Analisis Data Kedudukan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Dagang Antara PT Frisian Flag Indonesia Dengan Distributor di Kota Medan (PT. Permata Niaga Sebagai Salah Satu Distributor di Kota Medan)

27 dipertanggung jawabkan hasilnya, maka dalam penelitian akan dipergunakan alat pengumpulan data. Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang diperlukan, dipergunakan alat pengumpulan data sebagai berikut: a. Studi Dokumen atau studi kepustakaan Penelitian pustaka dimaksud penelitian bahan hukum perimer yaitu peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan hukum perikatan, perjanjian, khususnya kontrak dagang antara perusahaan yang memproduksi barang dengan distributor yang memasarkan barang. Demikian pula dikaji bahan hukum sekunder berupa karya para ahli termasuk hasil penelitian. Untuk melengkapi bahan hukum tersebut ditunjang pula dengan bahan hukum tertier seperti kamus umum, kamus hukum, jurnal ilmiah, majalah, surat kabar dan internet. b. Wawancara wawancara interview dengan nara sumber dengan menggunakan pedoman wawancara interview guide agar lebih fokus dan sistematis.

5. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 30 30 Lexy J. Moleong, Op.cit., hal. 103 Universitas Sumatera Utara 28 Analisis data dilakukan secara kualitatif, yaitu dengan cara penguraian, menghubungkannya dengan peraturan-peraturan yang berlaku, menghubungkan dengan pendapat pakar hukum serta pelaksanaan penyelesaian sengketa perjanjian kerjasama antara PT Frisian Flag Indonesia dengan distributor PT. Permata Niaga agar terjadi perimbangan kedudukan hukum. Semua data yang diperoleh dari bahan pustaka serta data yang diperoleh dari wawancara dianalisis secara kualitatif. Kegiatan analisis dimulai dengan dilakukan pemeriksaan terhadap data yang terkumpul melalui penelitian kepustakaan dan wawancara yang dilakukan, inventarisasi peraturan, data-data yang berkaitan dengan judul penelitian, sehingga analisis yang dilakukan dapat memberikan jawaban terhadap pilihan forum penyelesaian sengketa dalam perjanjian kerjasama antara PT Frisian Flag Indonesia dengan distributor di Kota Medan agar terjadi perimbangan kedudukan hukum. Data yang didapat dari penelitian studi dokumen dan data yang diperoleh dari wawancara akan disusun secara sistematik untuk mengetahui bagaimana perimbangan kedudukan hukum antara PT Frisian Flag Indonesia dengan distributor di Kota Medan, untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi PT Frisian Flag Indonesia dengan distributornya di Kota Medan dan untuk mengetahui pilihan hukum dan pilihan forum penyelesain sengketa yang terjadi dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama antara PT Frisian Flag dan distributornya di Kota Medan. Atas dasar pembahasan dan analisis ini diperoleh suatu kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukan. Kesimpulan ini merupakan jawaban atas permasalahan Universitas Sumatera Utara 29 yang diteliti. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan logika berfikir yang induktif yaitu logika yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal- hal khusus ke umum. Universitas Sumatera Utara 30

BAB II HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK DALAM PERJANJIAN KERJASAMA

DAGANG ANTARA PT. FRISIAN FLAG INDONESIA DENGAN PT. PERMATA NIAGA

A. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya PT Frisian Flag Indonesia

1. Sejarah Perusahaan PT Frisian Flag Indonesia PT. Frisian Flag Indonesia pada mulanya bernama PT. Geo Wehry Indonesia, yang didirikan pada tahun 1917, adalah salah satu perusahaan dagang yang terbesar yang beroperasi di Indonesia sebelum perang dunia ke-II dan bergerak sebagai distributor barang yang berasal dari pabrik ke konsumen. Pada saat itu kegiatan perusahaan belum menunjukan hasil yang memuaskan karena pada saat itu Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda. Pada tahun 1969 nama PT. Geo Wehry Indonesia, dirubah menjadi PT. Mexim yang masih melanjutkan usaha dari PT. Geo Wehry Indonesia. Tetapi oleh karena beberapa hal, maka pada tanggal 13 Oktober 1972 nama dari PT. Mexim dirubah lagi menjadi PT. Borsumij Wehry Indonesia PT. BWI dengan akte notaris Subandi, SH. Tahun 1978 Direktur PT. Borsumij Wehry Indonesia mengambil keputusan bersama dengan para pemilik saham untuk mengembangkan dan memperkuat distribusinya dalam menyalurkan produk-produk mentrust dan secara bertahap mendistribusikan produk-produk lain baik dari perusahaan asing PMA maupun perusahaan dalam negeri PMDN seperti Frisian Flag dan Formost Indonesia. 30 Universitas Sumatera Utara Pada tahun 1992 Direktur PT. Borsumij Wehry Indonesia mengambil keputusan bersama pemiik saham untuk mengembangkan dan memperkuat distribusinya dalam menyalurkan produknya dan secara bertahap mampu mendistribusikan produk-produk lain, baik dari perusahaan asing PMA maupun perusahaan PMDN seperti Formost Indonesia, Anker, A dan W Root, Pepsi, Coca Cola, Adidas, dan lain sebagainya. Beberapa perusahaan multinasional dan nasional terkemuka, juga memanfaatkan PT. Borsumij Wehry Indonesia sebagai distributor seperti barang-barang elektronik, minuman, obat-obatan, pakaian o1ahraga dan lain sebagainya. 33 Sehuhungan dengan perkembangan perusahaan dan banyaknya produk yang didistribusikan maka pihak manajemen memutuskan untuk membentuk dua divisi yaitu Divisi Susu dan Divisi Non Susu. Pada tanggal 1 Juli 1995 berdiri PT. Teson Mulia sebagai distributor tunggal susu bendera produksi PT. Frisian Flag Indonesia dan PT. Formost Indonesia. PT. Tesori Mulia adalah ex Divisi Susu dari PT. Bersumij Wehry indonesia. Pada tanggal 1 September 2003 sesuai akte Notanis Sucipto, SH., No. 28 tanggal 3 Juli 2003 perihal akte penggabungan dari PT. Tesori Mulia, PT. Frisian Flag Indonesia dan PT. Formost Indonesia yang didahului dengan RUPS dari ketiga badan usaha tersebut, maka disepakati untuk menggabungkan merger menjadi satu badan usaha atas nama PT Frisian Flag Indonesia yang dinyatakan pada akte notaris 33 PT. Frisian Flag Indonesia Sebagai Pemimpin Pasar Dalam Industri Susu Di Indonesia, Http:Mandiri4evercom.Blogspot.Com201103Manajemen-Pt-Frisian-Flag-Indonesia.Html, diakses Pada Tanggal 15 Desember 2011. 31 Universitas Sumatera Utara tersebut di atas. PT. Frisian Flag Indonesia terdiri dari 7 cabang besar dan di setiap propinsi dan kota besar terdapat cabang kecil, dimana kantor pusat PT. Frisian Flag Indonesia terletak di .Jalan Bogor Km. 5 Cijantung Jakarta Timur dan salah satu Kantor Cabangnya di Jalan SM. Raja KM 7.3 No. 117 Medan yang membawahi wilayah Sumatera dan mendistribusikan satu jenis produk yaitu susu bendera. Sebagai pemimpin pasar susu yang telah menghadirkan produk-produk bernutrisi bagi keluarga Indonesia, PT Frisian Flag Indonesia senantiasa taat pada ketentuan peraturan dan hukum nasional serta standar-standar Internasional Codex yang meregulasi seluruh proses produksi hingga produksi produk-produk berbasis susu kemasan. 2. Komitmen PT Frisian Flag Indonesia Sebagai ahli nutrisi susu bertaraf internasional, PT Frisian Flag Indonesia memproduksi dan memasarkan berbagai jenis produk termasuk susu bubuk, susu cair siap minum dan susu kental manis. PT Frisian Flag Indonesia telah mengoperasikan dua fasilitas produksi yang canggih di Pasar Rebo dan Ciracas, Jakarta Timur. Pabrik di Pasar Rebo memproduksi susu bubuk dan pabrik di Ciracas memproduksi susu cair serta susu kental manis. Proses produksi susu di PT Frisian Flag Indonesia menggunakan teknologi mutakhir dan praktek sterilisasi terbaik dari awal hingga akhir untuk menghindari kontaminasi dalam proses produksinya praktek ini yang dikenal sebagai “Good Manufacturing Practices”. PT Frisian Flag Indonesia mengikuti standar sertifikasi produksi kelas dunia tertinggi untuk memastikan hasil produksi yang berkualitas tinggi bagi konsumen. Seluruh proses “supply chain”, mulai dari pembelian bahan baku sampai dengan distribusi produk akhir kepada 32 Universitas Sumatera Utara distributor dan grosir, diawasi oleh HACCP Hazardous Analysis Critical Control Point dan sistem ISO 9001; 2000 dan sistem ISO 14000. 3. Kepegawaian PT Frisian Flag Indonesia berkantor-pusat di Jakarta dengan 7 tujuh kantor penjualan dan perwakilan di seluruh Indonesia, dan mempekerjakan lebih dari 1600 seribu enamratus orang karyawan. Nilai-nilai perusahaan yaitu dapat diandalkan reliable, berdedikasi tinggi dedicated dan selalu berusaha memberi yang terbaik execellence senantiasa dipegang teguh di hati dan pikiran para karyawan agar terus fokus pada tujuan dan mencapai yang terbaik. PT Frisian Flag Indonesia percaya bahwa para karyawan adalah aset terbesar dan ingin tumbuh bersama dengan perusahaan. Setiap tahun perusahaan mengirim karyawan ke berbagai Program pelatihan dan pengembangan baik di Indonesia maupun di luar negeri untuk menambah pengetahuan dan mempelajari hal-hal baru. 4. Prestasi PT Frisian Flag Indonesia mendapat kehormatan meraih sejumlah penghargaan dari berbagai organisasi dan bangga akan apa yang telah di capai. percaya kesuksesan ini akan menjadi motivasi untuk melakukan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Penghargaan-penghargaan yang telah diterima antara lain: 1. Penghargaan sebagai Penanam Modal Asing Terbaik Untuk Industri Skala Besar dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Nasional BKPM Republik Indonesia. 2. Indonesian Customer Satisfaction Awards 2007 dari Frontier Consulting Group 33 Universitas Sumatera Utara 3. Indonesia Employer of Choice 2007 dari SWA Magazine 4. Indonesia Platinum Brand 2007 dari SWA Magazine MARS 5. Indonesia Golden Brand Award 20052006 dari SWA Magazine MARS 6. Indonesia Best Brand Award 2005 dari SWA Magazine MARS 7. Good Manufacturing Practice Award GMP 1996. 34 Dalam penelitian tesis ini menfokuskan pada kedudukan hukum para pihak dalam perjanjian kerjasama dagang antara PT Frisian Flag Indonesia dengan Distributor di kota Medan. Perjanjian kerjasama dagang ini antara PT Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata Niaga sebagai salah satu Distributor yang ada di Kota Medan. Sesuai data yang di peroleh dari PT Frisian Flag Indonesia dengan Distributor PT. Permata Niaga yang mengedepankan kedudukan hukum atas perjanjian kerjasama dalam bidang pendistribusian atau penjualan produk susu yang berkualitas terbaik dan bernutrisi tinggi untuk kota Medan.

