Pengelolaan Suhu Suhu air tambak sangat tergantung pada kondisi cuaca. Suhu merupakan

dan musim. Menurut Farida 2011, Salinitas memiliki pengaruh yang relatif kecil terhadap organisme yang bersifat euryhaline mampu beradaptasi terhadap rentan salinitas yang tinggi. Pengaruh salinitas menjadi besar apabila terjadi perubahan secara mendadak. Salinitas yang terlalu tinggi juga dapat menyebakan udang vaname kesulitan untuk moulting, sehingga seringkali menyebabkan pertumbuhan udang menjadi lebih lambat Budi, 2004 dalam Farida, 2011.

4.3.4 Pengelolaan Suhu Suhu air tambak sangat tergantung pada kondisi cuaca. Suhu merupakan

parameter lingkungan yang secara langsung dapat mempengaruhi metabolisme, konsumsi oksigen dan pertumbuhan. Suhu perairan tentu berbeda pada pagi dan malam hari, namun jika terjadi fluktuasi yang sangat tinggi dan cepat akan menyebabkan udang menjadi stress. Hal itu pula berdampak pada kekebalan tubuh serta kesehatan udang untuk itu perlu dilakukan usaha untuk mengurangi tingkat fluktuasi yang tinggi di tambak. Pengukuran suhu dilakukan setiap hari, Pengamatan suhu dilakukan bersamaan pada saat pengukuran DO. Kisaran suhu pada tambak E1 di PT. Indonusa Yudha Perwita pada pagi hari yaitu 26,7 o C – 30,9 o C, sedangkan pada malam hari yaitu 27,3 o C – 32,7 o C. Hasil pengukuran suhu tambak pada grafik E1 Gambar 13. Gambar 13. Grafik hasil pengukuran suhu harian Kondisi suhu tertinggi selama pemeliharaan udang vaname yaitu sebesar 32,7 o C dan terendah yaitu 26,7 o C. Salah satu faktor yang mempengaruhi suhu yaitu cahaya matahari, selain itu cuaca dan musim juga mempengaruhi suhu di perairan tambak Trinando, 2015. Suhu tertinggi di perairan tambak diluar kisaran optimum optimal 26 – 30 o C. Namun demikian kondisi tersebut tidak menyebabkan gangguan pada udang karena peningkatan suhu terjadi secara bertahap. Menurut Boyd 1981 dalam Trinando 2015 udang akan mengalami kematian jika peningkatan suhu terjadi secara drastis. Kematian terjadi karena kejutan suhu yang fluktuatuf sehingga membutuhkan banyak energi untuk beradaptasi. Semakin tinggi suhu, tingkat kelarutan oksigen semakin rendah, namun berbanding terbalik dengan tingkat konsumsi oksigen. Semakin tinggi suhu maka tingkat konsumsi oksigen semaki tinggi Boyd, 1981 dalam Trinando, 2015. Udang vaname dapat tumbuh baik jika berada pada kondisi suhu optimum 26-32 o C Suhu terendah saat pengamatan yaitu 26,6 o C. Nilai ini masih dalam kisaran optimum. Jika suhu 25 o C akan berpengaruh terhadap proses respirasi dan metabolisme dalam tubuh udang yang dapat mempengaruhi pertumbuhan Kordi dan Tanjung, 2010 dalam Trinando, 2015. Dari hasil pengamatan pertumbuhan lampiran 6 kondisi suhu perairan tambak selama masa pemeliharaan mendukung pertumbuhan udang vaname secara optimal hingga panen. Pengelolaan suhu air dapat dilakukan dengan pengoptimalan penggunaan kincir. Selain sebagai penyuplai oksigen terlarut di perairan juga berfungsi sebagai alat bantu untuk menciptakan suhu yang homogen sehingga mencegah adanya lapisan suhu bawah dan atas thermocline karena dalam tingkat suhu yang fluktuatif akan menyebabkan pengadukan dasar tambak upwelling sehingga senyawa – senyawa toksik yang berada di dasar tambak akan terangkat dan dapat mengganggu aktiftas udang, terutama dalam respirasi Trinando, 2015. Menurut Farida 2011, Cara yang dapat dilakukan untuk memperkecil fluktuasi suhu yang tinggi yaitu diperlukan adanya partikel hidup atau mati yang dapat menyerap panas dan menyimpannya hingga malam. Phytoplankton merupakan salah satu jawaban yang dapat membantu penyimpanan energi panas tersebut, sehingga fungsi phytoplankton tidak hanya sebagai penyuplai oksigen bagi udang tetapi juga sebagai stabilisher suhu di perairan tambak.

4.3.5 Amonia dan Nitrit