Analisis Data Kepadatan Populasi K Kepadatan Relatif KR Frekuensi Kehadiran FK Indeks Diversitas Shannon-Wienner H’ Indeks EquitabilitasIndeks Keseragaman E Indeks Similaritas Kesamaan

Kadar air tanah = A B A − x 100 Keterangan: A = Berat basah tanah B = Berat konstan tanah Wilde, 1972 dalam Adianto,1993 Selanjutnya 5 gram tanah dan diabukan di dalam tungku pembakar Furnace Mufle dengan suhu 600 C selama tiga jam. 0,5 gram tanah kering udara dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 cc, lalu ditambahkan 10 ml H 2 SO 4 pekat, kemudian diguncang 3-4 menit, selanjutnya diamkan selama 30 menit. Tambahkan 100 ml air suling dan 5 ml H 3 PO 4 85 dan 2,5 ml NaF 4. Kemudian ditambahkan 5 tetes diphenilamine, diguncang, larutan berwarna biru tua kehijauan kotor. Titrasi dengan Fe NH 4 2 SO 4 2 0,5 N dari buret hingga warna berubah menjadi hijau terang. Lakukan kembali prosedur diatas dari no. 2 sd 5 tanpa tanah untuk mendapat volume titrasi Fe NH 4 2 SO 4 2 0,5 N untuk Blanko. Dengan menggunakan rumus berikut: C org = 5x [1-T5] x 0,003 x 10,77 x 100BCT x 0,72 Dengan: T = Volume titrasi Fe NH42SO42 0,5 N dengan tanah S = Volume titrasi Fe NH42SO42 0,5 N untuk Blanko tanpa tanah 0,003 = 1 ml K2Cr2O7 0,1 N + H2SO4 mampu mengoksidasi 0,003 gr C Organik 10,77 = Metode ini hanya 77 C.Organik yang dapat dioksidasi BCT = Berat Contoh Tanah

3.7 Analisis Data

Jenis insekta tanah dan jumlah individu masing-masing jenis yang didapatkan dihitung: Kepadatan Populasi, Kepadatan Relatif masing-masing jenis, Frekuensi Kehadiran dan Indeks Similaritas Menurut Krebs 1985, Wallwork 1976 dan Suin 2002 dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Kepadatan Populasi K

Jumlah individu suatu jenis K = Jumlah unit sampel

b. Kepadatan Relatif KR

Kepadatan suatu jenis KR = x 100 Jumlah kepadatan semua jenis

c. Frekuensi Kehadiran FK

Jumlah plot yang ditempati suatu jenis FK = x 100 Jumlah total plot Keterangan: Nilai FK: 0 – 25 = sangan jarang aksidental Nilai FK: 25 - 50 = jarang asesoris Nilai FK: 50 - 75 = sering konstan Nilai FK: 75 - 100 = sangat sering absolut

d. Indeks Diversitas Shannon-Wienner H’

Untuk mengetahui keanekaragaman jenis arthropoda tanah dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: H’ = - ∑ pi ln pi dimana: H’ = indeks diversitas Shannon-Wiener Pi =proporsi spesies ke-i Ln =logaritma Nature Pi = ∑ ni N Perhitungan jumlah individu suatu jenis dengan keseluruhan jenis

e. Indeks EquitabilitasIndeks Keseragaman E

Untuk mengetahui nilai keseragaman jenis arthropoda tanah dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: E = dimana: H’ = indeks diversitas Shannon-Wiener Hmax = keaneragaman spesies maximum = ln S dimana S banyaknya spesies

f. Indeks Similaritas Kesamaan

Untuk mengetahui nilai kesamaan setiap arthropoda tanah dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: IS = x 100 Keterangan: IS = Indeks Similaritas antar Blok C = Jumlah jenis yang sama pada dua lokasi yang berbeda A = Jumlah jenis pada lokasi A B = Jumlah jenis lokasi B g. Analisis Korelasi Dilakukan dengan menggunakan Analisis Korela r menurut Pearson SPSS antara faktor fisik kimia terhadap indeks keanekaragaman.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Jenis Makroarthropoda tanah yang Ditemukan pada Lokasi Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan di Perkebunan PTPN III Sei Mangkei didapatkan jenis Makroarthropoda tanah seperti yamg terlihat pada tabel 4.1: Tabel 4.1 Makroarthropoda Tanah yang Ditemukan pada Tiga Lokasi Penelitian Kelas Ordo Famili Spesies Nama IndonesiaPeranan Lokasi I 2 3 1.Arachnida Araneae Oxyopidae Oxyopes sp Laba-labapredator + + + 2.Insekta Blattaria Blattellidae Blatta orientalis Kecoakpredator + + + Blattidae Parcoblatta sp Kecoakpredator - + + Coleoptera Carabidae Calasoma sp Kumbanghama - - + Scarabidae Phyllopaga sp Larva kumbanghama + - + Dermaptera Forficulida Forficula sp Cocopetpredator + + + Hymenoptera Formicidae Cardiocondyla sp Semutpredator + + + Odotomachus sp Semutpredator + + + Myrmica sp Semutpredator + + + Myrmecina sp Semutpredator + + + Soleonopsis sp Semutpredator + + + Ortoptera Gryllidae Gryllus sp Jangkrikpenghancur + + + 3.Chilopoda Geophilomorpha Geophilidae Geophilus sp Kelabangpenghancur + + + Scolopendromorpha Scolopenridae Scolopendra sp Lipanpenghancur - - + 4.Crustaceae Isopoda Cylistidae Cylisticus convexus Undur-undurhama + + + Jumlah 12 12 15 Keterangan: Lokasi 1 = areal kebun yang tidak dialiri dengan limbah cair kontrol, lokasi 2 = Areal kebun yang dialiri dengan limbah cair yang telah mulai kering lembab lokasi3 = Areal kebun yang dialiri dengan limbah cair dalam keadaan masih basah. + = ditemukan, - = tidak ditemukan . Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa Makroarthropoda tanah paling banyak didapatkan pada lokasi III, yaitu sebanyak 15 genus, kemudian pada lokasi I dan II, yaitu masing-masing sebanyak 12 genus. Makroarthropoda tanah yang paling banyak ditemukan adalah dari kelas Insekta, yaitu sebanyak 11 spesies, yang termasuk ke dalam 5 ordo, dan 7 famili, kemudian dari kelas Chilopoda yaitu sebanyak 2 spesies, 2 ordo dan 2 famili, kelas Arachnida dan Crustaceae masing-masing di dapatkan 1 spesies, 1 ordo dan 1 famili. Banyaknya jumlah genus yang didapatkan pada lokasi III disebabkan memiliki kondisi limbah yang masih basah yang disukai oleh arthropoda