B. Sejarah PT. Permata Niaga

PT. Permata Niaga adalah suatu perseroan terbatas yang dibentuk, didirikan dan tunduk berdasarkan undang-undang Negara Republik Indonesia, berkedudukan di Deli Serdang, berkantor pusat di Jl. Platina No.2, KIM-I, Percut Sei Tuan, Deli Serdang, dalam hal ini diwakili oleh Fadjar Halim, yang bertindak dalam kedudukanya selaku direktur Distributor. 34 Penghargaan PT Frisian Flag Indonesia, http:www.frisianflag.comidpenghargaan, diakses pada tanggal 10 Desember 2011. 34 Universitas Sumatera Utara PT. Permata Niaga berdiri sejak tahun 1999, yang didirikan dihadapan Soeparno, SH, Notaris di Medan, dengan akta tertanggal 12 Juni 1999, Nomor 37. Maksud dan tujuan dari perseroan tersebut adalah bergerak dalam perdagangan umum yang meliputi perdagangan pada umumnya terutama untuk barang-barang industri, distributor dan leveransier suplier. Sebagai modal dasar dari perseroan terbatas PT. Permata Niaga tersebut adalah sebesar Rp.1.000.000.000,- satu milyar rupiah, terbagi atas 1.000 seribu ribu saham, yang masing-masing saham bernilai sebesar Rp.1.000.000,-satu juta rupiah Pada awal berdirinya PT. Permata Niaga hanya memfokuskan pada distributor peralatan dapur, makanan ringan snack dan permainan anak-anak. Namun dalam perjalanan usahanya, untuk lebih mengembangkan potensi yang ada, maka pada tahun 2007 PT. Permata Niaga melakukan kerjasama dengan PT Frisian Flag Indonesia dalam melakukan pendistribusian susu-susu produk dari perusahaan PT Frisian Flag Indonesia dengan dilakukan penandatangan surat kontrak dagang antara keduanya.

