÕ pÖØ Ö ØuÖ ÞÕ Ùu sÔ yÖ×Õ Ô orÙÖÕ ÔÖssÔ Ø ÖÕ ÖØ ÖptÖsÔ

ãRatna Wil lis,

1996: 151).

Dikatakan juga bahwa adaptasi perkembangan intelektual terhadap lingkungan melalui dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi. Dalam proses asimilasi seseorang menggunakan struktur atau kemampuan yang sudah ada untuk menanggapi masalah yang dihadapi dalam lingkungan. Sedangkan pada proses akomodasi diperlukan modifikasi struktuir mental yang ada dalam mengadakan respon terhadap tantangan lingkungan. Perkembangan kognitif sebagian tergantung pada akomodasi. Siswa harus memasuki area yang tidak dikenal untuk belajar. Siswa tidak dapat hanya mempelajari apa yang telah diketahuinya, dan tidak dapat hanya mengandalkan asimilasi. Sehingga untuk memperlancar perkembangan kognitif perlu adanya keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi.

Menurut Jean Piaget dalam buku Syaiful Sagala (2005: 24) terdapat dua proses yang terjadi dalam perkembangan dan pertumbuhan kognitif anak yaitu 1) proses

assimilation dimana dalam proses ini menyesuaikan atau mencocokkan informasi

yang baru dengan apa yang telah ia ketahui dengan mengubahnya bila perlu, siswa dengan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan multimedia dan lingkungan riil menerima informasi dari proses pembelajaran yang bisa berupa dari teman dalam satu kelompok maupun dari buku-buku pelajaran; 2) proses akomodasi yaitu anak menyusun dan membangun kembali atau mengubah apa yang telah diketahui


(22)

s

æç æèué êyë sæì í êîî ë íê ïoréësí yëêî ç ëru ítu ð ëpët ð íæssuëíñ ëê ð æ êîëê èæç íì ç ëíñ ò óëèëé pæ êæè ítíëêí ê íôíê ïoré ësí yëêî tæ èëìð íæproèæìð ërí prosæs pæéç æ èëõërëêíêñuírí t

ærç íé ç íêî ð æ êî ëê éuètíéæð íë ð ëê èí êîñêî ëêu rí íè ñ æéuð íëê ñoî ê ítí ïêëy ç ærñ æéç ëêî ð ëê é æéæpross íê ïoré ësí éë êë yëêî ð ípærèuñ ëê ð ëè ëé prosæs p

æéç æ èëõërëê ò ö÷ øengertiùn øemúelùjùrùn

ûæ êurut üü RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam pasal 1 yang dimaksud dengan “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”(UU Sistem Pendidikan Nasional, diakses tanggal 20 Oktober 2010). Dalam pasal yang sama juga dijelaskan bahwa “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu” dan “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.

Menurut Zamroni (2007:70): “Proses belajar merupakan proses interaksi antara guru dan siswa berkaitan dengan materi pembelajaran yang bersifat kompleks dan penuh dengan ketidakpastian”. Dikatakan kompleks karena interaksi antara guru dan siswa yang nampak sederhana pada hakekatnya bersifat kompleks karena melibatkan pikiran, emosi, imajinasi, dan sikap yang berinteraksi secara simultan. Dikatakan penuh dengan ketidakpastian karena pikiran, emosi, dan imajinasi siswa tidaklah


(23)

st

þÿ þ t þ þpþt tÿ þ þ þ þs þr p ÿ þ þrþ tu s r þ sþ þt suÿyt

þ u þ s yþ þ yþtu “Pembelajaran adalah usaha sistematis yang

memungkinkan terciptanya pendidikan”(Seifert Kelvin, 1983 edisi terjemahan Yusuf Anas, 2007:5). Yang dimaksud dengan pendidikan menurut UU Sisdiknas tahun 2003 pasal 1: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara”.

Pembelajaran merupakan interaksi sistematis antara peserta didik dengan pendidik yang berkaitan dengan materi pembelajaran pada suatu lingkungan belajar. Kegiatan pembelajaran memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Dengan demikian kegiatan pembelajaran perlu berpusat pada peserta didik dengan menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang untuk mengembangkan kreativitas mereka, dan menyediakan pengalaman belajar yang beragam. Pembelajaran juga bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika ( Nurhadi, 2004:30).

Sedangkan menurut Isjoni (2009: 11) “pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.” Proses pembelajaran memiliki isi yang berupa bahan ajar atau materi belajar yang bersumber pada kurikulum dalam suatu program pendidikan, di dalamnya


(24)

t

r pt tu tp y rus u p psrt u

tup tuur

!r y " t" pr y pt uru s "s ttor s us p

# y

uru y pt

t

r p

r y u po rp r rts ss$ ss$ % r

# uru rus rt" utu o p r y ssu r t

rpt sus s y up! r y u trsut rus pu r tu "ors tu p tu ru ss$ y

r t r p tu suy & p r " s p r y

y # r

pu r

otvs ss$ r

!r r su " t" utu pr prsp y

t

' s

u

utu y

p

u

pros s p

r su prs p prt rtr ss$ tr y sp u t u s r y pro

s % t t p r u utu p

t

y uru s pust p r

%r " s p r ts pt tu $ t r

r t

r

po po # o

( o

#

) * + + ,

-. / sut - */ &s$# s p r# pr p yp s pr y utu

u

tu p tuu / (0ru# s p o t r r

p

r y y

u

tr y

t

r r y

" t "


(25)

ps 45o6otor45 7

38

9s4 p:; <= <r<> ?<5 > 4y s:@<;<4> Aor6<4s y<> @B :rup<A <5t<? pr4>s4p C <>

5o>s:p y<> @ C 4p:r;u5 <> u>tu5 6 :>D<p<4 tu=u<> 7 E8 F:toC : y<4tu D<r< y<> @ t:r<tur u

>tu5 6:6B :r4 y<> @ C 4 4> @ 46 5 <> t:r= <C 4 p<C < s4G <s s:t:;<H 6:> @ 45ut4 5 : @ 4 <t<> B :;<= <r 6:> @ <=<r?<> @y 6 :;44put5 :s:6p<t<>5 :p<C < s4sG < u>tu5 6:> C <p<t 4> Aor6<s4

y

<> @ C 4ButuH 5 <> u>tu5 6:>D<p<4 tu=u<> 7 I8 F:C 4< y<4tu B <H <> p:> @<=<r<> C :> @<> <t<u t<>p< p:r<;<t<> y<> @ C 4p<5 <4 u>tu5 6 :>y<= 45 <> 4> Aor6<4s p<C < s4sG < <@ <r

6:>D<p<4 tu=u <> 7J8 Kv<;u<s4 y<4tu D<r< t:rt:>tu y<> @C 4@> <5 <>u u>tu56:> 4; <4 su<tu pros

:s C <>H <s4;>y<7

dL MediN OemPelNjNrNn

QR S RT suRtu prosUs V U SR WRr TUX YR WRrZ [Ru uXsur yRXYR T Rt pUXt\XYR[ R SR ]To[US

[R X T U[\ R pUT V USRW RrR X^ _U[uRRspU`\X \ sRS\XYV Ur`R\tR X^ aUT \ S \]R X sR SR ] sRtu To[U S p

UT V USR WRRXr tUrtUXtu R`RXTUTpUXYRru] \WUX\s T U[ \R pUT VUSR WRRXr yRXY sUsuR \^bU[\R RpR V \S R [\pR]R T\ sUcRrR YRr\s VUsRr R[ R SR] T RXus\R Z T RtUr\Z RtRu `UW R[\RX yR XY TUT VR X YXu `oX [ \s\ yRXY TUT VuRt s\dRs T RTpu TUTpUroS U] pUXYUtR ]uR XZ `UtrRTp\ SR XZRtRu s\`Rp^

e)

OengertiN n

F:>urut f <@>: C <> gr4@@s C <; <6 hzhar Arsyad (2002: 4) “media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, vidoe rec order , film, slide foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer”. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar yang mengandung materi instruksional di lingkungan yang merangsang siswa untuk belajar.

Berdasarkan uraian batasan tentang media di atas, berikut dikemukakan ciri-ciri umum yang terkandung pada setiap batasan itu 1) Media pembelajaran memiliki


(26)

pkl mkrtnol p nsn q yolm r kwoso nl n r nq kl os sk t o mon hard ware upkrolmq ot q kro sv w yontu sksu otu t kl ro yolm r opot r n snxotw r nrkl morw otou r nrot o r klmol polyo nl rkroz iv {k r n o pk|t k s o} orol |k|ns n q n pkl mkrtnol lol pnsnq yolm r n q kl os sk t om on software upkro l mq ot sul oqv w yo ntu q ol rul mol pksol yolm tkrropot r os o| pkrol mq ot q kro s yolm |krup oq ol nsn yol m nlmnl r nso |pon q ol qkpor o snsw oz ~v kl kq ol ol |kr no pk |tk so} oro l tkrr opot por o vns uos r ol our no z € v {kr n o pk |t k so} orol |k |ns nqn pkl mkrtnol os ot t oltu por o pros ks tks o}or t onq r n r os o| |olupu r n su or qk sosz jv {k r n o pk |tk so}orol r nmul oq ol ros o| rol mq o qo|lu n q osn r ol nltkroqsn muru r ol snso r os o| prosks pk |t k s o}orolz ‚v {k r n o pk|tk so} orol r opot rn muloq ol skyoro |oss os u |nsoslyoƒ ror now t k skvns nv w qk so|poq tksor r ol qkso|poq

q kyns

u |nsoslyo p n s |w ssn r k wvnr kow OHP) atau perongan (misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset, vidoe recorder);7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manjemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.

