Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Pada CV. Karya Pratama Indonesia

(1)

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI DASAR

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

PADA CV. KARYA PRATAMA INDONESIA SIBOLGA

SKRIPSI

OLEH :

ANDHIKA BAHARI PUTRA GINTING 070503238

AKUNTANSI

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

 

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN PENCETAKAN Nama : Andhika B Putra Ginting

NIM : 070503238

Program Studi : Ekonomi Akuntansi

Judul Skripsi : Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Pada CV. Karya Pratama Indonesia

Tanggal , Ketua Program Studi

Drs. Firman Syarif, S.E.,M.S.i.,A.k

NIP. 196709041994031004

Tanggal , Ketua Departemen

Dr. Syafruddin Ginting S. M.A.F.I.S.,Ak NIP. 19730408 199802 1 001


(3)

 

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN Nama : Andhika B Putra Ginting

NIM : 070503238

Program Studi : Ekonomi Akuntansi

Judul Skripsi : Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Pada CV. Karya Pratama Indonesia

Tanggal , Dosen Pembimbing

Drs. Chairul Nazwar, M.Si.,Ak NIP. 195509141981031005

Tanggal , Dosen Pembaca Penilai

Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak NIP. 196003021986011001


(4)

 

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Pada CV. Karya Pratama Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Mei 2013

Andhika B Putra Ginting

NIM. 070503238

               

       


(5)

 

ABSTRAK

Laporan arus kas adalah laporan yang memperlihatkan pengaruh aktivitas operasi, investasi, pendanaan perusahaan terhadap arus kas selama periode tertentu dengan menggunakan metode yang telah diterapkan yaitu mentode langsung ataupun metode tidak langsung. Laporan arus kas bermanfaat secara internal bagi pihak manajemen dan secara eksternal bagi pihak pemodal dan kreditur. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penyusunan laporan arus kas telah berpedoman pada PSAK No.2 dan sekaligus menguji apakah laporan arus kas ini dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan manajemen.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan mengambil kasus pada CV. Karya Pratama Indonesia yaitu dengan cara membandingkan apa yang dipraktekkan perusahaan dimaksud, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada pada PSAK No.2 tahun 2002.

Dari hasil penelitian di CV. Karya Pratama Indonesia menunjukan bahwa dalam menyusun laporan arus kas, perusahaan telah berpedoman pada PSAK No.2 dengan menggunakan metode tidak langsung. Dalam pengambilan keputusan manajemen, CV. Karya Pratama Indonesia menggunakan analisis laporan arus kas sebagai dasar dalam menentukan kebijakannya.


(6)

 

ABSTRACT

Cash flow statement is a report shows the influence of operating, investing, financing companies to cash flows during specipied periods using method that have been applied to the direct method or indirect method. Statement of cash flow useful internally to management and internally to the investor and creditor. The research to determine whether the preparation of cash flow statement have been based on PSAK No.2 and simultaneously to test whether cash flow is used as the basis for management decisions.

The method used in this research is descriptive method by taking the case on CV. Karya Pratama Indonesia is by comparing what in practice the company, is accordance with existing provisions in PSAK No.2 in 2002.

From the results of research in CV. Karya Pratama Indonesia shows that in the preparation of cash flow statement, the company has been guided by PSAK No.2 in 2002 using the indirect method. In management decision making, CV. Karya Pratama Indonesia using analysis of cash flow statement as the basis for determining its policies.


(7)

 

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, berkah, karunia, serta kasih sayang-NYA kepada peneliti. Shalawat beriring salam kepada nabi besar Muhammad SAW, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen CV. Karya Pratama Indonesia guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kelemahan baik dari segi penulisan, tata bahasa, maupun bentuk ilmiahnya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan peneliti. Oleh karena itu, peneliti dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bermanfaat untuk kesempurnaan skripsi ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini banyak mendapat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum. MEc. Acc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting S., SE, MAFIS, Ak selaku Ketua Jurusan Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(8)

 

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Kepala Jurusan Ekonomi International Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan dorongan dan saran yang berguna dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, MSi, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Skripsi ini penulis persembahkan terutama kepada orang tua tercinta ( Thanks for every love and always giving the best, supporting and being my biggest inspirations in my life, I’m very owner as your beloved daughter ).

6. Kepada Pimpinan Perusahaan CV. Karya Pratama Indonesia beserta Subsitusi yang terkait dalam membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, januari, 2013 Penulis

Andhika Bahari Putra Ginting NIM . 070503238


(9)

 

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……….... i

ABSRATCK………. ii

KATA PENGANTAR……….. iii

DAFTAR ISI……….. iv

DAFTAR TABEL………. v

DAFTAR GAMBAR……… vi

DAFTAR LAMPIRAN……… vii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1

B. Rumusan Masalah……….. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Laporan Keuangan……… 5

1. Neraca……….. 5

2. Laba rugi……….. 14

3. Laporan perubahan ekuitas……….. 17

4. Laporan arus kas, dan……….. 17

5. Catatan atas laporan keuangan……… 18

B. Pengertian laporan arus kas……… 18

C. Klasifikasi laporan arus kas……… 20

1. Aktivitas operasi……….. 20

2. Aktivitas investasi……… 22

3. Aktivitas pendanaan……… 23

D. Metode penyusunan laporan arus kas………. 24

1. Metode langsung (Direct method)……….. 24

2. Metode tidak langsung (Indirect method)………... 25

E. Format laporan arus kas………... 26

F. Tujuan dan manfaat laporan arus kas………. 32

1. Tujuan laporan arus kas………... 32

2. Manfaat laporan arus kas………. 33

G. Peranan analisis laporan arus kas bagi manajemen………. 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian……….. 38

B. Jenis penelitian………. 38


(10)

 

D. Tehnik pengumpulan data……….. 39

E. Responden……….. 39

F. Periode yang diteliti………. 39

G. Jadwal penelitian……….. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data penelitian 1. Sejarah singkat perusahaan……… 40

2. Struktur organisasi………. 41

3. Uraian tugas pokok……… 42

4. Laporan Keuangan Perusahaan……….. 48

1. Neraca……… 49

2. Laporan laba rugi………... 49

3. Laporan arus kas………... 50

5. Analisis dan penerapan PSAK NO. 2 pada CV. Karya Pratama Indonesia………. 51

6. Tujuan dan manfaat laporan arus kas pada CV. Karya Pratama Indonesia……… 53

1. Tujuan laporan arus kas……….. 53

2. Manfaat laporan arus kas……… 53

7. Analisis laporan arus kas sebagai dasar dalam pengambilan keputusan manajemen……… 54

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis dan evaluasi struktur organisasi……… 56

2. Analisis dan evaluasi laporan arus kas……… 57

3. Analisis dan evaluasi peranan laporan arus kas dalam pengambilan keputusan manajemen………. 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpilan……… 64

B. Saran………. 65

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

 

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Neraca perusahaan jasa……… 10

Tabel 2.2 Neraca perusahaan dagang……….. 11

Tabel 2.3 Neraca perbandingan PT. ABC………. 13

Tabel 2.4 Contoh laporan laba rugi bentuk single step……… 14

Tabel 2.5 Contoh laporan laba rugi bentuk multiple step……… 15

Tabel 2.6 Laporan laporan laba rugi PT. ABC……… 16

Tabel 2.7 Laporan arus kas PT. ABC metode tidak langsung………. 27


(12)

 

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Laba bersih versus arus kas bersih dari aktivitas

Operasi……… 22 Gambar 1.2 Struktur organisasi CV. Karya Pratama


(13)

 

ABSTRAK

Laporan arus kas adalah laporan yang memperlihatkan pengaruh aktivitas operasi, investasi, pendanaan perusahaan terhadap arus kas selama periode tertentu dengan menggunakan metode yang telah diterapkan yaitu mentode langsung ataupun metode tidak langsung. Laporan arus kas bermanfaat secara internal bagi pihak manajemen dan secara eksternal bagi pihak pemodal dan kreditur. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penyusunan laporan arus kas telah berpedoman pada PSAK No.2 dan sekaligus menguji apakah laporan arus kas ini dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan manajemen.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan mengambil kasus pada CV. Karya Pratama Indonesia yaitu dengan cara membandingkan apa yang dipraktekkan perusahaan dimaksud, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada pada PSAK No.2 tahun 2002.

Dari hasil penelitian di CV. Karya Pratama Indonesia menunjukan bahwa dalam menyusun laporan arus kas, perusahaan telah berpedoman pada PSAK No.2 dengan menggunakan metode tidak langsung. Dalam pengambilan keputusan manajemen, CV. Karya Pratama Indonesia menggunakan analisis laporan arus kas sebagai dasar dalam menentukan kebijakannya.


(14)

 

ABSTRACT

Cash flow statement is a report shows the influence of operating, investing, financing companies to cash flows during specipied periods using method that have been applied to the direct method or indirect method. Statement of cash flow useful internally to management and internally to the investor and creditor. The research to determine whether the preparation of cash flow statement have been based on PSAK No.2 and simultaneously to test whether cash flow is used as the basis for management decisions.

The method used in this research is descriptive method by taking the case on CV. Karya Pratama Indonesia is by comparing what in practice the company, is accordance with existing provisions in PSAK No.2 in 2002.

From the results of research in CV. Karya Pratama Indonesia shows that in the preparation of cash flow statement, the company has been guided by PSAK No.2 in 2002 using the indirect method. In management decision making, CV. Karya Pratama Indonesia using analysis of cash flow statement as the basis for determining its policies.


(15)

 

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yang dikomunikasikan secara periodik kepada pemakainya. Laporan keuangan dibuat oleh pimpinan perusahaan untuk mempertanggungjawabkan hasil kegiatan dan harta perusahaan yang dipimpinnya. Adapun komponen-komponen dari laporan keuangan meliputi: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Namun informasi yang paling ulang oleh para pemakai laporan keuangan adalah bagaimana perusahaan menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Hal ini disajikan dalam laporan arus kas.

Laporan arus kas adalah laporan yang memperlihatkan pengaruh aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan selama periode tertentu. Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 2 1999 : 2.1) menyatakan bahwa Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam pernyataan ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan (Integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode laporan keuangan.

Laporan arus kas sebagai salah satu unsur laporan keuangan yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan selama periode tertentu, darimana kas datang dan bagaimana kas dibelanjakan. Laba bersih yang dihasilkan suatu perusahaan belum menjamin bahwa perusahaan tersebut memiliki kas yang cukup untuk membiayai aktivitasnya. Informasi tersebut tidak


(16)

 

bisa dipelajari dengan sendirinya dari laporan keuangan yang lain selain Laporan arus kas.

Laporan arus kas yang direkomendasikan oleh pihak manajemen haruslah sesuai dengan format yang tercantum dalam PSAK No. 2, dalam standar tersebut laporan arus kas merupakan laporan mengenai arus masuk dan kas keluar bersih yang digolongkan menjadi tiga kategori utama sebagai aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan serta menggunakan metode yang telah ditetapkan yaitu metode langsung ataupun metode tidak langsung.

Laporan arus kas sangat bermanfaat secara internal bagi pihak manajemen dan secara eksternal bagi pihak pemodal dan kreditur. Dengan mengadakan analisa informasi arus kas, pihak manajemen akan mengetahui apakah kebijakan yang telah dilakukan dengan baik dalam hal memperoleh serta menggunakan kas tersebut pada suatu periode tertentu. Selain itu laporan arus kas juga dapat digunakan untuk menentukan kebijakan deviden, menilai efisiensi dan efektivitas setiap departemen yang telah diserahi wewenang, mengevaluasi imbas keputusan dan kebijakan pokok investasi dan pendanaan, serta memperoleh informasi yang relevan dalam penyusunan anggaran biaya, anggaran pendapatan maupun anggaran laba rugi untuk menentukan prosedur dan kebijakan yang lebih tepat sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik dengan tetap menjaga struktur permodalan yang sehat.

Laporan arus kas disajikan untuk melengkapi kesenjangan informasi yang tidak dimuat dalam informasi yang lain . Laporan arus kas memainkan peranan komplementer bagi neraca, laporan laba rugi, dalam penjabaran secara lengkap


(17)

 

mengenai asset dan struktur keuangan (kewajiban dan ekuitas pemilik) perusahaan serta bagaimana asset ,kewajiban, dan ekuitas tersebut berubah dalam periode tertentu. Bagi pihak eksternal perusahaan , laporan arus kas ini akan membantu para pemodal , kreditur, dan pihak lainnya dalam menilai berbagai aspek dari posisi keuangan perusahaan, seperti yang dikemukakan oleh (Kieso dan Weygant 2002 : 247), yaitu :

1. menilai kinerja perusahaan dalam menghasilkan arus kas pada masa yang akan datang,

2. menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban, kemampuan membayar deviden, dan kebutuhan pendanaan ekstern,

3. penilaian atas alasan perbedaan antara laba bersih dengan kas bersih dan penerimaan serta pembayaran kas yang berkaitan,

4. menilai pengaruh posisi laporan keuangan perusahaan dari transaksi investasi dan pendanaan kas dan non kas selama satu periode.

Adapun perusahaan yang menjadi objek penelitian penulis adalah CV. Karya Pratama Indonesia, yaitu perseroan komanditer yang bergerak dibidang jasa-jasa pelabuhan kapal perikanan yang tentunya membutuhkan kas yang baik untuk membiayai kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam rangka pengembangan perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas dan melihat pentingnya pengelolaan kas masuk dan kas keluar yang disajikan dalam laporan arus kas ini dalam suatu perusahaan maka penulis mencoba untuk membahas permasalahan tersebut dalam suatu skripsi dengan judul “Analisis Laporan Arus Kas sebagai dasar dalam Pengambilan Keputusan Manajemen pada CV. Karya Pratama Indonesia”.


(18)

 

B. Perumusan Masalah

Dengan melihat dari beberapa aspek maka penulis mencoba merumuskan permasalahan yaitu:

1. Bagaimana penyusunan laporan arus kas CV. Karya Pratama Indonesia telah berpedoman pada PSAK No.2.

2. Bagaimana analisis laporan arus kas telah dimanfaatkan manajemen dalam proses pengambilan keputusan guna memperlancar operasi perusahaan dalam mencapai tujuan.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang dari penelitian yang dilakukan penulis adalah:

1. Mengetahui penyusunan laporan arus kas perusahaan telah berpedoman kepada PSAK No.2

2. Mengetahui apakah analisis laporan arus kas dijadikan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan manajemen pada CV. Karya Pratama Indonesia

Manfaat dari penelitian ini:

a. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dengan membandingkan antara teori-teori yang dipelajari di bangku perkuliahan dengan praktek yang sebenarnya dilapangan.

b. Bagi perusahaan, memberikan sumbangan pemikiran mengenai peranan laporan arus kas dalam pengambilan keputusan.


(19)

 

c. Bagi pihak-pihak lain, khususnya bagi almamater Fakultas Ekonomi International universitas Sumatera Utara, hasil penelitian ini bisa di jadikan sebagai bahan referensi bagi penelitiannya.


(20)

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas-aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut. Laporan keuangan ini sering juga dinyatakan produk akhir dari proses akuntansi.

Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja perusahaan serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : 1.3 par.07) laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

1. Neraca,

2. Laporan laba rugi,

3. Laporan perubahan ekuitas, 4. Laporan arus kas, dan

5. Catatan atas laporan keuangan.

1. Neraca

Neraca adalah laporan keuangan dalam akuntansi yang menunjukkan keadaan keuangan secara sistematis dari perusahaan pada saat tertentu dengan cara menyajikan daftar aktiva, utang, dan modal pemilik perusahaan.


(21)

 

Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.1) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia disebutkan dalam neraca,

a. perusahaan menyajikan asset lancar terpisah dari asset tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang kecuali untuk industri tertentu diatur dalam PSAK khusus. Asset lancar disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo.

b. perusahaan harus menggunakan informasi jumlah setiap asset yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan sebelum dan sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca.

c. apabila perusahaan menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi perusahaan yang dapat di identifikasi dengan jelas, maka klasifikasi maka asset lancar dan tidak lancar serta kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca memberikan informasi yang bermanfaat yang membedakan asset bersih sebagai modal kerja dengan asset yang digunakan untuk operasi jangka panjang.

Neraca terdiri dari 3 unsur: Aktiva, Hutang, dan Modal. a. Pengertian aktiva

Aktiva merupakan manfaat ekonomi yang di peroleh pada masa yang akan datang, atau penguasaan sumber ekonomi oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu.


(22)

 

Pengertian aktiva (menurut Yusuf 1999 : 22) menerangkan “aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam satuan uang.”

(Menurut Sugiri dan Sumiyana 1996 : 12) menerangkan “aktiva ialah manfaat ekonomi dimasa mendatang yang cukup pasti,yang diperoleh atau dikuasai oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa masa lampau.”

Aktiva secara garis dapat diklasifikasikan atas aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Standar Akuntansi Keuangan membedakan aktiva lancar dan aktiva tidak lancar dengan beberapa syarat.

Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut: 1) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan

dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan,

2) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan agar direalisir dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca,

3) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi sebagai aktiva tidak lancar.

Dalam neraca aktiva lancar disajikan berdasarkan urutan likuiditasnya yaitu aktiva yang paling likuid sampai aktiva yang paling tidak likuid. Aktiva lancar biasanya terdiri dari kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang, persediaan dan biaya dibayar dimuka. Sedangkan aktiva tidak lancar atau aktiva tetap ialah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relative permanen yang


(23)

 

digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. (Menurut PSAK No.16) aktiva tetap ialah:

“Aktiva yang berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau lebih dulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.”

Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh perusahaan dapat mempunyai macam-macam bentuk, seperti : tanah, bangunan, mesin, kendaraan ,dan lain-lain. b. Pengertian hutang / kewajiban

Kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis dimasa yang akan datang dengan memberikan harta atau jasa kepada pihak lain dimasa yang akan datang sebagai akibat dari suatu transaksi atau kejadian dimasa yang sudah terjadi.

(Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : 49b)

“Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.”

Definisi hutang /kewajiban menurut FASB “

Kewajiban diartikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi dimasa datang yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer asset atau menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.”


(24)

 

SFAC No. 6 mendefinisikan hutang sebagai berikut : ”

Liabilities are probable future sacrifices of economic benefit arising from fresent obligationsof a particular entity to transfer asset or provide services to orther entities in the future as a result of past transactions or events”.

Sama hal-nya dengan aktiva, kewajiban juga mempunyai klasifikasi yaitu : kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar.

c. Modal (ekuitas)

Modal adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity) setelah dikurangi kewajibannya dalam perusahaan perseorangan nilai modal ini merupakan modal pemiliknya sendiri sedangkan dalam perusahaan perseorangan perlu dibedakan antara modal disetor dengan modal dari pendapatan (retained earning).

Defenisi modal menurut (APB Statement No.4) yaitu “owner’s equity is the interest of owner of an enterprise which is the excess of an enterprise’s asset overits liabilities “.

Defenisi modal menurut (SFAC No.6) yaitu “equity or net asset is the residual interest in the asset of an entity that remains after deducting its liabilities”.

Berikut ini penulis menyajikan sebuah contoh penyusunan neraca perbandingan perusahaan jasa, neraca perusahaan dagang yang datanya diambil dari ilustrasi pada PT. XYZ yang penulis tampilkan pada hal.10 tabel 2.1.


