27
dipertanggung jawabkan hasilnya, maka dalam penelitian akan dipergunakan alat pengumpulan data.
Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang diperlukan, dipergunakan alat pengumpulan data sebagai berikut:
a. Studi Dokumen atau studi kepustakaan Penelitian pustaka dimaksud penelitian bahan hukum perimer yaitu peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan hukum perikatan, perjanjian, khususnya kontrak dagang antara perusahaan yang memproduksi barang
dengan distributor yang memasarkan barang. Demikian pula dikaji bahan
hukum sekunder berupa karya para ahli termasuk hasil penelitian. Untuk melengkapi bahan hukum tersebut ditunjang pula dengan bahan hukum tertier
seperti kamus umum, kamus hukum, jurnal ilmiah, majalah, surat kabar dan internet.
b. Wawancara wawancara interview dengan nara sumber dengan menggunakan pedoman
wawancara interview guide agar lebih fokus dan sistematis.
5. Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
30
30
Lexy J. Moleong, Op.cit., hal. 103
Universitas Sumatera Utara
28
Analisis data dilakukan secara kualitatif, yaitu dengan cara penguraian, menghubungkannya dengan peraturan-peraturan yang berlaku, menghubungkan
dengan pendapat pakar hukum serta pelaksanaan penyelesaian sengketa perjanjian kerjasama antara PT Frisian Flag Indonesia dengan distributor PT. Permata Niaga
agar terjadi perimbangan kedudukan hukum. Semua data yang diperoleh dari bahan pustaka serta data yang diperoleh dari
wawancara dianalisis secara kualitatif. Kegiatan analisis dimulai dengan dilakukan pemeriksaan terhadap data yang terkumpul melalui penelitian kepustakaan dan
wawancara yang dilakukan, inventarisasi peraturan, data-data yang berkaitan dengan judul penelitian, sehingga analisis yang dilakukan dapat memberikan jawaban
terhadap pilihan forum penyelesaian sengketa dalam perjanjian kerjasama antara PT Frisian Flag Indonesia dengan distributor di Kota Medan agar terjadi perimbangan
kedudukan hukum. Data yang didapat dari penelitian studi dokumen dan data yang diperoleh dari
wawancara akan
disusun secara
sistematik untuk
mengetahui bagaimana
perimbangan kedudukan hukum antara PT Frisian Flag Indonesia dengan distributor di Kota Medan, untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi PT
Frisian Flag Indonesia dengan distributornya di Kota Medan dan untuk mengetahui pilihan hukum dan pilihan forum penyelesain sengketa yang terjadi dalam
pelaksanaan perjanjian kerjasama antara PT Frisian Flag dan distributornya di Kota Medan.
Atas dasar pembahasan dan analisis ini diperoleh suatu kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukan. Kesimpulan ini merupakan jawaban atas permasalahan
Universitas Sumatera Utara
29
yang diteliti. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan logika berfikir yang induktif yaitu logika yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-
hal khusus ke umum.
Universitas Sumatera Utara
30
BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK DALAM PERJANJIAN KERJASAMA
DAGANG ANTARA PT. FRISIAN FLAG INDONESIA DENGAN PT. PERMATA NIAGA
A. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya PT Frisian Flag Indonesia
1. Sejarah Perusahaan PT Frisian Flag Indonesia PT. Frisian Flag Indonesia pada mulanya bernama PT. Geo Wehry Indonesia,
yang didirikan pada tahun 1917, adalah salah satu perusahaan dagang yang terbesar yang beroperasi di Indonesia sebelum perang dunia ke-II dan bergerak sebagai
distributor barang yang berasal dari pabrik ke konsumen. Pada saat itu kegiatan perusahaan belum menunjukan hasil yang memuaskan karena pada saat itu Indonesia
masih berada di bawah penjajahan Belanda. Pada tahun 1969 nama PT. Geo Wehry Indonesia, dirubah menjadi PT.
Mexim yang masih melanjutkan usaha dari PT. Geo Wehry Indonesia. Tetapi oleh karena beberapa hal, maka pada tanggal 13 Oktober 1972 nama dari PT. Mexim
dirubah lagi menjadi PT. Borsumij Wehry Indonesia PT. BWI dengan akte notaris Subandi, SH.
Tahun 1978 Direktur PT. Borsumij Wehry Indonesia mengambil keputusan bersama dengan para pemilik saham untuk mengembangkan dan memperkuat
distribusinya dalam menyalurkan produk-produk mentrust dan secara bertahap mendistribusikan produk-produk lain baik dari perusahaan asing PMA maupun
perusahaan dalam negeri PMDN seperti Frisian Flag dan Formost Indonesia.
30
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 1992 Direktur PT. Borsumij Wehry Indonesia mengambil keputusan bersama pemiik saham untuk mengembangkan dan memperkuat
distribusinya dalam
menyalurkan produknya
dan secara
bertahap mampu
mendistribusikan produk-produk lain, baik dari perusahaan asing PMA maupun perusahaan PMDN seperti Formost Indonesia, Anker, A dan W Root, Pepsi, Coca
Cola, Adidas, dan lain sebagainya. Beberapa perusahaan multinasional dan nasional terkemuka, juga memanfaatkan PT. Borsumij Wehry Indonesia sebagai distributor
seperti barang-barang elektronik, minuman, obat-obatan, pakaian o1ahraga dan lain sebagainya.
33
Sehuhungan dengan perkembangan perusahaan dan banyaknya produk yang didistribusikan maka pihak manajemen memutuskan untuk membentuk dua divisi
yaitu Divisi Susu dan Divisi Non Susu. Pada tanggal 1 Juli 1995 berdiri PT. Teson Mulia sebagai distributor tunggal
susu bendera produksi PT. Frisian Flag Indonesia dan PT. Formost Indonesia. PT. Tesori Mulia adalah ex Divisi Susu dari PT. Bersumij Wehry indonesia.
