Analisis Bivariat Hasil dan Pembahasan 1. Analisis Univariat

4.3.2. Analisis Bivariat

Tabulasi silang indikator keberhasilan kinerja dengan karakteristik penyuluh dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Tabulasi Silang Indikator Keberhasilan Kinerja dengan Karakteristik Penyuluh No. Variabel Keberhasilan Kinerja Total Hasil Uji Chi-Square Tinggi Sedang Rendah Karakteristik Penyuluh n N n n X 2 P 1. Umur Tahun 24-32 7 23.3 6 20.0 2 6.7 15 50.0 0.76 0.94 33-41 6 20.0 3 10.0 1 3.3 10 33.3 41-49 2 6.7 2 6.7 1 3.3 5 16.7 2. Tingkat Pendidikan Tahun 12-14 3 10.0 11 36.7 4 13.3 18 60.0 20.0 0.00 15-17 11 36.7 0.00 0.00 11 36.7 18-20 1 3.3 0.00 0.00 1 3.3 3. Masa Kerja Tahun 4 4 13.3 0.00 0.00 4 13.3 9.19 0.06 5 5 16.7 5 16.7 4 13.3 14 46.7 6 6 20.0 6 20.0 0.00 12 40.0 4. Jumlah Petani Binaan Orang 100-517 10 33.3 6 20.0 1 3.3 17 56.7 4.14 0.39 518-935 5 33.3 4 13.3 3 10.0 12 40.0 936-1353 0.00 1 3.3 0.00 1 3.3 5. Gaji Rp 1.100.000 3 10.0 11 36.7 4 13.3 18 60.0 20.0 0.00 1.500.000 5 16.7 0.00 0.00 5 16.7 2.000.000 7 23.3 0.00 0.00 7 23.3 Sumber : Lampiran diolah oleh Penulis Tabel 18 menunjukkan bahwa umur yang menunjukkan keberhasilan kinerja yang tinggi terbanyak adalah pada umur 24 - 32 tahun dengan persentase sebesar 23.3 sedangkan yang menunjukkan keberhasilan kinerja yang rendah juga pada usia 24 - 32 tahun dengan persentase sebesar 6.7 . Hasil uji statistik menunjukkan pada nilai X 2 = 0.76 dengan nilai P=0.94, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur tahun dengan keberhasilan kinerja. Universitas Sumatera Utara Karakteristik tingkat pendidikan yang menunjukkan keberhasilan kinerja yang tinggi terdapat pada tingkat pendidikan 15 - 17 tahun dengan persentase sebesar 36.7 sedangkan yang menunjukkan keberhasilan kinerja yang rendah pada tingkat pendidikan 12 - 14 tahun dengan persentase sebesar 4 . Hasil uji statistik menunjukkan pada nilai X 2 Karakteristik selanjutnya adalah masa kerja yang menunjukkan keberhasilan kinerja yang tinggi terdapat pada masa kerja 6 tahun dengan persentase sebesar 16.7 sedangkan yang menunjukkan keberhasilan kinerja yang rendah terdapat pada masa kerja tahun 5 tahun dengan persentase sebesar 13.3 . Hasil uji statistik menunjukkan pada nilai X = 20.0 dengan nilai P=0.00, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan tahun dengan keberhasilan kinerja. 2 Karakteristik jumlah petani binaan yang menunjukkan keberhasilan kinerja yang tinggi terdapat pada jumlah petani binaan 100- 517 orang dan 518 - 935 orang dengan persentase masing-masing sebesar 33.3 sedangkan yang menunjukkan keberhasilan kinerja yang rendah terdapat pada jumlah petani binaan 518 - 935 orang dengan persentase sebesar 10.0 . Hasil uji statistik menunjukkan pada nilai X = 9.19 dengan nilai P=0.06, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan keberhasilan kinerja. 2 Karakteristik yang terakhir adalah gaji Rp yang menunjukkan keberhasilan kinerja yang tinggi terdapat pada jumlah gaji Rp 2.000.00 dengan persentase sebesar 23.3 sedangkan yang menunjukkan keberhasilan kinerja = 4.14 dengan nilai P=0.39, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara petani binaan dengan keberhasilan kinerja. Universitas Sumatera Utara yang rendah terbanyak pada jumlah gaji Rp 1.100.000 dengan persentase sebesar 13.3 . Hasil uji statistik menunjukkan pada nilai X 2 Kesimpulan yang dapat ditarik, berdasarkan hubungan antara karakteristik individu dengan keberhasilan kinerja yaitu ada beberapa karakteristik individu yang menunjukkan hubungan yang signifikan dengan keberhasilan kinerja yaitu tingkat pendidikan tahun dan jumlah gaji Rp sedangkan karakterstik individu yang tidak berhubungan secara signifikan dengan keberhasilan kinerja yaitu variabel umur tahun, masa kerja tahun dan jumlah petani binaan orang. = 20.0 dengan nilai P=0.00, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara gaji dengan keberhasilan kinerja. 4.3.3. Uji Asumsi Klasik 4.3.3.1. Uji Normalitas