Daun Mata Potensi Hasil di lokasi unggulan Ketahanan Hama dan Penyakit

65 3. Deskripsi Tebu Varietas PS 863 SK Pelepasan Nomor : 685.cKpts-IX1998 Tanggal : 9 Oktober 1998 Asal persilangan : Persilangan F162 polycross pada tahun 1986 dari nomor seleksi PS 86 - 17538 Sifat-sifat morfologis 1. Batang  Bentuk batang : Ruas-ruas tersusun berbiku, berbentuk konis dengan penampang bulat.  Warna batang : hijau kekuningan  Lapisan lilin : sedang, mempengaruhi warna ruas  Noda gabus, retakan gabus dan retakan tumbuh : tidak ada  Alur mata : tidak ada  Buku ruas : berbentuk konis sampai silindris, mata akar terdiri dari 2 - 3 baris  Teras berlobang kecil

2. Daun

 Warna daun : hijau kekuningan  Ukuran daun : sedang  Lengkung daun : kurang dari ½ panjang daun  Telinga daun : Telinga daun ada dengan pertumbuhan lemah dan kedudukan tegak  Rambut pelepah : jarang, condong, panjang ± 2 mm, membentuk jalur sempit tidak mencapai puncak pelepah daun

3. Mata

 Letak mata : Terletak pada bekas pangkal pelepah daun  Bentuk mata : Berbentuk bulat dengan bagian terlebar pada tengah mata  Sayap mata : rata, pangkal sayap di atas tengah tepi mata  Rambut basal : tidak ada  Rambut jambul : tidak ada  Pusat tumbuh : terletak di atas tengah mata Sifat-sifat agronomis 1. Pertumbuhan  Perkecambahan : sedang  Diameter batang : sedang  Pembungaan : sporadis Universitas Sumatera Utara 66  Kerapatan batang : sedang

2. Potensi Hasil di lokasi unggulan

a. Lahan Sawah :  Hasil tebu tonha 294 ± 216 kuha  Rendemen ,07 ± 0,7  Hablur gula tonha 16, 2 ± 11,1 kuha b. Lahan tegalan :  Hasil tebu tonha 11 ± 248kuha  Rendemen 1,75 ± 2,07  Hablur gula tonha 2,3 ± 22,1 kuha c. Pola Keprasan :  Hasil tebu tonha 04 ± 140 kuha  Rendemen 3,24 ± 2  Hablur gula tonha 04,8 ± 7,6 kuha

3. Ketahanan Hama dan Penyakit

 Hama : toleran terhadap serangan alami penggerek pucuk dan penggerek batang  Penyakit : tahan terhadap mosaik dan blendok, peka terhadap pokahboeng Perilaku Varietas PS 863 sebelumnya dikenal dengan nama seri PS 86-17538 merupakan keturunan dari induk F 162 polycross yang dilepas Menteri Pertanian tahun 1998. PS 863 mempunyai perkecambahan baik dengan sifat pertumbuhan awal dan pembentukan tunas relatif serempak, diameter besar, lubang sedang, berbunga jarang, umur kemasakan awal tengah dengan KDT terbatas, kadar sabut sekitar 13. Kondisi tanah subur dengan kecukupan air sangat membantu pertumbuhan pemanjangan batang yang normal dan cenderung cepat. Perkecambahan mata tunas sangat mudah dan cepat tumbuh serempak. Respon terhadap pupuk N yang sangat tinggi mempunyai pengaruh terhadap kerobohan karena cepatnya pertumbuhan. Oleh karena ini dosis N yang memadai dengan aplikasi yang tepat waktu sangat diinginkan oleh varietas ini. Varietas PS 863 cocok dikembangkan pada lahan yang cukup pengairannya dengan tipe tanah ringan sampai geluhan Regosol, Mediteran, Alluvial, pada masa tanam awal. Pertumbuhan sangat cepat hingga cenderung roboh. Respon terhadap N yang sangat tinggi, maka pada awal pertumbuhan memerlukan pemupukan yang tepat waktu. Pada saat roboh akan membentuk tunas-tunas sogolan. Lubang batang sedang-besar, mudah klentek daun. Optimal rendemen terjadi pada awal-tengah giling Mei-Juni, dengan daya tahan sedang. Universitas Sumatera Utara 67 Sumber : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia Universitas Sumatera Utara 68 4. Deskripsi Tebu Varietas PS 921 SK Pelepasan Nomor : 53KptsSR.12012004 Tanggal : 16 Januari 2004 Asal persilangan : BU 1007 Polycross pada tahun 1992 Sifat-sifat morfologis 1. Batang  Bentuk ruas batang : silindris, susunan antar ruas berbiku, dengan penampang melintang bulat.  Warna batang : coklat kehijauan  Lapisan lilin : tipis  Retakan tumbuh : tidak ada  Cincin tumbuh : melingkar datar menyinggung puncak mata, dengan warna kuning kecoklatan  Teras dan lubang : masif, kadang berlubang kecil  Bentuk buku ruas : silindris, dengan 2-3 baris mata akar, baris paling atas tidak melewati puncak mata.  Alur mata : tidak ada

2. Daun

Dokumen yang terkait

Analisis Keanekaragaman Genetik Markisa (Passiflora spp.) Di Sumatera Utara Berdasarkan Penanda RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA)

9 134 57

Identifikasi Kemiripan Genetik Beberapa Genotipe Saccharum spp.Sumatera Utara denganVarietas Tebu Toleran Kekeringan (PS 864 dan PSJT 941) Menggunakan Penanda Random Amplified Polymorphism DNA

1 41 124

Analisis keragaman 20 genotipe pepaya berdasarkan penanda morfologi dan RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA)

0 2 89

Analisis keragaman 20 genotipe pepaya berdasarkan penanda morfologi dan RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA)

0 2 79

Analisis Keragaman Genetik Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium Dc.) Sumatera Utara Menggunakan Marka RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA)

4 29 82

KERAGAMAN GENETIK PLASMA NUTFAH BEBERAPA GENOTIPE PADI (Oryza sativa L.) ASAL SUMATERA BARAT BERDASARKAN ANALISIS PENANDA RAPD (Random Amplified Polymorphism DNA).

0 0 6

Analisis Keragaman Genetik Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium Dc.) Sumatera Utara Menggunakan Marka RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA)

0 1 13

Analisis Keragaman Beberapa Genotipe Tanaman Tebu (Saccharum spp.) Di Sumatera Utara Berdasarkan Marka RAPD (Random Amplified Polymorphism DNA)

0 1 34

Analisis Keragaman Beberapa Genotipe Tanaman Tebu (Saccharum spp.) Di Sumatera Utara Berdasarkan Marka RAPD (Random Amplified Polymorphism DNA)

0 0 6

Analisis Keragaman Beberapa Genotipe Tanaman Tebu (Saccharum spp.) Di Sumatera Utara Berdasarkan Marka RAPD (Random Amplified Polymorphism DNA)

0 0 19