Latar Belakang Deskripsi Histologis, Komponen Bioaktif dan Aktifitas Antioksidan pada Daun Mangrove Api-api (Avicennia marina)

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terbentuk radikal bebas dalam tubuh kita secara terus-menerus melalui peristiwa metabolisme sel normal, peradangan, kekurangan gizi dan akibat respons terhadap pengaruh dari luar tubuh misalnya polusi lingkungan, sinar ultraviolet dan asap rokok. Lingkungan tercemar, kesalahan pola makan dan gaya hidup, mampu merangsang tumbuhnya radikal bebas free radical yang dapat merusak tubuh kita Mega dan Swastini 2010. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit degeneratif antara lain kangker, aterosklerosis, stroke, rematik dan jantung Steinberg 2009; Theroux dan Libby 2005. Upaya untuk mencegah atau mengurangi resiko yang ditimbulkan oleh aktivitas radikal bebas adalah dengan mengkonsumsi makanan atau suplemen yang mengandung antioksidan. Antioksidan dapat menetralkan radikal bebas dengan cara mendonorkan satu atom protonnya sehingga membuat radikal bebas stabil dan tidak reaktif Lusiana 2010. Berdasarkan sumbernya, secara umum antioksidan digolongkan dalam dua jenis, yaitu antioksidan sintetik dan antioksidan alami. Contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan masyarakat antara lain butylated hydroxyanisole BHA, butylated hydroxytoluene BHT, tert-butylhydroquinone TBHQ dan α-tocopherol Irianti 2008. Keuntungan menggunakan antioksidan sintetik adalah aktivitas anti radikalnya yang sangat kuat, namun ternyata terdapat kekurangannya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Wichi 1988 dan Thompson Moldeus 1988, antioksidan sintetik BHA dan BHT berpotensi karsinogenik. Untuk itu pencarian sumber antioksidan alami sangat dibutuhkan untuk menggantikan peran antioksidan sintetik. Irianti 2008 menyatakan bahwa antioksidan alami sebenarnya telah lama digunakan secara turun temurun, namun belum banyak diteliti aktivitas dan kandungan bioaktifnya. Mangrove tanaman bakau adalah tanaman yang tumbuh subur di kawasan pesisir pantai yang memiliki potensi kandungan bioaktif yang sangat tinggi. Indonesia dengan wilayah perairannya yang sangat luas 23 dari luas wilayah dan beriklim tropis merupakan tempat yang ideal bagi pertumbuhan tanaman mangrove. Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia, dengan luas hutan mangrove sekitar 3,5 juta hektar Noor et al. 2006. Sekitar 202 jenis spesies mangrove di Indonesia telah teridentifikasi dan dari sekian banyak tanaman mangrove yang tumbuh subur di Indonesia tersebut, Api-api Avicennia marina merupakan jenis mangrove yang sangat berpotensi untuk diteliti kandungan bioaktifnya, terutama kandungan antioksidan. Mangrove Api-api merupakan salah satu jenis mangrove yang tersebar diseluruh Indonesia dengan kondisi yang melimpah Noor et al. 2006. Api-api A. marina telah dikenal sejak dulu oleh masyarakat karena banyaknya manfaat yang dimilikinya. Mahera et al. 2011 mengatakan bahwa Api-api merupakan salah satu spesies mangrove yang sangat penting. Miles et al. 1998 menyebutkan bahwa Api-api menunjukkan aktifitas antimalaria dan aktivitas sitotoksik. Daun Api-api telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk pengobatan penyakit kulit, rematik, cacar, bisul dan pakan hewan di peternakan Fauvel et al. 1993; Bandaranayake 2002. Di Indonesia, khususnya masyarakat pantai Cilincing Jakarta Utara ada yang memanfaatkan daun tumbuhan Api-api yang masih muda sebagai bahan sayur urap, demikian pula masyarakat pantai di Jawa Timur Santoso et al. 2005. Potensi Api-api A. marina yang begitu besar, maka perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristiknya meliputi struktur jaringan, komposisi kimiawi, kandungan bioaktif dan aktivitas antioksidannya, serta aplikasi senyawa antioksidan dalam menghambat proses oksidasi pada minyak.

1.2 Tujuan