C. Hak dan Kewajiban PT. Frisian Flag Indonesia Sebagai Prinsipal Sesuai Hukum Yang Berlaku

Akibat hukum suatu kontrakperjanjian pada dasarnya lahir dari adanya hubungan hukum dari suatu perikatan, yaitu dalam bentuk hak dan kewajiban. Pemenuhan hak dan kewajiban inilah yang merupakan salah satu bentuk dari pada akibat hukum suatu kontrakperjanjian. Kemudian hak dan kewajiban ini tidak lain adalah hubungan timbal balik dari para pihak, maksudnya adalah 35 Universitas Sumatera Utara kewajiban di pihak pertama merupakan hak bagi pihak kedua, begitu pun sebaliknya, kewajiban dipihak kedua merupakan hak bagi pihak pertama. Dengan demikian akibat hukum di sini tidak lain adalah pelaksanaan dari pada suatu kontrakperjanjian itu sendiri. 35 Hak adalah wewenang yang diberikan hukum objektif kepada subjek hukum untuk melakukan segala sesuatu yang dikhendakinya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan. 36 Sedangkan yang dimaksud dengan kewajiban adalah beban yang diberikan oleh hukum kepada subjek hukum. 37 Prestasi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi para pihak dalam suatu kontrak. Prestasi pokok tersebut dapat berwujud: benda, tenaga atau keahlian, tidak berbuat sesuatu. 38 Sebagaimana disebut dalam Pasal 1234 KUHPerdata prestasi terbagi kepada tiga macam: menyerahkan sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu. 39 Sehubungan dengan kewajiban pihak-pihak sebagaimana disebutkan defenisi perjanjian suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain, atau dimana dua orang saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu. 40 Dalam perjanjian hal yang harus dilaksanakan kewajiban itu dinamakan prestasi. 35 Daeng Naja, Contract Drafting: Seri Keterampilan Merancang Kontrak Bisnis, Cet 2, Bandung, Citra Aditya Bakti, 2006, hal. 21 36 Ade Didik Irawan, Pengantar Ilmu Hukum, http:www.mypulau.comadedidikirawan blog731632, diakses tanggal 20 Januari 2011. 37 Ibid. 38 Ahmadi Miru, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, hal. 68. 39 Pasal 1234 KUHPerdata 36 Universitas Sumatera Utara Dalam perjanjian kerjasama distributor antara PT. Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata Niaga telah mengatur mengenai hak dan kewajiban para pihak sebagaimana ditentukan dalam Pasal 11 Perjanjian Distributor Distributor Agreement, No: 16SO1LegalFFIXII10, disebutkan bahwa : 1. PT. Frisian Flag Indonesia akan berusaha sebaik-baiknya untuk memenuhi pesanan yang diterima olehnya dari distributor dari waktu ke waktu. 2. Apabila dianggap perlu, PT. Frisian Flag Indonesia dapat memberikan kepada distributor selama jangka waktu, bantuan sebagai berikut: a. Saran dan konsultasi berkenaan dengan strategi dan teknik pemasaran produk; b. Saran dan konsultasi yang umum berkenaan dengan pengiklanan dan promosi produk; c. Pelatihan atas staff distributor dan tim eksklusif penjualan dengan biaya ditanggung distributor dalam jangka waktu tertentu selama jangka waktu; d. Menyediakan bentuk pengiklanan dan promosi PT. Frisian Flag Indonesia, sampel-sampe dan data-data lain, sebagaimana dirancang atau dibuat oleh PT. Frisian Flag Indonesia yang dianggap relevan oleh PT. Frisian Flag Indonesia, dengan memperhatikan hak PT. Frisian Flag Indonesia atas kerahasiaan. Distributor setuju untuk menghormati hak milik intelektual yang dimiliki PT. Frisian Flag Indonesia. 3. PT. Frisian Flag Indonesia dari waktu ke waktu menyerahkan usulan harga jual kepada distributor yang terakhir berkaitan dengan produk. 4. PT. Frisian Flag Indonesia dapat memberikan kursusseminar atas instruksi para karyawan, staff dan agen distributor untuk memberikan presentasi mengenai prodok pada waktu dan agenda yang disepakati oleh para pihak. Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan, memang perikatan itu paling banyak diterbitkan oleh suatu perjanjian disamping perikatan lahir dari undang-undang, hak dan kewajiban timbul berdasarkan perjanjian, setiap perjanjian berisi kewajiban pokok yang menjadi dasar perjanjian tersebut. Suatu perjanjian harus menjadi perbuatan kedua belah pihak, tiap-tiap yang berjanji untuk 37 Universitas Sumatera Utara mematuhi prestasi kepada pihak lainnya harus memperoleh pula pemenuhan prestasi yang telah dijanjikan oleh pihak lainnya itu. 41 Suatu perikatan merupakan suatu hubungan hukum antara dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu dari pihak lain dan pihak lain berkewajiban memenuhi tuntutan itu. Sesuai dengan sistem terbuka yang dianut dalam hukum perjanjian, para pihak bebas untuk membuat perjanjian sesuai dengan kehendak dan kepentingan masing- masing asalkan tidak melanggar ketertiban umum, kesusilaan dan Undang-Undang. Menurut Pasal 1339 KUHPerdata, suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan dalam perjanjian, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan diwajibkan oleh kepatutan, kebiasaan dan undang-undang. 42 Dengan demikian, setiap perjanjian diperlengkapi dengan aturan-aturan yang terdapat dalam undang-undang, dalam adat kebiasaan disuatu tempat dan disuatu kalangan tertentu, sedangkan kewajiban-kewajiban yang diharuskan oleh kepatutan norma-norma kepatutan harus juga diindahkan. Dalam Pasal 1339 KUHPerdata tersebut, bahwa adat kebiasaan telah ditunjuk sebagai sumber norma di samping undang-undang ikut menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban kedua belah pihak dalam suatu perjanjian. Suatu persoalan di sini, bila terdapat suatu adat kebiasaan yang berlainan atau menyimpang dari undang- undang, meskipun sudah ada suatu adat kebiasaan yang menyimpang, masih tetap 41 Abdulkadir Muhammad, Op.cit, hal. 94. 42 Pasal 1339 KUHPerdata 38 Universitas Sumatera Utara berlaku dan barang siapa pada suatu hari menunjuk pada peraturan undang-undang tersebut, harus dibenarkan dan tidak boleh dipersalahkan. Sehubungan dengan hak dan kewajiban dalam perjanjian terbit dalam yurisprudensi suatu perkara terkenal antara seorang penyewa rumah dan pemilik rumah yang kedua-duanya berkepala batu. Pemilik rumah menghendaki sesuai dengan apa yang ditentukan oleh Pasal 1393 KUHPerdata. Supaya uang sewa diantar ke rumahnya. Memang, menurut pasal tersebut segala piutang yang berupa uang, harus dibayar di rumah atau tempat tinggal si berpiutang kreditur, dengan kata lain harus diantarkan ke rumahnya kreditur. Tetapi, sebagaimana kita semua mengetahui, menurut adat kebiasaan dimana-mana, uang sewa rumah itu ditagih atau dipungut di rumah si penyewa atau penghuni. Penyewa rumah tersebut di atas, yang juga memegang teguh pada peraturan adat kebiasaan ini, membandel dan tidak suka mengantarkan uang sewa ke rumah untuk si pemilik. Akhirnya, setelah uang sewa menunggak cukup banyak, si penyewa itu digugat lewat pengadilan. Sudah tentu dan semestinya si penyewa itu dihukum untuk membayar tunggakan uang sewa kepada pemilik rumah. Tetapi ia oleh pengadilan juga dihukum untuk membayar biaya perkara. Dengan kata lain, si penyewa itu dianggap salah dan pemilik rumah dianggap pihak yang benar. Sebab menurut Hukum Acara Perdata, biaya perkara itu selalu dibebankan kepada pihak yang dianggap oleh hakim bersalah. Jadi kesimpulan, pihak yang mengacu pada suatu pasal undang-undanglah yang benar, sekalipun sudah ada suatu adat kebiasaan yang berlaku tetapi 39 Universitas Sumatera Utara menyimpang dari undang-undang. 43 Sebagai kesimpulan dari apa yang dibicarakan di atas, dapat ditetapkan bahwa ada tiga sumber norma yang ikut mengisi suatu Perjanjian, yaitu: Undang-udang, kebiasaan dan kepatutan. 44 Sedangkan akibat adanya hak dan kewajiban, maka konsekuensinya adalah menimbulkan tanggung jawab hukum bagi para pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut. Konsep tanggung jawab hukum merupakan bagian dari konsep kewajiban hukum. “Kewajiban hukum berasal dari suatu norma trasendental yang mendasari segala peraturan hukum. Norma dasar kemudian merumuskan kewajiban untuk mengukuti peraturan hukum, dan mempertanggungjawabkan kewajiban untuk mengikuti peraturan-peraturan hukum tersebut”. 45 Menurut Johannes Gunawan menjelaskan Undang-Undang Perlindungan Konsumen mengandung materi pertanggungjawaban dengan struktur yaitu: a. Contract Liability Contract Liability atau pertanggungjawaban kontrak adalah tanggung jawab perdata atas dasar perjanjiankontrak dari pelaku usaha baik barang maupun jasa, atas kerugian yang dialami konsumen akibat mengkonsumsi barang yang dihasilkan atau memanfaatkan jasa yang diberikan. b. Product Liability Product Liability atau tanggung jawab produk adalah tanggung jawab para produsen untuk produk yang dibawanya ke dalam peredaran, yang menimbulkan atau menyebabkan kerugian karena cacat yang melekat pada produk tersebut. c. Profesional Liability Profesional Liability atau tanggung jawab profesional adalah tanggung jawab hukum legal liability dalam hubungan dengan jasa profesional yang diberikan kepada klien. d. Criminal Liability Criminal Liability adalah tanggung jawab pidana yang mengatur tentang tindak atau perbuatan pidana dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen 43 Subekti, Op.cit, hal. 39-40. 44 Ibid, hal. 40-41. 45 Theo Huijbers, Op.cit., hal. 281. 40 Universitas Sumatera Utara Pasal 61, 62, dan Pasal 63, di mana maksimum sanksi pidananya penjara lima tahun atau denda dua miliar. 46 Klausul dari suatu perjanjian distributor yang sudah dibakukan antara lain mengenai wilayah penjualan produk, produk yang didistribusikan, hak dan kewajiban para pihak, pembatasan tanggung jawab distributor, potongan harga, dan syarat pemberian jaminan.

