PENGARUH MINAT DAN PENGETAHUAN DASAR PEMESINAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKTIK PEMESINAN SISWA KELAS XII TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

(1)

i

PENGARUH MINAT DAN PENGETAHUAN DASAR PEMESINAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKTIK

PEMESINAN SISWA KELAS XII TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Teknik

Oleh:

IFAN SURYA ANGGARA NIM. 09503241036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013


(2)

(3)

(4)

(5)

v MOTTO

If I fail, I try again, and again, and again..

(Nick Vujicic)

Anda tidak harus kaya untuk mencapai potensi Anda

(Barrack Obama)

You’ll Never Walk Alone


(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada ALLAH SWT, atas segala

kemudahan yang telah diberikan, karya ini saya persembahkan kepada:

1.

Ibu, Bapak, dan adikku tercinta serta semua keluarga atas segala do’a,

dorongan, semangat, kasih sayang dan pengorbanan yang tak

terhingga.

2.

Rekan-rekan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, dan semua sahabat

terima kasih atas segala dukungannya.


(7)

vii

PENGARUH MINAT DAN PENGETAHUAN DASAR PEMESINAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKTIK

PEMESINAN SISWA KELAS XII TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA

Oleh:

IFAN SURYA ANGGARA NIM. 09503241036

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh Minat terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan Siswa Kelas XII Teknik Pemesinan SMKN 3 Yogyakarta; (2) Pengaruh Pengetahuan Dasar Pemesinan terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan Siswa Kelas XII Teknik Pemesinan SMKN 3 Yogyakarta; (3) Pengaruh Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan Siswa Kelas XII Teknik Pemesinan SMKN 3 Yogyakarta.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian ex-post facto. Variabel dalam penelitian ini adalah Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan sebagai variabel bebas serta Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan (Y) sebagai variabel terikatnya. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Teknik Pemesinan SMKN 3 Yogyakarta sebanyak 112 siswa dan sampel sejumlah 88 siswa. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi sederhana dan teknik analisis regresi ganda.

Hasil penelitian ini adalah (1) Minat berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan yang ditunjukkan dengan nilai = 0,286 dan nilai 2,770 > 1,6628, koefisien determinasi = 0,082 yang artinya sebesar 8,2% variabel ini mempengaruhi Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan, (2) Pengetahuan Dasar Pemesinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan yang ditunjukkan dengan nilai = 0,482 dan nilai 5,083 > 1,6628, koefisien determinasi = 0,231 yang artinya sebesar 23,1% variabel ini mempengaruhi Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan, (3) Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan yang ditunjukkan dengan nilai = 0,507, dan nilai 14,733 > 3,11, koefisien determinasi = 0,257 yang artinya sebesar 25,7% kedua variabel ini secara bersama-sama mempengaruhi Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan anugerah nikmat serta kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Pengaruh Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan Siswa Kelas XII Teknik Pemesinan SMKN 3 Yogyakarta” dengan lancar. Penulis menyadari sepenuhnya, tanpa bimbingan dari berbagai pihak, Tugas Akhir Skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. B. Sentot Wijanarko, MT., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Skripsi serta Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FT UNY.

2. Dr. Widarto, selaku Validator Instrumen Penelitian.

3. Tim Penguji Tugas Akhir Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY. 4. Dr. Wagiran, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY. 5. Dr. Moch. Bruri Triyono, selaku Dekan FT UNY.

6. Drs. Aruji Siswanto, selaku Kepala Sekolah SMKN 3 Yogyakarta. 7. H. Putut Hargiyarto, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik. 8. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY.

9. Ibu, Bapak dan Adikku yang selalu mendukung baik materi maupun dukungan semangat.


(9)

ix

10.Rekan-rekan kelas A angkatan 2009 dan Teman-teman Pendidikan Teknik Mesin FT UNY, terimakasih atas kebersamaan kita.

11.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini. Penulis menyadari tulisan ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin.

Yogyakarta, November 2013 Penulis


(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritis ... 9

1. Teori Minat ... 9

a. Pengertian Minat ... 9

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat ... 11

c. Cara Meningkatkan Minat Siswa ... 12


(11)

xi

Halaman

a. Definisi Pengetahuan ... 13

b. Tingkat Pengetahuan ... 14

c. Pengukuran Pengetahuan ... 15

d. Pengetahuan Dasar Pemesinan ... 16

3. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif Praktik Pemesinan di SMK ... 17

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 17

b. Mata Pelajaran Produktif Praktik Pemesinan di SMK ... 19

B. Penelitian yang Relevan ... 21

C. Kerangka Berpikir ... 22

1. Pengaruh Minat Siswa terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan ... 22

2. Pengaruh Pengetahuan Dasar Pemesinan terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan ... 23

3. Pengaruh Minat Siswa dan Pengetahuan Dasar Pemesinan terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan ... 24

D. Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III. METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian ... 26

B.Subyek, Populasi dan Sampel ... 27

1. Subjek Penelitian ... 27

2. Populasi ... 27

3. Sampel ... 28

C.Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

D.Definisi Operasional Variabel ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 31

1. Teknik Pengumpulan Data ... 31

2. Instrumen Penelitian ... 33

3. Pengujian Instrumen Penelitian ... 35


(12)

xii

Halaman

1. Analisis Deskriptif ... 41

2. Uji Persyaratan Analisis ... 41

3. Uji Hipotesis ... 44

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53

1. Deskripsi Data Penelitian ... 53

2. Hasil Uji Prasyarat Analisis ... 64

a. Uji Normalitas ... 64

b. Uji Linearitas ... 65

c. Uji Multikolinearitas ... 65

B. Pengujian Hipotesis ... 66

1. Uji Hipotesis Pertama ... 67

2. Uji Hipotesis Kedua ... 69

3. Uji Hipotesis Ketiga ... 71

C. Pembahasan ... 74

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 82

B. Implikasi ... 83

C. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85


(13)

xiii DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Silabus Pengetahuan Dasar Kejuruan Mesin SMKN 3 Yogyakarta ... 17

Tabel 2. Distribusi Siswa SMKN 3 Yogyakarta Kelas XII ... 27

Tabel 3. Distribusi Siswa yang ditunjuk sebagai Sampel ... 29

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Minat Siswa... 34

Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Pengetahuan Dasar Pemesinan ... 35

Tabel 6. Hasil Uji Coba Validitas Variabel dan ... 38

Tabel 7. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi (r) ... 40

Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 40

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Minat ... 54

Tabel 10. Distribusi Kecenderungan Minat ... 55

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dasar Pemesinan ... 57

Tabel 12. Distribusi Kecenderungan Pengetahuan Dasar Pemesinan ... 59

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan ... 61

Tabel 14. Distribusi Kecenderungan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan ... 63

Tabel 15. Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas ... 64

Tabel 16. Ringkasan Hasil Uji Linearitas ... 65

Tabel 17. Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas ... 66

Tabel 18. Hasil Analisis Regresi Sederhana ( - Y) ... 67

Tabel 19. Hasil Analisis Regresi Sederhana ( - Y) ... 69

Tabel 20. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Ganda ( - Y)... 71


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Desain Penelitian ... 26

Gambar 2. Histogram Variabel Minat ... 54

Gambar 3. Diagram Pie Chart Distribusi Kecenderungan Skor Minat ... 56

Gambar 4. Histogram Variabel Pengetahuan Dasar Pemesinan ... 58

Gambar 5. Diagram Pie Chart Distribusi Kecenderungan Skor Pengetahuan Dasar Pemesinan ... 59

Gambar 6. Histogram Variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan... 61

Gambar 7. Diagram Pie Chart Distribusi Kecenderungan Skor Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan ... 63


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perhitungan Sampel ... 88

Lampiran 2. Kuesioner Uji Coba ... 89

Lampiran 3. Surat Permohonan Validasi ... 95

Lampiran 4. Surat Keterangan Validasi Instrumen ... 96

Lampiran 5. Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 97

Lampiran 6. Uji Validitas Instrumen ... 99

Lampiran 7. Uji Reliabilitas Instrumen ... 101

Lampiran 8. Instrumen Angket Penelitian ... 103

Lampiran 9. Data Penelitian X1, X2 dan Y ... 108

Lampiran 10. Mean, Median, Mode, SD dan Kecenderungan Skor... 110

Lampiran 11. Uji Prasyarat ... 114

Lampiran 12. Hipotesis ... 116

Lampiran 13. Grafik Persamaan Garis Regresi ... 121

Lampiran 14. Sumbangan Relatif dan Efektif ... 122

Lampiran 15. Surat Izin dari Gubernur Provinsi DIY ... 123

Lampiran 16. Surat Izin dari Pemerintah Provinsi DIY ... 124

Lampiran 17. Surat Permohonan Izin Penelitian dari FT UNY ... 125

Lampiran 18. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari SMK N 3 Yogyakarta... 126

Lampiran 19. Kartu Bimbingan Skripsi ... 127

Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian ... 129

Lampiran 21. Nilai r Product Moment ... 131

Lampiran 22. Nilai Distribusi F ... 132


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal pokok di dalam mendukung serta menunjang demi terciptanya kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikan, kualitas dari suatu individu atau bahkan suatu komunitas dapat tercapai dengan baik. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan kejuruan menurut UU No. 20 Pasal 15 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan menengah kejuruan atau yang kita kenal dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dituntut untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kualitas dari segi kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri.

Agar memiliki lulusan yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri, serta memiliki daya jual bagi dunia kerja atau dunia industri, maka harus diterapkan kurikulum yang dapat berperan secara nyata di dalam mewujudkan hal tersebut baik secara penerapan maupun


(17)

2

kompetensinya. Hal tersebut tertuang dalam salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK, yaitu meningkatkan keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya, artinya siswa SMK harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang keahliannya sebelum terjun ke dunia kerja.

Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dituntut untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensinya lebih dalam dibandingkan dengan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Keberhasilan suatu proses pembelajaran di sekolah dapat dilihat dari sejauh mana siswa dapat menyerap materi pelajaran yang diajarkan. Untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa dapat menyerap materi pelajaran dengan baik atau tidak yaitu dengan indikator prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan tolak ukur untuk menilai sejauh mana kemampuan atau keberhasilan seseorang dalam belajar.

Sekarang ini prestasi belajar merupakan faktor utama didalam mengetahui kemampuan siswa secara akademik. Dengan prestasi akademik yang baik, akan mempermudah siswa didalam melanjutkan karir di masa depan. Ini dapat dilihat dari diberlakukannya kriteria kelulusan siswa yang tidak hanya dilihat dari nilai Ujian Nasional (UN) saja, melainkan melibatkan nilai prestasi belajar siswa atau nilai rapor siswa. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tentang Prosedur Operasi Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional tahun 2012/2013 , kriteria kelulusan tingkat sekolah menengah diperoleh dari gabungan nilai S/M dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional dengan nilai UN, dengan pembobotan 40% untuk nilai S/M dan 60% untuk nilai UN. Nilai S/M


(18)

3

diperoleh dari gabungan antara nilai US/M dan nilai rata-rata rapor semester 1 sampai 5 untuk SMK dengan pembobotan 60% untuk nilai US/M dan 40% untuk nilai rata-rata rapor. Tidak hanya dalam hal kelulusan dari bangku sekolah menengah saja, mulai tahun 2011 sistem penerimaan mahasiswa baru PTN menerapkan sistem jalur undangan, dimana faktor utama dalam penerimaan jalur undangan yaitu dengan menggunakan prestasi belajar siswa (rapor) selama duduk di bangku sekolah menengah. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 34 Tahun 2010, SNMPTN akan dilaksanakan melalui 1) Jalur ujian tertulis, dan 2) Jalur undangan berdasarkan penjaringan prestasi akademik (nilai rapor).

Perbedaan antara Sekolah Menengah Kejuruan dengan Sekolah Menengah Atas terletak pada mata pelajarannya, dimana di SMK terdapat mata pelajaran produktif/kejuruan. Menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, mata pelajaran di SMK dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu mata pelajaran normatif, adaptif dan produktif. Mata pelajaran produktif merupakan mata pelajaran utama bagi siswa SMK, dimana pada mata pelajaran produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan pengembangan kemampuan sesuai dengan bidang keahliannya. Prestasi belajar mata pelajaran produktif khususnya praktik merupakan faktor utama didalam mengetahui sejauh mana kemampuan dan kompetensi yang dimiliki oleh siswa SMK.

Prestasi belajar merupakan tingkat penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan didalam belajar.


(19)

4

Prestasi belajar yang telah dicapai siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal). Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat, kesehatan, intelegensi, perhatian, dan kesiapan. Sedangkan faktor eksternal meliputi keluarga, lingkungan, kurikulum, dan metode mengajar.

Salah satu faktor internal yang menentukan keberhasilan belajar adalah minat. Minat terhadap sesuatu dapat memberikan semangat dan motivasi tersendiri bagi seseorang didalam mengembangkan dan berbuat lebih baik terhadap apa yang menjadi minatnya. Seorang siswa yang mempunyai cita-cita menjadi seorang ahli di bidang teknik tentu siswa tersebut akan mengupayakan dirinya untuk belajar lebih baik dalam mata pelajaran produktif khususnya praktik. Akan tetapi, banyak dari siswa yang kesulitan dalam proses belajar dikarenakan minat siswa terhadap bidang keahlian yang mereka geluti kurang. Ini dikarenakan ada beberapa siswa yang diterima pada bidang keahlian yang sekarang mereka geluti yang merupakan bukan pilihan utama dari siswa, melainkan karena faktor tidak diterimanya pilihan yang utama.

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya (Slameto, 2010: 180). Sedangkan faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar


(20)

5

siswa khususnya pada mata pelajaran produktif praktik pemesinan adalah pengetahuan dasar siswa tentang pemesinan.

Pengetahuan merupakan hasil dari keingintahuan dan ini terjadi ketika seseorang telah melakukan penginderaan terhadap suatu hal atau objek tertentu. Sekarang ini banyak siswa yang kurang mempunyai bekal ilmu pengetahuan dasar sesuai dengan bidang yang mereka geluti. Pengetahuan dasar amatlah penting bagi seorang siswa, dengan modal pengetahuan dasar yang mereka miliki akan mempermudah siswa dalam proses belajar yang dalam hal ini belajar dalam bidang pemesinan. Dengan kemudahan dalam belajar tersebut, tentu akan diimbangi pula dengan hasil prestasi belajar siswa.

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Yogyakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan bidang kejuruan yang berlokasi di Jl. R.W Monginsidi No.2A, Yogyakarta yang bertujuan untuk menyiapkan lulusannya agar siap bersaing di dunia kerja. Hal ini dapat dilihat dari visi SMK Negeri 3 Yogyakarta yaitu “Menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan berstandar Internasional yang berfungsi optimal, untuk menyiapkan kader teknisi menengah yang kompeten dibidangnya, unggul dalam imtaq iptek, dan mandiri, sehingga mampu berkompetisi pada era globalisasi”.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis faktor internal siswa yaitu mengenai minat dan pengetahuan dasar siswa tentang pemesinan terhadap mata pelajaran produktif praktik pemesinan, dari kedua variabel tersebut penulis dapat mengetahui bagaimana hubungan antara minat dan pengetahuan dasar tentang pemesinan terhadap prestasi belajar. Oleh


(21)

6

karena itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai, “Pengaruh Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan terhadap Prestasi Mata Pelajaran Praktik Pemesinan Kelas XII Teknik Pemesinan SMKN 3 Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka teridentifikasi permasalahan yang dapat diteliti dan dianalisis, yaitu:

1. Masih banyak terdapat lulusan SMK yang tidak memiliki kemampuan dan keterampilan yang cukup sesuai dengan kebutuhan industri.

2. Belum maksimalnya proses pembelajaran serta penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMK.

3. Kurangnya perhatian siswa terhadap nilai prestasi belajar (rapor) padahal hal tersebut menjadi kriteria kelulusan UN siswa.

4. Kurangnya perhatian siswa terhadap nilai prestasi belajar (rapor) padahal hal tersebut menjadi kriteria dalam proses penerimaan mahasiswa baru PTN.

5. Banyak siswa yang menekuni bidang keahlian yang bukan merupakan minatnya.

6. Masih minimnya bekal pengetahuan dasar yang dimiliki siswa guna mendukung prestasi belajar khususnya dalam mata pelajaran praktik pemesinan.