„) …iri-†iri‡ediˆ‰emŠelˆjˆrˆ n

Ada tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang mampu) melakukannya.

ˆ) …iri fisik

‹fixative property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekontruksikan suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat direproduksi


(27)

Ž  ‘’“uŽ ’”•’p’ s’–’Ž —pr˜u• ’ ™š  ‘’›—r—œ —•s’st—œ— —“Ž —’“ “u ‘•—•’ su ’tu r•’“ ’ •– ’Ž —’ ’t’u ož–  • y’‘ tr– ’Ž — p’Ž ’ s’tu w ’•tu t rttu Ž —tr’ spo rt’s— • ’ t’p’ “ ‘ ’˜ w’•tu™ Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat.

Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali (dalam satu dekade atau satu abad) dapat diabadikan dan disusun kembali untuk keperluan pembelajaran. Prosedur laboratorium yang rumit dapat direkam dan diatur untuk kemudian direproduksi beberapa kali pun pada saat diperlukan. Demikian pula kegiatan siswa dapat direkam untuk kemudian dianalisis dan dikritik oleh siswa sejawat baik secara perorangan maupun secara kelompok.

Ÿ) iri ¡¢nipul¢tif £Manipulative Property)

Tranformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar ti me-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Di samping itu dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya proses loncat galah atau reaksi kimia dapat diamati melalui bantuan kemampuan manipalatif dari media. Demikian pula, suatu aksi gerakan dapat direkam dengan foto kamera atau foto. Pada rekaman gambar hidup (video, motion film) kejadian dapat diputar mundur. Media dapat diedit sehingga guru hanya menampilkan bagian-bagian penting atau utama


(28)

¦ §r¨©ªr§«§¬ ­p¨¦ §to­ §t§u urut§®su §tu ¯ª °§¦ ¨§®¦ª®±§®«ª «oto ®±²§ ±¨ §®y§ ®± t¨¦§¯ ¦ ¨pªr³u¯ §®´

µª «§«pu§® «ª¦ ¨§ ¦ §r¨ ©¨r¨ «§® ¨pu³ §t¨¶ «ª «ªr³u¯§® pªr¬ §t¨§® su ® ±±u¬ · su ® ±±u¬ ¯§rª® §§p

§ ² ¨³§ t

ªr°§¦ ¨ ¯ ªs

§³§¬ §® ¦ §³§ «p

ª® ±§tu r§ ®

¯ª «² §³¨ urut

§ ®¯ª °§¦ ¨§® §t§u pª «oto ® ±§® ² § ±¨ §® y§®± s§³§¬ ­ «§¯ § §¯§® tªr°§¦ ¨ pu³§ ¯ªs§³§¬ §® pª® § ¶s¨ r§ ® y§ ®± tª®tu s § °§ §¯§® «ª «² ¨®±u®±¯ §® ¦ §® ² § ¬ ¯§® «ª®yªs§t¯§® sª¬ ¨®±±§ ¦ §p§t «ª® ±u² §¬ s¨¯ §p « ªrª¯§ ¯ª §r§ ¬ y§®± t¨¦§¯ ¦ ¨ ¨® ±¨ ® ¯§®´ ¸§® ¨pu³ §s¨ ¯ ª °§¦ ¨§® §t§u o

² ° ª¯ ¦ ª® ±§® °§³§® «ª® ±ª¦ ¨t ¬ §s¨³ rª¯ § «§® ¦§p§t «ª® ±¬ § «² §t w§¯tu´ ¹rosªs pª® §®§«§® ¦ §® p§® ª® ±§® ¦u«­ pª®±ª³³o§¬ § ® ±§® ¦u« «ª® °§¦ ¨ tªpu ® ±­ ¦ §® pª®±±u® §§® tªpu ® ± u®tu¯ «ª «²u§t rot¨ ¦ §p§t ¦¨pªrs¨® ±¯ §t w§¯tu®y§

¦ §³§ « su §tu urut§® rª¯ § «§®§ v¨ ¦ ªo §t§u ¶ ¨³« y§® ± «§ «pu «ª®y§° ¨¯ §® ¨®¶or«§s¨ y§ ®± ©u¯up ²§ ±¨ s¨sº§ u®t u¯ «ª®±ªt§¬u¨ §s§³·usu³ ¦ §® pros ªs ¦ §r¨ pª® §® §«§® ² §¬ §® ² §¯u tªpu ® ±¬ ¨®± ±§«ª® °§¦ ¨rot

¨´

») ¼iri dis tri½utif ¾distributive property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman video, audio, disket komputer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja. Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara


(29)

berulang-u

Á ÂÃ Ä Å Æ su Âtu tÇÈpÂtÉ ÊoÃs Ç Ãtr Æs Æà ËorÈÂsÆ yÂÃÄ tÇÁÂÌ Å ÆÇr Í ÂÈ sÂÍ Â Ã tÇrÎ ÂÈÆ Ã sÂÈÂÂtÂuÌÂÈpÆr sÂÈÂÅ Ç ÃÄÂÃÂsÁ Æ ÃyÂÉÏÇ Ã Ä ÂÃÅÇÈ ÆÍ Æ ÂÃÍ Ç Ã Å ÂÁÂÐÍ Ç Ã Å ÂÁ  yÂà ÄÑÆs ÈÇ Ã ÄÌÂÈÑÂt pÇ ÃÒÂpÂÆ Â Ã tuÎuÂà pÇÁ ÂÎÂÂÃr ÂtÂupuà yÂÃ Ä ÈÇ Ã Ä ÄÂÃ Ä Äu prosÇs

p

Ç ÈÑÇÁ ÂÎ Âr

ÂÃ Å ÂpÂt Å ÆÂtÂsÆ ÅÇ Ã ÄÂÃ ÈÇ ÈÂÃ Ë ÂÂtÍÂ Ã ÈÇ Å ÆÂ pÇÁ ÂÎ ÂrÂÃ sÇÌ Æ Ã Ä ÄÂ tuÎuÂÃ Å ÂÁÂÈ prosÇs ÑÇÁ ÂÎÂr Å ÂÃÈÇ Ã Ä ÂÎ Âr Å ÂpÂt tÇrÒÂpÂÆÅ ÇÃ Ä ÂÃÑÂÆÍ É

Ó) ÔÕnfÕ Õt ÔediÕÖem×elÕjÕrÕ n

ØÙÚ ÛÙÙt posÜtÜ ÛÝ ÙrÜ pÞÚ ßßuÚÙÙÚ à ÞÝÜ Ù sÞáÙßÙÜáÙßÜ ÙÚÜ ÚtÞßrÙâ pÞÚßÙã ÙrÙÚ Ý Ü ä Þ âÙs ÙÝÙâÙå sÞ áÙ ßÙÜ áÞrÜäutæ Ù çè éÞÚyÙ àpÙÜ ÙÚ pÞâ Ùã ÙrÙÚ à ÞÚ ã ÙÝ Ü â Þ áÜå áÙäuè êÞtÜ Ùp pÞâ ÙãÙr

y

ÙÚß à Þâ ÜåÙt ÙtÙu à ÞÚ ÝÞÚ ßÙr pÞÚyÙã Ü ÙÚ à Þâ ÙâÜuàÞÝÜ ÙàÞÚ ÞrÜ àÙ pÞsÙÚ yÙÚ ß sÙ à Ùë áçè érosÞs pÞà á ÞâÙ ã ÙrÙÚàÞÚ ã ÙÝÜâ Þ áÜå à ÞÚ ÙrÜäè ØÞÝÜ Ù Ý ÙpÙt Ý Ü ÙsosÜ ÙsÜä ÙÚ sÞá ÙßÙÜ pÞÚÙrÜä

p

ÞråÙtÜ ÙÚ ÝÙÚ à Þà áÙut sÜsìÙ tÞ tÙp tÞrãÙ ßÙ ÝÙÚ àÞ àpÞråÙtÜäÙÚ ë í çè éÞà á Þâ Ùã ÙrÙÚ à ÞÚãÙÝÜâ ÞáÜåÜÚtÞrÙätÜ ÛÝÞÚßÙÚÝÜtÞrÙpä ÙÚ ÚÙy tÞorÜáÞ â Ùã Ùr Ý ÙÚ prÜ ÚsÜp îprÜÚsÜp psÜäoâoßÜs

y

ÙÚßÝÜtÞrÜ à ÙÝÙâÙ à åÙâ pÙrtÜsÜpÙsÜ sÜsìÙïuàpÙÚáÙâ Üäï Ý ÙÚ pÞÚ ßuÙtÙÚë ÝçèðÙà ÙìÙätu p

ÞÚßÙ ã ÙrÙÚ yÙÚßÝ ÜpÞrâuäÙÚÝÙpÙt Ý ÜpÞrsÜÚßäÙt uÚtuäà ÞÚ ßÙÚÙträÙÚ pÞsÙÚ îpÞsÙÚÝ ÙÚÜsÜ p

Þâ Ùã ÙrÙÚ ÝÙâ Ùà ãàâ Ùåu yÙÚß íuäup áÙÚyÙä Ý ÙÚ ä Þ àuÚ ßä Ü Ú Ù ÚÚyÙ Ý ÙpÙt Ý ÜsÞrÙp oâ Þå sÜsìÙè Þ çè ñòÙâÜtÙs åÙ sÜ â á Þâ Ùã Ùr ÝÙpÙt Ý ÜtÜÚßäÙtä ÙÚ Û çè éÞÚßÙã ÙrÙÚ Ý ÙpÙt ÝÜ á ÞÜäÙÚr