D. Hak dan Kewajiban Distributor PT. Permata Niaga

Sementara yang menjadi hak dan kewajiban dari PT. Permata Niaga selaku distributor sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 12 Perjanjian Distributor Distributor Agreement, No: 16SO1LegalFFIXII10, disebutkan bahwa : 1. Distributor harus berusaha sebaik-baiknya untuk, dan akan secara berhati-hati dan penuh semangat mengusahakan distribusi, pemasaran, dan penjualan produk diseluruh wilayah selama jangka waktu, termasuk: a. secara rutin mengunjungi para konsumen yang ada dan para calon konsumen untuk maksud tersebut. b. membentuk tenaga penjualan yang terlatih dengan benar, termasuk tim Eksklusif penjualan berdasarkan spesifikasi dari PT. Frisian Flag Indonesia. c. menjaga citra dan merek dagang PT. Frisian Flag Indonesia. 2. Distributor wajib telah memperoleh persetujuan fasilitas pembiayaan dari Bank pada saat ditandatanganinya perjanjian ini. 3. Distributor wajib membayar pesanan pada periode pembayaran. 4. Distributor hanya akan menjual produk dalam wilayah. 5. Distributor wajib menjaga minuman penyediaan produk setiap waktu selama jangka waktu. 6. Distributor wajib memenuhi target penjualan setiap waktu selama jangka waktu. 7. Distributor wajib menjaga gudang distributor sebagai gudang penyimpanan yang baik dan fasilitas bagi penyimpanan dan pengamanan produk. 8. Distributor wajib menjaga perawatan gudang penyimpanan dan pengamanan produk dengan cara yang diatur oleh PT. Frisian Flag Indonesia. 9. Distributor harus melaksanakan tindakan-tindakan pencegahan berkenaan dengan pengamanan produk, termasuk tidak terbatas pada pemisahan produk 46 Johannes Gunawan dalam Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hal. 25. 41 Universitas Sumatera Utara dari barang-barang atau bahan-bahan lain yang dapat menimbulkan racun, mengandung bahan-bahan kimia, atau yang dapat mempengaruhi rasa dan bau produk untuk mencegah adanya kontamiasi terhadap produk. 10. Atas permintaan para konsumennya, distributor harus dalam jangka waktu 1x24 jam menyediakan jasa pelayanan yang cepat sehubungan dengan pengiriman produk. 11. Distributor harus mendistribusikan produk melalui jaringan distribusinya, dengan menggunakan vang khusus atau kendaraan serupa lainnya, serta menempatkan materi pengiklanan atau titik jual yang diberikan oleh PT. Frisian Flag Indonesia di tempat usaha para konsumen. 12. Distributor harus segera memberitahukan kepada PT. Frisian Flag Indonesia mengenai seluruh hal penting yang menjadi perhatian distributor mengenai penjualan produk dalam wilayah dan segala permintaan atau keluhan-keluhan yang berkaitan dengan produk yang diterima oleh distributor dari para konsumen atau calon konsumennya. 13. Atas usulan PT. Frisian Flag Indonesia, distributor dengan risikonya sendiri akan memberikan fasilitas kredit kepada konsumen berpotensi. 14. Distributor harus menyimpan semua izin, lisensi dan bukti pendaftaran pada pihak pemerintah yang berwenang yang diperlukan dan disyaratkan sehubungan dengan distribusi, promosi dan penjualan produk dalam wilayah dan atas permintaan PT. Frisian Flag Indonesia, menyerahkan salinan- salinannya kepada PT. Frisian Flag Indonesia dan memenuhi ketentuan perundang-undangan dan peraturan berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan usaha dan penjualan produk dalam wilayah. 15. Distributor harus mengizinkan PT. Frisian Flag Indonesia atau wakilnya untuk memeriksa setiap outlet, fasilitas penyimpanan dan barang-barang yang disimpan untuk memudahkan PT. Frisian Flag Indonesia mengecek di penuhinya ketentuan-ketentuan perjanjian ini oleh distributor, sera harus menyediakan dan memenuhi setiap dan semua permintaan yang wajar dari PT. Frisian Flag Indonesia sehubungan dengan hal tersebut, termasuk hal berkenaan dengan dokumentasi distributor. 16. Selama jangka waktu, distributor tidak boleh: a. menjaminkan atau menjadikan jaminan baik secara langsung maupun tidak langsung, seluruh atau sebagian produk kepada pihak lain selain untuk keperluan fasilitas pembiayaan; b. menyerahkan, mengalihkan ataupun dengan cara apapun bermaksud menyerahkan, mengalihkan perjanjian ini atau hak-haknya berdasarkan perjanjian ini atau setiap bagian daripadanya tanpa persetujuan tertlis terlebih dahulu dari PT. Frisian Flag Indonesia, persetujuan mana diberikan atas kewenangan PT. Frisian Flag Indonesia; c. menanggung kewajiban apapun atas nama PT. Frisian Flag Indonesia atau dengan cara apapun menggadaikan atau bermaksud menggadaikan kredit PT. Frisian Flag Indonesia atau menerima segala pesanan atau membuat kontrak yang mengikat PT. Frisian Flag Indonesia tanpa persetujuan 42 Universitas Sumatera Utara tertulis terlebih dahulu dari PT. Frisian Flag Indonesia atas ketentuan- ketentuan kontrak tersebut; d. mengubah, mempengaruhi, memindahkan, menutup atau mencampuri pemberian tanda atau plat nama atau tanda-tanda lain mengenai sumber asal barang-barang yang dapat ditempatkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia atas produk; e. membuat pernyataan palsu atau secara salah membawa PT. Frisian Flag Indonesia atau produk dalam kegiatan promosi dan penjualan produk dan tetap menjaga agar PT. Frisian Flag Indonesia tetap tergantikan atas segala kerugian, klaim, kewajiban dan biaya yang dapat timbul atau diakibatkan dari pernyataan tersebut. Berdasarkan ketentuan yang mengatur