± 0.7 ± 0.7 ± 0.5 ± 0.6 ± 0.7 ± 1.6 5.0 ± 1.9 ± 2.1 6.8 ± 1.4 ± 1.6 Induksi Keragaman Genetik Tanaman Anthurium Wave Of Love (Anthurium plowmanii Croat.) dengan Radiasi Sinar Gamma Dari 60Co Secara In Vitro

Tabel 8. Jumlah Daun Anthurium Wave of Love In Vitro per Eksplan pada Perlakuan Dosis Radiasi Sinar Gamma dari 60 Co setelah Subkultur II Keterangan : = berpengaruh nyata berdasarkan uji F pada taraf 5 = berpengaruh nyata berdasarkan uji F pada taraf 1 tn = tidak berpengaruh nyata berdasarkan uji F pada taraf 5 a = data yang diuji merupakan hasil transformasi x + 0.5 12 KK = koefisien keragaman Ichikawa dan Ikushima 1967 melaporkan bahwa kerusakan sel pada meristem yang diradiasi menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, namun pada tingkat dosis radiasi yang relatif rendah dapat merangsang pertumbuhan tanaman karena hilangnya kemampuan sebagian sel pada meristem untuk membelah menyebabkan aktivitas sel lain meningkat. Hal ini yang menyebabkan jumlah daun tanaman Anthurium Wave of Love in vitro pada dosis radiasi 10 Gy lebih tinggi dari jumlah daun tanaman kontrol. Wijaya 2006 melaporkan bahwa dosis radiasi sinar gamma pada 15 Gy meningkatkan jumlah daun tanaman seledri secara in vivo. Jumlah daun pada dosis 15 Gy lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah daun tanaman kontrol dan perlakuan lainnya. Kaniasari 2005 melakukan radiasi sinar gamma pada 3 kultivar mawar Rosa hybrida L secara in vitro, yaitu mawar kultivar Megawati, Talitha dan Putri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mawar kultivar Megawati dan Putri memiliki nilai rataan jumlah daun tertinggi pada dosis 15 Gy, dan jumlah daun tertinggi pada mawar kultivar Talitha adalah pada dosis 5 Gy. Jumlah daun mengalami penurunan pada dosis radiasi 20 Gy sampai 50 Gy pada mawar kultivar Megawati dan Putri. Pada mawar kultivar Talitha penurunan rataan jumlah daun terjadi pada dosis radiasi 10 Gy sampai 50 Gy. Aryani 1990 Dosis Radiasi Gy Minggu Setelah Radiasi Minggu 9 10 11 12 13 14 15 16 2.2± 0.7 2.3 ± 0.7 2.6 ± 1.0 2.8 ± 0.6 3.0 ± 0.7 3.3 ± 0.8 4.2 ± 0.8 4.4 ± 0.8 10 2.9 ± 0.7

