Partai Golongan Karya Golkar

3. Partai Golongan Karya Golkar

Partai Golkar merupakan salah satu partai peserta pemilu 2009 yang berideologi nasional. Seperti halnya partai yang lain, Partai Golkar mendukung adanya kebijakan tentang 30 keterwakilan perempuan di parlemen. Strategi untuk memenuhi kuota 30 tersebut dalam pencalegan melakukan system zipper yaitu diantara tiga caleg, salah satunya harus perempuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Djaswadi, ST caleg terpilih anggota DPRD Kota Surakarta periode 2009-2014 Fraksi Partai Golkar, “...dari partai memang sudah ditentukan 30 harus perempuan. Ndilalah saya pimpinan kecamatan Laweyan juga dalam pencalegan juga sudah kita susun disetiap tiga harus ada satu perempuan. Karena untuk penyusunan caleg di laweyan itu kursinya jumlahnya 7 dikalikan 1,2 jadi kita mengusulkan 8...” Wawancara 16 Juni 2009 Daftar caleg Partai Golkar pada Pemilu 2009 di Kota Surakarta berdasarkan jenis kelamin, peneliti sajikan dalam Tabel 3.7. Tabel 3.7 Daftar Caleg Partai Golkar Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pemilu 2009 di Kota Surakarta Laki-Laki Perempuan Total No. Daerah Pemilihan N N N 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Laweyan 5 12,8 2 5,1 7 17,9 2 Pasar Kliwon-Serengan 5 12,8 3 7,8 8 20,6 3 Banjarsari 9 23,1 4 10,2 13 33,3 4 Jebres 9 23,1 2 5,1 11 28,2 Jumlah 28 71,8 11 28,2 39 100,0 Sumber: Data KPUD Surakarta 2009 Menurut tabel 3.7, jumlah caleg Partai Golkar pada Pemilu 2009 di Kota Surakarta sebanyak 39 orang yaitu 28 laki-laki 71,8 dan 11 perempuan 28,2. Jumlah caleg tertinggi pada Dapil Banjarsari yaitu 13 orang 33,3 dan terendah pada Dapil Laweyan yaitu 7 orang 17,9. Caleg perempuan terbanyak di Banjarsari yaitu 4 orang 10,2 sedangkan yang paling sedikit di Laweyan dan Jebres yaitu 2 orang 5,1. Jumlah caleg laki-laki di tiap Dapil hampir sama. Jumlah caleg laki-laki tertinggi pada Dapil Banjarsari dan Jebres masing-masing menyumbangkan 9 caleg laki-laki 23,1, sedangkan terendah pada Dapil Laweyan dan Pasar Kliwon masing- masing mewakilkan 5 caleg laki-laki 12,8. Pada pemilu 2009, partai Golkar belum memenuhi kuota 30 dalam pencalegan, hal ini disebabkan karena sulitnya mengajak perempuan untuk terjun ke dunia politik. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Hj. Maria Sri Sumarni, SE, caleg terpilih anggota DPRD Kota Surakarta periode 2009-2014 Fraksi Partai Golkar. “...kebanyakan perempuannya yang nggak mau. Perempuan itu kan takut masuk politik. Karena seperti momok. politik itu dianggap kejam, politik itu sadis..” Wawancara 12 Juni 2009

4. Partai Persatuan Pembangunan PPP