(25)

 

Tabel 2.1

Contoh neraca perusahaan jasa

PT. XYZ NERACA

PER 31 DESEMBER 2010

AKTIVA

Aktiva Lancar

Kas 15.000.000

Bank 45.000.000

Deposito 100.000.000

Piutang usaha 60.000.000

Piutang wesel 10.000.000

Perlengkapan 3.000.000

Biaya dibayar dimuka 5.000.000

Pajak dibayar dimuka 30.000.000

Investasi jangka panjang

Saham 30.000.000

Obligasi 50.000.000

Jumlah aktiva lancar dan investasi JK

panjang 321.000.000

Aktiva tetap

Tanah 200.000.000

Bangunan 300.000.000

Peralatan kantor 50.000.000

Kendaraan 20.000.000

Furniture 10.000.000

Jumlah Aktiva Tetap 580.000.000

Total aktiva 901.000.000

Hutang Lancar

Hutang usaha 81.000.000

Hutang biaya 8.000.000

Hutang pajak 2.000.000

Hutang bank 50.000.000

Uang muka penjualan 10.000.000

Jumlah hutang lancer 151.000.000

Hutang jangka panjang

Hutang bank 100.000.000

Hutang hipotik 100.000.000

Jumlah hutang jangka panjang 200.000.000

Ekuitas

Modal Pemilik 550.000.000

Jumlah modal 550.000.000


(26)

 

Tabel 2.2

Contoh neraca perusahaan dagang PT. XYZ

NERACA

PER 31 DESEMBER 2010

AKTIVA

Aktiva lancer

Kas 15.000.000

Bank 45.000.000

Deposito 50.000.000

Piutang dagang 60.000.000

Piutang wesel 10.000.000

Persediaan barang dagang 53.000.000

Biaya dibayar dimuka 5.000.000

Pajak dibayar dimuka 3.000.000

Jumlah aktiva lancer 241.000.000

Aktiva tetap

Tanah 200.000.000

Bangunan 300.000.000

Kendaraan 50.000.000

Peralatan kantor 20.000.000

Furniture 10.000.000

Jumlah aktiva tetap 580.000.000

Total aktiva 821.000.000

Hutang lancer

Hutang dagang 81.000.000

Hutang biaya 8.000.000

Hutang Pajak 2.000.000

Hutang bank 50.000.000

Uang muka penjualan 10.000.000

Jumlah hutang lancer 151.000.000

Hutang jangka panjang

Hutang bank 30.000.000

Hutang hipotik 40.000.000

Hutang Obligasi 50.000.000

Jumlah hutang jangka panjang 120.000.000

Ekuitas

Modal usaha 400.000.000

Laba ditahan 150.000.000

Jumlah modal 550.000.000


(27)

 

Dari kedua contoh neraca diatas dapat disimpulkan perbedaan antara neraca perusahaan jasa dan neraca perusahaan dagang. Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan ekonominya menjual dalam bentuk jasa. Contoh perusahaan jasa adalah perusahaan Travel, Salon, dan Asuransi. Sedangkan perusahaan dagang adalah Perusahaan yang menjual produk kepada konsumen. Contohnya Giant, Hypermart dan Hero. Sedangkan perbedaannya pada neraca adalah Neraca pada perusahaan jasa tidak menampilkan akun Persediaan barang dagang.

Berikut ini penulis menyajikan sebuah ilustrasi penyusunan neraca perbandingan yang datanya diambil dari ilustrasi pada PT. ABC yang penulis tampilkan pada hal.13,tabel 2.3.


(28)

 

Tabel 2.3

Neraca perbandingan PT. ABC

PT. ABC Neraca Perbandingan Per 31 Desember 2010 dan 2009

2010 2009 kenaikan /

Penurunan

Aktiva

Kas 97.500 26.000 71.500 Piutang Usaha 74.000 65.000 9.000 Persediaan 172.000 180.000 -3.000 Tanah 80.000 125.000 -45.000 Bangunan 260.000 200.000 60.000 Akum. Peny.bangunan -65.300 -58.300 -7.000

Total Aktiva 618.200 537.700 80.500

Kewajiban

Utang Usaha 43.500 46.700 -3.200 Utang beban 26.500 24.300 2.200 Utang pajak penghasilan 7.900 8.400 -5.00 Utang deviden 14.000 10.000 4.000 Utang Obligasi 100.000 150.000 -50.000

Total Kewajiban 191.900 239.400 47.500

Ekuitas Pemegang Saham

Saham Biasa 144.000 96.000 48.000 Laba Ditahan 282.300 202.300 80.000

Total Ekuitas pemegang saham 426.300 298.300 128.000

Total Kewajiban dan Ekuitas

pamengan- 618.200 537.700 80.500


(29)

 

2. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil yang diterima perusahaan pada suatu periode tertentu. Unsur-usur Laporan Laba Rugi :

a. Pendapatan b. Beban

Laporan laba rugi dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu : a. Bentuk single step ( langsung)

Semua pendapatan dikelompokkan tersendiri dibagian atas dan dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri dibagian bawah dan dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih.

Tabel 2.4

Contoh laporan laba rugi bentuk langsung (single step)

PT. XYZ Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2010

Pendapatan Usaha

1 pendapatan jasa service Rp. XXX 2 Pendapatan Bunga Rp. XXX Jumlah Pendapatan Bunga Rp. XXX

Beban Usaha

1 Beban Gaji Rp.XXX 2 Beban peny. Peralatan Rp.XXX 3 Beban Asuransi Rp.XXX 4 Beban Perlengkapan Rp.XXX 5 Beban Bunga Rp.XXX

Jumlah Beban Usaha Rp.(XXX)


(30)

 

Kesimpulan dari laporan laba rugi bentuk single step dengan langkah tunggal, tidak ada pemisahan antara pendapatan usaha dengan pendapatan diluar usaha, dan juga tidak ada pemisahan antara beban usaha dan beban diluar usaha. b. Bentuk multiple step

Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan diluar usaha. Demikian juga beban dibedakan menjadi beban usaha dan beban diluar usaha. Pendapatan dan beban usaha disajikan pertama, pendapatan dan beban diluar usaha disajikan kemudian.

Tabel 2.5

Contoh laporan laba rugi bentuk multiple step

PT. XYZ Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2010 Pendapatan Usaha

1 Pendapatan Service Rp. XXX Beban Usaha

1 Beban Gaji Rp. XXX 2 Beban peny. Peralatan Rp. XXX 3 Beban Asuransi Rp. XXX 4 Beban Perlengkapan Rp.XXX

Jumlah Beban Usaha Rp. (XXX)

Laba Usaha Rp. XXX

Pendapatan Diluar Usaha

Pendapatan Bunga Rp.XXX

Beban diluar Usaha

Beban Bunga Rp.XXX

Laba Diluar Usaha Rp. (XXX)

Laba Bersih Rp. XXX

Kesimpulan dari bentuk stafel multiple step bahwa kelihatan sekali mana pendapatan usaha dan pendapatan diluar usaha dan beban usaha dan beban diluar usaha.


(31)

 

Berikut ini penulis menyajikan sebuah ilustrasi penyusunan laporan laba rugi yang datanya diambil dari ilustrasi pada PT. ABC. Penulis akan mencoba menyajikan studi kasus pada PT. ABC.

Tabel 1.6

Laporan laba rugi PT. ABC

PT. ABC

LAPORAN LABA RUGI

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010

Catatan

Penjualan Rp.1.180.000 Harga Pokok Penjualan Rp. 790.000

Total Laba Kotor Rp. 390.000

Beban Operasi

Beban Penyusutan Rp. 7.000 Beban Operasi Lainnya Rp.196.000

Total Operasi Rp. 203.000

Laba Operasi Rp. 187.000

Pendapatan Lain-lain

Keuntungan Penjualan Tanah Rp. 12.000

Beban Lainnya

Beban Bunga Rp. 8.000 Rp. 4.000

Laba Sebelum Pajak Penghasilan Rp. 191.000

Beban Pajak Penghasilan Rp. 83.000

Laba Bersih Rp. 108.000

Untuk lebih jelas, berikut akan dibahas mengenai unsur-unsur laporan laba rugi. Penyusutan unsur ini merupakan beban bukan kas maka ditambahkan kembali ke laba bersih. Beban penyusutan sebesar Rp. 7,000 merupakan alokasi biaya dari aktiva tetap.


(32)

 

Penjelasan penyusutan unsur beban bukan kas sebagai berikut: Beban penyusutan Rp. 7,000

Akumulasi penyusutan Rp. 7,000

Keuntungan penjualan tanah Rp. 12.000 Laba bersih pada 31 Desember 2010 Rp. 108,000.

3. Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah suatu laporan yang menjelaskan posisi modal perusahaan yang mengalami kenaikan atau penurunan karena laba atau rugi yang diperoleh selama suatu periode tertentu. Laporan Perubahan Ekuitas memiliki fungsi yang sama dengan laporan laba ditahan sehingga dapat dianggap bahwa laporan perubahan ekuitas merupakan laporan pengganti laba ditahan. Laporan perubahan ekuitas memuat saldo laba (Rugi) periode berjalan, pembayaran deviden, penyisihan dari laba (appropriationof retained earning), kerugian yang belum terealisir dari penilaian surat berharga, dan penarikan atau penambahan modal dari pemilik.

4. Laporan arus kas

Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan ini berguna bagi pihak manajemen mengenai informasi keuangan perusahaan dimasa lalu serta perencanaan untuk masa yang akan datang. Bagi investor dan kreditur laporan ini berguna sebagai mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban dan deviden.


(33)

 

5. Catatan atas laporan keuangan

Catatan - catatan ini meliputi penjelasan atau rincian jumlah yang tertera dalam laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban dan komitmen. Serta penggunaan yang lain diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan secara wajar. Catatan atas laporan keaungan ini disajikan untuk memberikan penjelasan bagi pemakai laporan keuangan mengenai rincian jumlah yang tertera dalam neraca.

