Instrumen Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

pada mata diklat Praktik Pemesinan bukan hanya sebatas pengetahuan tentang sifat dan fungsi mesin perkakas saja tetapi juga dinilai dari kemampuannya mengoperasikan mesin tersebut sesuai prosedur kerja serta pengukuran kelayakan hasil benda kerja sesuai tuntutan industri. Indikator yang digunakan dalam mengukur prestasi belajar pada mata diklat Praktik Pemesinan adalah nilai rata-rata praktik harian siswa kelas XIII SMK Kristen 2 Surakarta serta nilai raport satu semester sebelum dan sesudah pembelajaran Teaching Factory dilaksanakan di SMK tersebut.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto 2002: 137, instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data agar hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah. Variansi jenis instrumen penelitian adalah angket, check-list atau daftar centang, pedoman wawancara, dan pedoman pengamatan. Sementara itu, penyusunan instrumen bertitik tolak dari variabel- variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan Sugiyono, 2009: 149. Selanjutnya butir-butir pertanyaan atau pernyataan tersebut diberi skala pengukuran pada pilihan jawaban atau tanggapan. Instrumen untuk mengumpulkan data deskriptif tentang pelaksanaan pembelajaran Teaching Factory dan data pada variabel kemampuan adaptasi dalam penelitian ini digunakan metode kuesioner. 1. Angket Pembelajaran Teaching Factory Untuk mengungkap data tentang pelaksanaan pembelajaran Teaching Factory, digunakan instrumen kuesioner yang pertanyaannya tercermin dalam berbagai indikator, yaitu: 1 Kemitraan yang setara, aktif, dan positif dengan industri, 2 Pembentukan manajemen Teaching Factory, 3 Responsibility, 4 Efektif dan efisien, 5 Kemandirian, 6 Akuntabilitas, 7 Standar kompetensi, 8 Penggolongan siswa, 9 Pekerjaan produksi sebagai media belajar, 10 Perlengkapan dan peralatan untuk memfasilitasi pengembangan kompetensi siswa, 11 Pengajar yang berkualitas, 12 Penilaian prestasi belajar. Dari dua belas indikator tersebut selanjutnya dikembangkan menjadi 25 item pertanyaan. Adapun kisi-kisi dari instrumen pembelajaran Teaching Factory tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 5. Kisi-kisi kuesioner pembelajaran Teaching Factory NO INDIKATOR Nomor Item Jumlah Butir Positif Negatif 1 Kemitraan yang setara, aktif, dan positif dengan industri 1 - 1 2 Pembentukan manajemen TEFA 3,5 2,4 4 3 Responsibility 6 1 4 Efektif dan efisien 7 8 2 5 Kemandirian 9 10 2 6 Akuntabilitas 11 - 1 7 Standar kompetensi 13 12 2 8 Penggolongan siswa 15 14 2 9 Pekerjaan produksi sebagai media belajar 16 17 2 10 Perlengkapan dan peralatan untuk memfasilitasi pengembangan kompetensi siswa 20,21 18,19 4 11 Pengajar yang berkualitas 23 22 2 12 Penilaian prestasi belajar 25 25 2 Total 14 11 25 2. Angket Kemampuan Adaptasi Untuk mengungkap data tentang kemampuan adaptasi siswa, digunakan instrumen angket yang tercermin dari butir pertanyaanpernyataan yang diturunkan dari 8 delapan indikator yaitu: 1 Pola pikir inovatif, 2 Memiliki kesadaran berorganisasi kerja dan Leadership, 3 Bekerjasama dalam kerja, 4 Peningkatan kompetensi, 5 Sikap siswa, 6 Aspirasi siswa, 7 Persepsi siswa, 8 Motivasi siswa. Dari delapan indikator tersebut dikembangkan menjadi 46 item dan penyebarannya dapat dilihat pada lampiran. AdapWn kisi-kisi dari instrumen kemampuan adaptasi siswa tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 6. Kisi-kisi instrumen kemampuan adaptasi NO INDIKATOR Nomor Item Jumlah Butir Butir Positif Butir Negatif 1 Pola pikir inovatif 1,2,3,4,5 6 6 2 Memiliki kesadaran berorganisasi kerja dan Leadership 7,8,10,11 9,12 6 3 Bekerjasama dalam kerja 13,15 14,16 4 4 Peningkatan kompetensi 17,18,19 20 4 5 Mental internal siswa 21,23,24, 25,27 22,26,28, 29 9 6 Sikap siswa 30,32,34, 35,36 31,33 7 7 Motivasi siswa 37,39,40,41 38,42 6 8 Kepercayaan diri 44 43,45,46 4 Total 29 17 46 Untuk variabel prestasi mata diklat Praktik Pemesinan tidak ada instrumennya karena metode yang digunakan adalah metode dokumentasi. Cara pengambilan datanya adalah dengan cara mencatat nilai rata-rata praktik harian dan ujian Praktik Pemesinan siswa kelas XII SMK Kristen 2 Surakarta sebelum dan sesudah pembelajaran Teaching Factory dilaksanakan di SMK tersebut. 3. Skala Pengukuran Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur Sugiyono, 2009: 133. Pengukuran butir pertanyaanpernyataan dalam angket instrumen pembelajaran Teaching Factory dan kemampuan adaptasi menggunakan skala interval. Untuk pemberian skor pada setiap butir soal dipergunakan skala Likert yang telah disusun untuk alternatif jawaban yang sifatnya bertingkat. Dalam angket tersebut tersedia masing-masing lima alternatif jawaban untuk pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pembobotan skor dari masing–masing alternatif jawaban dengan menggunakan skala Likert sebagai berikut: 1. Untuk Pernyataan Positif Skor Sangat Setuju SS 5 Setuju S 4 Ragu-ragu RG 3 Kurang Setuju KS 2 Tidak Setuju TS 1 2. Untuk Pernyataan Negatif Skor Sangat Setuju SS 1 Setuju S 2 Ragu-ragu RG 3 Kurang Setuju KS 4 Tidak Setuju TS 5 Pernyataan positif merupakan pernyataan yang mendukung suatu gagasan. Sedangkan pernyataan negatif adalah pernyataan yang tidak mendukung suatu gagasan dalam hal ini obyeknya pembelajaran Teaching Factory dan kemampuan beradaptasi.

F. Uji Coba Instrumen

Dokumen yang terkait

(ABSTRAK) PENGARUH PRESTASI MATA DIKLAT PRODUKTIF DAN MINAT SISWA TERHADAP PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SMK NEGERI 9 SEMARANG.

0 0 3

PENGARUH PRESTASI MATA DIKLAT PRODUKTIF DAN MINAT SISWA TERHADAP PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI SMK NEGERI 9 SEMARANG.

0 2 76

PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK KRISTEN 1 SURAKARTA.

0 0 18

PENGARUH JOBSHEET TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT MASTERCAM BAGI KELAS 3 BIDANG KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK 1 PIRI YOGYAKARTA.

0 5 143

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT BRAZING DI SMK NEGERI I SEDAYU.

0 1 148

PENGARUH FASILITAS BENGKEL DAN PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN PRAKTIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK PEMESINAN SISWA KELAS XII DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL.

1 5 163

PENGARUH PENGGUNAAN WORK PREPARATION SHEET DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PRAKTIK MEMBUBUT PADA MATA DIKLAT PRAKTIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL.

1 11 154

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAM TEACHING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT TEORI KEJURUAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL.

0 0 129

PENGARUH MINAT DAN PENGETAHUAN DASAR PEMESINAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKTIK PEMESINAN SISWA KELAS XII TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

0 1 130

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK LEONARDO KLATEN.

0 0 171