c. Kepala Kantor Pertanahan meneliti kebenaran data yuridis dan data fisik
permohonan atas tanah dan memeriksa kelayakan permohonan tersebut dapat atau tidaknya dikabulkan diproses lebih lanjut sesuai dengan keterangan peraturan per-
undang-undangan yang berlaku.
d. Dalam hal tanah yang dimohon belum ada surat ukurnya, Kepala Kantor
Pertanahan memerintahkan kepada Kepala Seksi Pengukuran dan Pendaftaran tanah untuk melakukan pengukuran.
e. Keputusan Pemberian Hak atau Keputusan Penolakan disampaikan kepada
pemohon melalui surat tercatat atau dengan cara yang lain dan menjamin sampainya keputusan tersebut kepada yang berhak
f. Surat Keputusan Pemberian Hak dijadikan bukti untuk keperluan pendaftaran hak
atas tanah g.
Kantor Pertanahan mengeluarkan sertifikat hak atas tanah dan menyerahkannya kepada pemegang hak.
81
81
Syamsul Bahri, Op. cit, hal. 219
C. Pengertian dan Tugas Pokok PPAT
Adapun pengertian dan tugas pokok Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT telah diatur dalam Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang telah disempurnakan.
82
Sedangkan tugas pokok PPAT telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
Perbuatan hukum yang dapat dilakukan PPAT adalah jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan kedalam perusahaan inbreng pembagian hak bersama.
Peranan PPAT dalam administrasi pertanahan dan pendaftaran tanah harus sesuai dengan keadaan dan status sebenarnya mengenai bidang tanah yang bersangkutan baik
yang menyangkut data fisik maupun data yuridis atas bidang tanah tertentu seperti yang
Universitas Sumatera Utara
diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 seperti mutasi hak, pemberian hak baru dan pengikatan Hak Tanggungan.
Dalam melakukan pendaftaran Hak Tanggungan terhadap pembebanan Hak Tanggungan pada hak atas tanah, pembebanan Hak Guna Bangunan, Hak Pakai dan
pembebanan lain pada hak atas tanah yang timbul karena adanya perjanjian antara kreditur dan debitur dapat di daftar jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT.
Kegiatan ini meliputi pencatatan adanya Hak Tanggungan diatas sertifikat
82
Pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan PPAT “Pejabat Pembuat Akta Tanah” selanjutnya disebut PPAT adalah “Pejabat umum yang diberi kewenangan untuk
membuat akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun.
Pasal 1 angka 24 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun1997 tantang Pendaftaran Tanah, menjelaskan bahwa PPAT adalah “ Pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta tanah tertentu”
hak tanah debitur dan didirikannya sertifikat Hak Tanggungan kepada kreditur, hal ini diatur oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996.
Dalam pelaksanaan pendaftaran tanah, Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh PPAT dan Pejabat lain yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu
menurut persaturan Pemerintah. Oleh karena itu tugas ke PPATan merupakan bahagian dari tugas pendaftaran tanah, maka tugas itu haruslah dilaksanakan di seluruh wilayah
Indonesia dan keberadaannya harus terjangkau baik ke daerah yang sudah berkembang maupun yang terpencil.
Berkenaan dengan itu Peraturan pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 menegaskan bahwa “Pejabat Pemerintah yang juga dapat diangkat sebagai PPAT sementara adalah
Kepala Desa. Penunjukan Kepala Desa terutama dilakukan di daerah terpencil yang tidak mungkin dilayani oleh PPAT, sehinggas masyarakat dipermudah untuk melakukan
perbuatan hukum berkenaan dengan tanah dalam pembuatan aktanya.
83
Universitas Sumatera Utara
Peranan PPAT sangat diperlukan baik dalam penyediaan tanah maupun dalam pemutahiran data penguasaan tanah. Dengan demikian PPAT harus mempunyai
kemampuan yang memungkinkan akta yang dibuatnya mempunyai kekuatan. Dalam Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 jo Peraturan Pemerintah
83
Pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998, menyatakan bahwa “PPAT mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat akta sebagai
bukti telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuian rumah susun, yang akan dijadikan dasar sebagai pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah yang
diakibatkan oleh perbuatan hukum”.
Nomor 24 Tahun 1997 yang mengharuskan adanya akta PPAT sedangkan secara yuridis tidak dapat menentukan bahwa sahnya perbuatan hukum yang dilakukan harus dibuktikan
dengan akta PPAT. Ketentuan yang demikian hanya dapat ditetapkan dengan Peraturan Perundang-Undangan.
