OPTIMALISASI MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERCATAT DI BEI

(1)

i

OPTIMALISASI MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN

SEMEN YANG TERCATAT DI BEI

SKRIPSI

Oleh: Hessy Dwi Irawati 201010160311130

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


(2)

ii

OPTIMALISASI MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN

SEMEN YANG TERCATAT DI BEI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh: Hessy Dwi Irawati 201010160311130

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

x Yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Hessy Dwi Irawati Nim : 201010160311130 Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Malang Dengan ini menyatakan yang sebenar-benarnya bahwa:

1. Tugas Akhir dengan judul “Optimalisasi Modal Kerja pada Perusahaan Semen yang Tercatat di BEI” adalah hasil karya saya, dalam naskah tugas akhir tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis di kutip naskah ini disebutkan dalam sumber dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam tugas akhir ini dapat di buktikan unsur-unsur Plagiasi saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN DAN GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN. serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 24 Juni 2014


(11)

xi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi yang berjudul “Optimalisasi Modal kerja Pada Perusahaan Semen Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia” disusun dengan tujuan untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Kesarjanaan di bidang Ekonomi, program studi Manajemen pada Universitas Muhammadiyah Malang. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang terlibat dalam legalisasi Surat Keputuasan pembimbingan skripsi.

2. Dr. Marsudi, M.M. selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang terlibat dalam penjadwalan skripsi dari pendaftaran hingga wisuda.

3. Dra. Erna Retna Rahadjeng, M.M., AFP selaku Dosen Wali Kelas C Angkatan 2010 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang dan selaku Dosen Pembimbing Pertama yang selalu memberikan semangat untuk memicu peningkatan prestasi, yang penuh kesabaran telah memberikan bimbingan serta petunjuk hingga selesainya penulisan skripsi ini.

4. Drs. Wiyono, M.M selaku Dosen Pembimbing Kedua yang bersedia meluangkan waktunya untuk mengoreksi serta memberikan petunjuk yang sangat bermanfaat guna penyusunan skripsi ini serta tak henti-hentinya memberi semangat dan kemudahan kepada penulis.

5. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf pengajar Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan pendidikan dalam bangku pekuliahan.


(12)

xii

6. Ayah Hariyono (Alm) dan Ibu Winarti, kedua orang tua tercinta yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materil yang setiap saat selalu memberikan perhatian, kasih sayang, serta semangat dan setiap malam selalu menenemani penulis dalam pengerjaan dan penyelesaian skripsi ini.

7. Novy Eka Herawati dan Agung Purnomo, kedua kakak tersayang yang selalu memberi motivasi serta memberi dukungan agar selalu giat dalam perkuliahan dan menyelesaikan skripsi.

8. Princezza Khairani Vidya Prasraya, Sony Ramadaningrum, Rizky Widi Saputra, dan Alfin Aris Munandar, adek-adekku yang selalu memberi motivasi, serta dukungan agar selalu giat dalam penyelesaian skripsi ini. 9. Seseorang yang selalu memberi motivasi dalam suka maupun duka, serta

yang selalu menemani selama ini my lovely Arista Endrianoor (Gemboz). 10. Teman – teman terbaik saya khusunya konsentrasi keuangan, Informatika F

(Ridde, Habib, Tofik, dkk), teman-teman KKN 01 Ngantang yang telah memberikan motivasi serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Teman – teman Kelas C angkatan 2010 yang telah memberikan motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Semua pihak yang telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih bantuannya.

Semoga pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penulisan skripsi ini mendapat limpahan rahmat dari Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Hal ini karena terbatasnya kemampuan penulis sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat beramanfaat bagi pembaca.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Malang, 02 Mei 2014 Penulis

Hessy Dwi Irawati 201010160311130


(13)

xiii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Penelitian ... 7

C. Batasan Penelitian ... 7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

II. TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 9

B. Landasan Teori ... 10

1. Modal Kerja... 10

2. Jenis-jenis Modal Kerja ... 12

3. Elemen-elemen Modal Kerja ... 14

4. Konsep-konsep Modal Kerja ... 15

5. Pentingnya Modal Kerja ... 17

6. Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja ... 19

7. Kebijakan Modal Kerja ... 22

8. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja ... 24

9. Tujuan Manajemen Modal Kerja... 25

10.Sumber Modal Kerja ... 27

11.Penggunaan Modal Kerja ... 30

12.Penentuan Kebutuhan Modal ... 31


(14)

xiv

C. Kerangka Pikir ... 34

D. Hipotesis ... 35

III.METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 36

B. Populasi dan Sampel ... 36

C. Jenis dan Sumber Data ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 37

E. Definisi Operasional ... 37

F. Metode Analisis Data ... 42

G. Uji Hipotesis ... 42

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43

1. Gambaran Umum Perusahaan ... 43

2. Analisis Data ... 49

a. Menghitung Perputaran Elemen Modal Kerja Dalam Kali ... 49

b. Menghitung Perputaran Elemen Modal Kerja Dalam Hari .... 54

c. Menghitung Perputaran Modal Kerja ... 55

d. Menghitung Penjualan Tahun Mendatang ... 57

1). Ramalan Penjualan Tahun Mendatang ... 58

e. Menghitung Modal Kerja Optimal ... 59

B. Hasil Pengujian Hipotesis ... 60

a. Menghitung Selisih MKR dan MKO ... 60

b. Menghitung Prosentase Tingkat Toleransi MKR dan MKO . 61 C. Pembahasan ... 63

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67


(15)

xv

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR


(17)

xvii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Perubahan Penjualan Periode 2008-2012 ... 5

2. Tabel 2.1 Perubahan Modal Kerja Kotor Periode 2008-2012 ... 6

3. Tabel 4.1 Data Kas,Piutang,dan Persediaan Periode 2008-2012 ... 47

4. Tabel 4.2 Data Penjualan Periode 2002-2012 ... 48

5. Tabel 4.3 Perputaran Elemen Modal Kerja Kas (Kali) 2008-2012 ... 50

6. Tabel 4.4 Perputaran Elemen Modal Kerja Piutang (Kali) 2008-2012 ... 51

7. Tabel 4.5 Perputaran Elemen Modal Kerja Persediaan (Kali) 2008-2012 53 8. Tabel 4.6 Perputaran Elemen Modal Kerja Dalam Hari 2008-2012... 54

9. Tabel 4.7 Perputaran Modal Kerja ... 56

10. Tabel 4.8 Selisih Kuadrat Terkecil 2002-2012 ... 57

11. Tabel 4.9 Ramalan Penjualan Tahun Mendatang 2013-2014 ... 58

12. Tabel 4.10 Modal Kerja Optimal periode 2008-2012 ... 60

13. Tabel 4.11 Selisih Antara MKR dan MKO Periode 2008-2012 ... 61


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Perhitungan Perubahan Modal Kerja Kotor 2002-2012 2. Perhitungan Perubahan Penjualan 2002-2012