mengenai hak dan kewajiban distributor, terdapat beberapa larangan yang harus dipatuhi dalam penjualan produk. Selain itu adanya kewajiban distributor dalam hal memenuhi target penjualan. Apabila pihak distributor menjual barang yang dibeli untuk suatu maksud atau keperluan lain dari tujuan penjualan yang seharusnya atau untuk tujuan lain yang menimbulkan kerugian kepada pihak prinsipal, pihak prinsipal menurut keadaan dapat meminta pembatalan perjanjian kerjasama dagang Pasal 1561 KUHPerdata. Contohnya, Distributor yang di tunjuk untuk menjual produk dari PT. Frisian Flag Indonesia telah melanggar perjanjian kerjasama dagang menjual produk dari prinsipal lain atau kompetitor dari perusahaan sejenis. E. Kedudukan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Distributor Antara PT. Frisian Flag Indonesia Dengan PT. Permata Niaga Berdasarkan KUHPerdata Dalam dunia bisnis, perusahaan atau perorangan yang mengangkat atau menunjuk distributor disebut prinsipal. Pengangkatan atau penunjukan distributor dapat dilakukan oleh prinsipal pada umumnya tertulis, sekalipun secara lisan tidak 43 Universitas Sumatera Utara ada larangan, tetapi pada saat ini hubumgan distributor dengan prinsipal biasanya diikat oleh suatu persetujuan dalam bentuk kontraktuil. 47 Pada dasarnya kerjasama dagang berawal dari perbedaan atau ketidak samaan kepentingan diantara para pihak. Perumusan hubungan kontraktual tersebut pada umumnya senantiasa diawali dengan proses negosiasi diantara pihak. Melalui negosiasi para pihak berupaya menciptakan bentuk-bentuk kesepakatan untuk saling mempertemukan sesuatu yang diinginkan kepentingan melalui proses kerjasama dagang. Bersamaan dengan itu menurut Bayu Pramana menyebutkan draft perjanjian kerjasama dagang disiapkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia dalam bentuk yang telah ditetapkan baku. Bentuk perjanjian baku tersebut merupakan konsep yang telah dipersiapkan oleh kantor pusat, yang mana setiap perjanjian yang dibuat oleh perwakilan PT. Frisian Flag Indonesia yang ada diseluruh Indonesia memakai perjanjian baku tersebut, tanpa ada kesempatan pihak distributor untuk mengusulkan penambahan atau pengurangan isiklausul dalam perjanjian tersebut. 48 Perjanjian kerjasama dagang pada PT. Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata Niaga sudah sah dan mengikat berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata sebagaimana disebutkan seperti halnya dengan perjanjian-perjanjian lain pada 47 Felix Oentoeng Soebagijo, Beberapa Aspek Hukum Perjanjian Keagenan dan Distribusi, dalam Hukum Ekonomi, Penyunting Soemantoro, U.I. Press, Jakarta, 1996, hal. 243 48 Wawancara dengan Dedi Hendarwan, Bisnis Area Manager Medan PT Frisian Flag Indonesia, pada tanggal 20 Desember 2011. 44 Universitas Sumatera Utara umumnya adalah suatu perjanjian konsensual Artinya ia sudah sah dan mengikat pada detik tercapainya sepakat mengenai unsur-unsur pokoknya yaitu barang dan harga. 49 Adanya kesepakatan, persetujuan dan tanda tangan kedua pihak dalam perjanjian kerjasama dagang antara PT Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata Niaga berarti kedua belah pihak telah menyetujui isi dan maksud perjanjian dan demikian berlaku Pacta Sunt Servanda yaitu perjanjian tersebut mengikat kedua belah pihak sebagaimana undang-undang. 50 Asas Pacta Sunt Servanda ini berhubungan dengan akibat perjanjian dan tersimpul dalam kalimat “berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya” pada akhir Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata. Dengan demikian, perjanjian kerjasama dagang yang dibuat secara sah oleh para pihak mengikat para pembuatnya sebagai undang-undang. Dari kalimat ini pula tersimpul larangan bagi semua pihak termasuk di dalamnya “hakim” untuk mencampuri isi perjanjian kerjasama dagang yang telah dibuat secara sah oleh para pihak tersebut. Oleh karenanya asas ini disebut juga asas kepastian hukum, Asas ini dapat dipertahankan sepenuhnya dalam hal: 1. Kedudukan para pihak dalam perjanjian kejasama dagang itu seimbang. 2. Para pihak cakap untuk melakukan perbuatan hukum. Disamping itu, berdasarkan asas konsensualisme, suatu perjanjian kerjasama dagang lahir pada detik tercapainya kesepakatan atau persetujuan antara kedua belah pihak mengenai hal-hal yang pokok dari apa yang menjadi obyek perjanjian. Sepakat 49 Subekti, Op.cit, hal. 40. 50 Try Widiyono, Aspek Hukum Operasionalisasi Produk Perbankan di Indonesia, Simpanan, Jasa, Kredit, Ghalia Indonesia, Bogor, 2006, hal. 18. 45 Universitas Sumatera Utara adalah suatu persesuaian paham dan kehendak antara dua pihak tersebut. Apa yang di kehendaki antara pihak yang satu, juga yang dikehendaki oleh pihak yang lain, meskipun tidak sejurusan tetapi sacara timbal-balik. Kedua kehendak itu bertemu satu sama lain. Perjanjian kerjasama dagang antara PT. Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata Niaga di samping telah sepakat dan disetujui kedua belah pihak juga dibuat dengan tertulis dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak yakni sifatnya perjanjian dibawah tangan tidak berbentuk akta Notaris. Sebagaimana Hasil wawancara penulis dengan informan Bayu Staff Administrasi PT. Permata Niaga sampai sejauh ini perjanjian kerjasama dagang antara PT. Frisian Flag Indonesia dan PT. Permata Niaga belum pernah dilakukan dengan akta Notaris, alasannya apabila memakai jasa Notaris akan ada penambahan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk akta. 51 Adapun ketentuan-ketentuan dalam perjanjian baku yang isiklausul tidak seimbang atau merugikan pihak distiributor dalam perjanjian kerjasama Dagang PT Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata Niaga, sebagaimana yang dimaksud dalam Perjanjian Distributor Distributor Agreement, No: 16SO1LegalFFIXII10, adalah sebagai berikut: Pasal 4 Wilayah 1. Distributor hanya dapat menjual Produk dalam Wilayah. 2. Distributor tidak boleh secara langsung atau melalui agen menjual produk di luar wilayah dan tidak boleh menjual produk kepada siapapun yang 51 Wawancara dengan Dedi Hendarwan, Bisnis Area Manager Medan PT Frisian Flag Indonesia, pada tanggal 11 Nopember 2011. 46 Universitas Sumatera Utara diketahuinya atau diduganya akan atau bermaksud menjual produk di luar wilayah, apabila distributor menerima pesanan, tawaran untuk membeli atau meminta hal-hal yang berkaitan dengan produk dari luar wilayah. 3. Apabila distributor menerima pesanan, tawaran untuk membeli atau meminta hal-hal yang berkaitan dengan produk dari luar wilayah atau dari siapapun yang berada dalam wilayah danatau apabila distributor mengetahui atau memiliki alasan untuk mempercayai bahwa pihak tersebut bermaksud mendistribusikan atau menjual produk diluar wilayah, maka distributor harus segera memberitahukan hal tersebut kepada PT Frisian Flag Indonesia secara tertulis. 4. Dalam rangka menjaga ketersedian produk bagi para konsumen dalam wilayah, distributor wajib dengan kemitmen penuh mencapai dan menjaga target penjualan selama jangka waktu. Pasal 5 Harga 1. PT Frisian Flag Indonesia akan menjual produk kepada distributor pada harga sebagaimana yang telah diatur dalam perjanjian ini yang akan disusun dan diperbaharui oleh PT Frisian Flag Indonesia dari waktu ke waktu “Daftar Harga”. 2. PT Frisian Flag Indonesia akan memberikan kepada distributor pedoman harga jual produk yang direkomendasikan “Usulan Harga Jual” dari waktu kewaktu sebagaimana diatur dalam perjanjian ini, dan distributor akan menggunakan usulan harga jual tersebut sebagai pedoman untuk menentukan harga jual atas produk. 3. PT Frisian Flag Indonesia dari waktu ke waktu dapat menambah atau mengubah usulan harha jual dengan memperhitungkan fluktuasi pada unsur biaya di pasar-pasar lokal domestik dan variasi mata uang. Berdasarkan pasal-pasal dalam perjanjian kerjasama tersebut diatas, maka dapat dilihat kedudukan hukum PT. Permata Niaga tidak dalam posisi menguntungkan, dimana selaku distributor memiliki keterbatasan dalam hal penjualan produk untuk wilayah yang telah ditentukan sebelumnya yaitu khusus untuk wilayah Kota Medan dan selain itu pihak distributor tidak dapat menentukan harga jual karena telah ditentukan sebelumnya oleh pihak PT. Frisian Flag Indonesia yang diberikan daftar harga jual barang kepada pihak distributor. 47 Universitas Sumatera Utara Klausul lain dalam perjanjian kerjasama dagang antara PT. Frisian Flag Indonesia dengan PT. Permata Niaga yang tidak memihak untuk kepentingan distributor dan pada akhirnya dirasakan sangat memberatkan pihak distributor, yaitu adanya klausul mengenai pengalihan hak dan tanggung jawab kepada distiributor apabila terjadi kerusakan yang timbul pada produk selama maupun akibat proses bongkar muat barang pengiriman. Pengalihan hak dan tanggung jawab tersebut sebagaimana tertuang dalam Pasal 7 ayat 4 dan ayat 6 Perjanjian Distributor Distributor Agreement, No: 16SO1LegalFFIXII10. Pasal 7 ayat 4 Distributor bertanggung jawab untuk melakukan bongkar muat atas produk dari kendaraan-kendaraan pengiriman pengangkut. Segala kerusakan yang timbul pada produk selama dan akibat proses bongkar muat tersebut merupakan tanggung jawab penuh distributor. Ayat 6 PT Frisian Flag Indonesia tidak bertanggung jawab atas produk yang rusak atau cacat, yang tidak dilaporkan kepada PT Frisian Flag Indonesia dan disetujui oleh pengangkutan sesuai dengan ketentuan Pasal 4 perjanjian ini. Dengan ketentuan tersedianya laporan tersebut, hak dan risiko produk tersebut dianggap telah dialihkan kepada distributor pada saat produk telah diterima oleh distributor. Adanya klausul berat sebelah ini yaitu mengenai pengalihan hak dan tanggung jawab kepada distiributor apabila terjadi kerusakan yang timbul pada produk selama maupun akibat proses bongkar muat barang pengiriman, maka dapat dikatakan bahwa kedudukan distributor dalam perjanjian kerjasama tersebut dalam posisi yang lemah dan tidak memiliki posisi tawar yang baik dalam perjanjian kerjasama yang dibuat. 48 Universitas Sumatera Utara Larangan tentang pengalihan tanggung jawab salah satu pihak dalam perjanjian baku sebenarnya telah diatur Undang-undang Perlindungan Konsumen, yaitu pada Bab V, Pasal 18 huruf a yang berbunyi: “Menyatakan pengalihan tanggungjawab pelaku usaha”. Bagaimanapun juga perjanjian baku hanya dapat digunakan jika tidak dilarang oleh undang-undang dan tidak bertentangan dengan kesusilaan, dan jika terjadi sengketa mengenai tanggung jawab tersebut, terhadap pihak yang dirugikan dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk menguji apakah perjanjian baku yang ditetapkan pengusaha itu adalah layak, tidak dilarang oleh undang-undang, dan tidak bertentangan dengan kesusilaan. 49 Universitas Sumatera Utara 50

