3. Standar Perencanaan Kebutuhan Sarana Kota Departemen Dalam Negeri
Struktur pemerintahan yang digunakan dalam standar perencanaan kebutuhan sarana kota Depdagri ini didasarkan pada jumlah penduduk: kelurahan 30.000
jiwa, kecamatan 200.000 jiwa. Pola sebaran penduduknya: rukun tetangga 250 jiwa, rukun warga 3000 jiwa, kelurahan 30.000 jiwa, kecamatan 200.000
jiwa, dan kota 1.000.000 jiwa. Luas tiap unit yang dimaksud adalah luas lahan yang dapat dibangun prasarana sekolah berupa bangunan gedung dan tempat
olahraga.
Tabel 2.3. Standar Perencanaan Kebutuhan Sarana Kota Departemen Dalam Negeri
Jenis Sarana Kota Jumlah Penduduk
Pendukung Jiwa
Luas Tiap Unit m
2
Taman Kanak-Kanak 750
500 Sekolah Dasar
3000 4000
SMTP 30000
9600 SMTA
30000 9600
Sumber:Direktorat Tata Guna Tanah Ditjen Agraria Depdagri Atlas DKI Jakarta Raya, Tanah dan Kegiatan Pembangunan PUBL No. 214 Tahun 1982 dalam LPPWK 1993 dalam
Iskandar, 2009
4. Standar dan Ketentuan Mengenai Daerah Layanan Fasilitas Pendidikan
Menengah
Standar sarana dan prasarana Departemen Pendidikan Nasional terbaru memberikan batasan jarak sebagai kriteria layanan untuk daerah terpencil saja,
sedangkan kriteria batasan jarak dan waktu tempuh untuk kondisi umum tidak diuraikan dalam standar ini. Sehingga standar sarana dan prasarana fasilitas
Universitas Sumatera Utara
pendidikan Departemen Pendidikan yang telah dikeluarkan sebelumnya masih layak digunakan. Dalam standar fasilitas pendidikan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, bahwa kriteria lokasi fasilitas pendidikan untuk Sekolah Menengah Atas, yaitu:
1. Mudah dicapai dari setiap bagian kecamatan.
2. Dapat dicapai oleh murid selama kurang dari 45 menit berjalan kaki.
3. Jauh dari pusat keramaian pertokoan, perkantoran, perindustrian.
Selain pedoman di atas terdapat juga pedoman perencanaan gedung sekolah dari Departemen Pekerjaan Umum, dengan mempertimbangkan aspek-aspek:
1. Fasilitas sekolah menengah umum direncanakan dengan kecenderungan
perkembangan kota, rencana induk kota, dan harus disetujui oleh pemerintah daerah setempat.
2. Kepadatan dan potensi penduduk penduduk usia sekolah harus
mendukung kegiatan pendidikan sehingga selain akan dapat menentukan lokasi sekolah juga harus dapat menentukan jenis dan tipe sekolah.
3. Radius pencapaian ditentukan oleh jarak capaitempuh, faktor usia,
kemampuan fisik siswa, dan sarana transportasi. Radius pencapaian dari sekolah menengah umum ditentukan maksimum 5 km atau 1 jam perjalanan
jalan kaki. Lokasi harus dihindarkan dari lalu lintas berkepadatan tinggi untuk menghindari kecelakaan dan kemacetan.
4. Kondisi lingkungan sangat menentukan lokasi fisik sekolah. Lingkungan
dibedakan dalam lingkungan alami, yaitu: geografi, topografi, klimatologi,
Universitas Sumatera Utara
flora dan fauna, dan lingkungan buatan seperti bangunan dan lingkungan masyarakat sosial budaya dan sosial ekonomi. Syarat lokasi bangunan
sekolah terhadap lingkungan adalah tercapainya: kenyamanan, ketenangan, kesehatan, dan keamanan.
5. Standar Perencanaan Kebutuhan Sarana Kota Menurut Cipta Karya