3. Perhitungan Modal Kerja Riil 2008-2012

4. Perhitungan Elemen Modal Kerja Dalam Kali 2008-2012 5. Perhitungan Elemen Modal Kerja Dalam Hari 2008-2012 6. Perhitungan Perputaran Modal Kerja 2008-2012

7. Perhitungan Trend Linier PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2002-2012 8. Perhitungan Trend Kuadratik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

2002-2012

9. Perhitungan Trend Eksponensial PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2002-2012

10.Perhitungan Selisih Kuadrat Terkecil PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2002-2012

11.Perhitungan Trend Linier PT Holcim Indonesia Tbk 2002-2012 12.Perhitungan Trend Kuadratik PT Holcim Indonesia Tbk 2002-2012 13.Perhitungan Trend Eksponensial PT Holcim Indonesia Tbk 2002-2012 14.Perhitungan Selisih Kuadrat Terkecil PT Holcim Indonesia Tbk 2002-2012 15.Perhitungan Trend Linier PT Semen Indonesia Tbk 2002-2012

16.Perhitungan Trend Kuadratik PT Semen Indonesia Tbk 2002-2012 17.Perhitungan Trend Eksponensial PT Semen Indonesia Tbk 2002-2012 18.Perhitungan Selisih Kuadrat Terkecil PT Semen Indonesia Tbk 2002-2012 19.Perhitungan Selisih Kuadrat Terkecil Ketiga Perusahaan 2002-2012 20.Perhitungan Peramalan Penjualan Tahun Mendatang 2013-2014 21.Perhitungan Modal Kerja Optimal 2008-2012

22.Perhitungan Selisih antara MKR dan MKO 2008-2012


(19)

xix

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati. 2010. Manajemen Keuangan Lanjut. Graha Ilmu. Edisi Pertama Graha Ilmu. Yogyakarta.

Ambarwati, Titiek & M. Jihadi. 2003. Anggaran Perusahaan. UMM Press. Edisi Pertama. Malang.

Brigham,Eugene. F & Joel F Houston. 2011. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Essentials of Finance Management). Edisi Sebelas. Salemba Empat. Jakarta.

Imam Wahyudi. 2012. Analisis Optimalisasi Modal Kerja Pada PT. Selecta Batu. Universitas Muhammadiyah Malang.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Kencana Prenada Media Group. Edisi Pertama. Jakarta.

Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi

Keempat. BPFE. Yogyakarta.

Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta.

Sarwoko, Halim Abdul. 1989. Manajemen Keuangan (dasar-dasar pembelanjaan perusahaan). Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta.

Siti Syafrilia. 2012. Analisis Optimalisasi Modal Kerja Pada Perusahaan Farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Universitas Muhammadiyah Malang.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-17. Alfabeta. Bandung.

Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi. Elanesia. Yogyakarta.

www.kemenperin.go.id.artikel.5015.Pabrik Semen Makin Ekspansif diunduh pada tanggal 25 Desember 2013.


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi dewasa ini di era yang bebas, dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di Indonesia, para pengusaha Indonesia bukan lagi harus bersaing melainkan pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang lebih ketat antar perusahaan terutama pada perusahaan yang sejenis, demi menjaga kelangsungan operasi perusahaan. Suatu perusahaan umumnya didirikan bertujuan untuk memperoleh laba yang maksimal dan meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. agar kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan dan berkembang dengan baik sesuai dengan tujuan perusahaan.

Salah satunya untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana. Dana diperoleh dari pemilik perusahaan maupun dari utang. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan untuk membeli aktiva tetap untuk memproduksi barang atau jasa, membeli bahan-bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan untuk piutang dagang, untuk mengadakan persedian kas dan membeli surat berharga yang sering di sebut efek atau sekuritas baik untuk kepentingan transaksi maupun untuk menjaga likuiditas perusahaan.

Dalam pencapaian tujuan perusahaan, manajemen atau pimpinan perusahaan selalu dihadapkan pada berbagai masalah yang ada di perusahaan, baik yang bersifat teknis, administratif maupun finansial. Pimpinan atau pihak


(21)

2

manajemen perusahaan harus mengambil keputusan yang rasional dan dapat dipertanggung jawabkan.

Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh manajemen perusahaan adalah masalah pembelanjaan, karena pembelanjaan menyangkut seluruh kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan usaha untuk memperoleh dana dan menggunakan dana tersebut secara efektif dan efisien. Untuk setiap efektifitas yang dilakukan tersebut tentunya memerlukan pembiayaan yang dikeluarkan dari sumber permodalan, baik berupa modal kerja maupun modal investasi.

Modal Kerja sangat penting di dalam perusahaan terutama dalam kegiatan operasionalnya. Hasil penjualan diharapkan bisa didapatkan dengan keuntungan yang optimal sehingga laba yang didapat sesuai dengan target, dan bisa dipergunakan untuk mengoptimalkan Modal Kerja. Modal Kerja berputar setiap hari dan dari Perputaran Modal Kerja tersebut akan didapat laba yang optimal. Laba yang akan menjadi acuan perusahaan untuk mencapai target dan tujuan perusahaan.

Modal kerja yang tidak mencukupi akan membuat perusahaan tidak dapat menjalankan aktivitas perusahaan secara optimal dan jika modal kerja yang mencukupi perusahaan akan memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan akan menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya kekacauan keuangan.

Optimalisasi modal kerja dapat mengetahui besar kecilnya kebutuhan modal kerja perusahaan yang dapat membantu perusahaan dalam menentukan


(22)

3

modal kerja optimal yang di butuhkan oleh perusahaan. Tersedianya modal kerja yang segera dapat dipergunakan dalam operasi tergantung pada type atau sifat dari aktiva lancar yang dimiliki seperti: kas, effek, piutang, dan persediaan. Tetapi modal kerja harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan.

Fenomena pertumbuhan ekonomi negara yang terus bergerak naik serta dukungan pemerintah terhadap iklim investasi memberikan beberapa harapan terhadap perkembangan sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati adalah sektor semen yang juga mendapat dukungan dari pemerintah berupa program kerja pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur negara.

Sebagai komoditas strategis, semen sudah dianggap sebagai kebutuhan pokok pembangunan manusia modern, sehingga menjadi sesuatu yang mutlak. Namun belakangan muncul kekhawatiran kelangkaan pada tahun-tahun mendatang. Saat ini kapasitas produksi terpasang industri semen nasional sekitar 60,6 juta ton per tahun, dengan tingkat konsumsi 53 juta ton. Masih surplus, namun dengan tingkat pertumbuhan konsumsi sekitar 6% persen per tahun, dan peningkatan pembangunan infrastruktur, prediksi ada kelangkaan pada 5 tahun mendatang masing dapat diatasi.

Selama tahun 2011 yang lalu, konsumsi semen Indonesia menunjukkan tingkat pertumbuhan yang begitu signifikan sebesar 18% apabila dibandingkan dengan tahun 2010 dengan jumlah volume mencapai 48,0 juta ton. Angka tersebut


(23)

4

adalah pencapaian sekitar 82% dari total kapasitas terpasang yang ada saat ini. Seperti diketahui bahwa kapasitas terpasang untuk industri semen hingga saat ini adalah 56 juta ton dari 9 pabrik. Pertumbuhan pada tahun 2011 merupakan tingkat pertumbuhan yang tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya, karena dimulainya beberapa proyek infrastruktur secara besar-besaran dan dalam waktu yang bersamaan pada pertengahan tahun 2011.