84
Terlebih-lebih dalam sistem negatif pendaftaran tanah yang dipergunakan di Indonesia, maka apabila pada akta-akta PPAT terdapat kelemahan-kelemahan atau cacat
hukum yang menyangkut kekuatan pembuktiannya, maka hal ini akan berpengaruh dan menambah kadar ketidak pastian hukum dari pihak-pihak yang terdaftar pertama kali.
AP. Parlindungan, mengemukakan bahwa: Akta PPAT merupakan salah satu sumber utama dalam rangka pemeliharaan data
pendaftaran tanah. PPAT adalah Pejabat dan demikian pula akta-akta yang dibuatnya akta otentik, dikatakan akta otentik adalah “ jika terjadi suatu masalah atas akta PPAT
tersebut Pengadilan tidak perlu memeriksa kebenaran isi dari akta tanah tersebut ataupun tanggal di tanda tanganinya dan demikian pula ke absahannya dari tanda tangan pihak-
pihak, asal saja tidak dapat di buktikan adanya pemalsuan, penipuan maupun lain-lain kemungkinan akta tanah tersebut dinyatakan batal ataupun harus dinyatakan batal.
85
Dari rumusan diatas juga ditafsirkan bahwa pendaftaran itu bukan syarat sahnya peralihan hak, pendaftaran dimaksudkan untuk memperoleh alat bukti yang kuat
mengenai perlihan hak karena telah memenuhi asan publisitas.
Universitas Sumatera Utara
84
Penjelasan Pasal 37 Peraturan Pemerintah No. 24 tahun1997 bahwa “ akta PPAT adalah merupakan bukti untuk dapat dilaksanakannya pendaftaran, bukan syarat sahnya peralihan hak”.
Sedangkan dalam ketentuan Pasal 28 ayat 1a Peraturan Pemerintah no. 10 tahun 1961, menyatakan bahwa fungsi akta PPAT dalam perbuatan hukum pemindahan hak adalah untuk membuktikan, bahwa
benar telah dilakukan perbuatan hukum yang bersangkutan oleh para pihak. Dalam hal ini adanya akta PPAT merupakan syarat untuk dapat dilakukan pendaftaran perbuatan hukum nya oleh Kantor Pertanahan.
85
AP. Parilindungan Op. cit hal 87
Jadi pendaftaran disini lebih bersifat administratif. Akta-akta PPAT dibuat dengan bentuk yang ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan mekanisme pekerjaan PPAT yang
sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
86
Dalam proses pendaftaran, PPAT perlu adanya persiapan pembuatan akta PPAT, artinya PPAT wajib memeriksa kesesuaian sertifikat dengan daftar-daftar yang ada di
Kantor Pertanahan kemudian dibubuhi cap atau tulisan dengan kalimat; “Telah diperiksa dan sesuai dengan daftar di Kantor Pertanahan” di paraf dan diberi
tanggal.
86
Pasal 39 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah menegaskan bahwa: 1. PPAT menolak untuk membuat akta jika:
a.
Mengenai bidang
tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas satuan rumah susun,
kepadanya tidak disampaikan serttifikat asli hak yang bersangkutan atau sertifikat yang diserahkan tidak sesuai dengan daftar-daftar yang ada di Kantor Pertanahan atau,
b. Mengenai bidang tanah yang belum terdaftar, kepadanya tidak disampaikan: 1 surat bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat 1 atau surat keterangan Kepala
DesaKelurahan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan menguasai bidang tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat 2, dan
2 Surat keterangan yang menyatakan bahwa bidang tanah yang bersangkutan belum bersertifikan dari Kantor Pertanahan atau untuk tanah yang terletak di daerah yang jauh dari kedudukan Kantor
Pertanahan, dari pemegang hak yang bersangkutan dengan dikuatkan oleh kepala desaKelurahan. c. Salah satu pihak atau para pihak yang akan melakukan perbuatan hukum yang bersangkutan atau salah
satu saksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 tidak berhak atau tidak memenuhi syarat untuk bertindak demikian.
d. Salah satu pihak atau para pihak bertindak atas dasar suatu surat kuasa mutlak yang pada hakikatnya berisikan perbuatan hukum pemindahan hak
e. Untuk perbuatan hukum yang akan dilakukan belum diperoleh izin Pejabat atau instansi yang berwenang, apabila izin tersebut diperlikan menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
Universitas Sumatera Utara
f. Objek perbuatan hukum yang bersangkutan sedang dalam sengketa mengenai data fisik atau data yuridisnya.
g. Tidak dipenuhi syarat lain atau dilanggar larangan yang ditentukan dalam peraturan Perundang_undangan yang bersangkutan.
h. Penolakan untuk pembuatan akta tersebut diberitahukan secara tertulis kepada pihak-pihak yang bersangkutan disertai alasannya
Universitas Sumatera Utara
BAB III PENYELENGGARAAN DAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN