Latar Belakang Competitiveness Analysis and Strategy of Indonesia Processed Tuna in the International Market.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki sumberdaya perikanan yang melimpah dengan jenis species yang beragam. Indonesia menjadi salah satu negara produsen dan eksportir produk perikanan ke beberapa negara. Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah Indonesia penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar 2015 dan misi yang diemban adalah menyejahterakan masyarakat Kelautan dan Perikanan. Dengan visi dan misi tersebut, peran pemasaran menjadi sangat penting karena pemasaran dapat menghela pengembangan perikanan. Pemasaran dapat mendorong peningkatan produksi, peningkatan investasi, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan, Peluang pemasaran produk perikanan Indonesia cukup besar baik di dalam negeri maupun di luar negeri, yang salah satunya disebabkan karena semakin meningkatnya konsumsi ikan masyarakat. Peningkatan konsumsi ikan dunia dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Gambar 1. 2 4 6 8 10 12 14 16 18 19 6 1 19 6 3 19 6 5 19 6 7 19 6 9 19 7 1 19 7 3 19 7 5 19 7 7 19 7 9 19 8 1 19 8 3 19 8 5 19 8 7 19 8 9 19 9 1 19 9 3 19 9 5 19 9 7 19 9 9 20 1 Total fish Pigmeat Poultry Meat Bovine Meat Mutton Goat Meat Meat, Other Gambar 1 Konsumsi Protein Hewani per Kapita Dunia dalam kg berat hidup dan berat karkas Sumber : FAO, 2002, diolah 2 Dalam gambar tersebut dapat diketahui bahwa konsumsi ikan dunia hmapir selalu mengalami peningkatan dan berada di urutan pertama dibanding konsumsi protein hewani lainnya. Peningkatan konsumsi ikan dunia ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : 1. Meningkatnya kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya kesehatan sehingga menyebabkan beralihnya pola konsumsi masyarakat dunia dari red meat ke white meat. 2. Berkembangnya isu beberapa penyakit yang menyerang hewan sebagai sumber protein yang dapat menular ke manusia seperti sapi gila, anthrax, penyakit mulut dan kuku. Hal ini menyebabkan masyarakat dunia mengalihkan konsumsi ke sumber protein yang berasal dari ikan. 3. Meningkatnya jumlah penduduk dunia dan meningkatnya pendapatan penduduk dunia sehingga menyebabkan meningkatnya kebutuhan bahan makanan. Namun demikian, globalisasi yang terjadi juga merupakan tantangan dalam memasarkan produk perikanan Indonesia. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial bagi negara produsen perikanan. Negara- negara produsen menjadikan Indonesia sebagai target pasar sasaran untuk mengekspor produknya. Oleh karena itu, agar produk perikanan Indonesia dapat bersaing dengan produk-produk impor, produk perikanan Indonesia harus memiliki keunggulan. Di pasar internasional, produk perikanan Indonesia juga harus mampu memiliki daya saing yang tinggi untuk dapat diterima di negara- negara tujuan ekspor. Tuna merupakan salah satu komoditas perikanan yang banyak dihasilkan di Indonesia. Ikan tuna merupakan jenis ikan ekonomis tinggi dan merupakan komoditas penghasil devisa negara nomor dua untuk komoditas perikanan sesudah udang. Pada tahun 2009, produksi ikan tuna cakalang, albacore, mandidihang, tuna sirip biru selatan, tuna mata besar sebesar 541.303 ton. Ekspor tuna pada tahun 2009 sebesar 352.300 ton atau 65 dari total produksi. 