Pada tanggal 1 September 2003 sesuai akte Notanis Sucipto, SH., No. 28 tanggal 3 Juli 2003 perihal akte penggabungan dari PT. Tesori Mulia, PT. Frisian
Flag Indonesia dan PT. Formost Indonesia yang didahului dengan RUPS dari ketiga badan usaha tersebut, maka disepakati untuk menggabungkan merger menjadi satu
badan usaha atas nama PT Frisian Flag Indonesia yang dinyatakan pada akte notaris
33
PT. Frisian Flag Indonesia Sebagai Pemimpin Pasar Dalam Industri Susu Di Indonesia, Http:Mandiri4evercom.Blogspot.Com201103Manajemen-Pt-Frisian-Flag-Indonesia.Html, diakses
Pada Tanggal 15 Desember 2011.
31
Universitas Sumatera Utara
tersebut di atas. PT. Frisian Flag Indonesia terdiri dari 7 cabang besar dan di setiap propinsi dan kota besar terdapat cabang kecil, dimana kantor pusat PT. Frisian Flag
Indonesia terletak di .Jalan Bogor Km. 5 Cijantung Jakarta Timur dan salah satu Kantor Cabangnya di Jalan SM. Raja KM 7.3 No. 117 Medan yang membawahi
wilayah Sumatera dan mendistribusikan satu jenis produk yaitu susu bendera. Sebagai pemimpin pasar susu yang telah menghadirkan produk-produk
bernutrisi bagi keluarga Indonesia, PT Frisian Flag Indonesia senantiasa taat pada ketentuan peraturan dan hukum nasional serta standar-standar Internasional Codex
yang meregulasi seluruh proses produksi hingga produksi produk-produk berbasis susu kemasan.
2. Komitmen PT Frisian Flag Indonesia
Sebagai ahli nutrisi susu bertaraf internasional, PT Frisian Flag Indonesia memproduksi dan memasarkan berbagai jenis produk termasuk susu bubuk, susu cair
siap minum dan susu kental manis. PT Frisian Flag Indonesia telah mengoperasikan dua fasilitas produksi yang canggih di Pasar Rebo dan Ciracas, Jakarta Timur. Pabrik
di Pasar Rebo memproduksi susu bubuk dan pabrik di Ciracas memproduksi susu cair serta susu kental manis. Proses produksi susu di PT Frisian Flag Indonesia
menggunakan teknologi mutakhir dan praktek sterilisasi terbaik dari awal hingga akhir untuk menghindari kontaminasi dalam proses produksinya praktek ini yang
dikenal sebagai “Good Manufacturing Practices”. PT Frisian Flag Indonesia mengikuti standar sertifikasi produksi kelas dunia tertinggi untuk memastikan hasil
produksi yang berkualitas tinggi bagi konsumen. Seluruh proses “supply chain”, mulai dari pembelian bahan baku sampai dengan distribusi produk akhir kepada
32
Universitas Sumatera Utara
distributor dan grosir, diawasi oleh HACCP Hazardous Analysis Critical Control Point dan sistem ISO 9001; 2000 dan sistem ISO 14000.
3. Kepegawaian
PT Frisian Flag Indonesia berkantor-pusat di Jakarta dengan 7 tujuh kantor penjualan dan perwakilan di seluruh Indonesia, dan mempekerjakan lebih dari 1600
seribu enamratus orang karyawan. Nilai-nilai perusahaan yaitu dapat diandalkan reliable, berdedikasi tinggi dedicated dan selalu berusaha memberi yang terbaik
execellence senantiasa dipegang teguh di hati dan pikiran para karyawan agar terus fokus pada tujuan dan mencapai yang terbaik. PT Frisian Flag Indonesia percaya
bahwa para karyawan adalah aset terbesar dan ingin tumbuh bersama dengan perusahaan. Setiap tahun perusahaan mengirim karyawan ke berbagai Program
pelatihan dan pengembangan baik di Indonesia maupun di luar negeri untuk menambah pengetahuan dan mempelajari hal-hal baru.
4. Prestasi
PT Frisian
Flag Indonesia
mendapat kehormatan
meraih sejumlah
penghargaan dari berbagai organisasi dan bangga akan apa yang telah di capai. percaya kesuksesan ini akan menjadi motivasi untuk melakukan yang lebih baik lagi
di masa yang akan datang. Penghargaan-penghargaan yang telah diterima antara lain: 1. Penghargaan sebagai Penanam Modal Asing Terbaik Untuk Industri Skala
Besar dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Nasional BKPM Republik Indonesia.
2. Indonesian Customer Satisfaction Awards 2007 dari Frontier Consulting Group
33
Universitas Sumatera Utara
3. Indonesia Employer of Choice 2007 dari SWA Magazine 4. Indonesia Platinum Brand 2007 dari SWA Magazine MARS
5. Indonesia Golden Brand Award 20052006 dari SWA Magazine MARS 6. Indonesia Best Brand Award 2005 dari SWA Magazine MARS
7. Good Manufacturing Practice Award GMP 1996.
34
Dalam penelitian tesis ini menfokuskan pada kedudukan hukum para pihak dalam perjanjian kerjasama dagang antara PT Frisian Flag Indonesia dengan
Distributor di kota Medan. Perjanjian kerjasama dagang ini antara PT Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata Niaga sebagai salah satu Distributor yang ada di
Kota Medan. Sesuai data yang di peroleh dari PT Frisian Flag Indonesia dengan Distributor
PT. Permata Niaga yang mengedepankan kedudukan hukum atas perjanjian kerjasama dalam bidang pendistribusian atau penjualan produk susu yang berkualitas
terbaik dan bernutrisi tinggi untuk kota Medan.
