maydis Rac. Shaw dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

3. Penyakit Bulai

Downy mildew P. maydis Rac. Shaw Menurut Dwijoseputro 1978 jamur penyebab penyakit

P. maydis Rac. Shaw dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Myceteae Divisio : Eumycota Class : Oomycetes Ordo : Peronosprorales Family : Peronosporaceae Genus : Peronosclerospora Species : Peronosclerospora maydis Rac. Shaw Suku peronosporaceae mempunyai sporangiosfor yang berbeda jelas dari hifa yang biasa. Sporangiosfor mempunyai sumbu yang jelas, umumnya mempunyai percabangan. Sporangiosfor waktu permukaan berembun, miselium membentuk konidiofor yang keluar melalui mulut kulit Semangun, 2000. Dari satu mulut kulit dapat keluar satu konidiofor atau lebih. Konidium yang masih muda berbentuk bulat, sedang yang sudah masak dapat menjadi jorong, konidium berukuran 12-19 x 10-23 μm dengan rata-rata 19,2 x 17,0 μm. Konidium tumbuh dengan membentuk pembuluh kecambah. Sporangiosfor pada sclerospora panjang dan bercabang-cabang dekat dengan ujung. Sporangium tumbuh pada ujung cabang-cabang. Peronosporaceae tidak menghasilkan sporangium terus menerus tetapi sekali saja. Sporangium boleh dikatakan seragam, semuanya serupa jeruk nipis Dwidjoseputro, 1978. Universitas Sumatera Utara Gambar 5. P. maydis Rac. Shaw, a : sporangia, b : sporangiosfor Sumber : Shurtleff 1980 P. maydis tidak dapat hidup secara saprofitik. Pertanaman di bekas pertanaman yang terserang berat dapat sehat sama sekali. Jamur ini harus bertahan dari musim ke musim pada tanaman hidup. Jamur dapat terbawa ke dalam biji tanaman sakit, namun ini hanya terjadi pada biji yang masih muda dan basah pada jenis jagung yang rentan Karen dan Ruhl, 2007. Jamur menyebar dengan konidia melalui infeksi pada stomata dan lentisel. Perkembangan jamur sangat baik pada keadaan lembab, curah hujan tinggi, dan pemupukan N yang berat. Spora disebarkan oleh angin pada cuaca kering. Konidium berkecambah paling baik pada suhu 30 o C Pracaya, 1999. Daun yang telah terinfeksi menjadi bergaris-garis putih sampai kekuningan. Pada tingkat akhir warna daun menjadi kecoklatan dan kering. Pertumbuhan menjadi terhambat, bila yang terserang tanaman jagung yang baru saja tumbuh pada umur 2-3 minggu setelah tanam biasanya daun menjadi berwarna putih. Kalau umur tanaman sudah 3-5 minggu daun akan menguning dan yang baru muncul akan menjadi kaku dan kering. Tanaman bisa menjadi a b Universitas Sumatera Utara kerdil dan mati serta tidak bisa berbuah. Bagian bawah daun kelihatan ada tepung putih yang berasal dari sisa konidia dan konidiofor. Bila umur tanaman sudah kira-kira satu bulan, walaupun sudah diserang oleh jamur, namun masih bisa tumbuh dan berbuah, hanya tongkolnya tidak bisa besar, kelobot tidak membungkus secara penuh pada tongkol. Ujung tongkol masih kelihatan, kadang- kadang bijinya tak penuh atau ompong Pracaya, 1999. Penyakit bulai pada jagung terutama terdapat di dataran rendah dan jarang terdapat di daerah-daerah yang lebih tinggi dari 900-1200 m dari permukaan laut. Penyakit ini lebih banyak terdapat pada daerah yang ditanam pada musim hujan dengan curah hujan lebih dari 100 mmtahun. Infeksi hanya terjadi kalau ada air, baik air embun, air hujan atau air gutasi. Infeksi juga ditentukan oleh umur tanaman dan umur daun yang terinfeksi. Tanaman yang berumur lebih dari 3 minggu cukup tahan terhadap infeksi dan makin muda tanaman makin rentan Pangarasa dan Rahmawati, 2007. Gambar 6. Gejala serangan P. maydis Sumber : Warisno 2007 Universitas Sumatera Utara Pengendalian yang dapat dilakukan terhadap penyakit bulai pada jagung adalah sebagai berikut : 1. Penggunaan varietas tahan terhadap penyakit ini seperti Kalingga, Wijasa, Bromo, Parikesit, dan jagung hibrida. 2. Bila musim hujan datang, udara lembab, dan serangan bulai banyak maka tanaman yang terserang segera dicabut 3. Melakukan rotasi tanaman, dimaksudkan untuk memutus siklus hidup penyakit 4. Pengobatan benih dengan menggunakan Ridomil 35 SD atau Saromyl 35 SD, untuk pertanaman digunakan Ridomil Gold 350 EC 5. Pemupukan bersamaan saat tanam juga dapat membantu mencegah serangan penyakit. Tanaman akan tumbuh sehat dan kokoh sehingga mempunyai kekuatan untuk menangkal penyakit Semangun, 1993.

4. Penyakit Karat Daun