membutuhkan cost produksi yang lebih besar tidak seimbang dengan hasil panennya. Kondisi ini diakibatkan oleh beberapa sebab diantaranya kondisi
potensi fisik lahan, sistem usaha tani yang tidak sesuai, bisa juga karena sering terkena hama penyakit padi.
5. LPPB 5 merupakan bidang lahan pertanian padi sawah yang beririgasi,
mempunyai produktivitas 4 tonha, BCR 1,497 dan LKHL 10 ha. Kawasan lahan pertanian padi sawah seperti ini di wilayah penelitian tidak ada.
6. Cadangan LPPB merupakan bidang lahan pertanian padi sawah yang
potensial beririgasi, mempunyai pembatas produktivitas dan BCR di bawah nilai syarat LPPB. Namun karena sudah mempunyai modal sistem irigasi maka
perlu diupayakan keberlanjutannya dengan pengolahan lahan yang optimal melalui sistem usaha tani yang efisien.
7. Bukan LPPB merupakan bidang lahan pertanian padi sawah yang tidak
beririgasi, mempunyai produktivitas, BCR dan LKHL di bawah nilai syarat LPPB. Kawasan lahan seperti ini disarankan untuk dapat dialih-fungsikan
menjadi penggunaan lain agar lebih optimal, seperti untuk tambak, hutan produksi, atau yang lainnya.
Teknik Pengenalan LPPB Melalui Citra Penginderaan Jauh
Pada tahap awal kegiatan dilaksanakan penyadapan data penggunaan lahan dan sistem irigasi melalui citra satelit yang mempunyai resolusi spasial sedang ±
10 m seperti ALOS, SPOT, dst. Pada resolusi spasial demikian suatu obyek mempunyai kisaran nilai piksel yang cukup bervariasi, oleh karena itu
penyadapan data sebaiknya menggunakan cara interpretasi secara visual dengan pendekatan pola tanggap spektral dan karakteristik dasar penciri obyek berupa
ronawarna, tekstur, pola, ukuran, bentuk, bayangan dan situs. Data penggunaan lahan yang diperoleh selanjutnya dibedakan menjadi sawah dan non sawah. Data
sawah dibedakan menjadi sawah beririgasi dan sawah tidak beririgasi. Sawah beririgasi dapat dikenali dari adanya kenampakan sawah yang jenuh air dan
adanya jaringan irigasi atau sumber air yang terhubung dengan sawah tersebut. Data sawah yang dilengkapi dengan sistem irigasi dan jaringan jalan dari
penggunaan lahan digunakan untuk mengkelaskan data luasan kesatuan hamparan lahan LKHL.
Bersamaan dengan kegiatan ini dilaksanakan juga ekstraksi data EVI melalui citra satelit yang mempunyai resolusi spasial kecil dan resolusi temporal
baik Seperti MODIS. Data EVI dimaksudkan untuk mengetahui produktivitas padi sawah. Data produktivitas padi sawah didekati dengan mengetahui
keterkaitan antara besarnya nilai EVI pada posisi picpoint dengan produktivitas padi sawah aktual yang di peroleh dari survei lapangan. Keterkaitan ini diuji
dengan uji statistik korelasi. Persamaan yang didapat digunakan untuk menduga produktivitas padi sawah series tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan Indeks
Penanaman diketahui dari jumlah picpoint dari undulan parobolik yang dinampakkan pada grafik antara nilai EVI dan periode waktu dari citra yang
digunakan. Grafik nilai EVI dengan periode waktu series beberapa tahun juga dapat digunakan untuk membaca gejala yang berkembang pada lahan sawah,
seperti perkembangan pertumbuhan padi, adanya gangguan terhadap tanaman padi, perkiraan gagal panen dan adanya degradasi lahan.
Survei lapangan dilaksanakan pada lokasi sampel dengan pendekatan unit lahan. Pengambilan sampel unit lahan secara Stratified Purposive yang disusun
dari data Penggunaan Lahan Sawah, Sistem Irigasi dan Jenis Tanah. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain berupa ground cecking data hasil interpertasi citra
dan wawancara untuk memperoleh data cost produksi dan data produktivitas aktual.
Sedangkan data BCR diperoleh dari hasil perhitungan dari data Produktivitas dan Indeks Penamanan yang diperoleh dari citra MODIS yang
dipadu dengan data Cost produksi dari lahan padi sawah yang diperoleh dari survei lapangan. Dalam menghitung BCR ini diketahui juga nilai BCR pada posisi
BEP untuk hidup para petani di wilayah penelitian. Kegiatan selanjutnya adalah penentuan kriteria yang digunakan untuk
klasifikasi LPPB di wilayah penelitian. Lahan sawah yang memenuhi kriteria yang ditentukan digolongkan menjadi LPPB. Pememilihan LPPB juga bisa
dilaksanakan dengan analisis spasial dengan Sistem Informasi Geografi SIG menggunakan dasar kriteria yang telah ditetapkan.
Pendekatan Metodologi pelaksanaan Teknik Pemilihan Lahan Pertanian Padi Sawah Berkelanjutan ini dapat digambarkan sebagai berikut :