B. Pengertian Laporan Arus Kas

Pada dasarnya laporan arus kas hanya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan catatan atas laporan keuangan. Namun pada tahun 1987 Financial Accounting Standar Board secara resmi menambahkan komponen laporan keuangan menjadi lima. Komponen laporan keuangan yang terakhir tersebut adalah laporan arus kas (Statement Of cash Flow).

Sebelum diterbitkannya FASB No. 95, laporan arus kas telah mengalami beberapa perubahan baik namanya maupun laporan itu sendiri. Pada awalnya laporan ini disebut sebagai laporan dari mana dan kemana pergi yang merupakan suatu analisa sederhana dan isinya berupa daftar kenaikan atau penurunan pos-pos neraca. Kemudian laporan berubah namanya menjadi laporan dana. Lama kelamaan AICPA menyadari pentingnya laporan ini dan mensponsori laporan riset mengenai laporan ini pada tahun 1961. Hasil riset tersebut adalah Accounting Research Study No.2 dengan judul Analisis Arus Kas dan Laporan Dana yang isinya merekomendasikan agar dimasukkannya laporan dana dan laporan tahunan kepada pemegang saham dan laporan ini juga tercakup dalam pendapatan Auditor.


(34)

 

Alasan utama masuknya laporan arus kas sebagai komponen laporan keuangan adalah bahwa akuntansi akrual tidak mampu menunjukkan arus kas bersih yang sebenarnya terjadi pada suatu perusahaan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 2 1999 2.1) menyebutkan bahwa :

“Dalam akuntansi akrual aktiva, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban diakui pada saat kejadian bukan saat kas atau setara kas diterima dan dicatat serta disajikan dalam laporan keuangan pada saat periode terjadinya.”

Di Indonesia laporan arus kas secara resmi mulai dimasukkan dalam komponen laporan keuangan sejak tahun 1994 yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.2 tahun 1994. PSAK No.2 tahun 1994 mengharuskan perusahaan menyusun laporan arus kas sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. PSAK No.2 tahun 1994 masih digunakan dalam standar penyusunan laporan arus kas sebab sampai saat ini pernyataan tersebut belum mengalami revisi atau perubahan walaupun Standar Akuntansi Keuangan sudah mengalami revisi sebanyak dua kali yaitu pada tahun 1996 dan tahun 1999.

Dalam menyusun laporan arus kas, hal utama yang menjadi pokok perhatian adalah kas dan setara kas. Kas memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap perusahaan dalam kegiatan operasionalnya. Hampir seluruh transaksi perusahaan melibatkan kas baik secara langsung maupun tidak langsung. Hendriksen dalam buku Teori Akuntansi menyatakan bahwa :

”Kas menjadi sangat penting artinya karena menggambarkan daya beli umum dan dapat ditransfer segera dalam perekonomian pasar kepada individu atau organisasi untuk kebutuhan-kebutuhan khusus mereka dalam memperoleh barang dan jasa


(35)

 

yang mereka inginkan dan tersedia didalam perekonomian yang mereka inginkan”.

Selain kas laporan arus kas juga menginformasikan setara kas (cash equivalent). Pernyataan Standar Akuntansi No.2 menyatakan bahwa :

“Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang sangat signifikan.”

Jadi dapat dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu satu tahun. Setara kas antara lain berupa investasi sementara (Markettable securities).

C. Klasifikasi Laporan Arus Kas

Pengklasifikasian arus kas penting dilakukan untuk mengevaluasikan perubahan arus kas bersih yang terjadi dan memprediksi arus kas masa depan, serta memberikan informasi yang kemungkinan para pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut pada posisi keuangan perusahaan. (Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2002 : 2.3 par 10) :

“Perusahaan menyajikan laporan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut.”

1. Aktivitas operasi (Operating aktivities)

Semua transaksi yang berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dikelompokan dalam aktivitas operasi. Arus kas operasi dicatat pada bagian awal laporan arus kas karena arus kas operasi merupakan sumber kas yang terbesar yang sangat penting bagi perusahaan, yang diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan.


(36)

 

(Menurut Skousen, Stice 2001 : 281) “Jumlah kas bersih yang diberikan atau digunakan oleh aktivitas operasi adalah angka pokok didalam laporan arus kas.”

Jumlah ini merupakan indikator yang menentukan apakah kegiatan perusahaan menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melaksanakan kegiatan investasi tanpa mengandalkan sumber pendapatan dari luar. Berikut adalah beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas operasi baik kas masuk (cash inflow) maupun arus kas keluar (cash outflow).

a. Arus kas masuk (cash inflow)

1) Penerimaan kas dari penjualan barang – barang atau penyerahan jasa 2) Penerimaan kas dari hasil pemberian pinjaman (Bunga yang diterima) 3) Penerimaan kas dari ekuitas surat berharga (Deviden yang diterima). b. Arus kas keluar (cash outflow)

1) Pembayaran kas kepada pemasok persediaan 2) Pembayaran kas kepada karyawan

3) Pembayaran kas kepada pemerintah dalam bentuk pajak

4) Pembayaran kas kepada pemberi pinjaman dalam bentuk bunga 5) Pembayaran kas kepada pemasok untuk biaya – biaya lain.

Untuk dapat mengetahui jumlah arus kas dari aktivitas operasi maka pendapatan dan beban harus dilaporkan atas dasar kas. Caranya ialah dengan menghilangkan pengaruh transaksi dalam laporan laba rugi yang tidak menghasilkan kenaikan atau penurunan kas atau setara kas. Berikut ini bagan


(37)

 

yang menggambarkan hubungan antara laba bersih dan arus kas bersih dari aktivitas operasi.

Hilangkan Pendapatan Nonkas

Hilangkan Beban Nonkas

Bagan 2.1 Laba bersih versus arus kas bersih dari aktivitas operasi Sumber : Kieso dan Weygandt, Akuntansi Intermediate, Edisi ketujuh, Jilid Tiga,

hal.252.

2. Aktivitas investasi (investing activities)

Aktivitas-aktivitas investasi (investing activities) adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi yang tidak termasuk kas. Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas dimasa depan. Berikut adalah beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi baik arus kas masuk (cash inflow) maupun arus kas keluar (cash outflow)

BEBAN YANG  TERJADI 

PENDAPATAN  YANG TERJADI 

LABA  BERSIH 

ARUS KAS DARI  AKTIVITAS 


(38)

 

a. Arus kas masuk (cash inflow)

1) Penerimaan kas dari penagihan piutang jangka panjang

2) Penerimaan kas dari penjualan surat-surat berharga berupa investasi. 3) Penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap, aktiva tak berwujud dan

aktiva jangka panjang lainnya. b. Arus kas keluar (cash outflow)

1) Pembayaran kas untuk pembelian aktiva tetap.

2) Pembayaran kas untuk pembelian surat berharga entitas lainnya.

3) Pembayaran kas untuk pemberian pinjaman pada kepada entitas lainnya. 4) Pembayaran kas untuk aktiva lain yang digunakan yang digunakan dalam

kegiatan produktif seperti hak paten.

3. Aktivitas pendanaan (financing aktivities)

Aktivitas – aktivitas pendanaan (financing activities) adalah yang mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan ini haruslah di ungkapkan secara terpisah, karena pengungkapan terpisah arus kas dari aktivitas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penanam modal di perusahaan tersebut. Berikut ini beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan, baik arus masuk (cash inflow) maupun arus kas keluar (cash out flow).

a. Arus kas masuk (cash inflow)

1) Penerimaan kas dari penjualan surat berharga ekuitas (saham perusahaan sendiri)


(39)

 

2) Penerimaan kas dari penerbitan kewajiban (obligasi promes). b. Arus kas keluar (cash outflow)

1) Pembayaran kas kepada para pemegang saham dalam bentuk deviden 2) Pembayaran kas untuk penebusan hutang jangka panjang atau

memperoleh kembali saham.

D. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas

Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu metode berikut :

1. Metode langsung (Direct Method)

2. Metode tidak langsung (Indirect Method)

1 Metode langsung (Direct method)

Metode langsung merupakan suatu pendekatan yang mengkalkulasi dan melaporkan aliran kas dari aktivitas operasi yang merincikan penerimaan kas bruto operasi utama serta pengeluaran kas bruto. Metode langsung disebut juga metode perhitungan laba rugi. Metode ini mengkonvesikan pos-pos laporan laba rugi dari dasar akrual ke dasar kas atau tunai. Metode ini menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas. Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode ini. (Ikatan Akuntan Indonesia 2002 : 2.4) menyatakan bahwa :

“Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung.”


(40)

 

2 Metode tidak langsung (Indirect Method)

Metode tidak langsung disebut juga metode reconsiliasi. Aplikasi metode tidak mensyaratkan pembuatan penyesuaian untuk setiap pos dalam laporan laba rugi (seperti halnya dalam metode langsung), namun hanya penyesuaian yang diperlukan untuk mengkonversi laba bersih menjadi arus kas dari aktivitas operasi. Penyajiannya dimulai dari laba bersih kemudian disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan dalam pos–pos yang mempengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan, pos aktiva lancar maupun hutang lancar. Beban–beban non kas dalam perhitungan laba rugi ditambahkan kembali ke laba bersih dan kredit non kas dikurangi untuk menghitung arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dalam metode ini, net income disesuaikan dengan menghilangkan transaksi non kas.