ä ÙpÙÚpuÚÝÙÚÝ Üà ÙÚÙÚ ëpu ßçèêÜ ä Ùp posÜtÜ Û sÜìÙs tÞråÙÝÙp ÙpÙ yÙÚßà ÞrÞä Ù pÞâ Ùã ÙrÜÝÙÚ t

ÞråÙÝ Ùp pros Þs áÞ â Ùã Ùr ÝÙpÙt ÝÜtÜÚ ßä Ùtä ÙÚè å çè éÞrÙÚ ßuru Ý Ùp Ùt á ÞruáÙå äÞ ÙrÙå yÙÚ ß â Þá Üå posÜtÜ ÛïÝÙâ Ùà prosÞs áÞâ Ùã Ùr àÞÚ ßÙã Ùrè

ó ô Öem×elÕÕjrÕn õnkuiri

öÂÁ ÂÌ sÂtu ÈoÅÇÁ pÇÈÑÇÁÂÎÂrÂà yÂ Ã Ä sÂÃ Ä Ât ÍoÃstruÍtÆvÆs ÂÅ ÂÁ ÂÌÈoÅÇÁÑÇ ÁÂÎÂr ÆÃÍuÆrÆÉ ÏÂÁÂÈ ÈoÅÇÁ ÑÇÁÂÎ Âr Æ Ã Æ sÆ÷ Âs Å ÆÁÆÑÂtÍ Âà sÇ Ò Âr ÂÍtÆË ÑÇrpÆÍ Ær Å Âà ÈÇ ÃÇ ÈuÍ Âà pÇ Ã Ä ÇrtÆÂà yÂ Ã Ä Æ Ã ÄÆà ŠÆÍ ÇtÂÌuÆÃyÂÉ

ÏÂÁÂÈ

ÈoÅÇÁ p

ÇÈÑÇÁÂÎ Âr ÂÃ ÆÃ Æ s


(30)

ú ûpotüsûsý þ üÿ ütúuÿ ÿ ütürû ÿp y ÿ sûs ûpüüúro sûs û ú r ÿp

u ÿ ú sû ü ÿ ûÿ t t t tütûp ús û rû pü ÿ üuÿ sü ÿ ûrûý û þüü rÿûooû ürsûs ûÿu ûrû ÿ ü ÿ rú ÿ sûs ü ûtÿ y ÿ

ÿ üÿ

üÿ

ÿ pü ÿ ütúuÿ ÿ pü ú ÿ oÿsüp oÿsüp ûo

oû s

ü û ÿ pr sû ÿtûs üü p rûuÿû ûú ý ) engertin emeljrn nku iri

W. Gulo (2002: 84) dalam bukunya yang berjudul strategi belajar mengajar menyebutkan bahwa:

“Pengertian inkuiri yang dalam bahasa inggris, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Pembelajaran inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.” Keterlibatan siswa dalam secara maksimal dalm proses kegiatan belajar adalah kegiatan mental intelektual da sosial emosional, sehingga kegiatan dapat terarah secara logis dan sistematis.

Sedangkan Trowbridge dan Bybee (1996) seperti yang dikutip oleh Paul Suparno (2007: 65) bahwa “secara umum inquiry adalah proses para saintis mengajukan pertanyaan tentang alam dunia ini dan bagaimana mereka secara sistematis mencari jawabannya .” dari pengertian tersebut dapat diartikan secara jelas bahwa model inkuiri ini menggunakan prinsip metode ilmiah dalam menemukan suatu prinsip, hukum, ataupun teori.

Mulyasa (2003) berpendapat bahwa “pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yan mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah ditetapkan selama belajar. Inkuiri menempatakan peserta didik sebagai subyek


(31)

r y t ! t ss" s s suy ! # r y $rus rp

r t% #u pr uru ttp st p t s o#po pross

r # r r uru ##puy w utu # r $ ss" u

tu # u t

& t

rs ut ! pt ! u ! # otr p

rt y %## r o# tr%! sr p ! ss"

'ur ! $ s $u sst#tu (r! # # $t su $ p t$u tu

$ ruCara pandang Inkuiri membantu pengembangan pola dan cara berfikir yang akan terus bertahan dan berkembang dalam perjalanan siswa sebagai pembelajar. Apabila cara berfikir tersebut sudah menjadi cara berfikir siswa, maka siswa akan menjadi pemikir yang kreatif dan pribadi yang mampu memecahkan masalah.

Adapun ciri-ciri pembelajaran dengan menggunakan inkuiri adalah sebagai berikut: a) Guru manyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk jadi, tetapi siswalah yang diberi peluang untuk mengadakan penelaahan penyelidikan dan menemukan sendiri jawabannya melalui teknik pemecahan masalah; b) Siswa menemukan masalah sendiri atau mempunyai keinginan sendiri untukk memecahkan masalah; c) Masalah dirumuskan seoperasional mungkin, sehingga terlihat kemungkinannya untuk dipecahkan; d) Siswa merumuskan hipotesis, untuk menuntun mencari data; e) Siswa menyusun cara-cara pengumpulan data dengan melakukan eksperimen, mengadakan pengamatan, membaca atau memanfaatkan sumber lain yang relevan; f) Siswa melakukan penelitian secara individual atau kelompok untuk pengumpulan data; g) Siswa mengolah data dan mengambil kesimpulan.

Menurut Kindsvatter dalam Paul Suparno (2007: 68) pembelajaran inkuiri dibedakan menjadi dua macam, yaitu inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas.


(32)

+ ,r-, . //0 1tu 2, - 13 . 1t/0 . /1 ., 0 4 /0 s, - ,/rp/ -,s/r 5/6p ur t/0 4 /0 4uru . /2 /6 p

, 0y,21. 17/0 t,rs, -ut8 + , 6-,2/9/r/0 1071ur1 - ,- /s: 6, 6pos1s17/0 3uru s, - /4 /1 t

, 6/0. /2 /6-,2 /9/r8 ;) <nkuiri =er>im>ing

?, 0urut +/u2 @up/r0o AB C C D E F G H “ inkuiri yang terarah adalah inkuiri yang banyak dicampuri oleh guru. Guru benyak mengarahkan dan memberikan petunuk baik lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses inkuiri.” Dalam bentuk inkuiri ini, guru sudah memiliki jawaban sebelumnya. Sehingga siswa tidak begitu bebas mengembangkan gagasan dan idenya. Masalah yang diberikan oleh guru dan siswa memcahkannya sesuai dengan prosedur tertentu yang diarahkan oleh guru.

Model pembelajaran inkuiri adalah sesuatu yang sangat menantang dan melahirkan interaksi antara yang diyakini anak sebelumnya terhadap suatu bukti baru untuk mencapai pemahaman yang lebih baik, melalui proses dan metode eksplorasi untuk menurunkan, dan mengetes gagasan-gagasan baru. Sudah barang tentu hal tersebut melibatkan sikap-sikap untuk mencari penjelasan dan menghargai gagasan orang lain, terbuka terhadap gagasan baru, berpikir kritis, jujur, kreatif, dan berpikir lateral.

Peran guru dalam inkuiri terbimbing dalam memecahkan masalah yang diberikan kepada siswa adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam proses penemuan sehingga siswa tidak akan kebingungan. Sehingga kesimpulan akan lebih cepat dan mudah diambil. Guru bertindak sebagai penunjuk jalan, membantu siswa agar menggunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari


(33)

s

KL KMuN OyP uOtuQN KORPpPtQ PO pK O SKtPTuP O yPOSLPruUV K O SPWuPO pKrtPOP P Oy yP O S t

KpPt oMKT Suru PQPO NKrPO SsPOS QrK PtXvXtPs sXsYP R PO NKN L POtu NKK Q Pr R PM PN

‘menemukan’ pengetahuan baru tersebut. Model pembelajaran inkuiri terbimbing memang memerlukan waktu yang relatif banyak dalam pelaksanaanya, akan tetapi hasil belajar yang dicapai tentunya tentunya sebanding dengan waktu yang digunakan. Pengetahuan baru akan melekat lebih lama apabila siswa dilibatkan secara langsung dalm proses.

Z) [ \ngk\h -[\ngk\h ]e^ _el\j\r\n `nkuiri a_er_iming

Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran inkuiri terbimbing meliputi: a) Perumusan Masalah.

Langkah awal adalah menentukan masalah yang ingin didalami atau dipecahkan dengan metode inkuiri. Persoalan dapat disiapkan atau diajukan oleh guru. Persoalan sendiri harus jelas sehingga dapat dipikirkan, didalami, dan dipecahkan oleh siswa. Persoalan perlu diidentifikasi dengan jelas tujuan dari seluruh proses pembelajaran atau penyelidikan. Bila persoalan ditentukan oleh guru perlu diperhatikan bahwa persoalan itu real, dapat dikerjakan oleh siswa, dan sesuai dengan kemampuan siswa. Persoalan yang terlalu tinggi akan membuat siswa tidak semangat, sedangkan persoalan yang terlalu mudah yang sudah mereka ketahui tidak menarik minat siswa. Sangat baik bila persoalan itu sesuai dengan tingkat hidup dan keadaan siswa.

b) Menyusun hipotesis

Langkah berikutnya adalah siswa diminta untuk mengajukan jawaban sementara tentang masalah itu. Inilah yang disebut hipotesis. Hipotesis siswa perlu