B. Sejarah PT. Permata Niaga
PT. Permata Niaga adalah suatu perseroan terbatas yang dibentuk, didirikan dan tunduk berdasarkan undang-undang Negara Republik Indonesia, berkedudukan di
Deli Serdang, berkantor pusat di Jl. Platina No.2, KIM-I, Percut Sei Tuan, Deli Serdang, dalam hal ini diwakili oleh Fadjar Halim, yang bertindak dalam
kedudukanya selaku direktur Distributor.
34
Penghargaan PT Frisian Flag Indonesia, http:www.frisianflag.comidpenghargaan, diakses pada tanggal 10 Desember 2011.
34
Universitas Sumatera Utara
PT. Permata Niaga berdiri sejak tahun 1999, yang didirikan dihadapan Soeparno, SH, Notaris di Medan, dengan akta tertanggal 12 Juni 1999, Nomor 37.
Maksud dan tujuan dari perseroan tersebut adalah bergerak dalam perdagangan umum yang meliputi perdagangan pada umumnya terutama untuk barang-barang
industri, distributor dan leveransier suplier. Sebagai modal dasar dari perseroan terbatas PT. Permata Niaga tersebut
adalah sebesar Rp.1.000.000.000,- satu milyar rupiah, terbagi atas 1.000 seribu ribu saham, yang masing-masing saham bernilai sebesar Rp.1.000.000,-satu juta
rupiah Pada awal berdirinya PT. Permata Niaga hanya memfokuskan pada distributor
peralatan dapur, makanan ringan snack dan permainan anak-anak. Namun dalam perjalanan usahanya, untuk lebih mengembangkan potensi yang ada, maka pada
tahun 2007 PT. Permata Niaga melakukan kerjasama dengan PT Frisian Flag Indonesia dalam melakukan pendistribusian susu-susu produk dari perusahaan PT
Frisian Flag Indonesia dengan dilakukan penandatangan surat kontrak dagang antara keduanya.
C. Hak dan Kewajiban PT. Frisian Flag Indonesia Sebagai Prinsipal Sesuai Hukum Yang Berlaku
Akibat hukum suatu kontrakperjanjian pada dasarnya lahir dari adanya hubungan hukum dari suatu perikatan, yaitu dalam bentuk hak dan kewajiban.
Pemenuhan hak dan kewajiban inilah yang merupakan salah satu bentuk dari pada akibat hukum suatu kontrakperjanjian. Kemudian hak dan kewajiban ini
tidak lain adalah hubungan timbal balik dari para pihak, maksudnya adalah 35
Universitas Sumatera Utara
kewajiban di pihak pertama merupakan hak bagi pihak kedua, begitu pun sebaliknya, kewajiban dipihak kedua merupakan hak bagi pihak pertama. Dengan demikian
akibat hukum di sini tidak lain adalah pelaksanaan dari pada suatu kontrakperjanjian itu sendiri.
35
Hak adalah wewenang yang diberikan hukum objektif kepada subjek hukum untuk melakukan segala sesuatu yang dikhendakinya sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundangan.
36
Sedangkan yang dimaksud dengan kewajiban adalah beban yang diberikan oleh hukum kepada subjek hukum.
37
Prestasi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi para pihak dalam suatu kontrak. Prestasi pokok tersebut dapat berwujud: benda, tenaga atau keahlian, tidak
berbuat sesuatu.
38
Sebagaimana disebut dalam Pasal 1234 KUHPerdata prestasi terbagi kepada tiga macam: menyerahkan sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuat
sesuatu.
39
Sehubungan dengan kewajiban pihak-pihak sebagaimana disebutkan defenisi perjanjian suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain, atau dimana
dua orang saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu.
40
Dalam perjanjian hal yang harus dilaksanakan kewajiban itu dinamakan prestasi.
35
Daeng Naja, Contract Drafting: Seri Keterampilan Merancang Kontrak Bisnis, Cet 2, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2006, hal. 21
36
Ade Didik Irawan, Pengantar Ilmu Hukum, http:www.mypulau.comadedidikirawan blog731632, diakses tanggal 20 Januari 2011.
37
Ibid.
38
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, hal. 68.
39
Pasal 1234 KUHPerdata
36
Universitas Sumatera Utara
Dalam perjanjian kerjasama distributor antara PT. Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata Niaga telah mengatur mengenai hak dan kewajiban para pihak
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 11 Perjanjian Distributor Distributor Agreement, No: 16SO1LegalFFIXII10, disebutkan bahwa :
1. PT. Frisian Flag Indonesia akan berusaha sebaik-baiknya untuk memenuhi pesanan yang diterima olehnya dari distributor dari waktu ke waktu.
2. Apabila dianggap perlu, PT. Frisian Flag Indonesia dapat memberikan kepada distributor selama jangka waktu, bantuan sebagai berikut:
a. Saran dan konsultasi berkenaan dengan strategi dan teknik pemasaran produk;
b. Saran dan konsultasi yang umum berkenaan dengan pengiklanan dan promosi produk;
c. Pelatihan atas staff distributor dan tim eksklusif penjualan dengan biaya ditanggung distributor dalam jangka waktu tertentu selama jangka waktu;
d. Menyediakan bentuk pengiklanan dan promosi PT. Frisian Flag Indonesia, sampel-sampe dan data-data lain, sebagaimana dirancang atau dibuat oleh
PT. Frisian Flag Indonesia yang dianggap relevan oleh PT. Frisian Flag Indonesia, dengan memperhatikan hak PT. Frisian Flag Indonesia atas
kerahasiaan. Distributor setuju untuk menghormati hak milik intelektual yang dimiliki PT. Frisian Flag Indonesia.
