Data sekunder. Peneliti menggunakan data BPS serta dinas terkait
2. Data sekunder. Peneliti menggunakan data BPS serta dinas terkait
C. Populasi dan Sampel Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah unit usaha yang
ada dalam industri kerajinan kaligrafi kulit kambing yang berada di Kabupaten Sukoharjo. Pemilihan sampel responden dilakukan secara purposive sampling , dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Sukoharjo merupakan wilayah yang berpotensi sebagai usaha kerajinan kaligrafi.
D. Teknik Analisis Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif kualitatif. Metode analisis deskriptif kualitatif merupakan cara mengidentifikasi dan menganalisis data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki industry kerajinan kaligrafi dalam menentukan posisi persaingan dan jenis usaha guna mengetahui strategi industry kecil yang berdaya saing.
E. Analisis Data
a. Matriks House Of Quality (HOQ) Penilaian kinerja kualitas produk dilaksanakan dengan alat analisis
Quality Function Deployment (QFD) yaitu suatu alat yang menggambarkan mekanisme terstruktur untuk menentukan kebutuhan pelanggan dan menterjemahkan kebutuhan-kebutuhan tersebut ke dalam kebutuhan teknis yang relevan (Gaspersz, 2001). Untuk pelaksanaan strategi, dengan Quality Function Deployment (QFD) digunakan teknik- teknik lain sebagai alat bantu, yaitu pairwise comparisons (perbandingan berpasangan) dan benchmarking (Dorothea, 1999).
b. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah salah satu analisa penyeimbang antara analisa internal industri kerajinan yang meliputi penilaian terhadap factor
peluang, kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), dengan analisis eksternal industry kerajinan yang meliputi factor peluang (opportunity) dan ancaman (threat) (Rangkuti, 2005). Faktor eksternal, yaitu factor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman peluang industry kerajinan antara lain : Strategi KP, Strategi LP, Strategi KA, Strategi LA peluang, kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), dengan analisis eksternal industry kerajinan yang meliputi factor peluang (opportunity) dan ancaman (threat) (Rangkuti, 2005). Faktor eksternal, yaitu factor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman peluang industry kerajinan antara lain : Strategi KP, Strategi LP, Strategi KA, Strategi LA
= variabel terikat b0 = intersep
b1… bn = koefisien regresi
e = error (pengganggu) X1…Xn = variabel bebas
d. Analisis Path Analysis (analisis jalur) Rumus : Keterangan : r = koefisien korelasi,
p = koefisien jalur .i , j, k = variabel .i,.j dan k
Hasil dan Pembahasan
Analisis situasi dan keragaan UKM kaligrafi kulit kambing secara deskriptif, dengan hasil sebagai berikut :
A. Aspek Bahan Baku Aspek bahan baku untuk UKM kaligrafi kulit kambing yang utama adalah suplai bahan baku kulit kambing untuk bahan dasar tulisan kerajinan kaligrafi. Hasil kajian menunjukkan bahwa suplay bahan baku kulit kambing berasal dari Jakarta, Wonogiri, Ponorogo, pengepul daerah Klaten. Jika terjadi kelangkaan bahan baku kulit kambing sumber pasokan diperoleh dari Jawa Barat. Untuk bahan baku yang lain seperti kayu untuk piguranya dari kayu mahoni yang diperoleh dari kayu pasokan lokal, bahan pelengkap seperti plastik, benang boll dipasok dari daerah sekitar Sukoharjo. Kualitas bahan baku untuk kulit kambing dipriritaskan mutu yang baik yang dicirikan oleh warna kulit yang berwarna hitam degan variasi harga sekitar Rp. 20.000,00 hingga Rp. 50.000,00 per biji kulit kambing. Warna kulit coklat harganya lebih mahal dari pada warna kulit yang berwarna hitam.
B. Aspek Investasi dan Fasilitas Fasilitas produksi dan peralatan yang digunakan untuk pembuatan kerajinan kaligrafi antara lain bor dan mesin sablon. Rata-rata investasi berupa lahan dan bangunan dengan luas bervariasi antara 350 m2 -2000
m 2 , mesin sablon, kendaraan roda dua dan empat mesin bor dll, dengan nilai investasi 300 juta -1,5 milyard, tergantung dari jumlah pesanan dan
kapasitas produksi. Selain itu untuk UKM kaligrafi yang besar biasanya memiliki ruang penyimpanan/gudang yang digunakan untuk menampung atau menyimpan produk yang sudah jadi untuk memperoelh jumlah yang telah ditentukan dalam kontrak (misalnya untuk memeuhi volume satu kontainer atau untuk menunggu proses pengiriman barang), disamping itu terdapat ruang kerja yang digunakan untuk finishing produk kerajinan, seperti pemasangan plastik penutup tulisan kaligrafi. Hasil kajian menunjukkan bahwa belum ada UKM yang memiliki ruang showroom untuk memamerkan barang-barang hasil produksinya.
C. Aspek Produksi Kapasitas produksi kerajinan kaligrafi dari UKM di desa Sonorejo bervariasi antara 100- 400 unit/hari. Desain dan tulisan kaligrafi sesuai dengan pesanan. Pesanan dapat berasal dari alam negeri atau luar negeri. Pesanan domestik biasanya dijual di daerah-daerah tujuan wisata, sedangkan pesanan dari luar negeri sebagian besar dari wilayah Timur
Tengah (Arab Saudi dll), Mesir, Kairo dll. Pemesanan datang langsung ketempat produksi dan diperkuat dengan kontrak jual beli dan pengiriman.