Kedua metode ini memberikan hasil yang sama yaitu arus bersih yang sama yang diberikan arus kas aktivitas operasi. Perbedaan penggunaan kedua metode ini bukan bertujuan untuk memanipulasi data keuangan dari perusahaan, melainkan untuk memberikan informasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dari para stakeholders dan masing–masing metode mempunyai pendukung. Dalam metode tidak langsung lebih banyak digunakan oleh perusahaan, karena lebih mudah untuk diterapkan dan lebih mudah merekonsiliasikan perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi. Keterbatasannya terletak pada informasi yang diberikan. Adanya penyesuaian laba bersih dengan item – item non kas yang menyebabkan informasi yang diberikan tidak sesuai dengan keinginan pemakai laporan. Sedangkan metode langsung


(41)

 

lebih banyak digunakan oleh para pemakai laporan keuangan terutama para bankir yang akan memberikan pinjaman, karena lebih mencerminkan pemasukan dan pengeluaran kas secara langsung tanpa memerlukan penyesuaian secara potensial yang mengacaukan terhadap laba bersih.

E. Format Laporan Arus Kas

Pada saat akan menyusun laporan arus kas ada tiga informasi yang penting harus diperoleh yaitu neraca komparatif (Perbandingan), Perhitungan Laba Rugi pada tahun yang berjalan dan data transaksi yang terpilih. Menurut Kieso dan Weygandt ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam rangka menyusun laporan arus kas yaitu :

1. menentukan perubahan dalam kas. Prosedur ini bersifat langsung karena perbedaan antara saldo awal dan saldo akhir kas dapat dengan mudah dihitung dari pemeriksaan atas neraca perbandingan,

2. menentukan arus kas bersih dari aktivitas operasi. Prosedur ini rumit, melibatkan analisis tidak hanya perhitungan rugi laba tahun berjalan tapi juga neraca perbandingan dan juga data transaksi terpilih,

3. menentukan arus kas bersih dari aktivitas investasi dan pendanaan. Semua perubahan lain dalam perkiraan neraca harus dianalisis guna menentukan pengaruhnya pada kas.

PSAK No. 2 menyebutkan bahwa dalam penyusunan laporan arus kas, arus kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitasnya yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Dalam laporan arus kas, aktivitas yang pertama kali dilaporkan adalah aktivitas operasi, kemudian dilanjutkan dengan aktivitas investasi, dan yang terakhir aktivitas pendanaan. Secara umum format laporan arus kas ada dua


(42)

 

macam. Perbedaan diantara dua format tersebut hanyalah terletak pada aktivitas operasinya saja sedangkan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan formatnya tetap sama.Berdasarkan penjelasan diatas dapat disusun laporan arus kas dengan menggunakan metode tidak langsung.

Tabel 2.7

Laporan arus kas PT. ABC metode tidak langsung

PT. ABC LAPORAN ARUS KAS

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010

Rp. Rp. Rp.

Arus kas dari aktivitas operasi :

Laba bersih 108.000

Ditambah :

Penyusutan 7.000 Penurunan persediaan 8.000 Kenaikan beban akrual 2.200 17.200

125.200

Dikurangi :

Kenaikan piutang usaha 9.000 Penurunan utang usaha 3.200 Penurunan utang pajak penghasilan 5.00 Keuntungan penjualan tanah 12.000 24.700

Arus kas bersih dari aktivitas operasi 100.500

Arus kas dari aktivitas investasi :

Kas dari penjualan tanah 72.000

Dikurangi :

Kas yang dibayar untuk pembelian tanah 15.000 Kas yang dibayar untuk pembelian bangunan 60.000 75.000

Arus kas bersih yang digunakan untuk

aktivitas investasi -3.000

Arus kas dari aktivitas pendanaan

Kas yang diterima dari penjualan saham biasa 48.000

Dikurangi :

Kas yang dibayar untuk pelunasan utang

obligasi 50.000

Kas yang dibayar untuk deviden 24.000 74.000

Arus kas bersih yang digunakan untuk

aktivitas pendanaan -26.000

Kenaikan kas 71.500

Kas pada awal tahun 26.000


(43)

 

Penjelasan Mengenai laporan arus kas metode tidak langsung :

1. Penerimaan kas dari pelanggan

Penjualan PT. ABC sebesar Rp. 1,180,000 dilaporkan dengan menggunakan metode akrual. Untuk menentukan kas yang diterima dari penjualan kepada pelanggan, jumlah tersebut harus disesuaikan. Penyesuaian ini diperlukan untuk mengkonversi mengubah penjualan yang dilaporkan laba rugi menjadi kas yang diterima dari pelanggan seperti yang diperlihatkan sebagai berikut :

Penjualan Rp. 1.180.000

Dikurangi kenaikan piutang usaha Rp. 9.000 Kas yang diterima dari pelanggan Rp. 1.171.000

Penambahan piutang usaha untuk penjualan kredit selama tahun berjalan adalah lebih besar dari jumlah yang ditagih dari pelanggan kredit. Oleh karena itu jumlah yang dilaporkan pada laporan laba rugi sebagai penjualan mencakup Rp. 9.000 yang tidak menghasilkan arus kas masuk selama tahun tersebut. Kas yang diterima dari pelanggan sebesar Rp. 1,171.000 akan dilaporkan dalam laporan arus kas pada bagian arus kas dari aktivitas operasi.

2. Pembayaran kas untuk barang dagang

Harga pokok penjualan sebesar Rp. 790.000 dilaporkan pada laporan laba rugi dengan menggunakan metode akrual. Penyesuaian yang diperlukan untuk mengkonversi harga pokok penjualan menjadi pembayaran kas atas barang dagangan.


(44)

 

Penjelasan pembayaran kas untuk barang dagang sebagai berikut :

Harga pokok penjualan Rp. 790.000

Dikurangi penurunan persediaan Rp. (8.000) Ditambah penurunan utang usaha Rp. 3.200 Pembayaran kas untuk barang dagangan Rp. 785.200

Penurunan persediaan sebesar Rp. 8000 menunjukkan bahwa barang yang dijual melebihi harga pokok pembelian. Jumlah harga pokok penjualan yang dilaporkan pada laporan laba rugi yang mencakup Rp. 8.000 tidak memerlukan kas pada tahun tersebut jadi jumlah itu harus dikurangi dari harga pokok penjualan. Penurunan utang usaha sebesar Rp. 3200 menunjukkan arus kas keluar yang tidak termasuk dalam harga pokok penjualan. Dengan kata lain, penurunan utang usaha menunjukkan bahwa pembayaran kas untuk barang dagangan lebih besar dari pembelian kredit. Jadi jumlah tersebut harus dijumlahkan dengan harga pokok penjualan dalam menentukan pembayaran kas untuk barang dagangan.

3. Pembayaran kas untuk beban operasi

Beban penyusutan sebesar Rp. 7.000 dilaporkan dalam laporan laba rugi tidak memerlukan arus kas keluar. Beban operasi lainnya sebesar Rp.196.000 disesuaikan guna mencerminkan pembayaran kas untuk beban operasi. Jumlah pembayaran kas untuk beban operasi adalah sebagai berikut :

Beban operasi selain penyusutan Rp. 196.000 Dikurangi kenaikan beban yang masih harus dibayar Rp. 2.000 Pembayaran kas untuk beban operasi Rp. 193.000


(45)

 

4. Keuntungan penjualan tanah

Laporan laba rugi PT. ABC melaporkan keuntungan penjualan tanah sebesar Rp. 12.000. Keuntungan ini mencakup hasil penjualan tanah yang dilaporkan sebagai arus kas dari aktivitas investasi.

5. Beban bunga

Laporan laba rugi melaporkan beban bunga sebesar Rp. 8.000. Beban bunga tersebut berhubungan dengan utang obligasi yang beredar selama tahun berjalan. Jadi, arus kas keluar untuk beban bunga dilaporkan pada laporan arus kas sebagai aktivitas operasi.

6. Pembayaran kas untuk pajak penghasilan

Pembayaran untuk pajak penghasilan ditentukan sebagai berikut :

Pajak penghasilan Rp. 83.000

Ditambah penurunan utang pajak penghasilan Rp. 500 Pembayaran kas untuk pajak penghasilan Rp. 83.500


(46)

 

Tabel 2.8

Laporan arus kas PT. ABC metode langsung

PT. ABC LAPORAN ARUS KAS

Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2010

Arus kas dari aktivitas operasi

Kas yang diterima dari pelanggan 1.171.000

Dikurangi :

Pembayaran kas untuk barang dagangan 785.200 Pembayaran kas untuk beban operasi 193.800 Pembayaran kas untuk bunga 8.000 Pembayaran kas untuk pajak penghasilan 83.500 1.070.500

Arus kas bersih dari aktivitas operasi 100.500

Arus kas dari aktivitas investasi

Kas dari penjualan tanah 72.000

Dikurangi :

Kas yang dibayar untuk pembelian tanah 15.000 Kas yang dibayar untuk pembelian bangunan 60.000 75.000

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas-

Investasi -3.000

Arus kas dari aktivitas pendanaan

Kas yang diterima dari penjualan saham biasa 48.000

Dikurangi :

Kas yang dibayar untuk pelunasan utang

obligasi 50.000

Kas yang dibayar untuk dividen 24.000 74.000

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas-

pendanaan -26.000

Kenaikan kas 71.500

Kas pada awal tahun 26.000

Kas pada akhir tahun 97.500

Dari laporan arus kas tersebut baik metode langsung maupun tidak langsung dapat diketahui bahwa kas pada PT. ABC mengalami kenaikan sebesar Rp. 71,500 untuk tahun 2004. Sebagian kenaikan yang cukup berarti dalam arus


(47)

 

kas bersih sebesar Rp. 100,500 berasal dari aktivitas operasi. Penggunaan kas berasal dari aktivitas.

F. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas 1. Tujuan laporan arus kas

Tujuan utama dari laporan arus kas ini adalah menyediakan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas dari suatu entitas selama satu periode tertentu. (Menurut Sofyan Syafri Harahap 2001 : 243) :

“Tujuan menyajikan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu”.