3. PT. Frisian Flag Indonesia dari waktu ke waktu menyerahkan usulan harga jual kepada distributor yang terakhir berkaitan dengan produk.
4. PT. Frisian Flag Indonesia dapat memberikan kursusseminar atas instruksi para karyawan, staff dan agen distributor untuk memberikan presentasi
mengenai prodok pada waktu dan agenda yang disepakati oleh para pihak. Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan, memang
perikatan itu paling banyak diterbitkan oleh suatu perjanjian disamping perikatan lahir dari undang-undang, hak dan kewajiban timbul berdasarkan perjanjian, setiap
perjanjian berisi kewajiban pokok yang menjadi dasar perjanjian tersebut. Suatu perjanjian harus menjadi perbuatan kedua belah pihak, tiap-tiap yang berjanji untuk
37
Universitas Sumatera Utara
mematuhi prestasi kepada pihak lainnya harus memperoleh pula pemenuhan prestasi yang telah dijanjikan oleh pihak lainnya itu.
41
Suatu perikatan merupakan suatu hubungan hukum antara dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu dari pihak lain dan pihak
lain berkewajiban memenuhi tuntutan itu. Sesuai dengan sistem terbuka yang dianut dalam hukum perjanjian, para pihak
bebas untuk membuat perjanjian sesuai dengan kehendak dan kepentingan masing- masing asalkan tidak melanggar ketertiban umum, kesusilaan dan Undang-Undang.
Menurut Pasal 1339 KUHPerdata, suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan dalam perjanjian, tetapi juga untuk
segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan diwajibkan oleh kepatutan, kebiasaan dan undang-undang.
42
Dengan demikian, setiap perjanjian diperlengkapi dengan aturan-aturan yang terdapat dalam undang-undang, dalam adat kebiasaan
disuatu tempat dan disuatu kalangan tertentu, sedangkan kewajiban-kewajiban yang diharuskan oleh kepatutan norma-norma kepatutan harus juga diindahkan.
Dalam Pasal 1339 KUHPerdata tersebut, bahwa adat kebiasaan telah ditunjuk sebagai sumber norma di samping undang-undang ikut menentukan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban kedua belah pihak dalam suatu perjanjian. Suatu persoalan di sini, bila terdapat suatu adat kebiasaan yang berlainan atau menyimpang dari undang-
undang, meskipun sudah ada suatu adat kebiasaan yang menyimpang, masih tetap
41
Abdulkadir Muhammad, Op.cit, hal. 94.
42
Pasal 1339 KUHPerdata
38
Universitas Sumatera Utara
berlaku dan barang siapa pada suatu hari menunjuk pada peraturan undang-undang tersebut, harus dibenarkan dan tidak boleh dipersalahkan.
Sehubungan dengan hak dan kewajiban dalam perjanjian terbit dalam yurisprudensi suatu perkara terkenal antara seorang penyewa rumah dan pemilik
rumah yang kedua-duanya berkepala batu. Pemilik rumah menghendaki sesuai dengan apa yang ditentukan oleh Pasal 1393 KUHPerdata. Supaya uang sewa diantar
ke rumahnya. Memang, menurut pasal tersebut segala piutang yang berupa uang, harus dibayar di rumah atau tempat tinggal si berpiutang kreditur, dengan kata lain
harus diantarkan ke rumahnya kreditur. Tetapi, sebagaimana kita semua mengetahui, menurut adat kebiasaan dimana-mana, uang sewa rumah itu ditagih atau dipungut di
rumah si penyewa atau penghuni. Penyewa rumah tersebut di atas, yang juga memegang teguh pada peraturan
adat kebiasaan ini, membandel dan tidak suka mengantarkan uang sewa ke rumah untuk si pemilik. Akhirnya, setelah uang sewa menunggak cukup banyak, si penyewa
itu digugat lewat pengadilan. Sudah tentu dan semestinya si penyewa itu dihukum untuk membayar
tunggakan uang sewa kepada pemilik rumah. Tetapi ia oleh pengadilan juga dihukum untuk membayar biaya perkara. Dengan kata lain, si penyewa itu dianggap salah dan
pemilik rumah dianggap pihak yang benar. Sebab menurut Hukum Acara Perdata, biaya perkara itu selalu dibebankan kepada pihak yang dianggap oleh hakim
bersalah. Jadi kesimpulan, pihak yang mengacu pada suatu pasal undang-undanglah
yang benar, sekalipun sudah ada suatu adat kebiasaan yang berlaku tetapi 39
Universitas Sumatera Utara
menyimpang dari undang-undang.
43
Sebagai kesimpulan dari apa yang dibicarakan di atas, dapat ditetapkan bahwa ada tiga sumber norma yang ikut mengisi suatu
Perjanjian, yaitu: Undang-udang, kebiasaan dan kepatutan.
44
Sedangkan akibat adanya hak dan kewajiban, maka konsekuensinya adalah menimbulkan tanggung jawab hukum bagi para pihak yang terlibat dalam perjanjian
tersebut. Konsep tanggung jawab hukum merupakan bagian dari konsep kewajiban hukum. “Kewajiban hukum berasal dari suatu norma trasendental yang mendasari
segala peraturan hukum. Norma dasar kemudian merumuskan kewajiban untuk mengukuti peraturan hukum, dan mempertanggungjawabkan kewajiban untuk
mengikuti peraturan-peraturan hukum tersebut”.
