15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi adalah letak atau tempat Alwi, dkk 2003: 680. Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak Kartika 1—17 Yon Armed Deli Tua Kecamatan Sibiru-biru
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu merupakan seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau langsung Alwi, 2005: 1267. Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 15
Desember 2014 sampai tanggal 15 Januari 2015.
3.2 Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh KBBI, 2003: 994. Sumber data dalam penelitian ini adalah anak-anak yang bersekolah di Taman
Kanak-kanak Kartika 1—17 Yon Armed Deli Tua Kecamatan Sibiru-biru Kabupaten Deli Serdang. Peneliti mengamati sepuluh orang anak untuk dijadikan narasumber, lima
orang berjenis kelamin perempuan dan lima orang anak berjenis kelamin laki-laki. Setiap anak yang diteliti harus berusia lima tahun, sehat jasmani dan rohani.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang dilaksanakan dalam memecahkan masalah Sudaryanto, 1993: 137. Sebelum melakukan pengumpulan data terlebih dahulu
dilakukan observasi. Hal ini dilakukan untuk mengamati kata-kata yang digunakan oleh
16 anak-anak yang bersekolah di Taman Kanak-Kanak Kartika tersebut. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak. Metode simak yaitu menyimak penggunaan bahasa Sudaryanto, 1993: 133. Peneliti menyimak tuturan yang akan
disampaikan oleh anak usia lima tahun di Taman Kanak-Kanak Kartika Yon Armed Deli Tua.
Adapun teknik dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sadap. Penyimakan atau metode simak itu diwujudkan dengan penyadapan, maksudnya
menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang Sudaryanto, 1993: 133. Metode simak ini memiliki teknik lanjutan yaitu teknik simak libat cakap Sudaryanto,
1993: 134. Peneliti terlibat langsung dalam dialog, konversasi, imbal wicara atau ikut serta dalam proses pembicaraan anak-anak yang saling berbicara. Hal ini berarti bahwa
peneliti memperhatikan perkataan yang digunakan oleh si anak. Peneliti juga melakukan teknik bercerita untuk menghasilkan kosakata yang lebih banyak. Teknik catat sebagai
teknik akhir dari metode simak dengan tujuan untuk mencatat kata-kata yang diucapkan oleh para informan si anak.
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, mulailah dilakukan analisis terhadap data untuk menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah ditetapkan. Data dianalisis dengan
menggunakan metode padan. Metode padan merupakan metode yang alat penentunya diluar dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan Sudaryanto, 1993: 13.
Teknik Pilah Unsur Penentu sebagai teknik dasar dalam penganalisisan data-data tersebut dan alat penentunya ialah daya pilah sebagai pembeda referen. Dengan daya
pilah pembeda referen, dapat diketahui bahwa referen yang berupa kata benda, kata
17 kerja, kata keadaan, kata ganti orang, kata keterangan, kata bilangan, kata sambung,
kata depan, kata sandang, dan kata seru. Kemudian dilanjutkan dengan teknik lanjutan yaitu teknik hubung banding menyamakan Sudaryanto, 1993: 27. Teknik hubung
banding menyamakan yaitu menyamakan dan membandingkan jumlah jenis kata yang sudah diperoleh dan sering digunakan oleh anak usia lima tahun tersebut.
Contoh: 1. Pelosotan
Arlani: “Main pelosotan” Dari contoh 1 di atas Arlani mengucapkan beberapa jenis kata, yaitu kata kerja main
dan kata benda pelosotan. Kata kerja adalah kata yang menyatakan pekerjaan atau perbuatan. Kata main
merupakan kata kerja, karena menyatakan perbuatan atau pekerjaan. Kata main merupakan kata kerja transitif yaitu kata kerja yang dapat diberi objek, sedangkan kata
pelosotan merupakan kata benda kongkret yaitu kata benda yang nyata yang dapat dilihat atau diraba. Pada data 1 Arlani sudah menggunakan sufiks nominal {-an}.
2. Makan, nasi, kue, enak Arlani: “Makan nasi sama kue”
Arlani: “Enak..”
Dari contoh 2 di atas Arlani mengucapkan beberapa kata yaitu kata kerja makan, kata benda nasi, kue. Kata makan merupakan kata kerja transitif yaitu kata kerja yang
18 dapat diberi objek, kata nasi dan kue merupakan kata benda kongkret yaitu kata benda
yang nyata yang dapat dilihat atau diraba. Kata enak merupakan kata sifat.
19
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pemerolehan Jenis Kata pada Anak Usia Lima Tahun
Dalam proses perkembangannya, semua anak normal pasti akan memperoleh suatu bahasa yang ilmiah. Dengan kata lain, setiap anak yang normal atau
pertumbuhannya yang wajar, memperoleh suatu bahasa yaitu “bahasa pertama atau “bahasa ibu” dalam tahun-tahun pertama kehidupannya sehari-hari. Bahasa ibu atau
native language adalah bahasa pertama yang dikuasai atau diperoleh anak Dardjowidjojo, 2003: 241. Bahasa inilah yang awalnya dikenal dan dipergunakan anak
dalam kehidupannya sehari-hari sebagai alat komunikasi. Pemerolehan kata pada anak dipengaruhi oleh apa yang dilihat dan diajarkan.
Pemerolehan bahasa anak di Taman Kanak-Kanak akan berpengaruh dengan pengucapan dan bentuk yang dihasilkan. Anak yang sudah bersekolah akan sangat
berbeda pemerolehan kosa katanya dengan anak yang belum bersekolah. Anak yang sudah dididik di lingkungan sekolah sudah memahami kosakata yang benar.
Pemerolehan kata pada anak tergantung pada benda-benda dan kegiatan yang sering dilihat dan dilakukannya setiap hari. Anak yang sudah di didik di Taman Kanak-Kanak
akan memeroleh kosa kata yang lebih beragam dan pengetahuan yang lebih baik, misalnya dalam mengeja abjad dan menghafalnya, menghitung angka-angka, menyanyi,
dan mengenali benda-benda yang ada disekitarnya.