(34)

c d efgd fpfe fhg ijfs ftfu td c fek ld j f m ijnu gijfso sim fdepyf quru nip romf ninm fptu ninpirgijfsnfesuc pyfjim dhc fhujuk

stru c dh frfpefp td cfe ninpirm fded hdpot isds sdsu f yfpq sfjfh o titfpd rueup ninpirgijfs nfesuc pyf s fg fk

vdpot

isds yfpq sfjfh o titfpd rueup ninpirgij fs nfesuc pyf sfgfk vdpot isds yfpq sfj fh p fptdpyf f efp eij d h ftfp sitijfh pipqfnm djfp c ftf c fpfpfjdsds c ftf yfpqc dpirojihk

rw xipqunpuje fp cftf

yfpqe fh sijfp gutpyffc fjfh sdsuf niprfrdc fp nipqunpuje fp cftf sim fpyf ez mfpyf epyf up tue ninmuetdefp fpfe fh hdpot isds nirief m ipfr ftfu tdcfek {fj fn m dc fpq m dojoq d o upetu c fpft nipqunpu je fp c ftfo sdu fs h frus n ipydfpefp su ftu pirf jftfp put ue pipqunpuj fp cftfk xfef quru pirju n inmfptu m f qfdnfp f sdsu f niprfrd pirf j ftfp o nirfpqe fd pirfj ftfpo c fp nipqopirfsde fp pirf jftfp sihd pqqf mir| upqsd c ipqfp m fd ek j fpqe fh dp d fc fjfh j fpqefh pirr om ffp ftfu i esp ird n ip k ldfsfpyf c djfeuefp c d jfmorfto rdun titfpd efc fpq guqf c fpft c d jufr s ieoj fh k }itijfh pirf jfrfp m ir| upqsdo dssu f c dndptf uptue nipqunpu jefp cftf c fp niprftftpyfcfj fnmueurftftfp k

cw xipq fpfjdsds c ftf

{ftf yfpq suc fh c deunpuj efp hfrus c dfpfjdsds uptue c fpft n inmuetdefp hdpot isds fpfe fh mip fr ftfu tdc fek ~ptue n i nuc fh e fp nipqfp fj ddss c ftfo cftf s

imfde pyf c dorqfpdsfsde fp o c deijonpoe efp o c dftur s ihd pqqf cfpft c dm frf c fp c d fp fjdsds c ipqfpnucfh kld fsfpyfcdsusupc fj fn su ftu t fm ijk

iw xipy dnpuje fp


(35)

‚rƒ „‚t‚ ‚… †y t‡ ˆ‚ ‰ „ƒ Š‡ˆo‹poŠ Š ‚… „ ‚… „ƒ ‚… ‚ˆ ƒsƒsŒ Š‡ ‹u„ƒ ‚… „ƒ ‚‹ƒ ˆ Š‡sƒ‹puˆ ‚… „‡… †‚… †‡…‡r‚ˆ ƒs‚sƒŽ ‡t‡ˆ‚‰ „ƒ‚‹ƒˆ Š‡sƒ‹puˆ ‚… Œ Š‡ ‹u„ƒ ‚… „ ƒooŠ Š‚… „‡… †‚…‰ƒpot ‡sƒs ‚s‚ˆŒ‚p‚Š ‚‰‰ƒpot ‡s‚ Šƒt‚ „ƒt‡rƒ ‹‚‚t‚u tƒ „ ‚ŠŽ

‘) ’y““rt Ag“r”nkuiri •“p“t–er j“l“n – “ik

u‰ ‹‚… „ ‚ˆ‚‹ —ro˜  rƒ „ †‡ ™š › › œ  š ž› Ÿ “beberapa syarat agar terjadi inkuiri yang baik, yaitu: Adanya kebebasan siswa untuk menemukan dan mencari informasi” Siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan hipotesisnya, menyusun eksperimen yang mau digunakan, dan mencari informasi apapun yang dianggap perlu untuk memecahkan persoalan dalam penelitiannya. Lingkungan atau suasana yang responsif: ada laboratorium, komputer, kelas, pustaka, dan sarana yang mendukung terjadinya proses inkuiri. Fokus: persoalan yang mau didalami harus jelas arahnya, dan dapat dipecahkan siswa. Dalam inkuiri yang terarah persoalan memang harus sangat jelas. Bila muncul banyak persoalan yang diajukan oleh siswa dengan melihat gejala yang ada, dapat dipilih salah satu yang terpenting dan soal itu memang mungkin dipecahkan oleh siswa.

 ¡ ¢£ltimedi“

Pemberdayaan teknologi multimedia dalam pengajaran merupakan pemberdayaan unsur kekuatan luar yang mengakibatkan materi pengajaran, bukan ditentukan berdasarkan keputusan kurikuler, melainkan keputusan bergantung pada guru. Penggunaan teknologi berbasis komputer ini bukan untuk menyangi guru melainkan membantu guru dalam menyampaikan materi dan untuk memenuhi kebutuhan siswa.


(36)

¦§¨urut ©rª «¨ªt¬­ ®¯°°±² ³´µ “multimedia saat ini sinonim de ngan format com

puter -basedyang mengkombinasikan teks, grafis, audio, bahkan video kedalam satu

penyajian digital tunggal dan koheren.” Multimedia merupakan kegiatan interaktif yang sangat tinggi, mengajak pebelajar untuk mengikutiproses pembelajaran dengan memilih dan mengendalikan layar diantara jendela informasi dalam penyajian media. Masih menurut Sri Anitah (2009: 61) “pembelajaran dengan multimedia, berbagai gaya belajar pebelajar terakomodasi, seperti pebelajar yang auditori, visual, maupun kinestetik.” Dengan demikian siswa dapat memilih sendiri gaya belajar yang sesuai, dengan demikian siswa akan lebih nyaman dalam belajar.

Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu dan koneksi sehingga pengguna dapat berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi (http://www.wikipedia.com, diakses tanggal 18 April 2010). Dalam dunia pendidikan multimedia digunakan dalam proses pembelajaran baik di dalam maupun secara mandiri.

Multimedia sebagai media pembelajaran yang disampaikan oleh komputer adalah media interaktif yang kan memberikan kesempatan kepada siswa untuk beriteraksi dalam mempengaruhi atau mengubah urutan yang disajikan. Sebagaimana halnya dengan penggunaan sumber-sumber audio visual yang dapat meningkatkan motivasi dan menyajikan informasi dan prakarsa melalui stimuli visual dan audio (Oemar Hamalik, 2009: 236).

Tujuan penggunaan multimedia dalam pendidikan dan pelatihan adalah melibatkan pebelajar dalam pengalaman multi sensori untuk meningkatkan kegiatan


(37)

¸ ¹º»¼»r½ ¾ »¿ » À»s» º» ºÁup¹Â à » º» À»Â y»  à p»ºÄÂà ¿oÀÄ Â »Â »¿» º»Å Æ »t» ÇÆ»t» t¹rtuºÄs ¿ »Â ºÄs»Â À¹º» ºuĸuÆu t¹Æs ¿ »Â ȹ» À»Å½r É»»t Ä Â ÄÁ¿ Ä À»ÂÊ»»Æ »Â Ât »yÀuºtÄÀ¹¿ Ä»¿ »Â

¸ ¹r¸ » Ã»Ä suÀ¸¹r ÄÂÊorÀ»sÄ s¹rt» À¹¿ ¹to ¿ » º» À p¹À¸ ¹ º»¼ »r»Â ½ ˺utÄ À¹¿ Ä » ÆoÀput¹r À¹Â à Ãu »Æ »Â ÆoÀput¹r uÂÆtu À¹ÂÂyusu p¹Â à Ãu » »Â

ÄÂÊor

À»sÄ y»Â à ¿ ÄsÄ Àp»Â ¿ »º» À¸ ¹r¸ »Ã »Ä¸ ¹ÂtuÆ Át¹rÀ»suÆ t¹ÆsÁûÀ¸ »r ¿ Ä » ÀÁÃr»ÊÄsÁvÄ ¿ ¹Áosu»r»ÁÀusÄ Æ Á¹Ê¹Æ su

»r»½

Ìà »ÄÂuÂ Ì»Ä À Í ÎÏ Ï Ð Ñ Î ÎÏ Ò À¹Ây»t»Æ »Â ¸ » ÅÓ» “siswa akan lebih tertarik pada sifat-sifat proses pembelajaran yang auditif dan visualitatif.” Dengan demikian penggunaan multimedia dalam penyamapaian materi pelajaran akan membuat siswa lebih mudah untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan. Dengan menyajikan berupa gambar dan video akan mengubah pandangan siswa yang menganggap biologi adalah pelajaran yang abstrak.

Munir (2001:13) mendefinisikan bahwa “multimedia sebagai gabungan antar media seperti teks, numerik, frafik, gambar, animasi, video, fotografi, suara, dan data yang dikendalikan program komputer (dalam satu software digital).” Perangkat multimedia komputer hanyalah sebuah alat proses pengolah data saja (hardware ), sedang yang berperan dalam pembelajaran adalah perangkat-perangkat lunak yang disebut dengan software. Sebuah komputer dapat bekerja atau dijalankan karena terdapat software di dalamnya. Software meliputi sistim operasi dan berbagai program aplikasi. Beberapa software yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran, antara lain: program presentasi (Microsoft powerpoint), Program editing gambar (adobe photoshop, acdsee, picasa), program editing film (ulead).