45
Menurut Johannes Gunawan menjelaskan Undang-Undang Perlindungan Konsumen mengandung materi pertanggungjawaban dengan struktur yaitu:
a. Contract Liability Contract Liability atau pertanggungjawaban kontrak adalah tanggung jawab
perdata atas dasar perjanjiankontrak dari pelaku usaha baik barang maupun jasa, atas kerugian yang dialami konsumen akibat mengkonsumsi barang
yang dihasilkan atau memanfaatkan jasa yang diberikan.
b. Product Liability Product Liability atau tanggung jawab produk adalah tanggung jawab para
produsen untuk produk yang dibawanya ke dalam peredaran, yang menimbulkan atau menyebabkan kerugian karena cacat yang melekat pada
produk tersebut.
c. Profesional Liability Profesional Liability atau tanggung jawab profesional adalah tanggung jawab
hukum legal liability dalam hubungan dengan jasa profesional yang diberikan kepada klien.
d. Criminal Liability Criminal Liability adalah tanggung jawab pidana yang mengatur tentang
tindak atau perbuatan pidana dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen
43
Subekti, Op.cit, hal. 39-40.
44
Ibid, hal. 40-41.
45
Theo Huijbers, Op.cit., hal. 281.
40
Universitas Sumatera Utara
Pasal 61, 62, dan Pasal 63, di mana maksimum sanksi pidananya penjara lima tahun atau denda dua miliar.
46
Klausul dari suatu perjanjian distributor yang sudah dibakukan antara lain mengenai wilayah penjualan produk, produk yang didistribusikan, hak dan kewajiban
para pihak, pembatasan tanggung jawab distributor, potongan harga, dan syarat pemberian jaminan.
D. Hak dan Kewajiban Distributor PT. Permata Niaga
Sementara yang menjadi hak dan kewajiban dari PT. Permata Niaga selaku distributor sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 12 Perjanjian Distributor
Distributor Agreement, No: 16SO1LegalFFIXII10, disebutkan bahwa : 1.
Distributor harus berusaha sebaik-baiknya untuk, dan akan secara berhati-hati dan penuh semangat mengusahakan distribusi, pemasaran, dan penjualan
produk diseluruh wilayah selama jangka waktu, termasuk: a. secara rutin mengunjungi para konsumen yang ada dan para calon
konsumen untuk maksud tersebut. b. membentuk tenaga penjualan yang terlatih dengan benar, termasuk tim
Eksklusif penjualan berdasarkan spesifikasi dari PT. Frisian Flag Indonesia.
c. menjaga citra dan merek dagang PT. Frisian Flag Indonesia. 2.
Distributor wajib telah memperoleh persetujuan fasilitas pembiayaan dari Bank pada saat ditandatanganinya perjanjian ini.
3. Distributor wajib membayar pesanan pada periode pembayaran.
4. Distributor hanya akan menjual produk dalam wilayah.
5. Distributor wajib menjaga minuman penyediaan produk setiap waktu selama
jangka waktu. 6.
Distributor wajib memenuhi target penjualan setiap waktu selama jangka waktu.
7. Distributor wajib menjaga gudang distributor sebagai gudang penyimpanan
yang baik dan fasilitas bagi penyimpanan dan pengamanan produk. 8.
Distributor wajib menjaga perawatan gudang penyimpanan dan pengamanan produk dengan cara yang diatur oleh PT. Frisian Flag Indonesia.
9. Distributor harus melaksanakan tindakan-tindakan pencegahan berkenaan
dengan pengamanan produk, termasuk tidak terbatas pada pemisahan produk
46
Johannes Gunawan dalam Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hal. 25.
41
Universitas Sumatera Utara
dari barang-barang atau bahan-bahan lain yang dapat menimbulkan racun, mengandung bahan-bahan kimia, atau yang dapat mempengaruhi rasa dan bau
produk untuk mencegah adanya kontamiasi terhadap produk. 10. Atas permintaan para konsumennya, distributor harus dalam jangka waktu
1x24 jam menyediakan jasa pelayanan yang cepat sehubungan dengan pengiriman produk.
11. Distributor harus mendistribusikan produk melalui jaringan distribusinya, dengan menggunakan vang khusus atau kendaraan serupa lainnya, serta
menempatkan materi pengiklanan atau titik jual yang diberikan oleh PT. Frisian Flag Indonesia di tempat usaha para konsumen.
12. Distributor harus segera memberitahukan kepada PT. Frisian Flag Indonesia mengenai seluruh hal penting yang menjadi perhatian distributor mengenai
penjualan produk dalam wilayah dan segala permintaan atau keluhan-keluhan yang berkaitan dengan produk yang diterima oleh distributor dari para
konsumen atau calon konsumennya.
13. Atas usulan PT. Frisian Flag Indonesia, distributor dengan risikonya sendiri akan memberikan fasilitas kredit kepada konsumen berpotensi.
14. Distributor harus menyimpan semua izin, lisensi dan bukti pendaftaran pada pihak pemerintah yang berwenang yang diperlukan dan disyaratkan
sehubungan dengan distribusi, promosi dan penjualan produk dalam wilayah dan atas permintaan PT. Frisian Flag Indonesia, menyerahkan salinan-
salinannya kepada PT. Frisian Flag Indonesia dan memenuhi ketentuan perundang-undangan dan peraturan berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan
usaha dan penjualan produk dalam wilayah.