3 Sebagian besar produksi ikan tuna Indonesia di ekspor ke beberapa negara tujuan seperti Jepang, Uni Eropa dan Amerika. Permintaan tuna di Jepang dan Amerika Serikat dari tahun ke tahun tidak pernah mengalami penurunan. Pasar Jepang lebih memilih fresh tuna karena cocok untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan sashimi yang digemari oleh konsumen Jepang. Sementara itu, konsumen tuna di Amerika Serikat lebih suka makan sandwich sehingga pasar tuna Amerika lebih banyak mengimpor tuna frozen. Jenis-jenis barang yang diekspor biasanya menggunakan kode HS Harmonized System. Kode HS ini digunakan sebagai salah satu instrumen yang paling utama khususnya di dalam pengelompokkan statistik perdagangan internasional dan klasisfiskasi dalam pembebanan Tarif Bea Masuk atas barang impor. Kode HS juga digunakan untuk keperluan klasifikasi barang ekspor, pungutan yang berkaitan dengan ekspor dan keperluan lainnya yang terkait dengan perdagangan internasional. Jenis-jenis tuna Indonesia yang diperdagangkan di pasar internasional adalah ikan tuna segar, tuna beku dan tuna olahan. Untuk ikan tuna segar meliputi beberapa kode HS yaitu : 030231 : Ikan albacore atau tuna bersirip biru panjang Thunnus alalunga atau sering disebut albacore or longtinned tunas 030232 : Ikan tuna bersirip kuning Thunnus albacares atau sering disebut yellowfin tunas 020233 : Ikan skipjack atau stripe-bellied bonito skipjack or strippe bellied bonito 030234 : Ikan tuna bermata besar Thunnus obesus Bigeye tunas 030235 : Ikan tuna bersirip biru Thunnus Thynnus Bluefin tunas 030236 : Ikan tuna bersirip biru selatan Thunnus muccoyii shouthern bluefin tunas 030239 : Ikan tuna lainnya selain cakalang, sirip kuning dan albacore Sedangkan ikan tuna beku yang diperdagangkan di pasar internasional meliputi beberapa kode HS yaitu : 030341 : Ikan albacore atau tuna bersirip biru panjang Thunnus alalunga atau sering disebut albacore or longtinned tunas 4 030342 : Ikan tuna bersirip kuning Thunnus albacares atau sering disebut yellowfin tunas 030343 : Ikan skipjack atau stripe-bellied bonito skipjack or strippe bellied bonito 030344 : Ikan tuna bermata besar Thunnus obesus Bigeye tunas 030345 : Ikan tuna bersirip biru Thunnus Thynnus Bluefin tunas 030346 : Ikan tuna bersirip biru selatan Thunnus muccoyii shouthern bluefin tunas 030349 : Ikan tuna lainnya selain cakalang, sirip kuning dan albacore Sementara itu, ikan tuna olahan yang diperdagangkan di pasar internasional hanya mempunyai kode HS 160414 : ikan diolah atau diawetkan dari ikan tuna skipjack dan bonito dalam kemasan kedap udara atau kemasan lainnya BTBMI, 2008. Tuna olahan yang diekspor terdiri dari ikan tuna fillet, tuna loin, tuna kaleng, tuna asap, katsuobushi dan steak tuna. Volume ekspor tuna Indonesia periode tahun 2006 – 2009 mengalami peningkatan, namun demikian pada tahun 2010 volume ekspor tuna Indonesia mengalami penurunan sekitar 7. Hampir 60 ekspor ikan tuna Indonesia dalam bentuk ikan segar dan beku. Negara tujuan ekspor tuna segar adalah Jepang yang mencapai hampir 80 dari total ekspor tuna segar, kemudian disusul Amerika Serikat, Belanda dan Yemen. Negara pesaing Indonesia untuk produk tuna segar adalah Kroasia, Malta, Tunisia, Turki, Australia, Spanyol, Jepang USA dan Equador Uncomtrade, 2011, diolah Sementara itu, ikan tuna beku sebagian besar diekspor ke Jepang, Amerika Serikat, Thailand, Singapura, Meksiko