(38)

Ö×ØtÙ ÚÛ ÜÙÝ sÛ ÞÝrÝ ßÝÙ à ÜÙ áâÝ àÝâu àÛtÙ àÝ ã ä åæ ÖÛ â áÙ ØustrÝsÙ àÝâ ßÝáÝÙ Ú Ý âÝ Ú Û àÝâÙsÚÛ sÛsuÝtu Ùtu ßÛàÛçÝèr sÛÙ âár yÝ â á ÜÙtÝÚpÙ Ø àÝâ Ý ÜÝ ØÝé sußçÛ à ÝßstrÝ à yÝ â á

Ú ÛÚÛrØ uàÝâ pÛâçÛØ ÝsÝ â prosÛs ßÝ áÝÙ Ú ÝâÝ sÛÝsutu Ùtu ßÛ àÛrçÝê ëåæ ÖÛâáàØ ÝÙìÙàÝr sÙ ÝtÝu Ú Û âÛàÝâàÝ â àoâsÛp í àoâÛsp ÝßstrÝà yÝâ á àoÚpØ Ûàs suàÝr ÜÙÙâáÝt oØ Ûé sÙsîÝæ ÖÛÜÙÝ árÝìÙs sÛrÙ â á ÚÛâyÝçÙ àÝ â Ù â áÝtÝâ àÛpÝ ÜÝ sÙsîÝ yÝ â á ßÛrusÝéÝÚÛ ÚÛproØÛé pÛÚ ÝéÝÚ Ýâ t

ÛâtÝ â á àoâsÛp yÝ âá ßÛ âÝrê ïåæ ðâtuàÚ ÛâáÙ ØÝustrsÙ àÝ â ÚÝtÛÙr yÝâá tÙ ÜÝà ìÝ Ú ÙØ Ù ÝèréÝØ Ù âÙ ßÙ ÝsÝ âyÝ ßÛràÝ ÙÝât ÜÛâáÝ â àoâtÛàs éÙstorÙsè áÛoáÝìÙr sè ÛàØooáÙè Ù ÜÛâtÙìÙàÝsÙ suÝtu

or

áÝâÙsÚ Ûèñtruàtur ÝtÝu ÞÝrÝ suÝtu oßçÛ àßÛàÛçÝær

ÖÛâurut Rahayu kariadinata (2009) dalam jurnalnya yang berjudul penerapan

pembelajaran berbasis teknologi multimedia menyebutkan bahwa “pembelajaran berbasis komputer saat ini sudah menjadi keharusan. Infrastruktur dan budaya TIK merupakan syarat utama dalam memacu perkembangan TIK namun dalam dunia pendidikan integrasi TIK pada proses pembelajaran sudah banyak diterapkan, namun kendala biaya masih menjadi masalah utama dalam menerapkan pembelajaran berbasis komputer.

Penerapan multimedia sebagai media pembelajaran tatap mempunyai kekurangan dan kelebihan Rakim (2008). Adapun kelebihan tersebut adalah adalah 1) pembelajaran menjadi lebih inovatif dan interaktif, 2) mampu menimbulkan rasa senang selama pembelajaran berlangsung, sehingga akan menambah motivasi belajar siswa, 3) mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik, animasi gambar atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung sehingga tercapai tujuan pembelajaran, 4) mampu memvisualisasikan materi yang abstrak, 5) media penyimpanan yang relatif gampang dan fleksibel, 6) membawa obyek yang sukar didapat atau berbahaya ke dalam lingkungan belajar, 7) menampilkan obyek yang terlalu besar ke dalam kelas, 8)


(39)

ô õ ö÷ôpø ù ú÷ ö oûõ úy y÷ öü tø ý÷ú ýø ù ø þ÷t sõÿ÷r÷ ù÷ö üsuöü õý ÷ ö üú÷ ö úõ úur÷ ö ü÷ö ý÷rø

ôuùø ôõ ýø ÷t ÷ý ÷ù ÷þ ûø ÷÷y rõ ù÷øt ô ÷þ ÷ù p÷ý ÷ t÷þ÷p ÷÷ ù úõ ô÷pu÷ö ý÷ù÷ô p

õ ö üüuö÷ ÷ ö ôuùtøô õýø ÷ô ÷sø þ põrùu ýøø ö üú÷t tú÷ ö ûõùuô ôõô÷ý ÷ø öy÷ põrþ ÷tø÷öý ÷rø p

õô õrø ö÷þt ûõùuôôõô ÷ý ÷ø öy÷ø ö÷rstruútur uötuúý ÷õ÷þr tõrtõ ötu

õ öõr÷÷ öp ôuùtø ôõý ø÷ ý ÷ù÷ ô põöýø ýøú÷ö ÿoötoþöy÷ ÷ ý÷ù÷þ sùø ýõ ü÷ôû÷r sõûu÷þ õ úos østõô y÷ ö üýøsø öüúroöú÷ öýõöü÷ ö tõús y÷ ö üôõr÷öü÷öüs úõüø ÷t÷ ö ûõrø úør søs÷ý ÷ ö v

ø ý õo tõö÷ ö üt ø öõtr÷ úøs ÷ ö÷tr orü÷ öøsôõ õöü÷ ö ý õô ø úø ÷ö p u ut p

t r p

ru

y

uru tu s r upu ss srt pt p r y y s pt

otvs r t

ingkungn !iil

" u up# s r tr s or tu us

ur trs su u up y $ t % u

up trs ut t

r

r tuu

# s

$ t tr u r# #r t % us rup s stu ot u up y rpr pt su

u u

y tr pt sst trs

ut s s

or

p

r rtry t ps u y s

try

% s y y r p w p r s u trt too t # tro# t y # oto y y

p r t # trspr s# audio # slide "u#r

v o#

%ut &tr

t '# e$learning

( u ssu u y trs ut


(40)

p

+, -+. /0 /r/1 2 3+4 5 / p+ , -+./0/r/1 t+4 5r r5 4 /r5 -+r- /6/5 , / 7/, 0 +1 5s8 4 /r5 ,+4 5/ p

+, -+. /0 /r/1 y/16 s+4 +r9/1 / 4/1 ,ur/9 9516 6/ , +4 5 / p+, -+. /0/r/1 y/16 7/16 659 4 /1 , /9/.2 : /r5 ,./5u r/; 5t/1 p/-r5; 951 6 6/ -u/t/1 t/1 6/1 p/r/ 6uru 5tu s+1 4 5r58 - /9; /1

/4 / pu./ y/16 t +./9

4 5s+4 5/; /1 o .+9

/./, 4 5.51 6;u1 6/1 s+ ; 5t/r ; 5t/ y/16 4 /p/t . /16su1 6 4 56u1/; /1 s+ - /6/5 ,+4 5/ p+,-+./0 /r/1 2 <=/s 4 /s/r p+,/9/,/1 t

+rs+ -ut 4 5/t/s , /; /4 59/r/p; /1 t54 /; /4 / . / 65/r6u,+1t/5s y/16,u17u. 4 5 ; /./1 6/1 p

/r/ 6ur u u1tu; t54 /; 4 /p/t ,+1 6 61/;/1u /. /t p+r/ 6/ o. +9 ; /r+1 / - 5 /y/ 1y/ ,/9/. 2

>+65tu - /1y/;1y/ . 516;1 6/1u 4 5s+; 5t/r ; 5t/ y/16 4 /p/t 4 5 6u1 /;/1 s+ - /6/5 , +4 5 / /./t p+r/ 6/ t/1p/ p+r.u - 5/y/ , /9/. 2 >+ -+r/p/ -+1 4 / 4 5. 51 6;u16/1 ; 5t/ 4 /p/t

4 5,/1 ? //t; /1 s+ - / 6/5 su,-+r - +./0/r8 - /5; y/16 4 5, /1 ? //t;/1 s+7/r/ ./16su16 @ by utility resourcesA8 /t/upu1 y/164 5/1 7 /16r t+r. +- 594 /9u.u @ by design resourcesA4 /1 4 /p/t pu. /4 +16 /17/r/ r+; /y/s/, +4 5 /2

: /./, B /,us C,,u

>/9/s

/ D1 4o1 +s5/

@ B C>DA

. 51 6;u16/1 4 5/rt5 ; /1 s+- 6/5 -u. /t/1 y/1 6 ,+. 51 6;u1 65 @, +. 516; /5A2r E+16+rt5/1 ./51 1/y y/5tu s+ ; /. 5 /1 y/16 t

+r. 51 6;u164 5 su/tu 4 /+r/92: /. /,; /,us > /9/s/D166r5s p+r5st5./9/1.51 6 ;u1 6/151 5

7u;up -+r/ 6/, 4 5/1/tr/1y/ /4 / 5st5./9 circle, area, surroundings, sphere, domain, range8 4 /1 environment8 /16y /rt51/y;ur/16 . +- 59 -+; /5r t/1 4 +16/1 ;+/4 //1 /t/u

s

+ 6 /./ s+su/tu y/16/4 / 4 5 s+ ; 5t/r /t/u s+; +.5.51 6 2 F516;u16/1 ,+rup/; /1 s/. /9 s/tu su

,-+r -+./0 /r y/16 /,/t p+1t51 6 4 /1 ,+, 5. 5 ; 5 1 5./5 G1 5./5 y/16 s/16 /t -+r 9/r

6 / 4 /./, r/16; / pros+s p+ , -+. /0/r/1 s5s H/2 F516;1 6/1u 4/p/t , +,p+r; /y/ - /9/1 4 /1 ;+65/t/1 -+. /0 /r2 3+1urut IJ0/5r <I2 K/1 /;y @L M M* N OM * A “benda asli merupakan alat yang paling efektif untuk mengikutsertakan berbagai indera dalam belajar”. Benda asli memiliki karakter yang masih orisinil, baik dalem segi ukuran besar dan


(1)

Ñ Ò ÓÔ Õ Ö× ÔØ ÙÚ Û ÚÙ×Ó Ö× ÔÜ ÙÝÞÖÝßÙÑ ÖÑ Û à ÖÝÖáÖâÜÔÜ ÖÛ ÖÓ ßÖÝØÖãáÖÚ ÖÓÖä ÚÖÓÖÛ ÚÙ×Ó Ö× Ô

Ø Ùâ ÖåÖÚ Û ÖâÔ ÝÞ ÓÔÝÞ ÞÔ ÜÔ Ü ÖÛ ÖÓß ÖÝ Ò âÙã × Ô× á Ö æÖÝÞ ÑÙÑ Ô âÔ ßÔ ÑÒÓÔ Õ Ö× Ô Ø Ù ÚÛ ÚÙ× Ó Ö×Ô

ÓÔ Ý Þ ÞÔ Ü ÖÝ ß ÙÑÖÑ Û à ÖÝ Öá Öâ æÖÝÞ ÓÔ ÝÞ ÞÔ Û à â Öç Ý ÖÑà Ý Û ÚÙ× Ó Ö×Ô ÓÙÚ ÙÝ Ü Öã Ú ÖÓ Öä Ú ÖÓÖ

ÜÔÑ Ô âÔ ßÔÒ âÙã×Ô × á Ö æÖÝÞ

ÑÙÑÔâßÔÑ ÒÓÔ Õ Ö× ÔØ ÙÚÛ ÚÙ×Ó Ö× Ô ÚÙÝ Ü Öã Ü ÖÝ ßÙÑÖÛ àÖÝÖá Öâ

ÚÙÝ Ü Öãè

éè êÒ ÓÔÕÖ× Ô Ø Ù ÚÛ ÚÙ× Ó Ö×Ôç ßÙÑÖÛ à ÖÝ ÖáÖâ ç Ü ÖÝ ÑÙ ÜÔ Ö ÛÙÑ Ø Ùâ ÖåÖ Ú ÖÝ

Ñà â ÓÔ ÑÙ ÜÔ Ö Ü ÖÝ âÔ Ý ÞßàÝ ÞÖÝ ÚÔÔâ åà ÞÖ ÓÔ Ü Öß Ñ ÙÑØ Ù ÚÔß ÖÝ ÛÙÝÞÖ Úà ã Ø ÙÚ×ÖÑ Ö

ÓÙ Úã ÖÜ ÖÛÛÚÙ×Ó Ö× ÔØ Ù â ÖåÖÚØÔÒ âÒ ÞÔè

ë

.

ì íî ï ðñ ò óð Îè

ôÙ Ò ÚÔ ÓÔ×

õÑÛ âÔß Ö×Ô ÓÙ Ò ÚÔ ÓÔ× ÜÖ ÚÔ ßÙ×Ô ÑÛ à â ÖÝ Û ÙÝ Ù âÔÓÔÖÝ ÖÜ ÖâÖã à Ý Óà ß ÑÙÑÛ Ù Ú âàÖ×

Û ÙÝ ÞÙ ÓÖã à ÖÝ ÑÙÝÞÙÝ ÖÔ ö Öß ÓÒ Ú ä öÖß Ó Ò Ú æÖÝÞ ØÙÚÛ Ù Ý ÞÖ Úà ã ÓÙ ÚãÖÜ ÖÛ Û Ú Ù×ÓÖ× Ô Ø Ù â ÖåÖÚ

Ø Ô Ò â ÒÞÔÑ ÖÓÙÚÔ Û Ò ß Òß Ù ß Ò×Ô ×ÓÙÑ æÖÝÞ

Ø ÙÚ ß ÖÔ Ó ÖÝ Ü ÙÝ ÞÖÝ ÑÙ ÜÔ Ö

Û ÙÑ Ø Ùâ ÖåÖÚ ÖÝ æÖÔÓà

Ñà â ÓÔ ÑÙ ÜÔ ÖÜ ÖÝâÔÝ Þßà Ý Þ ÖÝÚÔÔâè

÷è ø Ú Öß ÓÔ ×

õÑÛ âÔß Ö× Ô Û Ú Öß ÓÔ× æÖÝÞ Ü ÖÛ ÖÓ ÜÔßÙÑ à ß Öß ÖÝ Ø Ù ÚÜ Ö×Ö Úß ÖÝ ß Ù× ÔÑ Û à âÖÝ

Û ÙÝ Ù âÔ ÓÔ ÖÝÔÝ ÔÖÝ ÓÖÚÖâ ÖÔ Ý ù

Öè ê ÙÝ Þ ÞàÝÖß ÖÝÑÙ ÜÔ ÖâÔ Ý ÞßàÝÞÖÝÚÔÔâ Ü Öâ ÖÑÛ Ú Ò× Ù × Û ÙÑ Ø Ùâ ÖåÖÚ ÖÝØ Ô Ò â Ò ÞÔ ÑÖÓÙ ÚÔ

Û Ò ß Ò ß Ùß Ò× Ô × ÓÙÑ Ñ ÙÑ Ø ÙÚÔß Ö Û ÚÙ× Ó Ö×Ô æÖÝÞ

âÙØ Ô ã Ø ÖÔß Ü ÖÚÔÛ ÖÜ Ö ÑÙÝÞ Þà Ý Öß ÖÝ

Ñ à âÓÔÑ Ù ÜÔÖè

Øè êÒ ÓÔ Õ Ö×Ô Ø Ù ÚÛ ÚÙ× Ó Ö× Ô ÓÔÜ Öß Ñ ÙÑÛ à ÝæÖÔ Û ÙÝÞÖÚà ã æÖÝÞ ×ÔÞÝ Ô öÔ ß ÖÝ ÓÙ ÚãÖÜ ÖÛ

Û ÙÝ ú ÖÛÖÔÖÝÛ ÚÙ× ÓÖ× Ô


(2)

þÿ þ

ÿ

.

ûÿ

ÿ

ÿ ! þ

!

ÿ

" ÿ


(3)

/ 0123 4 5 6 78 9 % % : ;+

s

<= > ?> @ <,A

u

A 8BCD E 6 D FGH 8 I8J 6 K LCMC31 LNC 8

/ F6 K3 6O1 7 N89 % %P8 'Q<AR

s

<ST?

t

<AUV<R+UAWU?R XR

r

R Q 8I 4 089Y48#8JG9Z[: : / D E N 3 6 D L 4 EC 3 N L6\4 7C D F8 9 % %]8 ^R

y

R SUQ@R X R

r

VRQ . UARA

pu

R Q '_ R?

&R?RA +UAW U?R X R

r

R Q .U

t

U

r

RA

p

<?R Q (>U`R

r

Q V ^

r

>

u

Q V

str

> =U +U

t

UQ<

s

+UA

u

?R; BCD E 6 D FGaD Nb1 7 KN LC KcD E 4 D1 K NC

/ 71 DE Kd eNfOC 7 Ec8 #gg Z8 h?R

ssr

> > A iQj

stru

t

<>QR Q V SR Q R@UAUQ

t

8 B4 K L4 DG kf l 7Cmn N 008

/ 7 NK L 4 eCOC E N8 9 % #% 8 +UAR QoR RR Q

t

p<Q@=Q@R Q

u

-U WR@R< -

u

AWU

r

qU?RX R

r

; OLLr G s sC 7 NK L4 7COCE N8m 4 7 Er71 K K8f4\ s9 % %]s% $ s#Zs r 1\C DtC C LC D[0 ND FM 6 D FC D[

K15CFC N[K 6\517[51 0CuC7 svE NC M K1KLCD F FC 0#%wM L 4 5 1 79 % #%x

/yOC 7/7KzC E89 % %Z8 SU V<R+UAWU?R X R

r

R Q 8{C MC7 LCGeCuCl 7CtND E 4J17KC E C 8 BN0 FNDd c5 7 CON\8 9 % %g8 |

h

}

E

~ ~}€  ‚ ~ ƒ „… † }† ‡ ˆ ‰ „… Š

y

‡ ˆ € Š „ €… ‚ ˆ ‡ ˆ ‚ Š ‹‚ ŠŒ €…ˆ Œ

Ž‚ ‚ ‹ }ŠŒ € …

v

} }Œ Š ˆ…ˆ ‹ ‹ Š‚ Œ 

h

‚ ˆ ‘ˆ…

v

}Š …€

y

’€ „ † }ˆ€ 



h

…}

v

}“}ˆ€ ‚ ~ … †Œ ˆ †”Œ  }Ž‚ ˆ }‹€Œ ˆ †€ €… € „ † }|‚

w

Œ Š †ƒ„… † }†‡ ˆ ‰„…Š

y

‡ ˆ €Š„ €… ‚ ˆ 8 -j<UQ

t

<o <j*U

s

UR

r

j` R Q V•

ss

R

y

–> ?;—˜ ™ š › œ ž™ š Ÿ   ¡ ™ š— ¢

H 4O1 Dd

£46 N K8

#g ZZ;

E

† „ Œ €… ‚ ˆŒ ¤ ¥}  }Œ Š 

h

…ˆ

Ž¤Œ  Š‚ ‚“

Œ ˆ † ’

h

‚ ‚ ¤¦ 

§Œ ˆ „Œ ¤

‚ ~§Œ € }Š…Œ ¤ Œ ˆ †§}€

h

‚ † 8 ¨>Q R?

ur

> o)UR j`U

r

• V

u

jR

t

<>Q

©m N e1 L DC / K\N DCO8 9% #% 8 +UAWU?R X R

r

R Q (<<=R

s

V UQ@RQ SU

t

>V U iQ=

u

<

r

< ) U

r

W<AW<Q@ V R Q iQ=

u

<

r

< )

r

R<Q<Q@ &<

t

<Q XR

u

V R

r

< .UAR

pu

R Q '_ R? V R Q R=

t

<o <

t

R

s

-<

sw

R

8

ª1 K NK8aD Nb1 7 KN LC K

31 51 0CK kC 71 L

«00 N4 L J8 ©46 F0CK EC D HO6[HO6CD HON68 9 % %g8 ‘ } ƒ„… † }† ‡ ˆ ‰„…Š

y

Œ  Œ ˆ €…}

v

}Œ Šˆ…ˆ … ˆ

E

ˆ … ˆ }}Š…ˆ

.