15. Distributor harus mengizinkan PT. Frisian Flag Indonesia atau wakilnya untuk memeriksa setiap outlet, fasilitas penyimpanan dan barang-barang yang
disimpan untuk memudahkan PT. Frisian Flag Indonesia mengecek di penuhinya ketentuan-ketentuan perjanjian ini oleh distributor, sera harus
menyediakan dan memenuhi setiap dan semua permintaan yang wajar dari PT. Frisian Flag Indonesia sehubungan dengan hal tersebut, termasuk hal
berkenaan dengan dokumentasi distributor.
16. Selama jangka waktu, distributor tidak boleh: a. menjaminkan atau menjadikan jaminan baik secara langsung maupun tidak
langsung, seluruh atau sebagian produk kepada pihak lain selain untuk keperluan fasilitas pembiayaan;
b. menyerahkan, mengalihkan ataupun dengan cara apapun bermaksud menyerahkan, mengalihkan perjanjian ini atau hak-haknya berdasarkan
perjanjian ini atau setiap bagian daripadanya tanpa persetujuan tertlis terlebih dahulu dari PT. Frisian Flag Indonesia, persetujuan mana diberikan
atas kewenangan PT. Frisian Flag Indonesia;
c. menanggung kewajiban apapun atas nama PT. Frisian Flag Indonesia atau dengan cara apapun menggadaikan atau bermaksud menggadaikan kredit
PT. Frisian Flag Indonesia atau menerima segala pesanan atau membuat kontrak yang mengikat PT. Frisian Flag Indonesia tanpa persetujuan
42
Universitas Sumatera Utara
tertulis terlebih dahulu dari PT. Frisian Flag Indonesia atas ketentuan- ketentuan kontrak tersebut;
d. mengubah, mempengaruhi, memindahkan, menutup atau mencampuri pemberian tanda atau plat nama atau tanda-tanda lain mengenai sumber
asal barang-barang yang dapat ditempatkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia atas produk;
e. membuat pernyataan palsu atau secara salah membawa PT. Frisian Flag Indonesia atau produk dalam kegiatan promosi dan penjualan produk dan
tetap menjaga agar PT. Frisian Flag Indonesia tetap tergantikan atas segala kerugian, klaim, kewajiban dan biaya yang dapat timbul atau diakibatkan
dari pernyataan tersebut.
Berdasarkan ketentuan yang mengatur mengenai hak dan kewajiban distributor, terdapat beberapa larangan yang harus dipatuhi dalam penjualan produk.
Selain itu adanya kewajiban distributor dalam hal memenuhi target penjualan. Apabila pihak distributor menjual barang yang dibeli untuk suatu maksud
atau keperluan lain dari tujuan penjualan yang seharusnya atau untuk tujuan lain yang menimbulkan kerugian kepada pihak prinsipal, pihak prinsipal menurut keadaan
dapat meminta pembatalan perjanjian kerjasama dagang Pasal 1561 KUHPerdata. Contohnya, Distributor yang di tunjuk untuk menjual produk dari PT. Frisian Flag
Indonesia telah melanggar perjanjian kerjasama dagang menjual produk dari prinsipal lain atau kompetitor dari perusahaan sejenis.
E. Kedudukan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Distributor Antara PT. Frisian Flag Indonesia Dengan PT. Permata Niaga Berdasarkan
KUHPerdata Dalam dunia bisnis, perusahaan atau perorangan yang mengangkat atau
menunjuk distributor disebut prinsipal. Pengangkatan atau penunjukan distributor dapat dilakukan oleh prinsipal pada umumnya tertulis, sekalipun secara lisan tidak
43
Universitas Sumatera Utara
ada larangan, tetapi pada saat ini hubumgan distributor dengan prinsipal biasanya diikat oleh suatu persetujuan dalam bentuk kontraktuil.
47
Pada dasarnya kerjasama dagang berawal dari perbedaan atau ketidak samaan kepentingan diantara para pihak. Perumusan hubungan kontraktual tersebut pada
umumnya senantiasa diawali dengan proses negosiasi diantara pihak. Melalui negosiasi para pihak berupaya menciptakan bentuk-bentuk kesepakatan untuk
saling mempertemukan sesuatu yang diinginkan kepentingan melalui proses kerjasama dagang.
Bersamaan dengan itu menurut Bayu Pramana menyebutkan draft perjanjian kerjasama dagang disiapkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia dalam bentuk yang telah
ditetapkan baku. Bentuk perjanjian baku tersebut merupakan konsep yang telah dipersiapkan oleh kantor pusat, yang mana setiap perjanjian yang dibuat oleh
perwakilan PT. Frisian Flag Indonesia yang ada diseluruh Indonesia memakai perjanjian baku tersebut, tanpa ada kesempatan pihak distributor untuk mengusulkan
penambahan atau pengurangan isiklausul dalam perjanjian tersebut.
48
Perjanjian kerjasama dagang pada PT. Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata Niaga sudah sah dan mengikat berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata
sebagaimana disebutkan seperti halnya dengan perjanjian-perjanjian lain pada
47
Felix Oentoeng Soebagijo, Beberapa Aspek Hukum Perjanjian Keagenan dan Distribusi, dalam Hukum Ekonomi, Penyunting Soemantoro, U.I. Press, Jakarta, 1996, hal. 243
48
Wawancara dengan Dedi Hendarwan, Bisnis Area Manager Medan PT Frisian Flag Indonesia, pada tanggal 20 Desember 2011.
44
Universitas Sumatera Utara
umumnya adalah suatu perjanjian konsensual Artinya ia sudah sah dan mengikat pada detik tercapainya sepakat mengenai unsur-unsur pokoknya yaitu barang dan harga.
