29 Gambar 25. Rangkaian zero crossing
Gambar 26. Rangkaian IC LM339
C. PERANGKAT LUNAK SISTEM KENDALI SOFTWARE
Pengaktifan beberapa modul seperti sensor SHT11, SHT75, LCD dan zero crossing dilakukan dengan menyusun perintah dalam bahasa C yang ditulis dalam software Uc51 versi 3.48 sekaligus
berfungsi sebagai kompiler yang akan mengkonversi bahasa C ke dalam file berekstensikan .hex. Penulisan program yang pertama adalah pembacaan LCD 16 x 2 yang telah dihubungkan pada
mikrokontroler DT51 Petrafuz pada port LCD. Downloader DT51 merupakan software yang
berfungsi untuk mendownload program yang berekstensikan .hex ke dalam modul DT51 Petrafuz. Kabel yang digunakan untuk koneksi antara downloader dengan modul mikrokontroler DT51
Petrafuz adalah kabel serial to USB. Penulisan program yang kedua adalah program pembacaan
SHT11 dan SHT75. Setiap 2 detik nilai pembacaan sensor yang telah berbentuk digital akan dikirim dan ditampilkan dalam LCD. Selain itu, nilai suhu dan kelembaban yang dideteksi sensor
akan diproses lagi sehingga menghasilkan nilai kadar air kesetimbangan yang kemudian dikirim ke mikrokontroler DT-51 low cost micro system melalui jalur interrupt sebagai pengendali zero
crossing . Penulisan program berikutnya adalah program pengaturan putaran blower zero
crossing , bahasa program yang telah dikonversi ke dalam file berekstensikan .hex kemudian
didownload ke dalam mikrokontroler DT-51 low cost micro system menggunakan AT89_USB_ISP_Software dan kabel yang digunakan untuk koneksi antara downloader dengan
modul mikrokontroler DT-51 low cost micro system adalah DT-HiQ AT 89 USB ISP. Pemograman dirancang untuk mengaktifkan Timer pada mikrokontroler dan mengatur waktu kerja
Timer tersebut untuk digunakan sebagai kontrol. Timer yang digunakan merupakan pencacah
biner. Pengaturan kerja memerlukan register khusus yang tersimpan dalam FR Function Register
. Missal Timer0 diakses melalui register TL0 Timer0 low byte dan register TH0 Timer0 High Byte
Perhitungan: Asumsi 65535-TH0TL0 =100 T= {65535-TH0TL0}x1µs
TH0TL0 = 65535-100 = 65435 TH0TL0 = 65435256 = 255 sisa 155
Jadi TH0 = 255 TL0 =15516bit = 9 sisa 11 nilai 11 dalam biner adalah B
Jadi TL0 = 9B
30 Diasumsikan 65535 – TH0TL0 adalah 100 maka nilai maksimal Timer yang digunakan 100µs.
Nilai TH0 diisi maksimum 255 dan sisanya 65535-65280 dibagi dengan 256 sehingga didapat TL0 yaitu 9 dengan sisa 11 dimana sisa 11 bernilai B dalam biner sehingga nilai TL0 = 9B.
Ada enam tingkat kecepatan putar kipas dan pada kondisi kipas tidak berputar off yang digunakan dalam penelitian ini dimana nilai timer yang menjadi acuan untuk tingkat kecepatan
tersebut. Adapun enam tingkat laju aliran udara yang diperoleh dari pengukuran pada alat pengering dengan menggunakan beban 22.5 kg yaitu Timer0 untuk nyala kipas maksimal 0.455
m
3
s, Timer30 kecepatan 5 = 0.398 m
3
s, Timer35 kecepatan 4 = 0.347 m
3
s, Timer40 kecepatan 3 = 0.272 m
3
s, Timer45 kecepatan 2 = 0.169 m
3
s, Timer50 kecepatan 1 = 0.136 m
3
s. sedangkan Timer66 untuk kipas tidak berputar mati.
D. STRATEGI PENGENDALIAN