C. Batasan Masalah

Mengingat kompleksnya permasalahan yang ada serta keterbatasan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian, maka penelitian ini dibatasi


(22)

7

pada permasalahan pengaruh minat dan pengetahuan dasar pemesinan terhadap prestasi mata pelajaran praktik pemesinan. Dalam hal ini fokus perhatian dari penelitian adalah prestasi mata pelajaran praktik pemesinan siswa kelas XII Teknik Pemesinan SMKN 3 Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dijabarkan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:

1. Bagaimanakah pengaruh minat terhadap prestasi mata pelajaran praktik pemesinan siswa?

2. Bagaimanakah pengaruh pengetahuan dasar pemesinan terhadap prestasi mata pelajaran praktik pemesinan siswa?

3. Bagaimanakah pengaruh minat dan pengetahuan dasar pemesinan secara bersama-sama terhadap prestasi mata pelajaran praktik pemesinan siswa? E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh minat terhadap prestasi mata pelajaran praktik pemesinan.

2. Menganalisis pengaruh pengetahuan dasar pemesinan terhadap prestasi mata pelajaran praktik pemesinan.

3. Menganalisis pengaruh minat dan pengetahuan dasar pemesinan secara bersama-sama terhadap prestasi mata pelajaran praktik pemesinan.


(23)

8 F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat bagi SMKN 3 Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dan bahan pertimbangan di dalam meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran guna meningkatkan prestasi mata pelajaran produktif khususnya praktik pemesinan siswa.

2. Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah serta memperkaya pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan sebagai sarana dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah.

3. Manfaat bagi Fakultas Teknik UNY

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi mahasiswa Fakultas Teknik UNY pada umumnya dan mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin pada khususnya.


(24)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis 1. Teori Minat

a. Pengertian Minat

Minat merupakan suatu ketertarikan secara khusus terhadap suatu hal tertentu yang menjadi kesenangan atau perhatian bagi seseorang dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Minat dapat juga diartikan sebagai kecenderungan yang kuat terhadap suatu hal yang menjadi prioritas serta keinginan dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita sesuai dengan keinginan dan kemauannya. Pendapat tersebut sejalan dengan pengertian minat yang diungkapkan oleh

Slameto (2010: 180) yaitu “minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

keterikatan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.”

Minat juga berkaitan dengan hubungan yang terjalin antara seseorang dengan dunia luar atau lingkungan. Hal tersebut senada dengan ungkapan menurut

Slameto (2010: 180) bahwa “minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, dimana semakin kuat atau

dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.” Minat terhadap suatu hal juga

diikuti dengan timbulnya suatu perhatian terhadap hal yang diminati tersebut. Hal tersebut seiring sejalan dengan pendapat Syah (2005: 136) bahwa “minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu dan dapat menimbulkan perhatian pada kegiatan tersebut.” Sementara itu


(25)

10

hati yang tinggi terhadap sesuatu; perhatian; kesukaan.” Hal tersebut bermakna bahwa seseorang akan memprioritaskan suatu hal yang telah menjadi minatnya.

Seseorang yang melakukan kegiatan berdasarkan minatnya, akan disertai dengan perasaan senang ketika melakukannya. Lain halnya dengan kegiatan yang diikuti dengan perhatian yang sifatnya sementara, maka hal tersebut belum tentu disertai dengan perasaan senang. Minat tidak hanya menimbulkan perhatian semata, melainkan akan mempermudah bagi seseorang untuk memfokuskan konsentrasi pada bidang atau kegiatan yang dijalani. Hal tersebut sejalan dengan

pendapat Gie (2000: 142) bahwa “konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap

suatu hal dengan dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak

berhubungan dengan hal tersebut.”

Minat juga erat hubungannya dengan kesadaran seseorang. Dengan adanya minat dari seseorang terhadap suatu hal, maka juga akan diiringi dengan kesadaran seseorang untuk tertarik dan senang dengan hal tersebut. Seseorang dapat dikatakan berminat terhadap suatu hal, apabila orang tersebut tahu dan menyadari akan hal tersebut. Hal tersebut senada dengan ungkapan yang disampaikan oleh Witherington (1985: 135) bahwa “minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek seseorang, suatu soal atau suatu situasi yang mengandung sangkut paut dengan dirinya.”

Berkaitan dengan pendidikan menengah kejuruan (SMK), apabila seorang siswa mempunyai minat terhadap bidangnya, dalam hal ini yaitu bidang pemesinan maka siswa akan diliputi rasa senang, perhatian, kesadaran, dan kemauan yang lebih dalam melakukan kegiatan belajar. Tinggi rendahnya minat


(26)

11

siswa terhadap pemesinan berbeda-beda, oleh karena itu untuk mengetahui keadaan tersebut dilakukan pengukuran. Berdasarkan uraian pendapat para ahli di atas, dapat diketahui indikator-indikator yang akan menjadi acuan untuk mengukur tinggi rendahnya minat siswa terhadap pemesinan adalah berupa faktor fisik, faktor psikis (motif, perasaan senang, perhatian, ketertarikan, kesadaran, dan kemauan), serta faktor lingkungan.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat yang timbul pada diri seseorang tidak dibawa sejak lahir, melainkan timbul karena adanya pembawaan maupun pengalaman yang terjadi telah berinteraksi kental dengan dirinya sendiri. Faktor yang mempengaruhi minat pada diri seseorang pada umumnya timbul karena keadaan social ekonomi orang tersebut dalam lingkungan kehidupannya. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Nurwakhid (Sugandi, 2012: 29) bahwa “minat bertalian erat dengan perhatian,

keadaan lingkungan, perangsang dan kemauan.” Lebih lanjut Nurwakhid

(Sugandi, 2012: 30) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah sebagai berikut:

1) Faktor Fisik

Kondisi fisik individu sangat berperan dalam menentukan minat, misalnya saja individu memilih pekerjaan yang berat maka kondisi fisiknya harus benar-benar kuat karena pekerjaan berat adalah pekerjaan yang penuh dengan tantangan. Faktor fisik merupakan pendukung utama setiap aktivitas yang dilakukan individu.


(27)

12 2) Faktor Psikis

Faktor psikis yang mempengaruhi minat adalah motif, perhatian dan perasaan. Motif adalah dorongan yang akan datang dari dalam diri manusia untuk berbuat sesuatu. Sementara itu perhatian akan menimbulkan minat seseorang jika subyek mengalami keterlibatan dalam obyek. Sedangkan perasaan senang akan menimbulkan minat yang akan diperkuat adanya sikap positif, sebab perasaan senang merupakan suatu keadaan jiwa akibat adanya peristiwa yang datang pada subyek bersangkutan.

3) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi minat adalah lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

c. Cara Meningkatkan Minat Siswa

Slameto (2010: 180-181) mengungkapkan bahwa ada beberapa cara didalam meningkatkan minat siswa, yaitu:

1) Memanfaatkan minat yang telah ada

Misalnya siswa menaruh minat pada olahraga balap mobil. Sebelum mengajarkan percepatan gerak, pengajar dapat menarik perhatian siswa dengan menceritakan sedikit mengenai balap mobil yang baru saja berlangsung, kemudian sedikit demi sedikit diarahkan ke materi pelajaran yang sesungguhnya.


(28)

13 2) Membentuk minat-minat baru

Membentuk minat-minat baru pada diri siswa dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang. Ini dapat pula dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional. Misalnya, siswa akan menaruh perhatian pada pelajaran tentang gaya berat, bila hal itu dikaitkan dengan peristiwa mendaratnya manusia pertama di bulan. 3) Memberikan insentif

Insentif merupakan cara yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. Diharapkan pemberian insentif akan membangkitkan motivasi siswa, dan mungkin minat terhadap bahan yang diajarkan akan muncul.

Berdasarkan teori cara meningkatkan minat tersebut, dapat diketahui bahwa minat siswa terhadap sesuatu hal dapat ditimbulkan meskipun siswa pada awalnya tidak menyukai atau memberi perhatian lebih terhadap hal tersebut. 2. Pengetahuan Dasar Pemesinan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran,


(29)

14

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2010: 27).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010: 27).

b. Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan Taksonomi Bloom disebutkan bahwa pengetahuan memiliki enam tingkatan, yaitu:

1) Tahu (Know)

Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari, dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Cara kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasikan dan mengatakan.

2) Memahami (Comprehension)

Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (Aplication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan


(30)

15

sebagai pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip-prinsip dan sebagainya.

4) Analisis (Analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan menganalisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan lain-lain.