dan Yemen. Negara pesaing Indonesia untuk produk tuna beku adalah Kolombia, Philippina, Korea, Spanyol, Perancis, Jepang, Australia, Mexico dan China. Ikan tuna olahan Indonesia diekspor ke beberapa negara tujuan seperti Jepang, Amerika Serikat, Jerman, Yordania, Lybia, Thailand, Inggris dan Yemen. Negara pesaing produk olahan tuna Indonesia adalah Thailand, Philipina, Italia, Spanyol, Mauritus, Equador, Belanda, China dan El Salvador. Komposisi volume ekspor tuna segar, beku dan olahan dapat dilihat pada Tabel 1. 5 Tabel 1 Volume Ekspor Tuna Indonesia Tahun 2006 – 2010 Ton Kode HS 2006 2007 2008 2009 2010 Tuna Segar 24.070 28.460 37.062 26.674 17.949 030231 62 14 80 316 3 030232 9.698 10.521 10.496 7.479 6.077 030233 1.698 3.395 4.264 461 26 030239 12.647 14.530 22.223 18.418 11.843 Tuna Beku 20.660 40.426 46.144 49.682 49.734 030341 832 830 1.838 3.367 3.012 030342 4.635 4.185 3.991 8.059 11.316 030343 7.572 17.264 21.886 24.700 28.045 030349 7.621 18.174 18.429 13.557 7.360 Tuna Olahan 47.092 52.430 46.850 55.193 54.767 160414 47.092 52.430 46.850 55.193 54.767 Total Tuna 91.822 121.316 130.056 131.550 122.450 Sumber : Uncomtrade, 2011, diolah Berdasarkan nilai ekspor, komposisi ekspor ikan tuna segar, beku dan olahan hampir tidak ada pergeseran yang berarti. Nilai ekspor ikan tuna segar, beku dan olahan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Nilai ekspor ikan tuna Indonesia tahun 2006 2010 000 Kode HS 2006 2007 2008 2009 2010 Tuna Segar 89.271 90.525 100.646 95.710 110.575 030231 204 8 55 154 25 030232 29.918 36.186 34.725 30.925 38.104 030233 1.426 2.248 3.774 283 33 030239 57.723 52.084 62.092 64.348 72.413 Tuna Beku 31.505 61.881 72.201 66.418 86.478 030341 2.516 2.977 3.252 4.507 4.897 030342 12.543 19.563 17.353 19.602 31.509 030343 6.452 18.235 29.398 20.893 32.507 6 030349 9.994 21.106 22.199 21.416 17.565 Tuna Segar 120.776 152.406 172.849 162.128 197.052 160414 129.790 151.942 174.341 190.173 186.178 Total Tuna 250.567 304.348 347.190 352.300 383.230 Sumber : Uncomtrade, 2011, diolah Ekspor tuna olahan akan memberikan nilai tambah dan mendorong tumbuhnya industri pengolahan ikan di dalam negeri maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan nilai tambah ekspor ikan tuna. Dukungan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan industri pengolahan tuna ini sangat diperlukan, sehingga ekspor tuna olahan akan meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan devisa negera. Nilai ekspor ikan tuna tersebut masih dapat ditingkatkan dengan jalan meningkatkan daya saing produk tuna Indonesia khususnya tuna olahan. Untuk meningkatkan daya saing tuna olahan Indonesia di pasar dunia maka perlu political will pemerintah untuk mendukung industrialisasi tuna sehingga daya saing tuna dapat ditingkatkan. Mengingat permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk menjawab bagaimana daya saing tuna olahan Indonesia di pasar dunia dan bagaimana strategi pengembangan industri tuna Indonesia untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah ekspor tuna olahan. Guna memberikan gambaran bagaimana daya saing tuna olahan Indonesia di pasar internasional dibandingkan dengan negara-negara pesaing Indonesia dan bagaiamana strategi peningkatan daya saing tuna Indonesia, maka perlu dilakukan penelitian terkait hal tersebut.

1.2. Perumusan Masalah