'-•• ¬ i• •• (

r

>Q

t

<U

rs

<Q • V

u

jR<>Q

t

h>QoU

r

UQ jU;-U

ss

<>QS— h

«tz

3 7 N

3 6uCzC D LN8

9 % #% 8

+UAWU?R X R

r

R Q

(<

s

<=R V UQ@R Q iQ=

u

<

r

<

) U

r

W<AW<Q@ SU?R

u

< SU

t

>VU •=

sp

U<AUQ

r

VRQ &UA>Q

str

R

s

< &<

t

<Q X R

u

V R<

r

.UARA

pu

R Q ' _R? V RQ S>

t

<R

v

s

< qU?R XR

r

-<

sw

R; 3 6 7C MC 7 LCž ª1 KN K aD Nb1 7 K NLCK31 51 0C KkC71L


(4)

¯°± ²³ ´µ¶° · ¸ ¹¹ º · »

u

¼

u

½ ¾ ¿ ½ ÀÁ ½

s

Â

p

ÃÄ

r

Ä Å½¾ ¿ ½ ÆÁ

t

Ä

v

¿

s

Ä ÇÂ

rpr

Â

st

¿

s

Ä

p

¿Å ¿ È Â É¿Ê ¿ ·ËÌÍ °Î ÏÐ ÑдÌÒ µ± ³²µÓ Ô·

¯° ²ÕÖ ³°Ö × · ØÌÓ ²° ÙÚ Í° Í °Î ´ÌÍ ³ ÛÌÓ Ù°Î °Í ³· ÛÌÓ Ü ÌÍ°°Î ˵ ²³ Ý°± ³ ÞÌÓ ÒÓ Ì± ²°±³

ßÎ ²°Ó ° ѳ ± à° ÛÌÙ°³ Î á³ Í Ìµ â° Ù Ì Í ÌÎ ã°Î ѳ ± à° ä µÎ ÛÌÙ°³ Î á³Í ̵

â° ÙÌ·åÁ

ru

ÉÀÂ

p

½ÅÄÅ Äæ¿ ½ ·áµ¶·¸çäµ ·­ ·Û Ïèé­ê

â³ Î µë ÑÚ à °Ó Î ³ë ÑÚ Ó ³Ò ²µì±ë Ë°ÓÔ°Î ² µë ÑÚ ²³í°Î · ­ç çº · ÇÂî¿ Ê ¿

r

Å¿ ½ ï ɼÂî¿ Ê ¿

r

¿½ ð ñ ò

ur

¿æ¿

rt

¿ Ï óÌÒ°Ó ² ÌÙ ÌÎ ÛÌÎ Í ³Í ³ô°Î Í °Î Ø ÌÜ Ú Í °Ô° °Î ´ÌÒÚ Ü ¶ ³ô õÎ Í µÎ̱ ³°Ðä Ñ·

ì°Ü ³Ü °Ö ׶ ³°± Í °Î ö°Î ´°÷° ̶ ßÜ Í Ú ¶ ´ °Ö Ù°Î · ­ç ç® · øù

h

ú û

v

üûý þ ÿ þú

v

þú ý ýú

v

û ú þ

y

þ ûý þ ·ïÂ

rt

¿ ½Äæ¿ ñòÁñòÄñ»

u

É

ñ

ê ­ Ï­é­¹

ì³ ±Ô° Ù °³ Î ³ë ÞÌÓ Î °àÔ ËÚ Î ²ÖÌë ÑÌô° Ó ß ÔÚ ßÓÔ°Î ³· ¸ ¹ ¹ · ò

tr

¿

t

Â¾Ä ï ɼÂî¿ Ê¿

r

¿ ½ æÄ

t

· µã Ô°ô°Ó ²° Ï Ñó·

ì°Ó Í ³° ²³· ¸ ¹ ¹ · ï½ ¾ ¾

u

½ ¿ ¿ ½ ÆÂÅ Ä ¿ ½Ä É¿

s

Ä ÀÁ É

put

Â

r

Å¿ ½ ÆÁÅ

u

î Àò ÃÄ

t

Ä ½ Ê ¿

u

Å¿

r

Ä ÆÁÄ

t

v

¿Ä

s

ÇÂ

rpr

Â

st

¿

s

Ä Å¿ ½ ÀÂ É¿ É

pu

¿ ½ ¿î òÄ

s

¿

Å¿î¿ Éï ɼÂî¿ Ê¿

r

¿ ½ åÄ

s

Äæ¿ñ ÑÚ Ó °ô°Ó ²°Ì± ³±Ð äÑ

ìÚ Ó ¶ µÕô·­ç çº · ï

s

ÄæÁîÁ¾Ä ïÂæ ɼ ¿ ½ ¾ ¿ ½

r

Suatu

pendekatan

sepanjang rentang

kehidupa

ñ °ô°Ó ²° Ï

an

×Ó ¶ °Î ã ã °

ì°Óí°Î ²µ ·¸ ¹ ¹ º ·ïÂ

r

½ ¿ ½ ¿ ¿ ½ï½ ¾ ¿ Ê¿

r

¿ ½ñ °ô°Ó ²°Ïß± Í ³Ë°Ö °± ° ²Ô° · õ±íµÎ ³·¸ ¹¹·Á Á

p

Â

r

¿Ä

t

v

¿

r

½Ä ½ ¾ ·Þ°Î Í Ú Î ã Ïß ¶÷°Ü ̲°·

Ú Î ³ Ù°Îѳ ¶°¶°Ö ³ · ¸ ¹ ¹è·ÛÌÎ ã° Ó ÚÖ õô¶³ÙØ Ì¶ °± ÌÓ Ö °Í ° Ò˵ ²³ Ý°± ³Þ ̶ °í° Ó ·

ur

½ ¿î ï ɼÂî¿ Ê¿

r

¿ ½ ·áµ¶ ·ê¹ëä µ ·¸ ·ì°¶­¹ ¹é­¹ ®

ØÚ Ü ³Õ Ìô ë Û· µÖ Î · ¸ ¹ ¹ ® · ý ú

y-

û û ýúý! " þ

h

û ý þ û ùú ûý ùû" ý ù ü# þû þ ûù

h

ý !

y

$ % û

w

# ú ú ú þú û úý ùú ûý ùû û ù ²³µÎñ ¿ ½ ¿Å Ä¿ ½ Á

ur

½ ¿îÁ¿

r

½Ä ½ ¾¿ ½Å&Â'½ ÁîÁ ¾

y

ñ(Áî) * +* ,ñ￾ Â* - .

/³¶ ³â°Ó ¶ ³°Ö Í °Î ¯°² Ù°ô°Ó ²³ô° ± ° ÓÔä°±Ú ³²³µÎ ·¸¹ ¹ ® ·ÛÌÓ °ÎÛµ¶ ° ß± Ú Ö0Ó ° Îã Ú °

ó°¶° Ù˵ ²³ Ý°± ³Þ ÌÓ ÒÓ Ì±²°± ³ ·

ï

s

ÄæÁîÁ ¾Ä ¿ ·á µ¶õ·äµ ·­

Ë°± ³ ÍíµëõãÎ · ­ç ç® · ï½Äî¿Ä ¿ ½ ï½ ¿

p

¿Ä¿ ½ »¿Äî

s

ÇÂî¿ Ê ¿

r

òÄ

sw

¿ ÃÄ

s

ÂæÁî¿' · µã Ô°ô°Ó ²° ÏØ°Î ³± ³ Ú±·

ËÕ ¶ ̶¶ °Î Íë ó° Ý³Í · ­ç º ·

The

1

chievement

2

otivation

· ä Ìà µÓôÏ õÓ Ý³ Î ã ²µÎ Û Ú Ü ¶³ ±Ö ÌÓ ·


(5)

6 789 : ;<98:= > : > := ? : @ A := 9 B C 5 D DE C F 7A G H :9:= 6 H I9 8A7> 8: J 7G : K:8 LM : N:

F7= 8= KO :9:= P: N:= := Q := 9H := Q7 I:R :@ 6:S :<8 <T : > :I :A 6 7= KS:> :M8

UH K:< VO S 8@ F @BK@ :A C W

ur

X Y Z [\X] ^ ]^ _ YX ` \a

r

u

_ Y ]Y X W YY _

r

WY

u

b C cB IHA 73 DdeB Cf:Ig3 Dh3i

6 HS S 8G 8=JN:S C5 D DjC [

s

^ _kZk l^[\X] ^ ]^ _ YX

.

Q := > H = KgFUm7A :R :mB <> :n:@ N:C 6 H I N:<:C5 D DoC

p

ur

^_

u

Z

u

q

r\

r

aY

s

^

s

pk q

p

\

t

\X

s

^

.

Q := > H =KgmB <> :n: @ N :e:= : eH @S :> 8 C5D D s CnH @ 8O H IHA5 D D s C[\Y X

rt

Y Y X

y

]Y XW Y

w

Y aY X Ct:O :@9 :gu @: < 8= > B C J H > R:= :C3E EjC[\X ^Z Y ^Y XvY

s

^Z[

r

k\

s

s

r\Z Y wY

r

x\XlY wY

r

.