5) Sintesis

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain, mensintesis adalah kemampuan untuk menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, terhadap suatu rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi

Mengevaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang dilakukan sendiri atau kriteria-kriteria yang sudah ada (Notoatmojo, 2010: 27).

c. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau


(31)

16

responden. Kedalamam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di bawah ini: (Notoadmojo, 2007: 142 )

1) Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75% - 100% 2) Tingkat pengetahuan cukup bila skor 60% - 75% 3) Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 60% d. Pengetahuan Dasar Pemesinan

Pengetahuan dasar merupakan pengetahuan awal yang digunakan sebagai landasan untuk melangkah kepada hal yang lebih dalam dan kompleks lagi. Pengetahuan dasar sangatlah penting sebagai modal awal untuk menjadi bekal materi pembelajaran yang lebih kompleks.

Dalam bidang keahlian teknik pemesinan, siswa dituntut untuk menggali pengetahuan dari dunia luar tentang berbagai hal yang berkaitan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan bekal tersebut, siswa akan lebih siap di dalam proses pembelajaran karena di dunia keteknikan, ilmu bukan hanya diperoleh dari bangku sekolah saja, melainkan diperoleh juga dari pengetahuan, pengalaman, pengamatan, dan pengaplikasian di dunia luar ataupun didalam kehidupan sehari-hari.

Pengetahuan dasar pemesinan sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar, dalam hal ini adalah prestasi belajar mata pelajaran produktif. Mata pelajaran produktif merupakan gabungan dari berbagai mata pelajaran kejuruan yang berfungsi untuk membekali siswa untuk terjun ke dunia industri. Dengan adanya bekal pengetahuan dasar dari siswa tentang pemesinan, diharapkan akan


(32)

17

lebih meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran produktif.

Berikut ini silabus yang berkaitan dengan pengetahuan dasar kejuruan mesin yang diterapkan di SMKN 3 Yogyakarta.

Tabel 1. Silabus Pengetahuan Dasar Kejuruan Mesin SMKN 3 Yogyakarta

No Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran

1 Menjelaskan proses dasar pemesinan

Proses pemesinan

Parameter-parameter mesin dan pahat

Pengertian tentang berbagai proses pemesinan.

Teliti dalam melakukan proses pemesinan

Parameter-parameter yang harus diatur dalam proses pemesinan

Mengoperasikan dan mengatur parameter- parameter mesin proses pemesinan

2 Menjelaskan proses dasar pengelasan

Memahami macam-macam sambungan

Menjelaskan pengertian umum pengelasan

Menggunakan macam-macam pengelasan

Macam-macam sambungan : 1. Sambungan las

2. Sambungan patri lunak dan patri keras

3. keling, dll

Pengertian umum pengelasan

Macam–macam pengelasan

3

Menjelaskan proses dasar fabrikasi logam

Mempraktikkan pembuatan pola untuk benda kerja pelat

Menggunakan alat-alat pelubang

Menggunakan peralatan potong manual dan mesin

Memahami cara menggambar (membuat) pola dan peralatan

Memahami dan memilih peralatan pelubang pelat

Memahami dan memilih peralatan potong pelat

4

Menjelaskan proses dasar pengecoran logam

Proses dasar pengecoran logam

Teknik pengecoran logam

Pengertian proses dasar pengecoran logam

Teknik pengecoran logam

Teliti dalam malakukan pengecoran logam

3. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif Praktik Pemesinan di SMK a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan khususnya kegiatan pembelajaran. Kemampuan intelektual siswa sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi.


(33)

18

Prestasi siswa dapat diketahui melalui proses evaluasi, dimana lewat evaluasi inilah siswa dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar.

Prestasi belajar terdiri dari dua suku kata yaitu prestasi dan belajar. Menurut Djamarah (2012: 19) “Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok”. Definisi lain mengenai prestasi dikemukakan oleh Chaplin (2006: 5) bahwa prestasi (achievement) sebagai “satu tingkat khusus perolehan atau hasil keahlian dalam karya akademis yang dinilai oleh guru-guru, lewat tes-tes yang dibakukan atau

lewat kombinasi kedua hal tersebut.”

Belajar menurut Slameto (2010: 2) dalam bukunya Belajar dan

Faktor-faktor yang Mempengaruhinya bahwa “Belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.” Sementara menurut Sardiman (1992: 22) menyatakan bahwa

“dalam pengertian secara luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik

menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya.”

Pengetahuan yang diperoleh siswa dalam proses belajar tidak dapat dianggap sama rata kepada semua individu. Kemampuan siswa dalam menyerap ilmu tentu berbeda-beda, oleh karena itu disinilah fungsi dari prestasi belajar didalam mengetahui tingkat pemahaman materi yang diterima oleh siswa. Dimyati dan Mujiono (2002: 200) berpendapat bahwa “Prestasi belajar adalah hasil yang didapat oleh siswa setelah melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran prestasi belajar berupa skala nilai yang berupa huruf atau kata atau simbol.”


(34)

19

Penilaian, pengukuran, serta proses evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan melihat sejauh mana kemajuan belajar siswa dalam hal pemahaman serta penguasaan materi yang telah diajarkan yang kemudian dinyatakan dalam bentuk prestasi. Oleh karena itu prestasi belajar digunakan sebagai acuan utama didalam menunjukkan keberhasilan siswa dalam belajar.

b. Mata Pelajaran Produktif Praktik Pemesinan di SMK

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah menengah yang mempunyai tujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan keterampilan sesuai dengan bidangnya untuk dapat bekerja di dunia usaha dan dunia industri (DU/DI). Oleh karena itu kurikulum serta komponen pendidikan sekolah menengah kejuruan harus disesuaikan dengan tujuan tersebut. Komponen pendidikan yang menjadikan SMK berbeda dengan SMA adalah komponen produktif, dimana komponen tersebut meliputi semua mata pelajaran yang bersifat kejuruan. Hal ini sesuai dengan yang dicantumkan dalam Depdikbud (1999: 3)

bahwa “Mata pelajaran produktif adalah segala mata pelajaran yang dapat

membekali pengetahuan teknik dasar keahlian kejuruan.”

Mata pelajaran kejuruan yang terdapat di SMKN 3 Yogyakarta ialah: 1) KBKM (Menjelaskan Dasar Kekuatan Bahan dan Komponen Mesin); 2) KKE (Menjelaskan Prinsip Dasar Kelistrikan dan Konversi Energi); 3) PDPL (Menjelaskan Proses Dasar Perlakuan Logam); 4) PDKM (Menjelaskan Proses Dasar Kejuruan Mesin); 5) K3 (Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja); 6) PAU (Mengukur dengan Menggunakan Alat Ukur); 7) MPP (Menggunakan


(35)

20

Peralatan Pembandingan danatau Alat Ukur Dasar); 8) MPT (Menggunakan Perkakas Tangan); 9) MPBOG (Menggunakan Perkakas Bertenaga Operasi digenggam); 10) SKETSA (Menginterpretasi Sketsa); 11) MMOD (Menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar); 12) MGT (Membaca Gambar Teknik); 13) MPMB (Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut); 14) MPMF (Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais); 15) MPAP (Menggerinda Pahat dan Alat Potong); 16) MMCNC (Mengeset Mesin dan Program Mesin CNC); 17) MMBK (Mempergunakan Mesin Bubut Kompleks); 18) MK (Memfrais Kompleks); 19) Mengeset Mesin dan Program Mesin NC/CNC Dasar; 20) MPMG (Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Gerinda); 21) Memprogram Mesin NC/CNC Dasar; 22) Mengoperasikan Mesin NC/CNC Dasar.

Mata pelajaran praktik pemesinan merupakan mata pelajaran kejuruan praktik yang berhubungan dengan proses permesinan. Pada penelitian kali ini mata pelajaran praktik pemesinan yang menjadi pengukur variabel prestasi mata pelajaran praktik pemesinan yaitu 1) MMOD (Menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar); 2) MPMB (Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut); 3) MPMF (Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais). Ini dikarenakan populasi dan sampel yang akan dilakukan penelitian merupakan siswa kelas XII, dimana telah menempuh empat semester dan baru menempuh praktik pemesinan pada mata pelajaran 1) MMOD (Menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar); 2) MPMB (Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut); dan 3) MPMF (Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais).