Pertumbuhan semen masih akan mengalami peningkatan pada tahun 2012 walaupun tidak sebesar peningkatan tahun 2011. Dengan melihat serta mencermati berbagai indikator yang menyebabkan penguatan permintaan semen masih terus berlangsung, salah satunya adalah program MP3EI yang dicanangkan oleh Pemerintah dengan percepatan pembangunan infrastrukturnya, maka sangat dimungkinkan bahwa pertumbuhan antara 8% hingga 10% masih dapat tercapai pada tahun 2012 ini dengan kesiapan dan kemampuan dari industri semen di Indonesia untuk mendukung program tersebut. (www.wikipedia.com)

Produsen semenpun terus berekspansi untuk mengantisipasi permintaan domestik yang terus meningkat, dipacu oleh sektor infrastruktur dan properti. Hampir semua perusahaan semen, baik BUMN maupun swasta, menambah kapasitas produksi dalam beberapa tahun terakhir guna mengejar kekurangan pasokan semen di pasar domestik. Asosiasi Industri Semen (ASI) memproyeksikan konsumsi semen domestik mencapai 54 juta ton pada thaun 2012, tumbuh minimal 12% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu 48 juta ton.

Pada bulan Oktober tahun 2012, konsumsi semen dalam negeri tumbuh melampaui proyeksi yakni 14,5% menjadi 44,6 juta ton, dibandingkan


(24)

5

dengan periode yang sama tahun lalu 38,9 juta ton. Adapun, total kapasitas produksi sembilan produsen semen nasional saat ini mencapai 60 juta ton per tahun. (www.kemenperin.go.id).

Tabel 1.1 Perubahan Penjualan PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk. PT. Holcim Indonesia Tbk. PT. Semen Indonesia Tbk tahun 2008-2012.

Perusahaan Tahun Penjualan

Perubahan Penjualan

PT Indocement Tunggal 2008 9.780.498.326.080 -

Prakarsa Tbk 2009 10.576.456.344.583 8%

2010 11.137.805.265.505 5%

2011 13.887.892.000.000 25%

2012 17.290.337.000.000 24%

PT Holcim Indonesia Tbk 2008 4.803.377.000.000 -

2009 5.943.881.000.000 24%

2010 5.960.589.000.000 0%

2011 7.523.964.000.000 26%

2012 9.011.076.000.000 20%

PT Semen Indonesia Tbk 2008 12.209.846.050.000 -

2009 14.387.849.799.000 18%

2010 14.344.188.706.000 0%

2011 16.378.793.758.000 14%

2012 19.598.247.884.000 20%

Sumber: Lampiran 2

Berdasarkan tabel perubahan penjualan di bawah, dari ketiga perusahaan semen yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Indonesia Tbk. bahwa perubahan penjualan pada tahun 2008-2012 meningkat dari tahun ke tahun. Dari ketiga perusahaan semen peningkatan yang paling tinggi yaitu pada PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dan pada PT Semen Indonesia Tbk terjadi penurunan penjualan pada tahun 2010 sebesar 0%.


(25)

6

Tabel 2.1 Perubahan Modal Kerja Kotor PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk. PT. Holcim Indonesia Tbk. PT. Semen Indonesia Tbk.

Perusahaan Tahun Aktiva Lancar Perubahan

PT Indocement Tunggal 2008 3.471.276.001.333 -

Prakarsa Tbk 2009 5.322.916.291.443 53%

2010 7.484.807.063.858 41%

2011 10.309.717.000.000 38%

2012 14.579.400.000.000 41%

PT Holcim Indonesia Tbk 2008 1.924.756.000.000 -

2009 1.476.338.000.000 -23%

2010 2.253.237.000.000 53%

2011 2.468.172.000.000 10%

2012 2.186.797.000.000 -11%

PT Semen Indonesia Tbk 2008 7.083.421.705.000 -

2009 8.207.041.215.000 16%

2010 7.343.604.756.000 -11%

2011 7.646.144.851.000 4%

2012 8.231.297.105.000 8%

Sumber: Lampiran 1

Berdasarkan pada tabel 2 perubahan modal kerja di atas, dari ketiga perusahaan semen yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT. Holcim Indonesia Tbk, dan PT. Semen Indonesia Tbk. bahwa perubahan modal kerjanya juga mengalami fluktuasi. Dilihat pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 53% tetapi pada tahun 2010 dan tahun 2011 perubahan modal kerjanya mengalami penurunan sebesar 41% dan 38%, akan tetapi pada tahun 2012 kembali meningkat menjadi 41%.

Perubahan modal kerja pada PT. Holcim Indonesia Tbk. pada tahun 2009 dan 2010 mengalami peningkatan sebesar 23% dan 53%, akan tetapi pada


(26)

7

tahun 2011 dan 2012 mengalami penurunan sebesar 10% dan 11%. Pada PT. Semen Indonesia Tbk. perubahan modal kerja pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 16% dan pada tahun 2010 modal kerjanya mengalami penurunan sebesar 11%, akan tetapi modal kerja meningkat lagi pada tahun 2011 dan 2012 yaitu sebesar 4% dan 8% peningkatan pada tahun 2012 lebih tinggi di banding tahun 2011

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Optimalisasi Modal Kerja Pada Perusahaan Semen Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil perumusan masalah pada peneliti adalah:

1. Apakah modal kerja perusahaan semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sudah optimal ?

2. Perusahaan mana yang memiliki modal kerja paling optimal ?

C.Batasan Masalah

Berdasarkan masalah yang ada diperlukan adanya batasan masalah agar pokok permasalahan yang akan diteliti tidak terlalu jauh menyimpang dari pokok bahasan, maka batasan masalah yang digunakan adalah time series tahun 2008 sampai 2012 dan cross section. Data laporan keuangan tahunan perusahaan berupa neraca dan laba rugi perusahaan semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan metode yang digunakan teknik analisis rasio


(27)

8

keuangan dan metode perputaran modal kerja serta menggunakan modal kerja kotor.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui modal kerja optimal pada perusahaan semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

b. Untuk mengetahui modal kerja yang paling optimal diantara ketiga perusahaan semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi manajemen perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu manajamen dalam pengambilan keputusan dan penentuan modal kerja yang optimal di perusahaan dalam kegiatan operasionalnya.

b. Bagi investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada para investor untuk menilai keuntungan dan resiko dari masing-masing saham agar nantinya tidak mengalami kerugian.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan menjadi referensi serta informasi yang berguna terutama yang berhubungan dengan modal kerja optimal.


(28)

9 BAB II

TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA

1. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Dari hasil penelitian tentang modal kerja sebelumnya yang dilakukan oleh Siti Syafrilia (2012) yang berjudul ”Analisis Optimalisasi Modal Kerja Pada Perusahaan Farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh Siti Syafrilia pada perusahaan farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia menunjukan bahwa hasil perhitungan optimalisasi modal kerja perusahaan farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia belum optimal. Hal ini dikarenakan modal kerja tidak berputar secara efektif, adanya penumpukan pada piutang dan kas. Ditunjukkan pada modal kerja yang tidak sama dengan modal kerja riil.

Penelitian lain dilakukan juga oleh Imam Wahyudi (2012) yang berjudul “Analisis Optimalisasi Modal Kerja Pada PT. Selecta Batu”. Hasil dari penelitian dan analisis yang dilakukan oleh Imam Wahyudi bahwa PT. Selecta Batu mempunyai modal kerja optimal pada tahun 2011 sebesar Rp. 1.938.850.747,-. Selisih antara modal kerja optimal dengan modal kerja rill yaitu sebesar Rp. 108.036.592,-. Batas toleransi yang ditetapkan perusahaan dalam pengelolaan modal kerja yaitu sebesar 2,5%. Sedangkan hasil perhitungan tingkat prosentase modal kerja optimal yaitu sebesar 5,572. Berdasarkan perbandingan hasil prosentase modal kerja optimal maka dapat


(29)

10

diketahui bahwa perusahaan belum mampu melakukan optimalisasi modal kerja.

Persamaan penelitian saat ini dengan peneliti terdahulu, yaitu sama-sama meneliti optimalisasi modal kerja perusahaan. Perbedaannya hanya pada peneliti sekarang ini dengan peneliti terdahulu. Peneliti terdahulu meneliti perusahaan rokok yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang dilakukan oleh Norhalidah dan meneliti PT Selecta Batu yang dilakukan oleh Imam Wahyudi, sedangkan penelitian sekarang meneliti seluruh perusahaan semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2012.

2. Tinjauan Teori a. Modal Kerja

Syamsuddin (2007:201). Manajemen modal kerja berkenaan dengan management current account perusahaan (aktiva lancar dan utang lancar). Manajemen modal kerja ini merupakan salah satu aspek terpenting dari keseluruhan manajemen pembelanjaan perusahaan. Apabila perusahaan tidak bisa mempertahankan “tingkat modal kerja yang memuaskan”, maka kemungkinan sekali perusahaan akan berada insolvent (tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidir (bangkrut). Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup utang lancar sedemikian rupa, sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan (margin of safety) yang memuaskan.


(30)

11

Ambarwati (2010:111) modal kerja atau working capital merupakan suatu aktiva lancar yang digunakan dalam operasi perusahaan, yang memerlukan pengelolaan dengan baik oleh manajer perusahaan. Setiap manajer harus merencanakan berapa besar aktiva lancar yang harus dimiliki perusahaan setiap bulan bahkan setiap tahun dan darimana aktiva lancar tersebut harus dibiayai. Manajer selalu mengelola modal kerja perusahaan agar operasional perusahaan lebih optimal dan efisien. Dalam mengelola modal kerja meliputi manajemen kas dan surat berharga, manajemen piutang, dan manajemen persediaan.

Sartono (2011:385). Manajemen modal kerja berkepentingan terhadap keputusan investasi pada aktiva lancar dan utang lancar terutama mengenai bagaimana menggunakan dan komposisi keduanya akan mempengaruhi risiko. Modal kerja diperlukan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Ada dua pengertian modal kerja yang pertama gross working capital, adalah keseluruhan aktiva lancar, sementara pengertian net working capital adalah kelebihan aktiva lancar di atas utang lancar.

Manajemen modal yang efektif menjadi sangat penting untuk pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka besar kemungkinannya akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Besar kecilnya modal kerja merupakan fungsi dari berbagai faktor seperti: a). Jenis produk yang dibuat, b). Jangka waktu


(31)

12

siklus operasi, c). Tingkat penjualan, semakin tinggi tingkat penjualan maka kebutuhan investasi pada persediaan juga akan semakin besar, d). Kebijakan persediaan, e). Kebijakan penjualan kredit, f). Seberapa jauh efisiensi manajemen aktiva lancar.

Kasmir (2010:212) modal kerja perusahaan dibagi kedalam dua jenis yaitu:

a). Modal kerja kotor (gross working capital) adalah semua komponen yang ada di aktiva lancar secara keseluruhan dan sering disebut modal kerja. Artinya mulai dari kas, bank, surat berharga, piutang, sediaan, dan aktiva lancar lainnya. Nilai total dari komponen aktiva lancar tersebut menjadi jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan.

b). Modal kerja bersih (net working capital) merupakan seluruh komponen aktiva lancar dikurangi dengan seluruh total kewajiban lancar (utang jangka pendek). Utang lancar meliputi utang dagang, utang wesel, utang bank jangka pendek (1 tahun), utang gaji, utang pajak, dan utang lancar lainnya. Pengertian ini sejalan dengan konsep modal kerja yang sering digunakan.

b. Jenis-jenis modal kerja

Kebutuhan modal kerja perusahaan ditentukan oleh aktivitas produksi dan kapasitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan. (Riyanto, 1997:51) modal kerja dibedakan menjadi:


(32)

13

Adalah modal kerja yang harus ada dalam perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen berupa barang jadi. Modal kerja permanen dibedakan menjadi:

2). Modal kerja primer

Adalah modal kerja minimal yang harus dimiliki perusahaan agar terus dapat beroperasi.

3). Modal kerja normal

Adalah modal kerja yang harus ada dalam perusahaan agar dapat beroperasi dalam kapasitas normal. Pengertian “normal” disini adalah dalam artian yang dinamis. Apabila dalam suatu perusahaan misalnya 4 atau 5 bulan rata-rata perbulannya mempunyai produksi 1000 unit maka dapat dikatakan luas produksinya adalah 1000 unit. Apabila kemudian ternyata bahwa selama 4 atau 5 bulan berikutnya luas produksi rata-rata perbulannya 2000 unit, maka luas produksi luas normalnya di sinipun berubah menjadi 2000 unit.

4). Modal kerja variabel

Adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara:

a). Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal yang modalnya berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi musim.

b). Modal kerja siklis (CyclicalWorking Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah yang disebabkan karena fluktuasi konjungtur.


(33)

14

c). Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya ada pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak.

c. Elemen-elemen Modal kerja 1. Kas

Kas merupakan bagian dari harta perusahaan yang paling likuid dan dapat digunakan segera untuk memenuhi kewjiban financial perusahaan. Selain itu merupakan alat tukar yang memungkinkan manajemen menjalankan berbagai kegiatan usahanya. Semakin besar jumlah kas yang ada dalam perusahaan berarti perusahaan mempunyai resiko lebih baik dalam melunasi kewajiban finansialnya.

2. Piutang Dagang

Tindakan penjualan kredit biasa dilakukan dalam dunia usaha dengan tujuan untuk merangsang minat para pelanggan dan memperbesar jumlah konsumen. Piutang yang diterapkan pada perusahaan dapat menaikkan hasil penjualan, menaikkan laba dan memenangkan persaingan.

Pengelolaan piutang yang efisien dapat dilihat pada neraca yaitu besar kecilnya piutang terutama dalam menetapkan jangka waktu kredit yang akan mempengaruhi perputaran kerja. Sebaliknya bila terlalu ketat maka penjualan akan menurun sehingga keuntungan akan menurun juga. Untuk mengendalikan piutang, perusahaan perlu menetapkan kebijakan


(34)

15

kreditnya. Kebijakan ini berfungsi sebagai standar, apabila suatu saat pelaksanaan penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan maka perusahaan perlu melakukan perbaikan.

3. Persediaan

Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja, sebab dilihat dari jumlahnya biasanya persediaan inilah unsur modal kerja yang paling besar. Hal ini dapat dipahami karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan, tanpa ada persediaan yang memadai kemungkinan besar perusahaan tidak dapat memperoleh keuntungan yang diinginkan disebabkan proses produksi akan terganggu.

d. Konsep-konsep Modal Kerja

Munawir (2007:114) Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan modal kerja yang cukup itu memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan. Ada tiga konsep modal kerja yang umum di pergunakan yaitu: 1). Konsep Kuantitatif

Konsep ini menitik beratkan kepada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk


(35)

16

tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar (gross working capital).

2). Konsep Kualitatif

Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari para pemilik perusahaan.

3). Konsep Fungsionil

Konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk mengahsilkan laba periode ini (current income) ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba dimasa yang akan daatang. Misalnya: bangunan, mesin-mesin, pabrik, alat-alat kantor, dan aktiva lengkap lainnya.

Brigham & houston (2011:258) adapun konsep yang dapat diterapkan ke usaha-usaha modern, yaitu:

a). Modal kerja (working capital)

seluruh aset jangka pendek,atau aset lancar-kas,efek yang dapat diperjual belikan,persediaan dan piutang usaha. Kadang di sebut modal kerja


(36)

17

bruto,secara sederhana mengacu pada aset lancar yang digunakan dalam operasi.

b). Modal kerja bersih (net working capital)

didefinisikan sebagai aset lancar dikurangi seluruh kewajiban lancar. c). Modal kerja operasi bersih (net operating working capital)

didefinisikan sebagai aset lancar dikurangi kewajiban lancar yang tidak dikenakan bunga.

d). Siklus konversi kas (cash conversion cycle-CCC)

adalah berapa lama dana terikat dalam modal kerja, atau berapa lama waktu antara pembayaran untuk modal kerja dan penagihan kas dari penjualan modal kerja tersebut.

e. Pentingnya Modal Kerja

Munawir (2007:116) Tersedianya modal kerja yang segera dapat dipergunakan dalam operasi tergantung pada type atau sifat dari aktiva lancar yang dimiliki seperti: kas, effek, piutang, dan persediaan. Tetapi modal kerja harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan. Tersedianya modal kerja juga memberikan beberapa keuntungan, antara lain:

1). Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.


(37)

18

2). Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.

3). Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.

4). Memugkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumennya.

5). Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para langganannya.

6). Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang di butuhkan.

Manajemen modal kerja bagi perusahaan sangatlah penting guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dalam praktiknya terdapat nilai penting modal kerja (Kasmir, 2010:212) dikarenakan:

1). Jumlah aktiva lancar dalam perusahaan biasanya jumlahnya lebih dari separuh total aktiva yang dimilikinya (khususnya perusahaan manufaktur) dan jumlah ini akan lebih besar lagi bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi.

2) Jumlah kas yang sangat dibutuhkan untuk memenuhi berbagai pembayaran perusahaan terutama yang sudah jatuh tempo atau pembelian kebutuhan lainnya seperti bahan baku.


(38)

19

3). Perlu perencanaan yang matang dan pengawasan terus-menerus bagi piutang jangan sampai mengganggu modal kerja karena terjadi kemacetan pembayaran.

4). Jumlah sediaan yang ada jangan sampai terjadi kekurangan atau kelebihan, karena komponen ini sangat rentan bagi kelangsungan hidup perusahaan.

5). Apabila suatu aktiva lancar tidak di-manage secara baik, maka dapat berakibat pada realisasi pengembalian investasi yang dibawah standar. Dapat dikatakan bahwa manajemen modal kerja merupakan

penentu yang amat penting bagi:

1). Optimalisasi dari investasi pada aktiva lancar.

2) Kombinasi antara pembiayaan jangka pendek yang digunakan untuk mendukung investasi pada aktiva lancar.

f. Faktor yang mempengaruhi modal kerja

Munawir (2007:117) Modal kerja memang sangat penting bagi suatu perusahaan, oleh karena itu dalam menentukan besarnya modal kerja yang dibutuhkan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1). Sifat atau type dari perusahaan.

Modal kerja dari suatu Perusahaan Jasa relatif akan lebih rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja Perusahaan Industri, karena untuk perusahaan jasa tidak memerlukan investasi yang besar dalam kas, piutang, maupun persediaan. Apabila dibandingkan dengan perusahaan industri, maka keadaannya sangatlah ekstrim karena


(39)

20

perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaannya tidak mengalami kesulitan di dalam operasinya sehari-hari. Apabila dibandingkan dengan perusahaan jasa, perusahaan industri membutuhkan modal kerja yang lebih besar.

2). Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual serta harga persatuan dari barang tersebut.

Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun bahan dasar yang akan diproduksi sampai barang tersebut dijual. Makin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau untuk memperoleh barang tersebut makin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Disamping itu harga pokok persatuan barang juga akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan, semakin besar harga pokok per-satuan barang yang dijual akan semakin besar pula kebutuhan akan modal kerja.

3). Syarat pembelian bahan atau barang dagangan.

Syarat pembelian barang dagangan atau bahan dasar yang akan digunakan untuk memprodusir barang sangat mempengaruhi jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan, makin sedikit uang kas yang harus diinvestasikan dalam persediaan bahan ataupun barang dagangan, sebaliknya bila pembayaran atas bahan atau barang yang dibeli tersebut harus dilakukan dalam jangka


(40)

21

waktu yang pendek maka uang kas yang diperlukan untuk membiayai persediaan semakin besar pula.

4). Syarat penjualan

Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para pembeli akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam sektor piutang. Untuk memperendah dan memperkecil jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang dan untuk memperkecil resiko adanya piutang yang tak dapat ditagih, sebaiknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada para pembeli, karena dengan demikian para pembeli akan tertarik untuk segera membayar hutangnya dalam periode diskonto tersebut.

5). Tingkat perputaran persediaan.

Tingkat perputaran persediaan (inventory turn-over), menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli dan dijual kembali. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang harus diinvestasikan dalam persediaan) semakin rendah. Untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi, maka harus diadakan perencanaan dan pengawasan persediaan secara teratur dan efisien.

