Teknik Observasi Teknik Wawancara

2 Subyek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subyek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi key subjects. 3 Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat dan di dalam studi pendahuluan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pemecahkan suatu masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan dengan permasalahan. Data yang relevan tersebut perlu digunakan pada teknik pengumpulan data, sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar valid dan dapat dipercaya. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Teknik Observasi

Menurut pendapat H. B. Sutopo 2002: 64 bahwa “Teknik observasi digunakan untuk menggali data dan sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman gambar”. Spradley seperti yang dikutip oleh H. B. Sutopo 2002: 65 juga menjelaskan bahwa “Pelaksanaan teknik dalam observasi dapat dibagi menjadi 1 Tak berperan sama sekali, 2 Observasi berperan, yang terdiri dari berperan pasif, berperan aktif, dan berperan penuh”. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 Observasi Tak Berperan Observasi ini berarti peneliti sama sekali kehadirannya dalam melakukan observasi tidak diketahui oleh subyek yang diamati. 2 Observasi Berperan Pasif Observasi ini peneliti hanya mendatangi lokasi, tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif, namun hadir dalam konteksnya. 3 Observasi Berperan Aktif Observasi ini merupakan cara khusus dan peneliti tidak bersikap pasif sebagai pengamat, tetapi memainkan berbagai peran yang dimungkinkan dalam suatu situasi yang berkaitan dengan penelitiannya, dengan mempertimbangkan akses yang bisa diperolehnya dan dimanfaatkan bagi pengumpulan data. 4 Observasi Berperan Penuh Jenis observasi ini diartikan bahwa peneliti memang memiliki peran dalam lokasi studinya, sehingga benar-benar sebagai penduduk, atau sebagai anggota lembagaorganisasi yang sedang dikaji. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi berperan pasif. Teknik observasi berperan pasif artinya bahwa peneliti akan mendatangi langsung ke lokasi tetapi sama sekali tidak berperan apapun selain sebagai pengamat pasif.

2. Teknik Wawancara

Lexy J. Moleong 2004: 135 mengemukakan bahwa “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Guba dan Lincoln seperti yang dikutip oleh Lexy J. Moleong 2004: 137 berpendapat bahwa macam-macam wawancara adalah sebagai berikut: “a Wawancara oleh tim atau panel, b Wawancara tertutup dan wawancara terbuka, c Wawancara riwayat secara lisan, dan d Wawancara terstruktur dan tak terstruktur”. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut : a Wawancara oleh Tim atau Panel Wawancara oleh tim berarti wawancara yang dilakukan tidak hanya oleh satu orang, tetapi oleh dua atau lebih terhadap seseorang yang diwawancarai. b Wawancara Tertutup dan Wawancara Terbuka Wawancara tertutup biasanya yang diwawancarai tidak mengetahui dan tidak menyadari bahwa mereka sedang diwawancarai, sedangkan wawancara terbuka adalah mereka yang sedang diwawancarai mengetahui dan menyadari bahwa mereka sedang diwawancarai. c Wawancara Riwayat Secara Lisan Maksud wawancara ini adalah untuk mengungkapkan riwayat hidup, pekerjaanya, kesenangannya, ketekunannya, pergaulannya dan lain-lain. d Wawancara Terstuktur dan Wawancara Tak Terstuktur Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menentukan sendiri masalahnya dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang menekankan kekecualian, penyimpangan, penafsiran yang tidak lazim, penafsiran kembali, pendekatan baru, pandangan ahli atau perspektif tunggal yang digunakan untuk menemukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara terstruktur dan terbuka. Wawancara terstuktur karena pokok-pokok pertanyaan diatur secara terstuktur, dibuat kerangka dan garis besarnya sebelum berada di lapangan, sehingga pertanyaan lebih terarah. Pertanyaan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan data, sehingga dapat menggali informasi secara mendalam. Terbuka artinya informan tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud wawancara itu.

3. Teknik Dokumentasi

Dokumen yang terkait

STUDI PRAKTEK GURU DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMA NEGERI I KABUPATEN PONOROGO

0 16 1

Kesiapan Guru Geografi dalam Menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Pelajaran Geografi SMA Se Kabupaten Batang

0 6 97

Kesiapan Guru Sejarah SMA Dalam Menghadapi Pelaksanaan Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi Di Kabupaten Cilacap Tahun 2004

0 9 125

Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidang Studi Geografi Kelas X Pada Materi Pokok Litosfer Tahun Ajaran 2004 2005 Di SMA Negeri 2 Rembang

1 16 149

Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Kurikulum Berbasis Kompetensi ( Studi Kasus Guru Geografi SMA Negeri di Kota Semarang

0 6 122

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA PROGRAM KEAHLIAN KHUSUS AKUNTANSI DI SMK NEGERI I BANYUDONO TAHUN AJARAN 2004 2005

0 5 114

KESIAPAN GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SDN 01 KEBAK DI KABUPATEN KARANGANYAR Kesiapan Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Di SDN 01 Kebak Di Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 14

KESIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGHADAPI SERTIFIKASI GURU PADA SMA NEGERI I KESIAPAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGHADAPI SERTIFIKASI GURU PADA SMA NEGERI I JATISRONO TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 15

Pemahaman Guru Sejarah Terhadap Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi Dalam Pembelajaran Sejarah Di SMA Negeri 1 Ungaran Tahun Ajaran 2004/2005.

0 1 106

Kesiapan Guru Untuk Menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi Dalam Bidang Studi Matematika Di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Padang Utara Kota Padang - Universitas Negeri Padang Repository

0 2 150