(36)

21 B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan Agung Budi Wibawa (2012) dengan judul

“Hubungan Minat, Fasilitas dan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar

Reparasi Mesin Listrik Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Listrik

SMK Negeri 1 Sedayu”. Dalam penelitian ini diperoleh hasil yaitu (1)

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dan prestasi belajar reparasi mesin listrik, dimana = 0,229 > = 0,213 dengan N=82 pada taraf signifikansi 5%, (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar dan prestasi belajar reparasi mesin listrik, dimana = 0,267 > = 0,213 dengan N=82 pada taraf signifikansi 5%, (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dan prestasi belajar reparasi mesin listrik, dimana = 0,288 > = 0,213 dengan N=82 pada taraf signifikansi 5%, (4) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat, fasilitas, disiplin belajar dengan prestasi belajar reparasi mesin listrik, dimana = 3,232 > = 2,72 dengan N=82 pada taraf signifikansi 5%.

2. Penelitian yang dilakukan Romelan Cahyadi (2008) dengan judul “Hubungan antara Pemahaman Gambar Teknik dan Prestasi Teori Pemesinan terhadap Prestasi Praktik Pemesinan Siswa Kelas II Teknik Pemesinan SMK PIRI I Yogyakarta”. Dalam penelitian ini diperoleh hasil yaitu (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemahaman gambar teknik dengan prestasi praktik pemesinan dengan korelasi 0,462 pada N=52. (2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi teori pemesinan dengan prestasi


(37)

22

praktik pemesinan dengan korelasi 0,467 pada N=52. (3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemahaman gambar teknik dan prestasi teori pemesinan dengan prestasi praktik pemesinan dengan korelasi 0,584 pada N=52. Sumbangan efektif pemahaman gambar teknik terhadap prestasi praktik pemesinan adalah 16,79%. Sumbangan efektif prestasi teori pemesinan terhadap prestasi praktik pemesinan adalah 17,35%

3. Penelitian yang dilakukan oleh Putu Agus Aprita Aptiyasa (2012) dengan

judul “Pengaruh Mata Pelajaran Produktif dan Praktik Kerja Lapangan

terhadap Kesiapan menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan

SMK Negeri 2 Yogyakarta” Dalam penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa

pada taraf signifikansi dengan 0,00 < 0,05. Besarnya sumbangan relatif variabel kemampuan mata pelajaran produktif sebesar 35,5% (korelasi parsial 0,596). Besarnya sumbangan relatif variabel pengalaman praktik kerja lapangan sebesar 33,1% (korelasi parsial 0,575). Besarnya sumbangan relatif dari kedua variabel dalam penelitiannya sebesar 49,5% (korelasi ganda 0,704).

C. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Minat terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan.

Minat siswa dalam berkecimpung di bidang pemesinan, mendorong siswa tersebut untuk selalu ingin tahu hal-hal baru yang berkaitan dengan pemesinan. Dengan adanya minat tersebut, siswa akan dengan senang hati


(38)

23

melakukan kegiatan belajar, serta diliputi dengan kemauan yang tinggi untuk belajar tanpa adanya paksaan dari siapapun.

Menurut Slameto (2010: 57) “Minat besar pengaruhnya terhadap belajar,

karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.” Kondisi ini memungkinkan untuk siswa dapat belajar dengan sungguh-sungguh dalam mata pelajaran produktif khususnya praktik pemesinan apabila diliputi dengan minat yang tinggi. Hal ini diharapkan seiring sejalan dengan peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif. Berdasarkan pemikiran di atas diduga terdapat pengaruh yang signifikan minat siswa dengan prestasi mata pelajaran praktik pemesinan.

2. Pengaruh Pengetahuan Dasar Pemesinan terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan.

Pengetahuan dasar pemesinan sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar, dalam hal ini adalah prestasi belajar mata pelajaran praktik pemesinan. Mata pelajaran praktik pemesinan merupakan gabungan dari berbagai mata pelajaran kejuruan yang berkaitan dengan praktik pemesinan yang berfungsi untuk membekali siswa untuk terjun ke dunia industri. Dengan adanya bekal pengetahuan dasar dari siswa tentang pemesinan, diharapkan akan lebih mudah mengerti tentang pemesinan serta guna meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran praktik pemesinan.


(39)

24

3. Pengaruh Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan.

Berdasarkan kajian teori di atas, telah diketahui bahwa minat dapat mendorong individu untuk memfokuskan perhatiannya pada suatu hal yang diminatinya. Dengan kata lain bahwa apabila seorang siswa menaruh minat yang besar pada bidang pemesinan, maka dapat diduga bahwa siswa tersebut akan mencurahkan segala perhatiannya terhadap bidang pemesinan.

Hal ini juga berlaku pada faktor pengetahuan dasar siswa tentang pemesinan. Dengan adanya bekal ilmu pengetahuan dasar tentang pemesinan, siswa akan lebih mudah didalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran kejuruan. Dengan kata lain, bahwa semakin banyak bekal pengetahuan dasar tentang pemesinan diharapkan siswa akan lebih aktif, tertarik dan mudah mengerti di dalam proses pembelajaran kejuruan.

Dari beberapa uraian diatas maka dapat diduga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan minat dan pengetahuan dasar pemesinan terhadap prestasi belajar mata pelajaran praktik pemesinan.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan minat terhadap prestasi belajar mata pelajaran praktik pemesinan siswa jurusan teknik pemesinan SMKN 3 Yogyakarta.


(40)

25

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pengetahuan dasar pemesinan terhadap prestasi belajar mata pelajaran praktik pemesinan siswa jurusan teknik pemesinan SMKN 3 Yogyakarta.

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan minat dan pengetahuan dasar pemesinan terhadap prestasi belajar mata pelajaran praktik pemesinan siswa jurusan teknik pemesinan SMKN 3 Yogyakarta.


(41)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Ditinjau dari sifatnya, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian ex-post facto, yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa yang sudah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.

Menurut Sukardi (2011: 165) bahwa penelitian ex-post facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini, keterikatan antar variabel bebas dengan variabel bebas, maupun antar variabel bebas dengan variabel terikat, sudah terjadi secara alami, dan peneliti dengan

setting tersebut ingin melacak kembali jika dimungkinkan apa yang dapat menjadi

faktor penyebabnya.

Berikut ini merupakan gambaran secara garis besar desain penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.


(42)

27 Keterangan:

: Variabel Minat

: Variabel Pengetahuan Dasar Pemesinan

Y : Variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan

: Pengaruh Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan secara individu terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan

: Pengaruh Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan

B. Subjek, Populasi dan Sampel 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII Teknik Pemesinan SMKN 3 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014.

2. Populasi

Populasi merupakan jumlah keseluruhan objek/subjek yang akan dilakukan penelitian. Pernyataaan ini sesuai dengan ungkapan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 117) bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Jurusan Teknik Pemesinan SMKN 3 Yogyakarta yang berjumlah 112 siswa.

Tabel 2. Distribusi Siswa SMKN 3 Yogyakarta Kelas XII.

No. Kelas Jumlah siswa

1. XII TP 1 26

2. XII TP 2 29

3. XII TP 3 27

4. XII TP 4 30

Jumlah 112


(43)

28 3. Sampel

Sampel merupakan bagian atau perwakilan dari populasi yang diambil untuk dilakukan penelitian. Hal tersebut senada dengan pendapat Sugiyono (2012: 118) bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili)”.

Proses pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

probability sampling dengan jenis simple random sampling mengingat anggota

populasi dalam penelitian ini bersifat homogen. Ukuran sampel dari populasi penelitian ini ditentukan dengan rumus dari Taro Yamane atau Slovin:

Keterangan:

= Ukuran sampel = Ukuran Populasi

= Presisi yang ditetapkan (tingkat kepercayaan 95%)

(Riduwan dan Akdon, 2009: 254) Berdasarkan rumus di atas, maka sampel dalam penelitian ini adalah 88 siswa dengan perhitungan sebagai berikut.


(44)

29

Jumlah sampel keseluruhan tersebut diproposionalkan ke dalam tiap kelas yang ada. Perhitungan sampel secara random yang diproposionalkan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Distribusi Siswa yang ditunjuk sebagai Sampel. No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel

1 XII TP 1 26 26/112 x 88 = 20,42 = 20 2 XII TP 2 29 29/112 x 88 = 22,78 = 23 3 XII TP 3 27 27/112 x 88 = 21,21 = 21 4 XII TP 4 30 30/112 x 88 = 23,57 = 24

Jumlah 112 88

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMKN 3 Yogyakarta dan sasaran penelitian adalah siswa kelas XII Teknik Pemesinan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2013.