Semakin cepat atau semakin tinggi tingkat perputaran akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu akan


(41)

22

menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.

g. Kebijakan Modal Kerja

Brigham & Houston (1998, Ambarwati, 2010:114) terdapat tiga kebijakan investasi sehubungan dengan jumlah aktiva lancar yang dimilikinya. Ketiga metode ini berbeda dalam hal jumlah aktiva lancar yang dimilki untuk mendukung suatu tingkat penjualan tertentu, yang berarti perputaran dari aktiva tersebut. Adapun ketiga alternatif investasi tersebut adalah:

1). Kebijakan investasi aktiva lancar yang longgar (relaxed current asset investment assets policy) adalah kebijakan dimana sejumlah kas,sekuritas dan persediaan yang dimilki dalam jumlah yang relatif longgar dan perusahaan yang berupaya menggalakkan penjualan dengan menggunakan kebijakan kredit yang mempermudah pembiayaan pelanggan dan jumlah piutang yang tinggi sesuai dengan hal itu.

2). Kebijakan Investasi Aktiva Lancar yang ketat (restricted current assets investment policy) adalah suatu kebijakan yang berupaya meminimumkan jumlah kas,sekurita dan persediaan dan piutang usaha perusahaan. Dalam kebijakan ini manajer cenderung memutar aktiva lancar dari pada menahan aktiva lancar dalam perusahaan, pada dasarnya manajemen tidak menghendaki terjadinya kelebihan aktiva lancar apalagi sampai idle.


(42)

23

3). Kebijakan Investasi Aktiva Lancar yang Moderat (Moderate current assets investment policy) adalah suatu kebijakan diantar kebijakan yang longgar dan ketat.

Kebijakan modal kerja yang dapat diambil oleh perusahaan selain cara di atas adalah:

1). Kebijakan Konservatif

Adalah rencana pemenuhan dana modal kerja dengan lebih banyak menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan sumber dana jangka pendek sehingga dianggap kebijakan yang cukup hati-hati karena sumber dana jangka panjang mempunyai jatuh tempo yang lam sehingga lebih aman dalam pelunasan pinjamannya. Kebijakan ini di ambil dengan tujuan agar perusahaan memiliki keleluasaan dalam pelunasan pinjaman atau lebih aman.

2). Kebijakan Moderat

Adalah kebijakan untuk mendanai aktiva dengan dana yang memiliki jangka waktu sama dengan periode perputaran aktiva tersebut. Aktiva tetap akan didanai dengan sumber dana jangka panjang dan aktiva yang bersifat variabel didanai dengan sumber dana jangka pendek. Tetapi tetap harus disesuaikan jika memang dan dibutuhkan dalam jangka pendek maka harus menggunakan sumber dana jangka pendek, dan jika dana tersebut diperlukan dalam jangka panjang maka sebaiknya menggunakan sumber dana jangka panjang.


(43)

24

3). Kebijakan Agresif

Adalah kebalikan dari kebijaksanaan konservatif, sebagian kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Dalam hal ini perusahaan berani mengambil resiko yang cukup besar yang nantinya diharapkan dapat keuntungan yang besar juga.

h. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja

Besar kecilnya kebutuhan modal kerja terutama tergantung kepada 2 faktor,yaitu:

1). Periode perputaran atau perziode terikatnya modal kerja,dan 2). Pengeluaran kas rata-rata setiap harinya.

Dengan jumlah pengeluaran setiap harinya yang tetap,tetapi dengan makin lamanya periode perputarannya,maka jumlah modal kerja yang yang dibutuhkan adalah makin besar.

Demikian pula halnya dengan periode perputaran yang tetap, dengan makin besarnya jumlah pengeluaran kas setiap harinya, kebutuhan modal kerjapun makin besar. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja adalah merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode-periode yang meliputi jangka waktu pembelian kredit beli, lama penyimpanan bahan mentah digudang, lamanya proses produksi, lamanya barang jadi disimpan di gudang dan jangka waktu penerimaan piutang. Sedangkan pengeluaran setiap harinya merupakan jumlah pengeluaran kas


(44)

25

rata-rata setiap harinya untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh, dan biaya-biaya lainnya.

Apabila perusahaan hanya menjalankan usaha satu kali saja maka kebutuhan modal kerja cukup sebesar modal kerja yang dikeluarkan selama satu periode perputaran saja. Tetapi pada umumnya perusahaan didirikan tidak dimaksutkan untuk menjalankan usaha satu kali saja, melainkan untuk seterusnya dan dimana setiap hari ada aktivitas usaha. Bagi perusahaan yang disebutkan terakhir ini dengan sendirinya kebutuhan modal kerjanya tidak cukup hanya sebesar apa yang diperlukan selama satu periode perputaran saja, melainkan sejumlah pengeluaran setiap harinya dikalikan dengan periode perputarannya.

i. Tujuan Manajemen Modal Kerja

Tujuan dari manajemen modal kerja adalah untuk mengelola masing-masing pos aktiva lancar dan utang lancar sedemikian rupa, sehingga jumlah net working capital (aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar) yang diinginkan tetap dapat dipertahankan. Pos-pos utama dalam aktiva lancar yang akan dibicarakan di sini adalah kas, piutang dan persediaan. Keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan dengan dua cara: meningkatkan penjualan (baik volume maupun harga jual) dan menekan biaya-biaya. Kedua cara tersebut akan dibicarakan kemudian, dengan tekanan utama pada peningkatan penjualan dengan cara meningkatkan volume penjualan.


(45)

26

Tujuan manajemen modal kerja bagi perusahaan (Kasmir, 2010:215) adalah sebagai berikut:

1. Modal kerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan, artinya likuiditas suatu perusahaan, artinya likuiditas suatu perusahaan sangat tergantung kepada manajemen modal kerja.

2. Dengan modal kerja yang cukup perusahaa memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban pada waktunya. Pemenuhan kewajiban yang sudah jatuh tempo dan segera harus dibayar secara tepat waktu merupakan ukuran keberhasilan manajemen modal kerja.

3. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki sediaan yang cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggannya.

4. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditor, apabila rasio keuangannya, memenuhi syarat seperti likuiditas yang terjamin.

5. Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik minat pelanggan, dengan kemampuan yang dimiliknya.

6. Guna memaksimalkan pengguna aktiva lancar guna meningkatkan penjualan dan laba.

7. Perusahaan mampu melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai aktiva lancar.

8. Dan tujuan lainnya.

Kebutuhan akan modal kerja mutlak disediakan perusahaan dalam berbagai bentuk. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan sumber


(46)

27

modal kerja yang dapat dicari dari berbagai sumber yang ada. Namun dalam pemilihan sumber modal harus memperhatikan untung ruginya pemilihan sumber modal kerja tersebut. Pertimbangan ini perlu dilakukan agar tidak menjadi beban perusahaan ke depan atau akan menimbulkan masalah yang tidak diinginkan.

j. Sumber Modal Kerja

Sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan pasiva (Kasmir,2010:219). Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu:

1). Hasil operasi perusahaan.

Adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada periode tertentu. Pendapat atau laba yang diperoleh perusahaan ditambah dengan penyusutan. Seperti misalnya cadangan laba, atau laba yang belum dibagi. Selam laba yang yang belum dibagi perusahaan dan belum atau tidak diambil pemegang saham, maka akan menambah modal kerja perusahaan. Namun modal kerja ini sifatnya hanya sementara waktu saja dalam waktu relatif yang tidak terlalu lama.

2). Keuntungan penjualan surat berharga,

Dapat digunakan untuk keperluan modal kerja. Besarnya selisih antara harga beli dan harga jual surat berharga tersebut. Namun sebaliknya jika terpaksa harus menjual surat berharga dalam kondisi rugi, maka otomatis akan mengurangi modal kerja.


(47)

28

3). Penjualan saham,

Perusahaan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak. Hasil penjualan saham ini dapat digunakan sebagai modal kerja, sekalipun kebiasaan (prioritas) dalam manajemen keuangan hasil penjualan saham lebih ditekankan untuk kebutuhan investasi jangka panjang.

4). Penjualan aktiva tetap,

Maksudnya yang dijual disini adalah aktiva tetap yang kurang produktif atau msih menganggur. Hasil penjualan ini dapat dijadikan uang kas atau piutang sebesar harga jual.

5). Penjualan obligasi,

Perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya. Hasil penjualan ini juga dapat dijadikan modal kerja, sekalipun hasil penjualan obligasi lebih diutamakan kepada investasi perusahaan jangka panjang sama seperti halnya dengan penjualan saham. 6). Memperoleh pinjaman,

Maksutnya dari kreditor (bank atau lembaga lain), terutama pinjaman jangka pendek. Khusus untuk pinjaman jangka panjang juga dapat digunakan, hanya saja peruntukan pinjaman jangka panjang biasanya digunakan untuk kepentingan investasi. Dalam praktiknya pinjaman, terutama dari dunia perbankan ada yang dikhususkan untuk digunakan sebagai modal kerja, walaupun tidak menambah aktiva lancar.


(48)

29

7). Dana hibah.

Juga dapat digunakan sebagai modal kerja. Dana hibah ini biasanya tidak dikenakan beban biaya sebagaimana pinjaman dan tidak ada kewajiban pengembalian.

Secara khusus sumber modal kerja dibagi menjadi dua macam, yaitu: 1). Pembayaran permanen

Sumber modal kerja untuk pembiayaan permanen merupakan modal yang digunakan untuk mempertahankan sirkulasi modal perusahaan agar kita tidak macet atau mengalami kesulitan. Sumber utama modal kerja untuk pembiayaan permanen adalah modal sendiri namun jika masih kurang dapat ditambahkan dari pinjaman jangka panjang.

2). Pembiayaan lancar

sumber modal kerja untuk pembiayaan lancar digunakan untuk membiayai modal kerja variabel yang biasanya terdiri dari dua sumber yaitu:

a). Modal dari sumber internal terdiri dari: 1). Penyusutan

2). Kewajiban yang belum jatuh tempo, dan 3). Cadangan dan laba

b). Modal dari sumber eksternal terdiri dari: 1). Kredit perdagangan, dan


(49)

30

k. Penggunaan modal kerja

Penggunaan dana yang efisien dan efektif juga sangat penting guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dalam prakteknya hubungan antara sumber dan penggunaan modal kerja sangat erat. Artinya, penggunaan modal kerja dipilih dari sumber modal kerja tertentu atau sebaliknya. Penggunaan modal kerja akan dapat memengaruhi jumlah mdal kerja itu sendiri. Seorang manajer dituntut untuk menggunakan modal kerja secara tepat, sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai perusahaan.

Penggunaan dana untuk modal kerja (Kasmir, 2010:222) dapat diperoleh dari kenaikan aktiva dan menurunnya pasiva. Secara umum dikatakan bahwa penggunaan modal kerja biasa dilakukan perusahaan untuk tujuan:

1). Pengeluaran untuk gaji, upah, dan biaya operasi perusahaan lainnya. 2). Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan. 3). Untuk menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga. 4). Pembentukan dana.

5). Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, mesin, dan lain-lain).

6). Pembayaran utang jangka panjang (obligasi, hipotek, utang bank, jangka panjang).

7). Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar. 8). Pengambilan uang atau barang untu kepentingan pribadi.


(50)

31

9). Dan penggunaan lainnya. l. Penentuan Kebutuhan Modal

Dalam memilih kebijakan pemenuhan kebutuhan dana yang akan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, manajer keuangan harus mempertimbangkan faktor lain seperti variabilitas penjualan, aliran kas yang akan mempengaruhi penilaian perusahaan. Dengan mengetahui adanya trade-off antara profitabilitas dengan resiko untuk setiap alternatif pemenuhan kebutuhan dana maka manajer keuangan harus dapat mengambil keputusan yang terbaik dalam investasi modal kerja agar tujuan maksimisasi kemakmuran pemegang saham dapat tercapai.

Terdapat beberapa metode yang biasa dipergunakan untuk menentukan besarnya kebutuhan modal kerja seperti (1) metode keterikatan dana, (2) metode perputaran modal kerja dan (3) metode aliran kas.

Metode Keterikatan Dana, menentukan besarnya modal kerja, dengan metode ini maka perlu diketahui dua faktor yang mempengaruhi, yakni (1) periode terikatnya modal kerja dan (2) proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari. Periode terikatnya modal kerja adalah jangka waktu yang diperlukan mulai kas ditanamkan ke dalam elemen-elemen modal kerja sampai menjadi kas lagi. Semakin lama periode terikatnya modal kerja akan semakin memperbesar jumlah kebutuhan modal kerja, demikian sebaliknya bila periode terikatnya modal kerja semakin kecil kebutuhan modal kerja juga semakin kecil.


(51)

32

Metode perputaran modal kerja, metode perputaran modal kerja ini berbeda dengan metode keterikatan dana, karena metode ini menentukan kebutuhan modal kerja dengan memperhatikan perputaran elemen pembentuk modal kerja itu sendiri seperti kas, piutang, dan persediaan. (Sartono 2010:393)

Perputaran elemen aktiva lancar: 1.

2.

3.

Periode terikatnya:

1.

2.

3.


(52)

33

m. Modal kerja Optimal

Sarwoko (1989:79) mengemukakan bahwa analisis optimalisasi merupakan salah satu penentuan besarnya aktiva lancar dengan metode perputaran modal kerja yang didasarkan pada data historis, sehingga kondisi tahun mendatang diasumsikan sama dengan tahun sebelumnya. Dasar utama untuk menentukan besarnya modal kerja tahun mendatang adalah hasil estimasi nilai penjualan tahun mendatang. Metode ini menggunakan perputaran seluruh elemen aktiva lancar seperti kas, piutang, dan persediaan. Modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana menganggur dan tidak digunakan secara optimal, sehingga profitabilitas perusahaan kecil. Modal kerja yang terlalu kecil akan menghambat atau mengganggu kelancaran proses produksi karena kekurangan dana.

Dari perputaran aktiva lancar dapat ditentukan besarnya modal kerja, setelah ditentukan besarnya modal kerja kemudian dilakukan perhitungan estimasi nilai penjualan tahun mendatang. Dengan ditentukannya penjualan yang akan datang maka dapat ditentukan modal kerja optimal tahun mendatang dengan rumus sebagai berikut:

3. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 yang menjelaskan untuk menentukan modal kerja optimal maka dihitung perputaran elemen modal kerja, dan perputaran modal kerja. Untuk


(53)

34

menentukan modal kerja optimal dengan menghitung proyeksi atau meramalkan penjualan yang akan datang dengan menggunakan analisis trend, setelah itu menghitung modal kerja optimal. Kebutuhan modal kerja dikatakan optimal apabila perhitungan modal kerja optimal sama dengan modal kerja rill yang dimiliki perusahaan, dan modal kerja dikatakan tidak optimal apabila perhitungan modal kerja optimal tidak sama dengan modal kerja rill.

Gambar 1 Skema Kerangka Pikir Perusahaan Semen Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia

Perusahaan Semen

Laporan Keuangan Neraca dan Laba Rugi

Perputaran Elemen Modal kerja

Perputaran Modal Kerja

MKO = MK Riil MKO ≠ MK Riil


(54)

35

4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, dan tinjauan teori, maka dapat diambil suatu hipotesis sebagai berikut:

1. Modal kerja pada perusahaan semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2012 belum optimal.

2. Modal kerja perusahaan PT. Semen Indonesia Tbk. memiliki modal kerja paling optimal dibanding perusahaan yang lainnya.


(1)

k. Penggunaan modal kerja

Penggunaan dana yang efisien dan efektif juga sangat penting guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dalam prakteknya hubungan antara sumber dan penggunaan modal kerja sangat erat. Artinya, penggunaan modal kerja dipilih dari sumber modal kerja tertentu atau sebaliknya. Penggunaan modal kerja akan dapat memengaruhi jumlah mdal kerja itu sendiri. Seorang manajer dituntut untuk menggunakan modal kerja secara tepat, sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai perusahaan.

Penggunaan dana untuk modal kerja (Kasmir, 2010:222) dapat diperoleh dari kenaikan aktiva dan menurunnya pasiva. Secara umum dikatakan bahwa penggunaan modal kerja biasa dilakukan perusahaan untuk tujuan:

1). Pengeluaran untuk gaji, upah, dan biaya operasi perusahaan lainnya. 2). Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan. 3). Untuk menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga. 4). Pembentukan dana.

5). Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, mesin, dan lain-lain).

6). Pembayaran utang jangka panjang (obligasi, hipotek, utang bank, jangka panjang).

7). Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar. 8). Pengambilan uang atau barang untu kepentingan pribadi.


(2)

9). Dan penggunaan lainnya. l. Penentuan Kebutuhan Modal

Dalam memilih kebijakan pemenuhan kebutuhan dana yang akan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, manajer keuangan harus mempertimbangkan faktor lain seperti variabilitas penjualan, aliran kas yang akan mempengaruhi penilaian perusahaan. Dengan mengetahui adanya trade-off antara profitabilitas dengan resiko untuk setiap alternatif pemenuhan kebutuhan dana maka manajer keuangan harus dapat mengambil keputusan yang terbaik dalam investasi modal kerja agar tujuan maksimisasi kemakmuran pemegang saham dapat tercapai.

Terdapat beberapa metode yang biasa dipergunakan untuk menentukan besarnya kebutuhan modal kerja seperti (1) metode keterikatan dana, (2) metode perputaran modal kerja dan (3) metode aliran kas.

Metode Keterikatan Dana, menentukan besarnya modal kerja, dengan metode ini maka perlu diketahui dua faktor yang mempengaruhi, yakni (1) periode terikatnya modal kerja dan (2) proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari. Periode terikatnya modal kerja adalah jangka waktu yang diperlukan mulai kas ditanamkan ke dalam elemen-elemen modal kerja sampai menjadi kas lagi. Semakin lama periode terikatnya modal kerja akan semakin memperbesar jumlah kebutuhan modal kerja, demikian sebaliknya bila periode terikatnya modal kerja semakin kecil kebutuhan modal kerja juga semakin kecil.


(3)

Metode perputaran modal kerja, metode perputaran modal kerja ini berbeda dengan metode keterikatan dana, karena metode ini menentukan kebutuhan modal kerja dengan memperhatikan perputaran elemen pembentuk modal kerja itu sendiri seperti kas, piutang, dan persediaan. (Sartono 2010:393)

Perputaran elemen aktiva lancar: 1.

2.

3.

Periode terikatnya:

1.

2.

3.


(4)

m. Modal kerja Optimal

Sarwoko (1989:79) mengemukakan bahwa analisis optimalisasi merupakan salah satu penentuan besarnya aktiva lancar dengan metode perputaran modal kerja yang didasarkan pada data historis, sehingga kondisi tahun mendatang diasumsikan sama dengan tahun sebelumnya. Dasar utama untuk menentukan besarnya modal kerja tahun mendatang adalah hasil estimasi nilai penjualan tahun mendatang. Metode ini menggunakan perputaran seluruh elemen aktiva lancar seperti kas, piutang, dan persediaan. Modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana menganggur dan tidak digunakan secara optimal, sehingga profitabilitas perusahaan kecil. Modal kerja yang terlalu kecil akan menghambat atau mengganggu kelancaran proses produksi karena kekurangan dana.

Dari perputaran aktiva lancar dapat ditentukan besarnya modal kerja, setelah ditentukan besarnya modal kerja kemudian dilakukan perhitungan estimasi nilai penjualan tahun mendatang. Dengan ditentukannya penjualan yang akan datang maka dapat ditentukan modal kerja optimal tahun mendatang dengan rumus sebagai berikut:

3. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 yang menjelaskan untuk menentukan modal kerja optimal maka dihitung perputaran elemen modal kerja, dan perputaran modal kerja. Untuk


(5)

menentukan modal kerja optimal dengan menghitung proyeksi atau meramalkan penjualan yang akan datang dengan menggunakan analisis trend, setelah itu menghitung modal kerja optimal. Kebutuhan modal kerja dikatakan optimal apabila perhitungan modal kerja optimal sama dengan modal kerja rill yang dimiliki perusahaan, dan modal kerja dikatakan tidak optimal apabila perhitungan modal kerja optimal tidak sama dengan modal kerja rill.

Gambar 1 Skema Kerangka Pikir Perusahaan Semen Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia

Perusahaan Semen

Laporan Keuangan Neraca dan Laba Rugi

Perputaran Elemen Modal kerja

Perputaran Modal Kerja

MKO = MK Riil MKO ≠ MK Riil


(6)

4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, dan tinjauan teori, maka dapat diambil suatu hipotesis sebagai berikut:

1. Modal kerja pada perusahaan semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2012 belum optimal.

2. Modal kerja perusahaan PT. Semen Indonesia Tbk. memiliki modal kerja paling optimal dibanding perusahaan yang lainnya.