49
Adanya kesepakatan, persetujuan dan tanda tangan kedua pihak dalam perjanjian kerjasama dagang antara PT Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata
Niaga berarti kedua belah pihak telah menyetujui isi dan maksud perjanjian dan demikian berlaku Pacta Sunt Servanda yaitu perjanjian tersebut mengikat kedua
belah pihak sebagaimana undang-undang.
50
Asas Pacta Sunt Servanda ini berhubungan dengan akibat perjanjian dan tersimpul dalam kalimat “berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya” pada akhir Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata. Dengan demikian, perjanjian kerjasama dagang yang dibuat secara sah
oleh para pihak mengikat para pembuatnya sebagai undang-undang. Dari kalimat ini pula tersimpul larangan bagi semua pihak termasuk di dalamnya “hakim” untuk
mencampuri isi perjanjian kerjasama dagang yang telah dibuat secara sah oleh para pihak tersebut.
Oleh karenanya asas ini disebut juga asas kepastian hukum, Asas ini dapat dipertahankan sepenuhnya dalam hal:
1. Kedudukan para pihak dalam perjanjian kejasama dagang itu seimbang. 2. Para pihak cakap untuk melakukan perbuatan hukum.
Disamping itu, berdasarkan asas konsensualisme, suatu perjanjian kerjasama dagang lahir pada detik tercapainya kesepakatan atau persetujuan antara kedua belah
pihak mengenai hal-hal yang pokok dari apa yang menjadi obyek perjanjian. Sepakat
49
Subekti, Op.cit, hal. 40.
50
Try Widiyono, Aspek Hukum Operasionalisasi Produk Perbankan di Indonesia, Simpanan, Jasa, Kredit, Ghalia Indonesia, Bogor, 2006, hal. 18.
45
Universitas Sumatera Utara
adalah suatu persesuaian paham dan kehendak antara dua pihak tersebut. Apa yang di kehendaki antara pihak yang satu, juga yang dikehendaki oleh pihak yang lain,
meskipun tidak sejurusan tetapi sacara timbal-balik. Kedua kehendak itu bertemu satu sama lain.
Perjanjian kerjasama dagang antara PT. Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata Niaga di samping telah sepakat dan disetujui kedua belah pihak juga
dibuat dengan tertulis dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak yakni sifatnya perjanjian dibawah tangan tidak berbentuk akta Notaris. Sebagaimana Hasil
wawancara penulis dengan informan Bayu Staff Administrasi PT. Permata Niaga sampai sejauh ini perjanjian kerjasama dagang antara PT. Frisian Flag Indonesia dan
PT. Permata Niaga belum pernah dilakukan dengan akta Notaris, alasannya apabila memakai jasa Notaris akan ada penambahan biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk akta.
51
Adapun ketentuan-ketentuan dalam perjanjian baku yang isiklausul tidak seimbang atau merugikan pihak distiributor dalam perjanjian kerjasama Dagang
PT Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata Niaga, sebagaimana yang dimaksud dalam Perjanjian Distributor Distributor Agreement, No: 16SO1LegalFFIXII10,
adalah sebagai berikut: Pasal 4
Wilayah
1. Distributor hanya dapat menjual Produk dalam Wilayah. 2. Distributor tidak boleh secara langsung atau melalui agen menjual produk di
luar wilayah dan tidak boleh menjual produk kepada siapapun yang
51
Wawancara dengan Dedi Hendarwan, Bisnis Area Manager Medan PT Frisian Flag Indonesia, pada tanggal 11 Nopember 2011.
46
Universitas Sumatera Utara
diketahuinya atau diduganya akan atau bermaksud menjual produk di luar wilayah, apabila distributor menerima pesanan, tawaran untuk membeli atau
meminta hal-hal yang berkaitan dengan produk dari luar wilayah. 3. Apabila distributor menerima pesanan, tawaran untuk membeli atau meminta
hal-hal yang berkaitan dengan produk dari luar wilayah atau dari siapapun yang berada dalam wilayah danatau apabila distributor mengetahui atau
memiliki alasan untuk mempercayai bahwa pihak tersebut bermaksud mendistribusikan atau menjual produk diluar wilayah, maka distributor harus
segera memberitahukan hal tersebut kepada PT Frisian Flag Indonesia secara tertulis.
4. Dalam rangka menjaga ketersedian produk bagi para konsumen dalam wilayah, distributor wajib dengan kemitmen penuh mencapai dan menjaga
target penjualan selama jangka waktu.
Pasal 5 Harga
1. PT Frisian Flag Indonesia akan menjual produk kepada distributor pada harga sebagaimana yang telah diatur dalam perjanjian ini yang akan disusun dan
diperbaharui oleh PT Frisian Flag Indonesia dari waktu ke waktu “Daftar Harga”.
2. PT Frisian Flag Indonesia akan memberikan kepada distributor pedoman harga jual produk yang direkomendasikan “Usulan Harga Jual” dari waktu
kewaktu sebagaimana diatur dalam perjanjian ini, dan distributor akan menggunakan usulan harga jual tersebut sebagai pedoman untuk menentukan
harga jual atas produk.