Laporan ini akan membantu para investor, kreditur, dan pemakai lainnya untuk :

a. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukan kas dimasa yang akan datang.

b. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar deviden dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern.

c. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.

d. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

Dari tujuan laporan arus kas yang dikemukakan diatas dapat diketahui bahwa laporan arus kas ini bertujuan dalam pengambilan keputusan terutama


(48)

 

dalam menilai bagaimana perusahaan mengelola kas-nya di masa yang akan datang dan juga bertujuan dalam memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu.

2. Manfaat laporan arus kas

Laporan arus kas bermanfaat secara internal bagi manajemen memakai laporan ini untuk menilai likuiditas, menentukan kebijakan deviden, dan mengevaluasi imbas dari keputusan-keputusan kebijakan pokok yang menyangkut investasi dan pendanaan. Bagi para pemakai laporan keuangan lain, informasi ini berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan.

(Menurut Standar Akuntansi Keuangan No.2 2002 : part.3) :

“Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masuk depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan.”

G. Peranan Analisis Laporan Arus Kas Bagi Manajemen

Manajemen sebagai pengelola perusahaan setiap saat selalu diharapkan pada pengambilan keputusan yaitu memilih salah satu alternatif dari beberapa alternatif yang ada. Untuk memilih alternatif terbaik maka dituntut kemampuan manajemen untuk menganalisa kelebihan dan kekurangan dari masing–masing alternatif. Selanjutnya dipilih alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang ada dengan


(49)

 

resiko terkecil dan diharapkan akan memberikan manfaat terbaik bagi perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dikenal dengan beberapa model, yaitu :

1. Rational model :dimana model ini lebih menekankan rasio atau akal sehat bukan berdasarkan perasaan.

2. Behavior model : dimana model ini digunakan apabila rasional model tidak dapat digunakan karena adanya keterbatasan rasional sehingga alternatif yang dipilih adalah alternatif yang minimal tingkat kepuasannya.

3. Irrational model : Dimana dalam model ini keputusan dibuat secara cepat tanpa pertimbangan yang lebih mendalam.

Faktor ketidakpastian, kompleksitas lingkungan, dinamika masyarakat, persaingan, keterbatasan sumber daya, dan resiko. Untuk dapat memperkecil faktor – faktor tersebut maka dibutuhkan analisa yang tepat terhadap masing – masing alternatif yang ada. Seorang investor, misalnya, harus melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan untuk dapat mengambil keputusan apakah ia akan tetap melakukan investasi, memperbesar nilai investasinya atau bahkan harus menghentikannya sama sekali. Demikian juga halnya dengan kreditur dalam mempertimbangkan pemberian kredit terhadap perusahaan – perusahaan yang mengajukan permohonan kredit.

Pemakai utama laporan keuangan adalah pihak eksternal, seperti investor dan kreditur, namun manajemen sebagai pihak internal juga tetap membutuhkan laporan keuangan sebagai salah satu sumber informasi. Manajemen menjadikan laporan keuangan sebagai alat evaluasi terhadap kinerjanya selama satu tahun


(50)

 

apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Selain itu menganalisa laporan keuangan manajemen dapat terbantu dalam mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi perusahaan.

Salah satu analisa yang dianggap sangat penting bagi pihak eksternal dan manajer adalah analisa terhadap laporan arus kas. Baik pihak eksternal maupun manajer sama – sama berkeyakinan bahwa laporan arus kas mampu menyajikan informasi yang handal mengenai arus kas bersih yang sebenarnya pada periode berjalan. Dengan menganalisa laporan arus kas maka seorang investor akan dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola, merencanakan serta mengendalikan arus kas masuk dan keluar suatu perusahaan dimasa yang lalu, termasuk kemampuan dalam membayar deviden di masa yang akan datang. Sedangkan bagi kreditur dengan menganalisa laporan arus kas maka akan dapat diperkirakan bagaimana kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan mengembalikan perusahaan.

Analisa laporan arus kas selama beberapa periode dibutuhkan untuk mengamati perilaku arus kas yang berulang dan dapat meramalkan kemungkinan serta frekuensi arus kas yang tidak berulang. Arus kas yang berulang, misalnya pembelian aktiva tetap dan pembelian saham obligasi, harus dikelompokan sedemikian rupa agar dapat membantu pemakai dalam meramalkan arus kas yang akan datang.

Analisa laporan arus kas merupakan alat bantu bagi manajemen dalam mengambil keputusan dan penyusunan anggaran-anggaran perusahaan terutama anggaran kas. Misalnya pada saat perusahaan membutuhkan dana tambahan,


(51)

 

biasanya manajemen mempunyai dua alternatif yaitu meminjam ke bank atau menjual aktiva tetap yang ada. Sebelum mengambil keputusan maka manajemen harus mempertimbangkan kemampuan perusahaan. Apabila yang dipilih alternatif pertama maka harus diperhitungkan bagaimana kira-kira kemampuan perusahaan untuk membayar cicilan pinjaman beserta bunganya dimasa yang akan datang. Setelah dilakukan analisa ternyata perusahaan mampu membayar cicilan pinjaman beserta bunganya maka manajemen tentunya akan memutuskan untuk meminjam ke bank, namun apabila terjadi sebaliknya maka manajemen akan memilih alternatif yang kedua yaitu menjual aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Setiap pemegang saham selalu mengharapkan deviden yang besar namun besarnya deviden tergantung pada kemampuan dan kebijakan perusahaan. Dalam menentukan berapa besarnya deviden yang akan dibagikan pada tahun berjalan maka manajemen dapat menggunakan analisa laporan arus kas sebagai alat bantu dengan tetap memperhatikan kemampuan perusahaan. Ada beberapa faktor yang menjadi dasar pertimbangan manajemen dalam memutuskan pembayaran deviden, seperti kas yang tersedia, kesempatan dan tujuan perusahaan dalam hal perluasan modal, kebijakan perusahaan mengenai pembiayaan perusahaan eskternal dan kemampuan perusahaan memperoleh dana dari luar.

Selain membantu manajemen dalam mengambil keputusan, manajemen juga menganggap laporan arus kas lebih meyakinkan dalam mengukur kinerja perusahaan di bandingkan dengan laporan laba rugi menurut dasar akrual. Sebagai contoh, suatu perusahaan mengalami penurunan laba bersih sementara laporan arus kasnya menunjukkan kenaikan arus kas bila dibandingkan dengan tahun yang


(52)

 

lalu. Setelah dianalisa ternyata pada tahun berjalan terjadi penurunan piutang dalam jumlah yang besar dimana sebagian dari piutang tersebut merupakan penjualan kredit tahun sebelumnya. Penurunan kredit tersebut menunjukkan bahwa manajemen telah memperbaiki kinerjanya yaitu melaksanakan sistem dan prosedur penagihan piutang dengan baik.


(53)

 

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Yang menjadi objek dalam penelitian adalah CV. Karya Pratama Indonesia yang beralamat di Jalan Gatot Subroto No. 110 Pondok Batu Sarudik Tapanuli Tengah.

B. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif, yaitu dengan cara menguraikan tentang sifat – sifat dan keadaan sebenarnya dari suatu objek penelitian.

C. Jenis Data

1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian yang memerlukan pengolahan lebih lanjut oleh penulis. Data primer yang penulis kumpulkan dari perusahaan adalah berupa hasil wawancara.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dan data tersebut diolah seperti :

a. Sejarah perusahaan dan aktivitas perusahaan b. Struktur organisasi perusahaan

c. Laporan keuangan perusahaan


(54)

 

D. Tehnik Pengumpulan Data

1. Tehnik wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak – pihak dalam perusahaan, khususnya pada bagian yang berkaitan dengan penelitian yaitu bagian operasional, bagian akuntansi dan keuangan perusahaan.

2. Tehnik observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung terhadap aktivitas yang berhubungan langsung dengan laporan keuangan dan laporan arus kas.

E. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Manajer Operasional dan Kepala Bagian Akuntansi berserta Staff lain yang berkaitan dalam pembahasan dan penyelesaian skripsi ini.

F. Periode yang diteliti

Adapun periode laporan keuangan yang diteliti oleh penulis adalah periode Tahun 2009 dan 2010.

G. Jadwal penelitian

Adapun jadwal penelitian ini dimulai sejak bulan Maret 2011 sampai dengan selesai.


(55)

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Sejarah Ringkas Perusahaan

Dalam rangka mendukung pengembangan usaha dibidang perikanan khususnya yang terkait dengan kegiatan usaha penangkapan ikan, perlu adanya sarana / fasilitas penunjang kegiatan operasional bagi kapal – kapal penangkap ikan yang berkualitas dan memiliki kapasitas pelayanan yang prima, diantaranya:

a. Fasilitas dermaga.

b. Fasilitas kolam pelabuhan yang luasnya cukup memadai dengan variasi kedalam kolam antara 3,5 meter sampai 4,5 meter.

c. Fasititas tempat pendaratan / pelelangan ikan hasil tangkapan. d. Fasilitas tempat pengepakan / peng - es- an ikan hasil tangkapan.

CV. Karya Pratama Indonesia adalah perseroan komanditer yang bergerak dibidang industri perikanan terpadu, yang didirikan di Sibolga sesuai dengan akta nomor : 04 tertanggal 4 juni 2002 didepan Notaris Purnama, SH dan telah didaftarkan di Kepanitraan Negeri Sibolga oleh Denar Meha, Sm,HK dengan nomor : 67 tertanggal 5 juni 2002. Perseroan ini berkedudukan hukum dan berkantor pusat di Jalan Gatot Subroto No. 110 Sarudik Tapanuli Tengah.

Adapun maksud dan tujuan didirikanya CV. Karya Pratama Indonesia adalah untuk menjalankan usaha dibidang perikanan khususnya terkait dengan pelayanan jasa kepelabuhanan bagi kapal kapal perikanan.