Q := > H =KgFU Cm7A :R:

mB <> :O :@ N:C

eK :I8A FH @T := 9B 6C 3E E sy [

s

^_kZk l^ [\X]^ ]^ _ YX C Q := > H =Kg FU C m7A:R:mB <> : n:@ N:C

eH @H I z:@> S := 8 C 5 D D 4 C [\

r

Y X {

uru

|Y ZY q x\X ^ Xl_ Y

t

_ Y X xk

t

^

v

Y

s

^ r\Z Y wY

r

}^

sw

Y CQ := > H = KgL= 8~7 @ < 89:<F :> R:R:@ := C

7A :@f:A :I 8O C5 D DE C[

r

k\

s

s

r\Z Y wY

r

x\XlY wY

r

y t:O :@9:gFU CQH A8VO < :@: F :H I J H M :@= B C5 D DiC x\

t

k]kZk l^ [\qa\ZY wY

r

Y X €^

s

^ _ Y y B K N:O:@9:g L = 8~7 @ <89 :<

J:= :9:? S :@A:C

F797 @F CtCPCc7@O B 7 8R7=dm7A N6CtCF Cm8O 7 @ <d:= >f7= OuC }‚bq^ ]

t

yƒ „ „… y` b \ †‡ ‡\‚

ts

k ‡[

r

^k

r

pXk

w

Z\ ]l\kX}

tu

]

y

` ^q\ˆZ Zk‚Y

t

^kXY X]€\\

r

‰\ ‚YZ ZŠ

‹ X

v

\

st

^lY

t

^Xl

t

b \ |^

s

‚\

r

p

Y X‚

y

‰\ ]

u

‚^kX

t

xk]\Z C US 7 tB H @= :I B Œ F < NS B IBK Ndd3oDŽ3CF : K73h3 D

m:S :NH n:@ 8:> 8= :9:C 5 D DE C F7= 7 @:M:= F7AG 7 I:R :@ := Q 7 @G :< 8< U7 O = B IB K8

6 H I98A 7> 8 :C†]

u

‚Y

r

\ CcB IjCeB5

m:O 8AC 5 D DC x‘Z

t

^q\ ] ^Y |Y ZYq [\qa \Z Y wY

r

Y y S 9 9Mg ’ ’@ :O 8AhNM O CG IBK<M B 9 CB A’ Ž> 8 :O <7 <3 DO 9B G 7 @5 D 3 D

m:9= :z8I 8<? :S :@ C3EE

.

` \k

r

^

– t

\k

r

^r\Z Y w Y

r

Ct:O :@9 :g“@ I :=K K :C

mB G 7 @9 V C P:~8K= 7 C 5 D D 4 C ” •– — ˜— ™– š ›œ

v

˜

y

ž– Ÿ

h

 – — ˜œ Ÿ¡¢ ˜— £¡š˜ ¤˜š˜¥ Ÿ¡ Ÿ– œ¥ –¥ ¦˜• œ §–œ¨ œ ©

y

C ` b \ Wk

ur

X Y Z k ‡

t

b \ ‹ X

t

\

r

X Y

t

^kX Y Z ˆª

s

k‚^Y

t

^kX k‡ x\]^‚Y Z}‚^\X‚\†]

u

‚Y

t

k

rs

CcB IH A73 4gsh i

« ˜– ¬ ˜Ÿd n7I~8= C 5 D DiC xY X Y w\q\X [\qa\ZY wY

r

Y X ]Y X ^ X

stru

_^

s

[\X] ^ ]^_ Y X Ž97 @R7A :S:=H <H ŒV=:<CtB KR :O :@9 :g;m­8J B ?


(6)

± ² ³´µ ¶ · ¸ ¹ º »¼ ½¾ ¿ À À Á¾

Coop

Â

r

Ã

t

Ä

v

Â

Learning

Å Æ ÇÈ

r

ÉÊ ËÉ

s

Ç

t

Ì Í Î Ï

r

Í Ð

t

É ÐÑ

.

Ò ³¶Ó Ô ¶ ÕÖ×Ô Ø ³Ù »Ó µ³

± Ô ¶ ³¼ ½µ¾ ¿À À Ú¾ ÏÇ Î ÌÇ Ð Í

t

Í Î Û É

sw

Í Ü ÇÝ ÍÞ Í

r

ß Ð

t

Éà ÌÇ Îá ÍÎ âÇ

t

È ÌÇ ã ÎÐ

u

ÉÉ

r

Æ Ç

r

äÉåäÉÎá ÌÇ Îá Í Î ãÎ Ð

u

É

r

É Ü ÇäÍ

s

Æ Ç

r

åÈ Ì Éà É Ð Í

s

É

p

Í Ì Í ÏÇåäÇ ÝÍÞ Í

r

Í Î Ü ÉÈ ÝÈ á ÉæÉ

t

ÉÎÞ Í

u

æÍ

r

É

s

ÉÐ Í

p

ãÝåÉÍçÛ É

sw

ÍèÛ

ur

Í Ð Í

rt

Í ¾é» ص Øê× ±

± Ôë³Ó µ ± Ô ¼ì³º ¼³½³¾ ¿ À À ¯

.

Ï

s

ÉÐÈ ÝÈá É ÏÇ Î Ì ÉÌ É ÐÍ Î í³î³¼½ ³Ö ïé¾ ¸³ð³ ñ¼³òµ ¶Ó ¹ ï» ¼î³Ø ³

± Ôó³¼ Øµëµô¼µîÔ ¶ ½¹ ¾¿ À ÀÀ¾ ÏÇ ÎÇ Ý É

t

ÉÍ ÎÆÉÎ Ì Í Ð Í ÎõÇ Ý Í

s

¾ í³î³¼½ ³ÖÒµ¶ ³ô îØ ³¼ ³¾ ± Ô Õµì³ ¼ ½¹ ¾ ¿ À À Ú¾ ÏÇ Î É Îá Ð Í

t

Í Î õ

u

Í ÝÉ

t

Í

s

ÏÇåäÇ Ý ÍÞ Í

r

Í Î æÍ Ý Íå Ü ÉÌ Í Îá öÐÈ ÝÈ á É

Ì É ÏÇ

r

á

uru

Í Î ÆÉÎá á É âÇÝ Í

u

É ÏÇ ÎÇ

r

Í

p

Í Î Ï

r

Í Ð

t

É Ð

u

å â Í Î Ì É

r

É ¾ ÷µØ³ëø ³µî³¶ø ³Ó ³±»ëµ²¹î³×³Øµ ¹ ¶ ³²ê×±

± Ôî» ± µ²´»¼µ Ô Ø¾ ® ÚÚ ®¾ ö

v

Í Ý

u

Í

s

É ù Í

s

É Ý Ü ÇÝ ÍÞ Í

r

Ì Í Î úå

p

Í Î Ü Í ÝÉÐ ¾ í³î³¼ ½ ³Ö ñ¼ ³Øµ¶Ó ¹ ¾

±¼µô¶µ½³ó¾¿ À À Ú¾ âÇÌ É ÍÏÇåäÇ Ý ÍÞ Í

r

Í Îè ± ¹ ² ¹ Öê× ±ï¼» Ø Ø ¾

±ì³µòÔ ²±³Õ ³²³¾¿ À À ¯¾õÈÎ

s

Ç

p

Ì Í Îâ Í ÐÎ ÍÏÇåäÇ Ý ÍÞ Í

r

Í Î ¾Ò³¶Ó Ô ¶ Õ Öô²ò³º » ½ ³¾ û ¾ñÔ ²¹ ¾¿ À À Á¾Û

tr

Í

t

Çá ÉÜÇÝ ÍÞ Í

r

ü âÇ Îá ÍÞ Í

r

è í³î³ ¼½ ³¾ñ¼³Øµ ¶Ó ¹ ¾

û µîµø »Ó µ³¾â ý Ý

t

ÉåÇÌ É Í Öó½½ø Öþ þ» ¶¾ÿµîµ ø »Óµ³¾¹ ¼Õ þ Óµ³îØ» ؽ³¶ Õ Õ ³²¯ôø ¼µ ²¿ À ®À û µ ¶î»² ¾¿ ÀÀ ¾Ï

s

É ÐÈ ÝÈ á ÉÏÇ Îá ÍÞ Í

r

Í Î ¾¹ Õì³î³ ¼ ½³ ÖÙ»Ó µ ³ôº ³Ó µ¾

³ë¼¹ ¶µ¾ ¿ À À ¾ âÇ Î ÉÎ áÐ Í

t

Í Ð Í Î â ý

tu

ÛÇ ÐÈ ÝÍç Æ ÇÈ

r

ÉÊ

st

Í

t

Çá É Ì Í Î Ï

r

È

s

Ç Ì

ur

è í³î³¼ ½³Öï±ôï¾

ó»¶ Õ· ¸ ¾ Ó ³¶ ó¹ Ô · Ò¾ ¿ À À¾

y E

v

v

¾ öÌ

u

Í

t

ÉÈ Î Í Ý Æ Ç çÎÈ ÝÈ á

y

ÛÈÉÇ

ty

· Ú ¿ · ®À ® ®Á ¾


Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI TRAINING DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS SISWA

2 10 141

Pembelajaran fisika dengan pendekatan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan demontrasi ditinjau dari kreativitas dan motivasi berprestasi

1 4 125

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah dengan Strategi Inkuiri Terbimbing dan Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari Kemampuan Awal siswa Kelas VII MTS Takmirul Is

0 3 18

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah dengan Strategi Inkuiri Terbimbing dan Bebas Termodifikasi Ditinjau Dari Kemampuan Awal siswa Kelas VII MTS Takmirul Is

0 4 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN CTL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

2 15 123

PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI DAN GAYA BELAJAR SISWA.

0 0 10

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN HYPERMEDIA DAN MEDIA RIIL DITINJAU GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL.

1 2 7

PENDEKATAN LEARNING BY DOINGDALAM PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MEDIA RIIL DAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN MOTIVASI BERPRESTASI | Kusmanto | Inkuiri 5663 12122 1 SM

0 0 10

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA MTs

0 0 10

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL ISTAD DAN INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

1 1 22