3. PT Frisian Flag Indonesia dari waktu ke waktu dapat menambah atau mengubah usulan harha jual dengan memperhitungkan fluktuasi pada unsur
biaya di pasar-pasar lokal domestik dan variasi mata uang. Berdasarkan pasal-pasal dalam perjanjian kerjasama tersebut diatas, maka
dapat dilihat
kedudukan hukum
PT. Permata
Niaga tidak
dalam posisi
menguntungkan, dimana selaku distributor memiliki keterbatasan dalam hal penjualan produk untuk wilayah yang telah ditentukan sebelumnya yaitu khusus
untuk wilayah Kota Medan dan selain itu pihak distributor tidak dapat menentukan harga jual karena telah ditentukan sebelumnya oleh pihak PT. Frisian Flag Indonesia
yang diberikan daftar harga jual barang kepada pihak distributor. 47
Universitas Sumatera Utara
Klausul lain dalam perjanjian kerjasama dagang antara PT. Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata Niaga yang tidak memihak untuk kepentingan
distributor dan pada akhirnya dirasakan sangat memberatkan pihak distributor, yaitu adanya klausul mengenai pengalihan hak dan tanggung jawab kepada distiributor
apabila terjadi kerusakan yang timbul pada produk selama maupun akibat proses bongkar muat barang pengiriman. Pengalihan hak dan tanggung jawab tersebut
sebagaimana tertuang dalam Pasal 7 ayat 4 dan ayat 6 Perjanjian Distributor Distributor Agreement, No: 16SO1LegalFFIXII10.
Pasal 7 ayat 4 Distributor bertanggung jawab untuk melakukan bongkar muat atas produk dari
kendaraan-kendaraan pengiriman pengangkut. Segala kerusakan yang timbul pada produk selama dan akibat proses bongkar muat tersebut merupakan tanggung
jawab penuh distributor.
Ayat 6 PT Frisian Flag Indonesia tidak bertanggung jawab atas produk yang rusak
atau cacat, yang tidak dilaporkan kepada PT Frisian Flag Indonesia dan disetujui oleh pengangkutan sesuai dengan ketentuan Pasal 4 perjanjian ini.
Dengan ketentuan tersedianya laporan tersebut, hak dan risiko produk tersebut dianggap telah dialihkan kepada distributor pada saat produk telah diterima oleh
distributor.
Adanya klausul berat sebelah ini yaitu mengenai pengalihan hak dan tanggung jawab kepada distiributor apabila terjadi kerusakan yang timbul pada produk selama
maupun akibat proses bongkar muat barang pengiriman, maka dapat dikatakan bahwa kedudukan distributor dalam perjanjian kerjasama tersebut dalam posisi yang
lemah dan tidak memiliki posisi tawar yang baik dalam perjanjian kerjasama yang dibuat.
48
Universitas Sumatera Utara
Larangan tentang pengalihan tanggung jawab salah satu pihak dalam perjanjian baku sebenarnya telah diatur Undang-undang Perlindungan Konsumen,
yaitu pada Bab V, Pasal 18
huruf a yang berbunyi: “Menyatakan pengalihan tanggungjawab pelaku usaha”.
Bagaimanapun juga perjanjian baku hanya dapat digunakan jika tidak dilarang oleh undang-undang dan tidak bertentangan dengan kesusilaan, dan jika terjadi
sengketa mengenai tanggung jawab tersebut, terhadap pihak yang dirugikan dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk menguji apakah perjanjian baku
yang ditetapkan pengusaha itu adalah layak, tidak dilarang oleh undang-undang, dan tidak bertentangan dengan kesusilaan.
49
Universitas Sumatera Utara
50
BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA DAGANG ANTARA
PT. FRISIAN FLAG INDONESIA DENGAN PT. PERMATA NIAGA SEBAGAI PIHAK DISTRIBUTOR
A. Bentuk Perjanjian
Distributor PT
Frisian Flag
Indonesia Dengan
PT. Permata Niaga 1. Pengertian Distributor
Distributor adalah perusahaanpihak yang ditunjuk oleh prinsipal untuk memasarkan dan menjual barang-barang prinsipalnya dalam wilayah tertentu untuk
jangka waktu tertentu, tetapi bukan sebagai kuasa prinsipal. Distributor tidak bertindak untuk dan atas nama prinsipalnya, tetapi bertindak
untuk dan atas nama sendiri. Distributor membeli sendiri barang-barang dari prinsipalnya dan kemudian ia menjualnya kepada para pembeli di dalam wilayah
yang diperjanjikan oleh prinsipal dengan distributor tersebut. Segala akibat hukum dari perbuatannya menjadi tanggung jawab distributor itu sendiri.
Dalam dunia bisnis, perusahaan atau perorangan yang mengangkat atau menunjuk distributor disebut prinsipal. Pengangkatan atau penunjukan distributor
dapat dilakukan oleh prinsipal pada umumnya tertulis, sekalipun secara lisan tidak ada larangan, tetapi pada saat ini hubungan distributor dengan prinsipal biasanya
diikat oleh suatu persetujuan dalam bentuk kontraktuil.
52
Terdapat beberapa perbedaan fungsi antara agen dengan distributor adalah sebagai berikut :
52
Felix Oentoeng Soebagijo, Op.cit., hal. 243.
Universitas Sumatera Utara
51
a. Agen : 1 adalah perusahaan yang menjual barang atau jasa untuk dan atas nama
prinsipal, 2 pendapatan yang diterima adalah atas hasil dari barang-barang atau jasa
yang dijual kepada konsumen berupa komisi dari hasil penjualan, 3 barang langsung dikirimkan dari prinsipal kepada konsumen jika antara
agen dengan konsumen mencapai suatu persetujuan, 4 pembayaran atas barang yang telah diterima oleh konsumen langsung
kepada prinsipal bukan melalui agen. b. Distributor :
1. adalah perusahaan yang bertindak untuk dan atas namanya sendiri, 2. membeli dari prinsipal produsen dan menjual kembali kepada konsumen
untuk kepentingan sendiri, 3 prinsipal tidak selalu mengetahui konsumen akhir dari produkproduknya,
4 bertanggung jawab atas keamanan pembayaran barang-barangnya untuk kepentingan sendiri.
53
2. Bentuk Perjanjian Disributor