Segmen distal SARAF PERIFER Masalah dan Penanganannya.

32 Saraf Perifer 33 Patofisiologi Cedera Saraf Tepi

1. Segmen distal

Bagian distal dari segmen yang cedera, degenerasi Wallerian sa- ngat mirip dengan yang terjadi pada cedera tingkat kedua. Satu per- bedaan penting adalah dimana cedera intrafascikular mengganggu regenerasiaksonal dan oleh karena itu tubulus endoneurial tetap tidak mendapatkan inervasi dalam periode yang lama. Saat tidak men da- pat kan inervasi, tubulus endoneural mulai mengkerut dalam proses yang mencapai maksimum kira-kira 3 sampai 4 bulan setelah cedera. Lapisan endoneurial secara progresif menebal secara sekunder tar- hadap penumpukan kolagen sepanjang permukaan terluar dari mem- brane basal sel Schwann. Jika tubulus endoneurial tidak mendapatkan regenerasi akson, fi brosis progresif menyebabkan terjadinya obliterasi pada tubulus. Susunan proses-proses sel Schwann menunjukkan me- ngempisnya tubulus endoneurial yang terlihat secara mikroskopis pada progresi degenerasi Wallerian pada cedera yang lebih bermakna. Kolum- kolum sel Schwann yang dikenal dengan band of Bungner dan menjadi pedoman penting untuk tunas akson selama inervasi kembali. Band menyediakan ilustrasi awal peranan kedua dari sel-sel Schwann setelah cedera saraf, yaitu yang berperan neurosuportif untuk pertumbuhan kembali akson Osbourne, 2007; Burnet dan Zager, 2004. Pada cedera tingkat keempat dan kelima adalah reaksi lokal terhadap trauma berat. Tubulus endoneurial, dan juga fascikuli meng- alami disrupsi. Epineurium juga mengalami cedera dan fi broblas epi- neurial reaktif juga terdapat pada ujung potongan saraf dalam 24 jam. Ini diikuti oleh proliferasi sel-sel Schwann dan fi broblas perineurial dan epineurial. Puncak proliferasi selular dalam 1 minggu dan berlanjut se- lama periode yang panjang. Seperti cedera ringan, permeabilitas kapiler mengalami peningkatan, kemungkinan sebagai akibat dari degranulasi sel mast, dan edema serta infi ltrasi makrofag yang mengikuti. Besarnya respons ini berhubungan dengan beratnya trauma saraf dan jaringan sekelilingnya Burnet dan Zager, 2004. Pada cedera tingkat keempat dan kelima, ujung-ujung saraf men- jadi masa yang membengkak dari sel-sel Schwann, kapiler-kapiler, fi - broblas, makrofag, dan serabut kolagen yang tidak terorganisir. Re- generasi akson mencapai ujung proksimal yang membengkak dan membuat barier yang hebat untuk pertumbuhan selanjutnya. Beberapa akson membentuk lingkaran dalan jaringan parut atau membelok ke belakang sepanjang segmen proksimal atau keluar menuju jaringan sekitar. Beberapa akson yang mengalami regenerasi dapat mencapai ujung distal, hasilnya tergantung dari banyak faktor, meliputi beratnya cedera asli, perluasan pembentukan jaringan parut, dan perlambatan sebelum akson mencapai tempat cedera. Seperti pada cedera tingkat ketiga, tubulus endoneural tidak ditempati selama periode yang panjang yang akan berlanjut menjadi berkerut dan fi brosis secara progresif, dan akan secara komplet mengalami obliterasi oleh adanya serabut-serabut kolagen Osbourne, 2007; Burnet dan Zager, 2004.

2. Segmen proksimal dan tubuh sel