(56)

 

Adapun jenis kegiatan pelayanan jasa yang dilakukan meliputi :

1) Pelayanan fasilitas dermaga dengan ukuran panjang 160 m dan lebar 7 m untuk keperluan bongkar ikan hasil tangkapan dan muat kebutuhan operasional kapal melaut, serta pelayanan fasilitas dermaga dengan ukuran panjang 120 m dan lebar 7 m untuk keperluan tambat labuh serta sandar untuk perbaikan / perawatan kapal dan alat tangkap ikan.

2) Pelayanan fasilitas untuk suplai logistik / kebutuhan perbekalan operasional kapal melaut seperti bahan bakar minyak solar, es balok, air tawar, kebutuhan bahan makanan kapal, dan keperluan lainnya.

3) Pelayanan fasilitas kesyahbandaran kapal perikanan meliputi pengurusan surat izin berlayar / persetujuan berlayar, pengurusan surat laik operasi, pengurusan perizinan kapal lainnya.

4) Pelayanan fasilitas tempat pendaratan / pelelangan ikan hasil tangkapan, tempat pengepakan, dan peng-es-an ikan hasil tangkapan.

5) Pelayanan fasilitas gudang dingin (Cold Storage) untuk keperluan pembekuan / penyimpanan ikan hasil tangkahan.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan perwujudan yang menunjukan diantara fungsi–fungsi dalam tubuh organisasi serta wewenang dan tanggung jawab setiap anggota organisasi yang menjalankan tugas – tugas dapat dengan jelas diterima. Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda. Dalam hal ini tergantung dari besar kecilnya perusahaan dan bidang usahanya, semakin besar suatu perusahaan maka semakin luas dan semakin besar struktur organisasi yang


(57)

 

dipergunakan. Struktur organisasi yang digunakan CV. Karya Pratama Indonesia adalah sistem organisasi lurus dimana pada sistem ini pimpinan perusahaan harus menetapkan kebijaksanaan secara konsekuen terhadap persoalan yang akan dihadapi yakni dengan jalan pembagian tugas dan kerja tertentu secara terperinci.

Adapun uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing–masing bagian sebagai berikut :

1. Direktur

2. Manager Operasional

3. Bagian Akuntansi dan Keuangan 4. Bagian Perbekalan Kapal

5. Bagian Tata Operasional Pelabuhan 6. Bagian Es Giling

7. Bagian Keamanan

3. Uraian Tugas Pokok a. Direktur

1) Direktur merupakan koordinasi tertinggi bagi seluruh strategi perusahaan.

2) Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan usaha yang dijalankan perusahaan.

3) Mengusahakan dan melaksanakan kebijakan umum dalam operasi perencanaan dan program yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan.


(58)

 

4) Menciptakan dan memberlakukan peraturan–peraturan dan pengelolaan usaha yang dijalankan perusahaan.

5)i Memelihara efisiensi kerja dari seluruh bagian yang ada agar tercipta suasana yang baik pada perusahaan.

6)i Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan keuangan dan inves-tasi, serta pengadaan dan pengendalian asset / kekayaan perusahaan. 7)i Memberikan laporan keuangan bulanan, pelaksanaan kebijakan umum

dan program kerja kepada para persero perusahaan.

8) Memberikan petunjuk operasional pelaksanaan pekerjaan kepada seluruh bagian yang ada pada perusahaan.

b. Manajer Operasional

1) Dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya Manajer Operasional bertanggung jawab langsung kepada Direktur CV. Karya Pratama Indonesia.

2) Melaksanakan fungsi perencanaan dan pengembangan, serta pemeliharaan dan pemanfaatan seluruh sarana / fasilitas perusahaan. 3) Menyelenggarakan pelayanan yang prima dan memberikan pelayanan

serta kesempatan yang sama kepada seluruh pelanggan / pengguna jasa perusahaan.

4) Menjalankan peraturan – peraturan pengelolaan kegiatan usaha perusahaan.

5) Melaksanakan fungsi pelayanan teknis kapal dan kesyahbandaran khususnya dalam pengurusan penerbitan surat izin berlayar / surat


(59)

 

pemberitahuan berlayar, surat laik operasi, dan perizinan kapal lainnya berkoordinasi dengan instalasi terkait.

6) Melaksanakan koordinasi pelaksanaan urusan keamanan kapal yang sedang melakukan kegiatan bongkar ikan hasil tangkapan, muat perbekalan operasional kapal melaut, dan sandar untuk perbaikan kapal serta alat tangkap.

7) Menyelanggarakan pungutan terhadap pelayanan yang diberikan kepada seluruh pelanggan / pengguna jasa pelabuhan.

8) Menyelenggarakan inventarisasi secara rutin terhadap seluruh sarana / fasilitas.

c. Bagian Akuntansi dan Keuangan

1) Dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya Bagian Accounting bertanggung jawab langsung kepada Direktur CV. Karya Pratama Indonesia.

2) Menutup buku kas setiap akhir bulan maupun sekali 24 (dua puluh empat) jam, dan membuat laporan pertanggung jawaban keuangan perusahaan pada setiap akhir bulan.

3) Menyusun pelaksanaan operasional pelaksanaan tugas – tugas terkait dengan kegiatan keuangan sesuai program kerja dan petunjuk Direktur CV. Karya Pratama Indonesia.

4) Mengadakan perkiraan dan analisa terhadap pengeluaran kas dengan cara penilaian dan mengusulkan pengoreksian untuk kebenaran penyusunan anggaran biaya operasional perusahaan.


(60)

 

5) Melaksanakan pembayaran seluruh kewajiban dan beban operasional perusahaan.

6) Melaksanakan penagihan seluruh piutang perusahaan.

7) Melaksanakan kegiatan penyetoran dana kerekening giro bank sesuai petunjuk Direktur CV. Karya Pratama Indonesia.

8) Melaksanakan tugas pembukuan untuk pengisian data transaksi dan biaya secara rutin setiap hari pada buku jurnal dan buku pembantu perusahaan.

9) Bertanggung jawab penuh terhadap keamanan dana yang diterima baik berupa hasil tagihan maupun kegiatan pembayaran semua kewajiban – kewajiban perusahaan.

d. Bagian Perbekalan Kapal

1) Mengupayakan dan memberikan pelayanan yang prima terhadap suplai kebutuhan perbekalan operasional kapal melaut.

2) Melaksanakan pengaturan terhadap permintaan kebutuhan perbekalan operasional kapal melaut.

3) Mengadakan perkiraan terhadap jumlah permintaan kebutuhan perbekalan operasional kapal melaut, serta mengkoordinasikannya kepada bagian – bagian yang terkait lainnya pada perusahaan.

4) Melaksanakan pencatatan dan pendataan mengenai jumlah permintaan kebutuhan perbekalan operasional kapal melaut baik yang diterima melalui pihak ketiga maupun yang disuplai setiap hari.


(61)

 

5) Melaksanakan inventarisasi secara rutin dan berkesinambungan mengenai kondisi dan jumlah barang – barang kebutuhan perbekalan operasional kapal melaut seluruh pelanggan / pengguna jasa pelabuhan.

6) Bertanggung jawab penuh terhadap barang perbekalan kebutuhan operasional kebutuhan kapal melaut baik yang diterima dari pihak ketiga maupun yang disuplai setiap hari.

e. Bagian Tata Operasional Pelabuhan

1) Dalam pelaksanaan tugas dan pekerjanya Bagian Tata Operasional Pelabuhan bertanggung jawab langsung kepada Direktur CV. Karya Pratama Indonesia melalui Manager Operasional.

2) Mengupayakan dan memberikan pelayanan yang prima terhadap pelaksanaan kegiatan tambat labuh, bongkar muat, serta sandar untuk perbaikan / perawatan kapal dan alat tangkap.

3) Mengatur dan mengawasi tata letak kapal yang akan melakukan kegiatan tambat labuh dan bongkar muat, serta sandar untuk perbaikan / perawatan kapal dan alat tangkap.

4) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja petugas bongkar ikan hasil tangkapan dan muat kebutuhan perbekalan operasional kapal melaut.

5) Memberikan pelayanan dan monitoring terhadap kenyamanan pelaksanaan kegiatan bongkar ikan hasil tangkapan dan muat kebutuhan perbekalan operasional kapal melaut.


(62)

 

f. Bagian Pelayanan Es Giling

1) Mengupayakan dan melaksanakan pengaturan terhadap pemesanan kebutuhan es balok untuk digiling ke pabrik – pabrik.

2) Membuat perkiraan mengenai jumlah kebutuhan es giling untuk keperluan pengepakan / peng-es-an ikan hasil tangkapan, dan mengkoordinasikannya dengan bagian – bagian terkait di perusahaan. 3) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja pengilingan es dan

perdistribusiannya untuk keperluan pengepakan / peng-es-an ikan hasil tangkapan.

4) Melaksanakan pencatatan dan pembukuan mengenai jumlah permintaan kebutuhan es balok / es giling harian untuk kebutuhan pengepakan / peng-es-an ikan hasil tangkapan, selanjutnya melaporkannya kepada perusahaan melalui bagian keuangan.

g. Bagian Keamanan

1) Menyelenggarakan dan melaksanakan pengamanan baik secara fisik maupun non fisik terhadap ganguan yang datang dari luar maupun dari dalam lingkungan kerja perusahaan.

2) Mengupayakan dan menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman bagi seluruh karyawan dan karyawati perusahaan.

3) Melaksanakan evaluasi kerja secara rutin terhadap pengamanan lingkungan kerja perusahaan.

4) Menyelengarakan pencatatan dan pengisian jurnal kegiatan harian terhadap pelaksanaan tugas pengamanan lingkungan kerja perusahaan.