3.3 ± 0.7

3.8 ± 0.7

4.3 ± 0.5

4.5 ± 0.6

5. ± 0.6

5.2 ± 0.7

5.4 ± 0.8

20 2.6 ± 0.6 2.4 ± 0.4 2.4 ± 0.8 2.2 ± 0.8 1.8 ± 0.9 1.5 ± 1.0 1.0 ± 1.0 0.6 ± 1.2 30 3.0 ± 0.3 3.0 ± 0.3 2.9 ± 0.6 2.9 ± 0.7 2.0 ± 0.8 1.6 ± 1.0 0.9 ± 1.2 0.7 ± 1.1 40 3.0 ± 0.6 3.0 ± 0.6 1.8 ± 0.6 1.9 ± 1.7 1.5 ± 1.2 1.2 ± 1.1 0.8 ± 1.0 0.5 ± 1.2 50 3.0 ± 0.1 3.0 ± 0.2 2.0 ± 0.7 1.0 ± 1.7 0.8 ± 1.0 0.6 ± 1.2 0.5 ± 1.1 0.4 ± 1.0 Uji F tn tn tn tn KK 20.52 19.15 27.49 23.85 a 17.85 a 15.77 a 16.61 a 16.76 a juga melaporkan bahwa radiasi sinar gamma pada dosis 5 Gy dan 10 Gy dapat merangsang peningkatan jumlah daun pada tanaman subang gladiol in vivo. Jumlah Akar a. Subkultur I Dosis radiasi sinar gamma tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah akar Anthurium of Love in vitro setelah subkultur I Tabel 9. Analisis ragam jumlah akar Anthurium Wave of Love in vitro setelah subkultur I disajikan pada Lampiran 4. Tabel 9. Jumlah Akar Anthurium Wave of Love In Vitro pada Perlakuan Dosis Radiasi Sinar Gamma dari 60 Co setelah Subkultur I Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata berdasarkan uji F pada taraf 5 a = data yang diuji merupakan hasil transformasi x + 0.5 12 KK = koefisien keragaman Selama masa pemeliharaan setelah subkultur I, akar tidak berkembang baik pada tunas tanaman kontrol maupun pada tunas tanaman yang diradiasi. Jumlah akar pada subkultur I relatif konstan atau mengalami penambahan yang kecil. b. Subkultur II Dosis radiasi sinar gamma berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah akar Anthurium Wave of Love in vitro setelah subkultur II Tabel 10. Analisis ragam jumlah akar Anthurium Wave of Love setelah subkultur II disajikan pada Lampiran 8. Pertambahan jumlah akar setelah subkultur II hanya pada perlakuan kontrol dan perlakuan dosis radiasi 10 Gy. Jumlah akar yang semakin menurun Dosis Radiasi Gy Minggu Setelah Radiasi Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 0.1 ± 0.4 0.1 ± 0.3 0.2 ± 0.3 0.3 ± 0.3 0.4 ± 0.6 0.4 ± 0.5 0.5 ± 0.7 0.7 ± 0.7 10 0.3 ± 0.4 0.3 ± 0.6 0.4 ± 0.7 0.6 ± 0.3 0.8 ± 0.9 0.8 ± 0.9 0.8 ± 1.0 0.8 ± 1.1 20 0.1 ± 0.4 0.1 ± 0.3 0.5 ± 0.1 0.6 ± 0.6 0.8 ± 1.0 0.9 ± 1.1 0.8 ± 1.0 0.9 ± 0.8 30 0.4 ± 0.4 0.4 ± 0.6 0.4 ± 0.1 0.5 ± 0.6 0.5 ± 0.7 0.5 ± 0.6 0.6 ± 0.6 0.5 ± 0.6 40 0.3 ± 0.5 0.3 ± 0.7 0.4 ± 0.2 0.4 ± 0.6 0.5 ± 0.7 0.5 ± 0.6 0.5 ± 0.8 0.5 ± 0.9 50 0.5 ± 0.8 0.4 ± 0.8 0.5 ± 0.3 0.6 ± 0.7 0.6 ± 0.8 0.7 ± 0.9 0.7 ± 0.9 0.7 ± 0.9 Uji F tn tn tn tn tn tn tn tn KK 16.02 a 13.92 a 11.18 a 10.59 a 8.31 a 8.65 a 8.27 a 6.43 a pada perlakuan dosis radiasi 20 Gy sampai 50 Gy disebabkan karena tidak terbentuk akar baru pada dosis tersebut. Pada dosis 20 Gy sampai 50 Gy banyak tunas yang mengalami kematian. Akar mulai terbentuk 1 minggu setelah subkultur II 9 MSR pada tunas perlakuan dosis radiasi 10 Gy. Pada perlakuan kontrol akar mulai terbentuk pada saat 4 minggu setelah subkultur II 12 MSR. Tabel 10. . Jumlah Akar Anthurium Wave of Love In Vitro pada Perlakuan Dosis Radiasi Sinar Gamma dari 60 Co setelah Subkultur II Keterangan : = berpengaruh nyata berdasarkan uji F pada taraf 5 = berpengaruh nyata berdasarkan uji F pada taraf 1 a = data yang diuji merupakan hasil transformasi x + 0.5 12 KK = koefisien keragaman Rata-rata jumlah akar tunas tanaman Anthurium Wave of Love in vitro pada perlakuan dosis radiasi 10 Gy selalu lebih tinggi dibandingkan rata-rata jumlah akar tunas tanaman kontrol Tabel 10. Dosis radiasi 10 Gy merupakan dosis stimulasi jumlah akar Anthurium Wave of Love in vitro. Diduga gangguan fisiologis pada sel-sel yang terkena radiasi merangsang sel lainnya untuk berdiferensiasi membentuk akar. Penghambatan pembentukan akar Anthurium Wave of Love in vitro pada tunas yang diberi perlakuan radiasi dosis 20 Gy sampai 50 Gy diduga karena radiasi sinar gamma menyebabkan kerusakan fisiologis pada sebagian sel-sel meristem eksplan sehingga mengganggu sintesis auksin endogen untuk pembentukan akar. Auksin diproduksi di bagian pucuk dan secara fisiologis berperan dalam pembentukan akar. Gordon 1981 dalam Handayani 2004 menyatakan bahwa radiasi sinar gamma dapat menghambat transportasi auksin secara basipetal sehingga terjadi gangguan pada perakaran. Pada media in vitro Dosis Radiasi Gy Minggu Setelah Radiasi Minggu 9 10 11 12 13 14 15 16 0.0 ± 0.0 0.0 ± 0.0 0.0 ± 0.0 0.2 ± 0.3 0.3 ± 0.4 0.3 ± 0.6 0.6 ± 0.6 0.9 ± 0.8 10 0.1 ± 0.1 0.1 ± 0.2 0.3 ± 0.4 0.5 ± 0.6 0.7 ± 0.7 0.8 ± 0.4 1.2 ± 1.0 1.3 ± 1.0 20 0.6 ± 0.3 0.6 ± 0.4 0.3 ± 0.6 0.2 ± 0.3 0.2 ± 0.6 0.2 ± 0.7 0.1 ± 0.8 0.1 ± 1.0 30 0.6 ± 0.4 0.6 ± 0.6 0.3 ± 0.7 0.3 ± 0.8 0.2 ± 0.5 0.2 ± 0.7 0.1 ± 0.9 0.1 ± 1.0 40 0.4 ± 0.4 0.4 ± 0.4 0.2 ± 0.8 0.2 ± 0.8 0.1 ± 0.5 0.1 ± 0.6 0.1 ± 0.9 0.0 ± 0.0 50 0.7 ± 0.5 0.7 ± 0.5 0.2 ± 0.7 0.2 ± 0.7 0.2 ± 0.6 0.1 ± 0.7 0.1 ± 1.0 0.1 ± 1.1 Uji F KK 7.12 a 7.59 a 5.26 a 4.96 a 2.14 a 3.39 a 4.02 a 2.71 a juga terdapat auksin, namun diduga pada keadaan kerusakan sel yang relatif banyak, penyerapan auksin yang disediakan pada media tidak optimal. Jumlah Tunas a. Subkultur I Tunas baru mulai terbentuk pada 4 MSR dan jumlah tunas terus bertambah sampai dengan 8 MSR. Tunas tidak hanya tumbuh dari pangkal batang, namun bisa juga muncul pada tangkai yang menyerupai tunas ketiak, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5. a b Gambar 5. Tunas Tanaman Anthurium Wave of Love In Vitro a Tunas yang Tumbuh pada Bonggol tanda panah b Tunas yang Tumbuh pada Ketiak tanda panah Dosis radiasi sinar gamma berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah tunas Anthurium Wave of Love in vitro setelah subkultur I mulai 4 MSR sampai 8 MSR Tabel 11. Analisis ragam jumlah tunas Anthurium Wave of Love in vitro setelah subkultur I disajikan pada Lampiran 5. Semakin tinggi dosis radiasi sinar gamma yang diaplikasikan, pertumbuhan tunas Anthurium Wave of Love in vitro semakin terhambat. Mulai 4 MSR sampai 8 MSR jumlah tunas terbanyak diperoleh pada perlakuan kontrol. Pada 8 MSR jumlah tunas tanaman kontrol adalah 7.2 ± 1.6 tunas. Jumlah tunas tanaman Anthurium Wave of Love in vitro yang diradiasi menyebar mulai 1.3 ± 0.2 tunas sampai 5.0 ± 1.1 tunas. Tabel 11. Jumlah Tunas Anthurium Wave of Love In Vitro pada Perlakuan Dosis Radiasi Sinar Gamma dari 60 Co setelah Subkultur I Dosis Radiasi Gy Minggu Setelah Radiasi Minggu 4 5 6 7 8

