Analisa Kandungan Glikogen dan Lemak Peubah yang Diukur

600 O C, serat kasar menggunakan metode pelarutan sampel dengan asam dan basa kuat serta pemanasan dan kadar air dengan metode pemanasan dalam oven pada suhu 105-110 O C Takeuchi 1988, kandungan Cr 2 O 3 • Kelangsungan Hidup akan dikur dengan menggunakan spektrofotometer yang memiliki panjang gelombang 350 nm.

3.5.2 Analisa Kandungan Glikogen dan Lemak

Sampel hati dan daging diambil untuk mengukur kadar lemak dan glikogen. Ikan sebanyak 3 ekor dari setiap perlakuan diambil secara acak untuk dianalisa. Setiap ikan dari masing-masing perlakuan diambil hatinya secara komposit, sedangkan sampel daging diambil pada bagian dorsal. Sampel didestruksi dengan KOH 30 dan selanjutnya dihidrolisis dengan Na²SO4 pekat serta etanol 95. Kadar glikogen dihitung berdasarkan kuantitas glukosa yang dihasilkan pada proses hidrolisis tersebut, dan dihitung menurut konversi : 1 g glikogen = 1. 11 g glukosa. Sampel hasil hidrolisis di ambil sebanya k 50 μm dan dilarutkan dalam campuran Otoluidin- asam asetat glasial 3.5 ml dan dipanaskan dalam water bath pada suhu 100ºC selama 10 menit. Nilai absorbans sampel dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 635 nm. Kadar glukosa sampel dihitung dengan rumus : G = AbsSpAbsSt x GSt; dengan G adalah Glukosa sampel mg100ml, AbsSp adalah absorbans sampel, AbsSt adalah absorbans standar, dan GSt adalah kadar glukosa standar mg100ml Wedemeyer dan Yasutake 1977.

3.5.3. Peubah yang Diukur

Tingkat kelangsungan hidup TKH dihitung berdasarkan persamaan Zonneveld et al. 1991: • Pertumbuhan Relatif Pertumbuhan relatif PR dihitung dengan menggunakan rumus: TKH = ∑ total ikan akhir ekor x 100 ∑ total ikan awal ekor PR = W t – W x 100hari W Notasi : W t = Biomassa ikan akhir pemeliharaangram W = Biomassa ikan awal pemeliharaan gram PR = Pertumbuhan relatif • Efisiensi Pakan Efisiensi pakan EP dihitung dengan menggunakan rumus: Notasi : W t = bobot total ikan pada akhir pemeliharaan gram W = bobot total ikan pada awal pemeliharaangram W = d bobot total ikan yang mati selama pemeliharaan gram F = jumlah pakan yang diberikan gram • Retensi Protein RPLemak L Nilai retensi proteinlemak dihitung berdasarkan persamaan Takeuchi 1988: • Tingkat konsumsi pakan Tingkat konsumsi pakan merupakan nilai atau jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ikan selama pemeliharaan. Tingkat konsumsi pakan dihitung dengan cara menimbang jumlah pakan yang dikonsumsi ikan setiap harinya selama masa pemeliharaan. • Pengukuran Hepatosomatik Indeks HSI Hepatosomatik indeks dihitung dengan menggunakan rumus : Keterangan: dalam bobot basah EP = [W t + W d – W x 100 ] F RPL = F - I x 100 PL Notasi : F = jumlah proteinlemak tubuh akhir gram I = jumlah proteinlemak tubuh awal gram PL = jumlah proteinlemak yang dikonsumsi gram HSI = Bobot organ hati x 100 Bobot tubuh ikan uji • Pengukuran Eskresi Amonia TAN Eskresi amonia ikan per gram ikan perjam pengamatan setiap perlakuan dihitung dengan rumus : t x g V x N NH N NH jam tubuh g mg N NH amonia Ekskresi t ti ] 3 [ ] 3 [ 3 − − − = − Keterangan : [NH3-N]ti = konsentrasi amonia pada akhir pengamatan mgl [NH3-N]t = konsentrasi amonia pada awal pengamatan mgl V = volume air dalam wadah liter t = lama pengambilan sampel jam g = bobot ikan g

3.8. Analisis Statistik