D. Definisi Operasional Variabel

Hal utama didalam melakukan sebuah penelitian yaitu berkaitan langsung dengan apa yang akan diteliti, dan hal tersebut berkenaan dengan variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2012: 60), variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau faktor-faktor yang berperan sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu yang terdiri dari dua variabel bebas (independent variable) dan satu variabel terikat (dependent

variable). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Minat dan Pengetahuan


(45)

30

Pelajaran Praktik Pemesinan. Berikut definisi operasional dari masing-masing variabel:

1. Minat siswa adalah ketertarikan siswa terhadap hal-hal yang berkaitan dengan keteknikan, khususnya di bidang teknik pemesinan. Data tentang minat siswa diperoleh melalui kuesioner yang digunakan sebagai instrumen pengukuran terhadap minat siswa. Kuesioner diuraikan menjadi beberapa indikator untuk mengetahui tinggi rendahnya minat siswa terhadap pemesinan, yaitu berupa faktor fisik, psikis (motif, perasaan senang, perhatian, ketertarikan, dan kemauan), serta faktor lingkungan.

2. Pengetahuan Dasar Pemesinan adalah pengetahuan yang dimiliki oleh siswa tentang proses pemesinan. Data tentang Pengetahuan Dasar Pemesinan diperoleh dari hasil angket tes kemampuan pengetahuan, dimana soal-soal dari tes tersebut merujuk pada mata pelajaran Pengetahuan Dasar Kejuruan Mesin (PDKM).

3. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam belajar praktik pemesinan yang berupa nilai rata-rata praktik pemesinan yang tercantum dalam rapor siswa. Cara mendapatkan data prestasi belajar mata pelajaran praktik pemesinan ialah dengan menggunakan nilai rata-rata praktik pemesinan yang tercantum dalam rapor semester I sampai IV yaitu pada mata pelajaran 1) MMOD (Menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar); 2) MPMB (Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut); 3) MPMF (Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais) siswa kelas XII jurusan Teknik Pemesinan SMKN 3 Yogyakarta.


(46)

31

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi dan metode kuesioner.

a. Metode Dokumentasi

Menurut Sukardi (2011: 81) pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar mata pelajaran praktik pemesinan diambil dari nilai rata-rata rapor siswa semester I sampai IV pada mata pelajaran 1) MMOD (Menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar); 2) MPMB (Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut); 3) MPMF (Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais) kelas XII Teknik Pemesinan SMKN 3 Yogyakarta.

b. Metode Kuesioner

Kuesioner ini juga sering disebut dengan angket di mana dalam kuesioner tersebut terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di lapangan (Sukardi, 2011: 76).

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012: 199).


(47)

32

Kuesioner atau yang sering dikenal dengan angket digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui besarnya pengaruh minat dan pengetahuan dasar pemesinan terhadap prestasi belajar mata pelajaran praktik pemesinan pada siswa kelas XII di SMKN 3 Yogyakarta. Jenis Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup, yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan jawaban sehingga pengisi hanya memberikan tanda pada jawaban yang dipilihnya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Penelitian ini hanya menggunakan angket dengan pertimbangan agar lebih mudah dan efisien dalam penggunaan waktu karena jumlah responden yang cukup besar.

Penelitian dengan menggunakan metode kuesioner/angket memiliki kelebihan dan kelemahan antara lain:

1) Kelebihan menggunakan teknik kuesioner/angket a) Tidak memerlukan kehadiran peneliti.

b) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. c) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan

masing-masing dan menurut waktu senggang responden.

d) Dapat dibuat anonym sehingga semua responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu dalam menjawab.

e) Dapat dibuat standar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang sama.


(48)

33

2) Kelemahan menggunakan teknik kuesioner/angket

a) Kemungkinan tidak dapat berhadapan langsung dengan responden, sehingga bila ada pertanyaan yang kurang jelas tidak mendapatkan keterangan lebih lanjut.

b) Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada angket sifatnya agak kaku karena telah ditentukan, dan tidak dapat diubah sesuai dengan kemampuan responden.

c) Sulit untuk memberikan jaminan bahwa semua angket yang telah dikeluarkan akan kembali seluruhnya.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam sebuah penelitian yang berhubungan dengan permasalahan penelitian tersebut. Seperti yang telah diuraikan dan dipaparkan di atas, alat atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan angket. Instrumen yang digunakan dalam melakukan pengukuran terhadap variabel minat, pengetahuan dasar tentang pemesinan dan prestasi belajar mata pelajaran praktik pemesinan bertujuan untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat.

a. Instrumen Minat

Instrumen ini bertujuan memperoleh informasi dari responden tentang minat siswa yaitu dengan menggunakan metode kuesioner/angket. Instrumen Minat Siswa disusun berdasarkan indikator-indikator yang terkandung dalam definisi operasional variabel.


(49)

34

Instrumen penelitian ini berisi pertanyaan yang harus dijawab responden dengan beberapa alternatif jawaban yang didasarkan pada skala Likert. Dalam instrumen penelitian ini menggunakan empat pilihan jawaban, hal ini untuk menghindari jawaban yang cenderung pada nilai tengah (netral). Alternatif jawabannya yaitu (SS): sangat setuju, (S): setuju, (TS): tidak setuju, (STS): sangat tidak setuju. Pertanyaan atau pernyataan disusun bersifat positif dan negatif. Untuk butir yang bersifat positif jawaban untuk pilihan (SS) diberi 4, (S) diberi 3, (TS) diberi 2, (STS) diberi 1. Untuk butir pernyataan yang bersifat negatif diberi nilai sebaliknya. Kisi-kisi yang digunakan sebagai dasar pembuatan instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Minat Siswa.

No Indikator Item Jumlah

1 Faktor Fisik 2, 4*, 15 3

2

Faktor Psikis: - Motif (dorongan) - Perhatian

- Kemauan

- Adanya perasaan senang - Ketertarikan

8, 10, 13 9, 16 11, 17, 18 1, 6, 12 5, 7, 14

14

3 Faktor Lingkungan 3* 1

Jumlah 18

*) Nomor item dengan pernyataan negatif b. Instrumen Pengetahuan Dasar Pemesinan

Instrumen ini berbentuk tes dan dikembangkan berdasarkan indikator-indikator. Instrumen tersebut meliputi proses dasar pemesinan, proses dasar pengelasan, proses dasar fabrikasi logam, dan proses dasar pengecoran logam.

Jenis tes ini yaitu tes kemampuan pengetahuan yang bahannya diambil dari mata pelajaran Pengetahuan Dasar Kejuruan Mesin (PDKM). Setiap butir soal jika benar nilainya satu (1) dan jika salah nilainya nol (0). Skor total yang


(50)

35

diperoleh merupakan skor tingkat pengetahuan dasar siswa tentang pemesinan. Jumlah skor yang diperoleh antara 0 sampai 15, kisi-kisi instrumen pengetahuan dasar pemesinan dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Pengetahuan Dasar Pemesinan.

No Indikator Item Jumlah

1 Proses dasar pemesinan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 11

2 Proses dasar pengelasan 12, 13 2

3 Proses dasar fabrikasi logam

14 1

4 Proses dasar pengecoran logam

15 1

Jumlah 15

c. Instrumen Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan Instrumen ini bertujuan untuk memperoleh informasi dari responden tentang Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan yaitu berupa nilai rata-rata mata pelajaran praktik pemesinan yaitu pada mata pelajaran 1) MMOD (Menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar); 2) MPMB (Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut); 3) MPMF (Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Frais) siswa kelas XII jurusan Teknik Pemesinan SMKN 3 Yogyakarta dari semester I sampai IV. Data tersebut dari dokumentasi nilai raport atau leger siswa yang diperoleh dari data base SMKN 3 Yogyakarta.

3. Pengujian Instrumen Penelitian a. Uji Coba Instrumen

Sebelum dilakukan kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan ujicoba terhadap angket kepada subjek yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan sampel penelitian. Uji coba instrumen dilakukan agar mendapatkan instrumen yang memiliki validitas dan reliabilitas sesuai dengan


(51)

36

ketentuan, sehingga dapat digunakan untuk menjaring data yang dibutuhkan dalam menjawab permasalahan yang telah dirumuskan.

b. Uji Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012: 173). Penelitian ini menggunakan validitas konstrak dan validitas isi, dimana kedua validitas ini dapat dijabarkan sebagai berikut.