(63)

 

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI CV. KARYA PRATAMA INDONESIA

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV. Karya Pratama Indonesia Sumber : CV. Karya Pratama Indonesia

4. Laporan Keuangan Perusahaan CV. Karya Pratama Indonesia

Laporan pokok yang dihasilkan oleh penyelenggara akuntansi adalah laporan keuangan. Laporan ini dibuat sebagai pertanggung jawaban pihak manajemen kepada dewan pengurus serta kepada pihak lainnya untuk memenuhi komitmen dan pemenuhan kewajiban perundang-undangan. Laporan keuangan yang dihasilkan menyajikan informasi mengenai:

a. Posisi keuangan perusahaan untuk setiap akhir periode tertentu, baik aktiva maupun passiva, pendapatan, dan beban, serta penambahan sebagai akibat dilaksanakannya kegiatan usaha pada perusahaan tersebut.

Direktur

Manager Operasional

Bagian

Keamanan

Bagian

Perbekalan

Kapal

Bagian

Keuangan

Bagian Tata

Operasional

Pelabuhan

Bagian

Pelayanan Es


(64)

 

b. Hasil atau representasi yang dapat dicapai untuk periode yang dihasilkan. c. Rencana anggaran, realisasi atau penyimpangan yang terjadi untuk

kemudian mengambil langkah tindak lanjut bagi masing-masing tingkat manajemen sesuai dengan wewenangnya.

d. Saldo aktiva tetap seperti (kas, piutang dan persediaan) dan passiva seperti (hutang usaha) yang memungkinkan dilaksanakannya pengendalian atas masing-masing pos neraca tersebut.

Dengan informasi ini, diharapkan setiap tingkat manajemen dapat merencanakan dan mengendalikan semua kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dengan efektif dan efisien. Laporan keuangan yang disajikan dalam bab ini dibatasi pada laporan yang berhubungan dengan penyusutan laporan arus kas.

1) Neraca

Melalui ikhtisar perkiraan-perkiraan dalam neraca yang disusun secara sistematis, dapat diketahui keadaan kekayaan dan kewajiban perusahaan pada periode yang dilaporkan. Neraca juga dapat memberi gambaran posisi keuangan perusahaan yang akan menunjukkan trend (kecenderungan) dari masing-masing perkiraan aktiva dan passiva.

Neraca CV. Karya Pratama Indonesia disusun dalam bentuk laporan stafel dimana perkiraan aktiva disusun diatas perkiraan passive dan disajikan secara komparatif dapat dilihat pada lampiran I

2) Laporan laba rugi

Ikhtisar laba rugi disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai hasil usaha yang diperoleh dan biaya yang berkaitan dengan hasil usaha


(1)

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bagian ini penulis akan mencoba memuat beberapa kesimpulan dan saran terhadap analisis laporan arus kas sebagai dasar dalam pengambilan keputusan manajemen pada CV. Karya Pratama Indonesia.

A. Kesimpulan

1. CV. Karya Pratama Indonesia adalah perusahaan komanditer yang bergerak dibidang industri perikanan terpadu, yang kegiatan usahanya meliputi pelayanan fasilitas dermaga kapal perikanan, pelayanan fasilitas suplai logistik/kebutuhan perbekalan kapal perikanan melaut, pelayanan kesyahbandaran kapal perikanan, pelayanan fasilitas pendaratan/pelelangan/dan peng-es-an ikan hasil tangkapan, serta pelayanan fasilitas gudang dingin (cold storage).

2. Laporan arus kas perusahaan mengikuti format yang ada pada PSAK No.2 dengan menggunakan metode tidak langsung. Perusahaan memanfaatkan laporan arus kas untuk mengetahui situasi dan kondisi secara periodik, memahami kondisi arus kas secara keseluruhan untuk meramalkan keadaan arus kas ke depan, menditeksi secara dini kemungkinan-kemungkinan masalah yang terjadi, dan mengevaluasi prestasi dari masing-masing unit kegiatan operasi.

3. Secara umum arus kas CV. Karya Pratama Indonesia, baik karena arus kas dari aktivitas operasi lebih besar dibandingkan dengan aktivitas investasi dan pendanaan. Tetapi perusahaan juga perlu mencari dan


(2)

 

menggali sumber arus kas masuk dari aktivitas investasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kas yang baru bagi perusahaan.

4. Dalam pengambilan keputusan pihak manajemen telah melakukan analisa laporan arus kasnya dalam pengambilan keputusan, tetapi manajemen belum bisa memanfaatkan informasi yang terdapat dalam laporan arus kas untuk memperlancar operasinya.

B. Saran

1. Sebaiknya perusahaan menyusun laporan arus kas dengan menggunakan metode langsung karena dengan menggunakan metode ini dapat diestimasi aliran kas pada periode berikutnya, karena metode langsung melaporkan arus kas operasi secara mendetail.

2. Perusahaan juga perlu mencari dan menggali sumber arus kas masuk dari aktivitas investasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kas yang baru bagi perusahaan.


(3)

 

DAFTAR PUSTAKA

FSAB,APB Statement No.4, Basic Concept and Accounting Principle Underlying Financial Statement of Business Eunterprises, High Ridge Park, Standford. Hendriksen, Eidon S. 1995. Teori Akuntansi, Edisi keempat, Jilid satu, Alih

Bahasa Marinus Sinaga, Erlangga, Jakarta.

http://laporankeuanganperusahaanjakarta.glogspot.com//.

Kieso, Donald E, Weygandt, Jerry J, 2002. Akuntansi intermediate, Edisi ketujuh, jilid ketiga, Alih Bahasa Herman Wibowo, Binapura Angkasa, Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standart Akuntansi Keuangan, Salemba empat, Jakarta

Skousen, Stice, 2001. Akuntansi intermediate, Edisi ketujuh, jilid kesatu, Mas Cemerlang, Jakarta.

Sofyan S, 1999. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi satu, PT Raja Grapindo Pusada, Jakarta.

                     


(4)

 

Lampiran I

Neraca CV. Karya Pratama Indonesia

CV. KARYA PRATAMA INDONESIA NERACA

PERIODE 31 DESEMBER 2009 DAN 2010

2009 2010 Peningkatan/

Aktiva Penurunan

Aktiva lancer

Kas 687.071.738 527.996.528 159.075.210

Piutang Usaha 10.968.867.626 10.308.648.375 660.219.251

Aktiva tetap

Tanah 1.800.000.000 1.800.000.000 0

Dermaga/bangunan 1.644.000.000 1.644.000.000 0

Akum.peny.dermaga/bangunan -328.800.000 -328.800.000 0 Peralatan dan mesin 1.711.356.900 1.370.923.800 340.433.100

Akum.peny.peralatan dan

mesin -342.271.380 -274.184.768 68.086.612

Total aktiva 16.140.224.884 15.048.584.935 1.091.639.949

Kewajiban dan Ekuitas

Kewajiban lancer

Utang usaha 700.207.300 685.603.700 14.603.600

Utang beban 80.352.998 70.297.858 10.055.140

Utang pajak 287.728.618 267.517.375 20.211.243

Kewajiban jangka panjang

Pinjaman bank 100.000.000 150.000.000 50.000.000

Total kewajiban 1.168.288.916 1.173.418.933 -5.130.017

Ekuitas

Modal saham 3.600.000.000 3.600.000.000 0

Laba ditahan 11.371.935.968 10.275.116.002 1.096.819.966


(5)

 

Lampiran II

Laporan laba rugi CV. Karya Pratama Indonesia

CV. KARYA PRATAMA INDONESIA LAPORAN LABA RUGI

PERIODE 31 DESEMBER 2009 DAN 2010

2010  2009  Peningkatan/

Pendapatan       Penurunan

Pendapatan jasa lantai es batang 216.283.000 191.231.000 25.052.000

Pendapatan jasa lantai solar/minyak 163.827.750 154.851.750 8.976.000

Pendapatan jasa lantai ikan

dermaga 1.645.731.596 1.426.000.372 219.731.224

Pendapatan jasa lantai ikan ke PT.

ASSA 390.781.250 85.474.450 305.366.800

Pendapatan jasa lantai kapal luar 56.597.150 1.350.600 55.246.550

Pendapatan laba es giling 282.756.000 204.574.000 78.182.000

Laba kotor 2.725.972.746. 2.063.755.172 662.217.574

Biaya Operational

Biaya kantor 162.240.701 182.454.453 -20.213.752

Biaya gaji 943.924.900 933.360.500 10.564.400

Biaya listrik,air,telp 88.075.890 94.041.258 -5.965.368

Biaya perawatan dermaga 200.099.150 68.872.750 131.226.400

Biaya lain-lain 17.070.110 15.204.215 1.865.895

Jumlah biaya 1.411.410.751 1.293.933.203 117.477.548

Laba bersih sebelum pajak 1.314.561.995 769.821.969 544.740.026

Taksiran beban PPH 287.728.618 184.517.375 103.211.243

Laba bersih sebelum pajak 1.026.833.377 585.304.594 441.528.783

Sumber: Laporan keuangan CV. Karya Pratama Indonesia.  

     


(6)

 

Lampiran III

Laporan arus kas CV. Karya Pratama Indonesia

CV. KARYA PRATAMA INDONESIA LAPORAN ARUS KAS

PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010

Arus kas dari aktivitas operasi

Laba bersih Rp.1.026.833.377

Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba

bersih

ke arus kas bersih :

Beban Penyusutan Rp. 68.086.613

Laba bersih sebelum perubahan modal

kerja

Penambahan (pengurangan) pada :

Piutang usaha

Rp.

660.219.251) Utang usaha Rp. 14.603.600

Utang beban Rp. (10.055.140)

Utang Pajak Rp. 20.211.243 Rp.635.459.548 Arus kas bersih dari aktivitas operasi Rp.459.460.442

Arus kas dari aktivitas invertasi

Penambahan dermaga Rp. 0

Arus kas bersih dari aktivitas investasi Rp. 0

Arus kas dari aktivitas pendanaan

Penambahan pinjaman bank Rp. (50.000.000)

Arus kas bersih dari aktivitas

pendanaan Rp. (50.000.000)

Kas bersih Rp. 409.460.442