4.2 ± 1.6 5.0 ± 1.9

5.5 ± 2.1 6.8 ± 1.4

7.2 ± 1.6

10 2.5 ± 0.7 3.1 ± 1.0 4.3 ± 1.4 4.7 ± 1.5 5.0 ± 1.1 20 1.6 ± 0.4 1.7 ± 0.5 1.6 ± 0.7 1.6 ± 0.8 1.6 ± 0.8 30 1.4 ± 0.6 1.4 ± 0.8 1.5 ± 0.8 1.5 ± 0.9 1.5 ± 0.9 40 1.3 ± 0.8 1.3 ± 0.9 1.4 ± 0.8 1.4 ± 0.9 1.4 ± 0.9 50 1.2 ± 0.8 1.3 ± 0.7 1.3 ± 0.8 1.3 ± 0.8 1.3 ± 0.8 Uji F KK 12.32 a 14.33 a 14.12 a 8.73 a 10.21 a Keterangan : = berpengaruh nyata berdasarkan uji F pada taraf 1 a = data yang diuji merupakan hasil transformasi x + 0.5 12 KK = koefisien keragaman Penghambatan pembentukan tunas baru setelah subkultur I mulai terjadi pada dosis 10 Gy. Terhambatnya pembentukan tunas tanaman Anthurium Wave of Love in vitro pada perlakuan dosis radiasi 10 Gy sampai 50 Gy diduga karena sel- sel meristematik mengalami kerusakan akibat energi radiasi sinar gamma yang tinggi dan langsung menembus jaringan. Hal ini mengakibatkan terhambatnya pembelahan sel. a b Gambar 6. Tunas Baru Tanaman Anthurium Wave of Love In Vitro pada 8 MSR. a Perlakuan Kontrol tanda panah, b Perlakuan Dosis Radiasi 30 Gy tanda panah Penghambatan pertumbuhan tunas Anthurium Wave of Love in vitro akibat radiasi sinar gamma tidak hanya terlihat dari jumlahnya, namun juga dari ukurannya. Perkembangan tunas baru Anthurium Wave of Love in vitro pada perlakuan 20 Gy, 30 Gy, 40 Gy, dan 50 Gy relatif lambat dibanding dosis radiasi 10 Gy dan kontrol, ukurannya kecil dan daun yang terbentuk juga relatif kecil Gambar 6. b. Subkultur II Dosis radiasi sinar gamma berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah tunas baru Anthurium wave of Love in vitro selama pemeliharaan setelah subkultur II. Analisis ragam jumlah tunas baru setelah subkultur II disajikan pada Lampiran 9. Tunas mulai terbentuk saat 2 minggu setelah subkultur II 10 MSR. Pertambahan jumlah tunas Anthurium Wave of Love in vitro hanya terjadi pada tanaman kontrol dan pada perlakuan dosis radiasi 10 Gy. Jumlah tunas yang semakin menurun pada perlakuan dosis radiasi 20 Gy sampai 50 Gy disebabkan pada dosis tersebut tidak terbentuk tunas baru dan banyak tunas yang mati. Tunas yang terbentuk pada tanaman dengan dosis radiasi 10 Gy lebih banyak dari tunas baru yang terbentuk pada tanaman kontrol Tabel 12. Tabel 12. .. Jumlah Tunas Anthurium Wave of Love In Vitro pada Perlakuan Dosis Radiasi Sinar Gamma dari 60 Co setelah Subkultur II Keterangan : = berpengaruh nyata berdasarkan uji F pada taraf 1 a = data yang diuji merupakan hasil transformasi x + 0.5 12 KK = koefisien keragaman Pada 16 MSR jumlah tunas tanaman yang diradiasi dengan dosis 10 Gy adalah 3.7 ± 1.2 tunas. Jumlah tunas pada tanaman kontrol adalah 2.5 ± 1.5 tunas. Radiasi sinar gamma pada dosis rendah mampu merangsang Dosis Radiasi Gy Minggu Setelah Radiasi Minggu 10 11 12 13 14 15 16 1.2 ± 0.3 1.3 ± 0.5 1.5 ± 0.6