1) Validitas Konstrak (Construct Validity).

Menurut Sugiyono (2012: 177), untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat ahli (expert judgement). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Konsultasi ini dilakukan para pakar ahli dari Dosen Universitas Negeri Yogyakarta, yang selanjutnya hasil dari konsultasi dengan pakar ahli tersebut dijadikan masukan untuk menyempurnakan instrumen sehingga layak untuk mengambil data.

2) Validitas Isi (Content validity).

Validitas isi dimaksudkan untuk mengetahui isi instrumen yang sesuai dengan data yang diukur. Cara yang ditempuh adalah (a) menyusun butir-butir instrumen berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan dari masing-masing variabel, dan (b) mengkonsultasikan instrumen kepada para ahli (expert judgement) dalam penelitian


(52)

37

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan dosen ahli, maka selanjutnya diujicobakan pada sampel. Data yang sudah didapat dan ditabulasikan, maka pengujian validitas isi dilakukan dengan analisis korelasi dari Karl Pearson yang terkenal dengan Korelasi Product

Moment dengan angka kasar. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien korelasi antara X dan Y

= jumlah subyek

∑ = jumlah skor butir soal X

∑ = jumlah skor total

∑ = jumlah kuadrat skor butir soal X

∑ = jumlah kuadrat skor total

∑ = jumlah perkalian X dan Y

(Burhan Nurgiyantoro, 2002: 125) Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan dengan

untuk mengetahui butir yang valid dan tidak valid dengan jumlah

subyek 30 dengan taraf signifikan 5%. Apabila lebih besar atau sama dengan pada taraf signifikan 5%, maka butir pernyataan tersebut valid. Namun, jika lebih kecil dari , maka butir pernyataan tidak valid.

Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilaksanakan kepada 30 siswa kelas XII SMK N 3 Yogyakarta, dengan bantuan komputer program IBM SPSS Statistics 21 diperoleh hasil uji validitas instrumen penelitian sebagai berikut:

∑ � �− ∑ � ∑ �


(53)

38

a) Uji validitas alat ukur Minat ( )

Berdasarkan indikator-indikator dari variabel Minat yang dikembangkan menjadi 20 pernyataan variabel Minat ( ), ternyata terdapat 18 butir pernyataan yang valid dan 2 butir pernyataan yang tidak valid atau gugur, yaitu pernyataan nomor 7 dan 11.

b) Uji validitas alat ukur Pengetahuan Dasar Pemesinan ( )

Berdasarkan indikator-indikator dari variabel Pengetahuan Dasar Pemesinan yang dikembangkan menjadi 20 pernyataan variabel Pengetahuan Dasar Pemesinan (Y), hasilnya 15 butir pernyataan tersebut valid dan 5 butir pernyataan yang tidak valid atau gugur, yaitu pernyataan nomor 1, 7, 15, 18 dan 19.

Butir pertanyaan variabel dan yang gugur ada sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Uji Coba Validitas Variabel dan

Variabel

Jumlah Butir Semula

Nomor Butir Gugur

Jumlah Butir Gugur

Jumlah Butir Valid

Minat ( ) 20 7, 11 2 18

Pengetahuan Dasar Pemesinan ( )

20 1, 7, 15, 18, 19

5 15

Sumber: Hasil Olah Data, 2013

Butir-butir yang tidak valid atau gugur tersebut tidak diikut sertakan dalam pengambilan data penelitian. Butir-butir pernyataan yang valid digunakan untuk mengungkap Pengaruh Minat (X1) dan

Pengetahuan Dasar Pemesinan (X2) terhadap Prestasi Belajar Mata

Pelajaran Praktik Pemesinan (Y) Siswa Kelas XII SMKN 3 Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014. Jadi, jumlah butir yang digunakan dalam


(54)

39

− −� ∑ � �

� � − ∑ � � �

penelitian ini adalah 18 butir untuk variabel Minat (X1) dan 15 butir

untuk variabel Pengetahuan Dasar Pemesinan (X2).

c. Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012: 348). Reliabilitas instrumen minat siswa dan pengetahuan dasar pemesinan ini diuji dengan internal consistency, dimana dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja kepada responden yang kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.

Reliabilitas instrumen minat siswa dihitung dengan rumus Alfa

Cronbach, karena skor instrumennya merupakan rentangan dari beberapa nilai.

Adapun skor jawabannya adalah antara 1-4. Rumus Alfa Cronbach (Sugiyono, 2012: 365) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien reliabilitas instrumen = banyaknya item dalam instrumen

∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total

Reliabilitas instrumen pengetahuan dasar tentang pemesinan dihitung dengan rumus KR 20 (Kuder Richardson), karena skor instrumennya bukan merupakan rentangan, melainkan benar atau salah. Rumus KR 20 (Sugiyono, 2012: 359) adalah sebagai berikut:


(55)

40 Keterangan:

= koefisien reliabilitas instrumen = jumlah item dalam instrumen

= proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1 = −

= varians total

Pada penelitian ini untuk menginterpretasikan hasil uji instrumen menggunakan pedoman dari Sugiyono (2012: 257), sebagai berikut:

Tabel 7. Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefesien Korelasi (r) Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat kuat

Setelah diketahui, kemudian nilai dibandingkan dengan tabel interpretasi r dengan ketentuan dikatakan reliabel jika ≥ 0,60. Instrumen dikatakan reliabel jika lebih besar atau sama dengan dan sebaliknya.

Hasil uji reliabilitas ini menggunakan bantuan program komputer IBM

SPSS Statistics 21. Berikut ini merupakan ringkasan hasil uji reliabilitas instrumen

penelitian:

Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Koefisien alpha Tingkat Keandalan

Minat ( ) 0,829 Sangat Tinggi

Pengetahuan Dasar Pemesinan ( )

0,638 Tinggi

Sumber: Hasil Olah Data, 2013

Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang dilaksanakan kepada 30 siswa kelas XII SMKN 3 Yogyakarta, dengan bantuan komputer program IBM SPSS


(56)

41

Statistics 21 diperoleh hasil perhitungan reliabilitas variabel Minat (X1) sebesar

0,829 dan Pengetahuan Dasar Pemesinan ( ) sebesar 0,658. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen Minat (X1) mempunyai tingkat keterandalan yang sangat tinggi

dan instrumen Pengetahuan Dasar Pemesinan ( ) mempunyai tingkat keterandalan yang tinggi serta memenuhi syarat alat pengumpulan data dalam penelitian.

F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran terhadap data yang diperoleh yaitu dari mean, median, modus dan simpangan baku. Untuk mengetahui kecenderungan tiap-tiap variabel digunakan skor rerata ideal dan simpangan baku ideal tiap variabel. Analisis regresi linear ganda digunakan untuk mengetahui pengaruh minat dan pengetahuan dasar pemesinan secara bersama-sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran praktik pemesinan.

Sebelum analisis data dilakukan lebih lanjut, yang diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang baik adalah memperhatikan uji peryaratan analisis. Apabila tahap ini berhasil dengan baik, maka pengujian hipotesis baru dilakukan. 2. Uji Persyaratan Analisis

Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik, yaitu regresi linier. Sebagai syarat suatu penelitian, maka sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, uji linearitas dan uji multikolinieritas.


(57)

42 a. Uji Normalitas

Menurut Imam Ghozali (2011: 160), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi, variabel penggangu memiliki distribusi normal. Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

Menurut Imam Ghozali (2011: 163), dasar pengambilan keputusan uji normalitas ada dua, jika:

1) Data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk menguji apakah keterkaitan antara dua variabel yang bersifat linier. Perhitungan linieritas digunakan untuk mengetahui prediktor data peubah bebas berhubungan secara linier atau tidak dengan peubah terikat. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan analisis variansi terhadap garis regresi yang nantinya akan diperoleh harga .