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA DAGANG ANTARA

PT. FRISIAN FLAG INDONESIA DENGAN PT. PERMATA NIAGA SEBAGAI PIHAK DISTRIBUTOR

A. Bentuk Perjanjian

Distributor PT Frisian Flag Indonesia Dengan PT. Permata Niaga 1. Pengertian Distributor Distributor adalah perusahaanpihak yang ditunjuk oleh prinsipal untuk memasarkan dan menjual barang-barang prinsipalnya dalam wilayah tertentu untuk jangka waktu tertentu, tetapi bukan sebagai kuasa prinsipal. Distributor tidak bertindak untuk dan atas nama prinsipalnya, tetapi bertindak untuk dan atas nama sendiri. Distributor membeli sendiri barang-barang dari prinsipalnya dan kemudian ia menjualnya kepada para pembeli di dalam wilayah yang diperjanjikan oleh prinsipal dengan distributor tersebut. Segala akibat hukum dari perbuatannya menjadi tanggung jawab distributor itu sendiri. Dalam dunia bisnis, perusahaan atau perorangan yang mengangkat atau menunjuk distributor disebut prinsipal. Pengangkatan atau penunjukan distributor dapat dilakukan oleh prinsipal pada umumnya tertulis, sekalipun secara lisan tidak ada larangan, tetapi pada saat ini hubungan distributor dengan prinsipal biasanya diikat oleh suatu persetujuan dalam bentuk kontraktuil. 52 Terdapat beberapa perbedaan fungsi antara agen dengan distributor adalah sebagai berikut : 52 Felix Oentoeng Soebagijo, Op.cit., hal. 243. Universitas Sumatera Utara 51 a. Agen : 1 adalah perusahaan yang menjual barang atau jasa untuk dan atas nama prinsipal, 2 pendapatan yang diterima adalah atas hasil dari barang-barang atau jasa yang dijual kepada konsumen berupa komisi dari hasil penjualan, 3 barang langsung dikirimkan dari prinsipal kepada konsumen jika antara agen dengan konsumen mencapai suatu persetujuan, 4 pembayaran atas barang yang telah diterima oleh konsumen langsung kepada prinsipal bukan melalui agen. b. Distributor : 1. adalah perusahaan yang bertindak untuk dan atas namanya sendiri, 2. membeli dari prinsipal produsen dan menjual kembali kepada konsumen untuk kepentingan sendiri, 3 prinsipal tidak selalu mengetahui konsumen akhir dari produkproduknya, 4 bertanggung jawab atas keamanan pembayaran barang-barangnya untuk kepentingan sendiri. 53

2. Bentuk Perjanjian Disributor

Dokumen yang terkait

Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Kerjasama di Bidang Pendistribusian antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan Perusahaan Distributor (Studi PT. Lafarge Cement Indonesia)

0 0 7

Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Kerjasama di Bidang Pendistribusian antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan Perusahaan Distributor (Studi PT. Lafarge Cement Indonesia)

0 0 1

Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Kerjasama di Bidang Pendistribusian antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan Perusahaan Distributor (Studi PT. Lafarge Cement Indonesia)

0 0 13

Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Kerjasama di Bidang Pendistribusian antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan Perusahaan Distributor (Studi PT. Lafarge Cement Indonesia)

0 0 28

Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Kerjasama di Bidang Pendistribusian antara PT. Lafarge Cement Indonesia dengan Perusahaan Distributor (Studi PT. Lafarge Cement Indonesia)

0 1 2

Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Jasa Pengelolaan Mobil Tangki Antara PT. Pertamina (Persero) Dengan PT. Pertamina Patra Niaga di TBBM Medan Group

0 0 14

Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Jasa Pengelolaan Mobil Tangki Antara PT. Pertamina (Persero) Dengan PT. Pertamina Patra Niaga di TBBM Medan Group

0 0 2

Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Jasa Pengelolaan Mobil Tangki Antara PT. Pertamina (Persero) Dengan PT. Pertamina Patra Niaga di TBBM Medan Group

0 0 29

Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Jasa Pengelolaan Mobil Tangki Antara PT. Pertamina (Persero) Dengan PT. Pertamina Patra Niaga di TBBM Medan Group Chapter III V

0 0 39

Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Perjanjian Kerjasama Jasa Pengelolaan Mobil Tangki Antara PT. Pertamina (Persero) Dengan PT. Pertamina Patra Niaga di TBBM Medan Group

0 0 3