D. Aspek Pasar dan Pemasaran Wilayah pemasaran produk kerajinan kaligrafi yang dihasilkan ada dua macam yaitu tujuan (1) pasar dalam /domestik dan (2) pasar ekspor. Untuk konsumen/pasar dalam negeri meliputi Jakarta, Yogyakarta, Medan, Kalimantan, sedangkan untuk konsumen luar negeri/pasar ekspor terutama tujuan negara Turki, Iran serta Malaysia.
Teknik pemasaran yang dilakukan sebagian besar masih konvensional, artinya pembeli yang berasal dari luar negeri datang langsung setiap bulan untuk memilih produk yang akan dibeli karena langsung dapat melihat dan memilih kondisi dan jenis produk yang akan dipesan. Harga jual produk kerajinan kaligrafi bervariasi tergantung dari ukuran (besar/kecil) dan jenis tulisan yang ada (surat-surat panjang atau pendek), tetapi sebagai gambaran harga produk terendah untuk ukuran paling kecil dengan harga Rp. 15.000,00 per paket yang terdiri dari 2 buah kerajinan.
E. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi UKM kerajinan kaligrafi kulit kambing di desa Sonorejo Kabupaten Sukoharjo secara garis besar dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Permasalahan UKM Kerajinan Kaligrafi di Desa Sonorejo
Kabupaten Sukoharjo.
Permasalahan
Permasalahan
dari Aspek UKM Bahan Baku
Kesulitan memperoleh bahan baku kulit kambing
dengan jumlah yang banyak Kualitas kulit kambing yang seragam dalam ketebalan
Kualitas kulit kambing masih banyak mengandung
lemak
Produksi
Kapasitas produksi rendah Kesulitan pemenuhan permintaan untuk satu kali
pengiriman (eksport) dalam satu kontainer waktu pengumpuan produk lama
Harus bersinergi dengan UKM lainnya Proses
Proses pengeringan kulit kambing memerlukan waktu yang lama karena pengeringan hanya mengandalkan
sinar matahari. Kesulitan dalam penghilangan bau ―amis‖ karena kandungan lemak dalam kulit kambing masih tinggi
Produk Kualitas produk tidak seragam (hand made) gagal produk karena tidak sesuai keinginan konsumen Produk ―reject‖ tidak bisa didaur ulang
Desain yang relatif konstan (banyak ditentukan oleh
pemesan/pembeli)
Pasar & Belum memiliki daya tawar (bargaining position) yang pemasaran
tinggi Jangkauan wilayah pemasaran terbatas Pranata pemasaran masih sulit ditembus karena
produk khusus dan unik
Harga banyak ditentukaan pembeli Desain sesuai pesanan/selera pembeli Pemasaran seperti ini sangat kurang efisien dan efektif.
SDM Kualitas SDM sebagian besar berpendidikan rendah Status kepegawaian tidak jelas Produktivitas rendah Ketrampilan terbatas Partisipasi dalam pelatihan-pelatihan dan kursus-
kursus rendah.
Sifat Usaha
Masih dalam skala kecil Bersifat home industry Hanya sebagai pekerjaan sampingan
Keuangan Proporsi modal masih besar dari modal sendiri /Finansial
Ukuran permodalan masih kecil Cash-flow kurang lancar Masih tergolong kurang modal untuk perluasan usaha Keuntungan yang diperoleh kurang optimal.
Hasil kajian menunjukkan bahwa UKM kerajinan kaligrafi kulit kambing di Desa Sonorejo memiliki prospek yang cukup baik sebagai alternatif pengembangan usaha dan peningkatan pendapatan masyarakat di Desa Sonorejo, dimana keberadaan lahan pertanian sudah bergeser ke sektor industri, sehingga UKM kerajinan kaligrafi ini sebagai alternatif alih profesi dari sektor pertanian ke sektor industri
UKM kaligrafi kulit kambing merupakan pengembangan pemanfaatan sumberdaya lokal dari sektor pertanian pangan ke sektor peternakan yang disinergikan dengan ekonomi kreatif yang mampu memberikan sumber pendapatan baru bagi masyarakat melalui pemberdayaan.
Potensi SDM, sumberdaya lokal kulit kambing dan keinginan konsumen (consumer satisfaction) merupakan komponen utama yang diintegrasikan dan dipadukan dalam pemberdayaan UKM kerajinan kaligrafi sehingga menghasilkan model pemberdayaan pengrajin kaligrafi kulit kambing sebagai strategi pengembangan industry kreatif dan produk unggulan lokal di Kabupaten Sukoharjo.
Pasokan bahan baku kulit kambing sebagai faktor utama dalam UKM kerajinan kaligrafi kulit kambing harus diprioritaskan. Perkuatan kelembagaan dan permodalan bagi kelompok atau koperasi pengrajin kaligrafi kulit kambing. Peningkatan kinerja UKM kaligrafi kulit kambing dapat dilakukan dengan membangun kemitraan antara pengusaha/pengrajin yang kuat dan lemah, antara yang sudah besar dan yang kecil dengan difasilitasi oleh pemda setempat serta penambahan dan peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman dalam menjamin kontinyuitas usaha dan hubungan dengan pelanggan perlu dilakukan secara periodek sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan permasalahan aktual yang terjadi.