Harga F yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga pada taraf signifikan 5%. Kriterianya apabila harga lebih kecil atau sama


(58)

43

dengan pada taraf signifikan 5% maka hubungan antara variabel bebas dikatakan linier. Sebaliknya, apabila lebih besar dari pada , maka hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak linier.

c. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara masing-masing variabel bebas. Menurut Imam Ghozali (2011: 105) untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1) Nilai yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar

variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. 3) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (a) nilai tolerance dan

lawannya (b) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunujukan nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi, karena VIF = 1/tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas dari multikolinieritas adalah mempunyai nilai VIF < 10 dan mempunyai nilai tolerance < dari 10% (0,1).


(59)

44 3. Uji Hipotesis

a. Uji Hipotesis Pertama dan Kedua

Uji hipotesis pertama dan kedua merupakan hipotesis yang menunjukkan satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat, sehingga untuk menguji hipotesis pertama dan kedua digunakan teknik analisis regresi sederhana yaitu pengaruh variabel Minat ( ) terhadap variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan (Y), variabel Pengetahuan Dasar Pemesinan ( ) terhadap variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan (Y) sacara terpisah. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

Hipotesis pertama:

Ho : “Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan minat terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan kelas XII jurusan Teknik Pemesinan SMKN 3 Yogyakarta”.

Ha : “Terdapat pengaruh positif dan signifikan minat terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan kelas XII jurusan Teknik Pemesinan SMKN 3 Yogyakarta”.

Hipotesis kedua:

Ho : “Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan pengetahuan dasar pemesinan terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan kelas XII jurusan Teknik Pemesinan SMKN 3 Yogyakarta”.


(60)

45

Ha : “Terdapat pengaruh positif dan signifikan pengetahuan dasar pemesinan terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan kelas XII jurusan Teknik Pemesinan SMKN 3 Yogyakarta”.

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam analisis regresi sederhana adalah:

1) Membuat persamaan garis regresi linier sederhana

Keterangan:

= Nilai yang diprediksi

= Konstanta atau bila harga X = 0 = Koefisien regresi

= Nilai variabel independen

Harga a dan b dapat dicari dengan persamaan berikut:

(Sugiyono, 2012: 261-262)

Setelah nilai a dan b ditemukan, maka persamaan regresi linier sederhana dapat disusun. Persamaan regresi yang telah ditemukan dapat digunakan untuk melakukan prediksi dalam variabel independen.

2) Menghitung koefisien korelasi sederhana antara dengan Y dan dengan Y, dengan rumus sebagai berikut:

∑ � ∑� − ∑ � ∑ � �

� − ∑ �

∑ � � − ∑ ∑


(61)

46 Keterangan:

= koefisien korelasi antara X dan Y ∑ = jumlah produk antara dan Y

∑ = jumlah produk antara dan Y

∑ = jumlah kuadrat skor prediktor

∑ = jumlah kuadrat skor prediktor

= jumlah kuadrat kriterium Y Dimana telah diketahui bahwa:

(Sutrisno Hadi, 1987: 4)

Jika lebih dari nol (0) atau bernilai positif (+) maka korelasinya positif, sebaliknya jika kurang dari nol (0) maka bernilai negatif (-) maka korelasinya negatif atau tidak berkolerasi. Selanjutnya tingkat korelasi tersebut dikategorikan menggunakan pedoman dari Sugiyono (Sugiyono, 2012: 257).

3) Menghitung Koefisien determinasi ( ) antara prediktor dengan Y dan dengan Y.

Besarnya koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi ( ). Koefisien ini disebut koefisien penentu, karena varians

∑ ∑ ∑

∑ ∑

∑ ∑ − ∑ ∑

∑ ∑ − ∑


(1)

81

Pengaruh ini juga diperkuat adanya sumbangan relatif dan sumbangan efektif dari kedua variabel. Minat memberikan sumbangan relatif sebesar 18,7% dan Pengetahuan Dasar Pemesinan memberikan sumbangan relatif sebesar 81,3% terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan, sedangkan sumbangan efektif Minat sebesar 4,8% dan sumbangan efektif Pengetahuan Dasar Pemesinan sebesar 20,9%. Total sumbangan efektif sebesar 25,7% yang berarti Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan secara bersama-sama memberikan sumbangan efektif sebesar 25,7% terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan. Variabel Pengetahuan Dasar Pemesinan memberikan sumbangan efektif lebih besar dari pada Minat sebesar 20,9% > 4,8%, sehingga variabel Pengetahuan Dasar Pemesinan harus lebih diberi perhatian lebih karena memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan.


(2)

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Minat berpengaruh posistif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan Siswa Kelas XII SMKN 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 yang ditunjukkan dengan persamaan garis regresi Y= 70,105 + 0,209 . Persamaan tersebut menunjukkan bahwa koefisien sebesar 0,209. Koefisien determinasi terhadap Y tersebut adalah 0,082 atau 8,2%. Uji signifikansi menggunakan uji t diperoleh sebesar 2,770 lebih besar daripada nilai 1,6628 pada taraf signifikansi 5%.

2. Pengetahuan Dasar Pemesinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan Siswa Kelas XII SMKN 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 yang ditunjukkan dengan persamaan garis regresi Y = 75,494 + 0,644 . Persamaan tersebut menunjukkan bahwa koefisien sebesar 0,644. Koefisien determinasi terhadap Y tersebut adalah 0,231 atau 23,1%. Uji signifikansi menggunakan uji t diperoleh

sebesar 5,083 lebih besar daripada nilai 1,6628 pada taraf

signifikansi 5%.

3. Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan Siswa Kelas XII SMKN 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014


(3)

83

yang ditunjukkan dengan persamaan garis regresi Y = 69,143 + 0,123 + 0,583 . Persamaan tersebut menunjukkan bahwa koefisien sebesar 0,123 dan koefisien sebesar 0,583. Koefisien determinasi atau besarnya sumbangan pengaruh dan terhadap Y tersebut adalah 0,257 atau 25,7%. Uji signifikansi menggunakan uji F diperoleh nilai sebesar 14,733 lebih besar daripada nilai sebesar 3,11 pada taraf signifikansi 5%.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, berikut ini beberapa implikasi yang perlu diperhatikan pada upaya meningkatkan prestasi belajar praktik pemesinan:

1. Hasil penelitian membuktikan bahwa Minat berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan. Siswa akan lebih tertarik, termotivasi, dan terdorong didalam belajar apabila disertai dengan minat yang tinggi terhadap hal tersebut. Oleh karena itu guru harus mampu menerapkan pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa minat yang tinggi kepada siswa terhadap materi pembelajaran.

2. Hasil penelitian membuktikan bahwa Pengetahuan Dasar Pemesinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Praktik Pemesinan. Siswa akan lebih mudah didalam melaksanakan kegiatan praktik, apabila siswa tersebut telah memahami secara mendalam teorinya. Oleh karena itu guru harus memberikan materi pembelajaran teori secara mendalam terlebih dahulu agar memudahkan siswa didalam melaksanakan kegiatan praktik pemesinan.


(4)

84

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Dalam proses pembelajaran sebaiknya disertai dengan mengkaitkan materi pembelajaran dengan contoh-contoh yang konkrit dan kontekstual sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, agar lebih menumbuhkan rasa minat yang tinggi dari siswa.

2. Dalam proses pembelajaran praktek pemesinan, sebaiknya disertai pembelajaran teori yang mendalam terlebih dahulu guna meningkatkan pengetahuan siswa dalam melakukan praktik pemesinan.


(5)

85

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. (2011). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Burhan Nurgiyantoro. (2002). Statistik Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Chaplin, C.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah: Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Pers.

Dendy Sugono. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Gie, T.L. (2000). Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty.

Imam Ghozali (2011) Apilkasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Kelima. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Muhibbin Syah. (2005). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik. (1989). Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Mandar Maju.

Riduwan & Akdon. (2007). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Sardiman. (1992). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soekidjo Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


(6)

86

Sugandi. (2012). Kontribusi Prestasi Siswa pada Mata Pelajaran Produktif dan Minat Siswa untuk Melakukan Praktek Kerja Industri terhadap Keberhasilan Praktek Kerja (Laporan Penelitian). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sutrisno Hadi. (1987). Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

Syaiful Bahri Djamarah. (2012). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

Whitherington. (1985). Psikologi Pendidikan. Penerjemah: M. Buchori. Jakarta: Aksara Baru.

---. (2011). Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Yogyakarta: UNY ---. (2013). Prosedur Operasi Standar. Jakarta: BSNP.

---. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 34 Tahun 2010 tentang Pola Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan oleh Pemerintah.

---. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.